Laporan Tugas Akhir
Bab I Pendahuluan
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Usaha peningkatan Produktivitas harus selalu diperhatikan sebagai upaya
mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna) kerja yang mendukung semua lini khususnya di bidang industri sebagai pilar agar ekonomi nasional dapat berkembang dengan baik. Produktivitas merupakan suatu makna yang sangat penting sebagai penunjang kemajuan industri di suatu Negara. Produktivitas mempunyai arti di dalam perusahaan, karena suatu tolak ukur di dalam menentukan keberlangsungan proses produksi di perusahaan tersebut. Selain itu produktivitas merupakan suatu faktor penentu bagi terciptanya kualitas / mutu produk yang dihasilkan. Setiap perusahaan pada dasarnya mencari keuntungan yang maksimal, dengan mengefektivitaskan sumber-sumber daya yang ada pada perusahaan tersebut. Tetapi ini bukan pekerjaan yang mudah karena banyak kendala yang harus dihadapi perusahaan tersebut yang datangnya dari luar ataupun dari dalam. Perusahaan yang kuat dalam mempertahankan produktivitasnyalah yang dapat bertahan untuk tetap dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
1
Laporan Tugas Akhir
Bab I Pendahuluan
2
Produktivitas merupakan salah satu kendala yang banyak dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang ingin memepertahankan eksistensinya. Rendahnya tingkat produktivitas baik pekerja dan mesin membuat perusahaan sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkannya. Demikian pula dengan PT RUBBER HOCLIE, untuk mengetahui tingkat produktivitasnya maka diperlukan pengukuran dari pekerja dan mesin. Salah satu model pengukuran produktivitas yang dapat dilakukan adalah model pengukuran parsial. Dengan model pengukuran tersebut dimana output hanya dihubungkan dengan satu input saja dari pekerja dan mesin. Sementara itu untuk mengetahui strategi peningkatan produktivitas melalui penerapan Total Quality Control (TQC). Total Quality Control (TQC) sebagai suatu sistem yang efektif untuk memadukan pengembangan mutu, pemeliharaan mutu dan usaha-usaha perbaikan mutu dari berbagai kelompok dalam suatu organisasi untuk memungkinkan produksi barang dan jasa berada pada tingkat yang paling ekonomis yang memungkinkan peningkatan produktivitas dapat tercapai dengan baik.
1.2
Pokok Permasalahan Produktivitas merupakan salah satu unsur yang pasti ada dalam setiap
perusahaan/ industri dan memegang peranan penting yang dapat mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan di dalam menjalankan produksinya.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab I Pendahuluan
3
Mengetahui tingkat produktivitas merupakan suatu keharusan bagi perusahaan guna mempertahankan atau meningkatkan produktivitas yang ada, setelah diketahui maka langkah selanjutnya adalah mencari dan menetapkan penyebab yang mempengaruhi tingkat produktivitas. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi pemborosan biaya di dalam melakukan perbaikan tingkat produktivitas tersebut.
1.3
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Menghitung tingkat produktivitas tenaga kerja dan mesin. 2) Menghitung indeks produktivitas tenaga kerj dan mesin di PT. RUBBER HOCLIE. 3) Mencari akar penyebab penurunan tingkat produktivitas dengan menggunakan Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram). 4)
Menentukan strategi peningkatan produktivitas dengan penerapan Total Quality Control (TQC).
1.3.2
Manfaat dari Penelitian ini adalah:
1) Memberikan masukan kepada Perusahaan untuk dapat meningkatkan produktivitas dengan penerapan Total Quality Control (TQC). 2) Membantu memberikan jalan keluar, sebagai suatu masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam mempertahankan produktivitas perusahaan.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
dan meningkatkan
Laporan Tugas Akhir
1.4
Bab I Pendahuluan
4
Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang menyangkut tentang produktivitas,
maka pada laporan ini, penulis hanya melakukan perhitungan indeks produktivitas dan tingkat produktivitas dari tenaga kerja dan mesin, dan memberikan usulan strategi peningkatan produktivitas dengan penerapan Total Quality Control (TQC).
1.5
Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode pengumpulan
data dan metode analisa data. Pengumpulan data Tugas Akhir diperoleh berdasarkan beberapa cara yang dapat dikelompokan ke dalam tiga metode: 1) Metode Observasi Metode observasi meliputi; pengamatan, peninjauan, dan turun langsung kedalam proses pekerjaan sehingga didapatkan materi atau data yang menunjang dalam penelitian untuk penyelesaian Tugas Akhir. 2) Metode Wawancara Penulis melakukan wawancara langsung dengan para staff, karyawan, atau pihak yang terkait untuk meminta keterangan. 3) Metode Studi Pustaka Pada metode ini dilakukan pengambilan sumber-sumber laporan dari berbagai buku yang dapat menunjang penulisan laporan, baik dari perpustakaanperpustakaan Universitas maupun perpustakaan umum.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
1.6
Bab I Pendahuluan
5
Sistematika Penulisan Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini dibuat sesuai dengan kegiatan
penelitian di PT. RUBBER HOCLIE, laporan ini sesuai dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan uraian awal masalah yang paling mendasar, yang meliputi penguraian latar belakang, pokok permasalahan, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan dalam meyelesaikan laporan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Menyajikan dan menjelaskan dasar-dasar teori yang berkaitan dengan permasalahan dalam laporan ini, yaitu berupa pengertian serta teknik-teknik yang digunakan dalam menganalisa tingkat produktivitas dan juga memberikan pengertian tentang TQC. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan penjelasan tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini dan juga langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini sehingga penelitian ini dapat terwujud. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi tentang data-data yang diperoleh dari perusahaan dan setelah data yang mendukung laporan ini terkumpul maka dilakukan pengolahan data dengan metode pengukuran produktivitas parsial.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab I Pendahuluan
6
BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH Bab ini berisikan tentang analisa-analisa dan pembahasan yang dilakukan setelah melihat hasil pengumpulan dan pengolahan data, dan juga memberikan usulan dan strategi peningkatan produktivitas dengan penerapan Total Quality Control (TQC). BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dari hasil analisa data yang diperoleh dari bab sebelumnya, dan memberikan saran sebagai bahan masukan untuk perusahaan.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori
8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Sejarah Perkembangan Produktivitas Seperti diketahui bahwa banyak dari perusahaan saat ini yang sulit
mengambil keputusan disebabkan banyaknya pesaing dan kurangnya perusahaan untuk dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam perusahaan, maka muncullah kata ‘produktivitas’. Telah banyak perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur yang terus berusaha untuk mencari tahu tentang produktivitas ini tidak mengherankan karena produktivitas dapat memecahkan permasalahan baik disektor industri maupun sektor pemerintahan yang berhasil menerapkan sistem produktivitas dengan baik, selain itu produktivitas sangat berkaitan erat dengan keberhasilgunaan dan keberdayagunaan serta kemampuan sebuah perusahaan jika diukur pada tingkat mikro sedangkan untuk tingkat makro produktivitas lebih sering digunakan untuk perbandingan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Dalam perkembangan selanjutnya produktivitas mulai dikenal banyak kalangan baik industri maupun Negara oleh karena itu pengertian dan perkembangan produktivitas terus berkembang, perkembangan selanjutnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
7
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori
8
Tabel 2.1 Sejarah Perkembangan Pengertian Produktivitas Abad Ke XVIII XIX
Pelopor Quesnay Littre
XX
Tahun 1766 1883 1990-an
OEEC
1950
Davis
1955
Fabricant
1962
Kendrick dan Creamer Siegel
1965
Sumanth
1979
1976
Perkembangan Kata produktivitas muncul pertama kalinya Kecakapan atau keinginan yang amat mendalam untuk memproduksi Hubungan antara masukan dan keluaran yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut Besaran yang diperoleh melalui pembagian antara keluaran dengan salah satu faktor produksi Peningkatan produk yang dapat dihasilkan atas sumber daya yang terpakai Senantiasa merupakan suatu hubungan antara keluaran terhadap masukan Pengertian fungsional tentang produktivitas parsial, produktivitas factor total, dan produktivitas total Serumpun rasio antara keluaran dan masukan Produktivitas total adalah rasio antara Tangible output dan tangible input Sumanth, David J, 1984
Istilah produktivitas pertama kali diungkapkan secara formal dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Quesnay pada tahun 1766, dengan demikian ungkapan produktivitas itu sendiri kini telah berumur sekitar 230 tahun. Lebih dari seratus tahun kemudian Litre mendefinisikan produktivitas sebagai kecakapan dalam memproduksi ataupun suatu niat atau keinginan yang sangat mendalam untuk memproduksi, atau dalam matematis ditunjukan dalam rasio ataupun hubungan antara keluaran dan masukan yang dipergunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori
9
Sejarah perkembangan produktivitas tersebut di atas menunjukan bahwa pengertian produktivitas pencerminan tingkat keefisienan dan keefektifan suatu sektor produksi dalam menghasilkan produk atau jasa yang akan dipasok ke pasar dengan tetap mempertahankan mutu atau bahkan selalu menyesuaikannya dengan permintaan konsumen. Derajat atau tingkat produktivitas suatu sektor industri diukur dengan membandingkan antara keluaran terhadap masing-masing faktor masukan atau terhadap total masukan yang digunakan unutk menghasilkan produk tersebut. Perbandingan antara keluaran dengan salah satu faktor tersebut disebut produktivitas parsial sedangkan perbandingan keluaran terhadap total masukan disebut produktivitas total. Peningkatan produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup yang berada di bawah kondisi distribusi yang sama dari perolehan produktivitas yang sesuai dengan masukan tenaga kerja. Produktivitas merupakan kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan hasil maksimal (Sondang P Siagian).
2.2 Pengertian Produktivitas Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output: input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 10
kesatuan fisik bentuk dan nilai (Sinungan, 2003). Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa. Menurut Gaspersz (2000), sebagai konsep ekonomis produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk memproduksi pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berguna untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan mutu hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jadi, secara sederhana produktivitas dapat didefinisikan sebagai peningkatan output tanpa adanya peningkatan input (Hidayat, 1986). Dalam pengertian yang lebih luas, produktivitas merupakan hubungan antara output dengan input yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Produktivitas adalah rasio dari beberapa output tersebut dengan beberapa input :
output Produktivitas = input
Produktivitas dengan produksi merupakan dua konsep yang sangat berbeda,
yang
pengertiannya.
terkadang
sering
membingungkan
Perbedaan
antara
produksi
diilustrasikan sebagai berikut :
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
dengan
dan
tertukar
dalam
produktivitas
dapat
Laporan Tugas Akhir
input
Bab II Landasan Teori 11
Proses
output
Sumber: Sinungan (1993)
Gambar 2.1 Sistem Produksi
Konsep dari sistem produksi adalah adanya input, yang digambarkan dengan anak panah disebelah kiri, yang dapat mengahasilkan output, seperti yang digambarkan disebelah kanan. Untuk menghasilkan output dalam jumlah yang lebih besar dapat dicapai dengan cara menambah input yang dibutuhkan.
input
output Proses
Sumber: Sinungan (1995)
Gambar 2.2 Peningkatan Produksi Dalam hal ini tidak ada jaminan bahwa penambahan input akan menyebabkan penambahan output dalam jumlah yang sebanding. Hubungan antara input dan output ini merupakan konsep dasar produktivitas. Hal ini dilakukan melalui penambahan input dengan meningkatkan produktivitas, yaitu berusaha untuk meningkatkan output tanpa adanya input (Hidayat, 1986).
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 12
Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang dari sisi output, maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu: sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memperoduksi output (barang dan / atau jasa) (Gaspersz, 2000). Mali (1978) menyatakan bahwa produktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan demikian, produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan efisiensi, sehingga produktivitas dapat diukur berdasarkan pengukuran berikut:
Output yang dihasilkan Pencapaian tujuan Produktivitas
=
= Penggunaan sumbersumber daya
Input yang digunakan
Efektivitas pelaksanaan tugas
=
Efektivitas
= Efisiensi Penggunaan sumber-sumber daya
Efisiensi
Berdasarkan definisi dari produktivitas di atas, sistem produktivitas dalam industri dapat di gambarkan:
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 13
LINGKUNGAN
INPUT
Tenaga Kerja Modal Material Energi Tanah Informasi Manajerial
PROSES
PROSES TRANSFORMASI NILAI TAMBAH
OUTPUT
PRODUK BARANG / JASA
PRODUKTIVITAS
PRODUKTIVITAS SISTEM PRODUKSI OUTPUT/INPUT
Umpan Balik untuk Pengendalian sistem produksi agar meningkatkan produktivitas Sumber Gaspersz, 2000
Gambar 2.3 Skema Sistem Produktivitas Sumanth (1985) memperkenalkan konsep formal yang disebut sebagai siklus produktivitas untuk digunakan dalam peningkatan produktivitas terusmenerus, yaitu; pengukuran produktivitas, evaluasi produktivitas, perencanaan produktivitas, dan peningkatan produktivitas.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 14
Rumus Perhitungan Tingkat Produktivitas Hasil Produksi Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja
= Jumlah Tenaga Kerja Hasil Produksi
Tingkat Produktivitas Penggunaan Mesin
= Jumlah Mesin
Rumus Perhitungan Indeks Produktivitas
1. Tenaga Kerja
Tingkat Produktivitas Periode Berjalan =
X 100 Tingkat Produktivitas Periode dasar Tingkat Produktivitas Periode Berjalan
2. Mesin
=
X 100 Tingkat Produktivitas Periode dasar
2.2.1
Jenis-Jenis Produktivitas Definisi-definisi lain terus berkembang terutama yang dibuat untuk
mempertajam konsep produktivitas ini. Dari semua definisi yang ada tersebut pada dasarnya terdapat tiga jenis dari ukuran produktivitas Sumanth(1984) yaitu:
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 15
1. Produktivitas Parsial Adalah perbandingan antara keluaran dengan salah satu factor masukan, sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja (rasio dari keluaran dan masukan tenaga kerja); produktivitas bahan baku (rasio dari keluaran dan masukan bahan baku). 2. Produktivitas Faktor Total Adalah perbandingan antara keluaran bersih dengan masukan tenaga kerja dan masukan kapital, dimana keluaran bersih sama pengertiannya dengan nilai tambah yaitu keluaran total dikurangi jumlah nilai barang dan jasa yang dibeli. 3. Produktivitas Total Merupakan perbandingan antara keluaran dengan jumlah seluruh faktor masukan. Dengan demikian produktivitas total mencerminkan pengaruh bersama seluruh masukan dalam menghasilkan keluaran. Biasanya orang sering mengandalkan pada pengukuran produktivitas parsial. Pengukuran produktivitas yang sering dipakai adalah pengukuran produktivitas tenaga kerja yang dinyatakan dengan keluaran per-orang per-jam. Salah satu bahaya dalam mengandalkan secara terpisah produktivitas parsial adalah terlalu menekankan satu faktor masukan, sehingga tidak memperkirakan masukan lainnya. Hal ini mengarah pada masukan yang salah serta merugikan. Sebaliknya dengan hanya mengetahui pengukuran produktivitas total
akan
sulit
untuk
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 16
perkembangan produktivitas untuk perbaikan. Jadi kedua bentuk pengukuran baik parsial maupun total harus dikombinasikan untuk menghasilkan keputusan yang baik untuk perkembangan perusahaan. 2.2.2
Ruang Lingkup Produktivitas Pandangan tentang produktivitas dari beberapa sumber untuk keperluan
definisi dan pemakai tidaklah sama dan konsisten. Mali (1978) menyatakan ada empat ruang lingkup produktivitas. 1. Ruang Lingkup Nasional Pada lingkup nasional ini estimasi produktivitas digunakan untuk meramalkan pendapatan nasional dan keluaran nasional pada suatu waktu. Produktivitas digunakan untuk membandingkan kekuatan kompetensi dari beberapa industri pada situasi ekonomi yang berbeda. Pertumbuhan
pada
lingkup
nasional
digunakan
sebagai
indeks
pertumbuhan terutama produktivitas tenaga kerja. Kenaikan produktivitas nasional tenaga kerja menggambarkan jumlah barang dan jasa yang tinggi per pekerja dibandingkan dengan yang sebelumnya. Sehingga merupakan potensi atas pendapatan nyata per pekerja yang tinggi. 2. Ruang Lingkup Industri Hanya memperhitungkan faktor-faktor yang memenuhi dan berhubungan dengan kelompok industri. Pengukuran produktivitas lingkup industri mempunyai keuntungan sebagai berikut : Sebagai indikator ekonomi
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 17
Sebagai analisa tenaga kerja yang meliputi perubahan penggunaan tenaga kerja, proyeksi tenaga kerja dimasa datang, kecenderungan ongkos tenaga kerja, dan pengaruh teknologi maju. Sebagai analisa untuk kerja perusahaan dengan membandingkan industri yang sejenis. Sebagai peramalan pola pertumbuhan industri dan kondisi dimasa yang akan datang. 3. Ruang Lingkup Perusahaan atau Organisasi Dalam suatu perusahaan atau organisasi ada pengaruh hubungan antar faktor produksi yang dibuat dapat diukur dan dapat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya atau dibandingkan dengan perusahaan lainnya untuk meraba efisiensi perusahaan tersebut, sehingga dapat memberikan ukuran bagaimana sumber-sumber yang ada diolah sampai keluaran. 4. Ruang Lingkup Perorangan Produktivitas perorangan ditentukan oleh lingkungan kerja serta ketersediaan alat, proses, dan perlengkapan. Disini akan timbul faktor baru yang tidak bisa diukur dengan mudah, yaitu motivasi. Motivasi sangat dipengaruhi oleh kelompok dimana individu termasuk, pengaruh kelompok dengan kelompok lainnya, dan alasan mengapa seorang bekerja.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
2.3
Bab II Landasan Teori 18
Manfaat Pengukuran Produktivitas Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas
mana perusahaan itu beroperasi, agar dapat membandingkannya dengan produktivitas standar yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan produktivitas dari waktu ke waktu, dan membandingkan dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan produk serupa. Hal ini menjadi penting agar perusahaan itu dapat meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkannya di pasar global yang sangat kompetitif (Gaspersz, 2000). Ada beberapa manfaat dari pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan antara lain : 1) Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya itu. 2) Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka panjang maupun jangka pendek. 3) Tujuan ekonomi dan nonekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas. 4) Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 19
5) Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas yang ada diantara produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur. Dalam hal ini pengukuran produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasi masalah-masalah atau perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga tindakan korektif dapat diambil. 6) Pengukuran
produktivitas
perusahaan
akan
menjadi
informasi
yang
bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global. 7) Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merecanakan tingkat keuntungan dari perusahaan itu. 8) Pengukuran
produktivitas
akan
menciptakan
tindakan-tindakan
yang
kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus-menerus. 9) Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat
untuk
menentukan
dan
mengevaluasi
kecenderungan
perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu. 10) Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus-menerus yang dilakukan dalam perusahaan tersebut.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 20
11) Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang untuk
secara
terus-menerus
melakukan
perbaikan
dan
juga
untuk
meningkatkan kepuasan kerja. Orang-orang akan lebih memberikan perhatian kepada pengukuran produktivitas apabila dampak dari perbaikan produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakan langsung oleh mereka.
2.4
Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Menurut Gaspresz (2000) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
produktivitas, antara lain: 1) Jumlah investasi, hubungan yang kuat antara jumlah uang dengan tingkat produktivitas. 2) Perbandingan antara modal investasi dengan jumlah tenaga kerja. 3) Penelitian dan pengembangan yang berfokus pada pengembangan produk. 4) Peraturan pemerintah yang berguna untuk mrngatur keseimbangan pencapaian sasaran industri dan sosial. 5) Kapasitas terpakai adalah kapasitas saat ini di mana suatu pabrik beroperasi, bila kapasitas terpakai di bawah kapasitas terpasang, berarti sumber daya tidak penuh. 6) Umur pabrik beserta peralatan. 7) Harga energi, tingkat biaya sangat dipengaruhi oleh besarnya komponen energi. 8) Semangat kerja, lingkungan yang mempengaruhi hasil kerja.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 21
9) Peran manajemen sangat menentukan tingkat produktivitas perusahaan.
2.5
Unsur- unsur Produktivitas Unsur-unsur produktivitas menurut Gaspersz (1998) terdiri dari:
1) Efisiensi Ukuran yang menunjukan bagaimana sumber-sumber daya yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Efesiensi merupakan karakteristik proses yang mengukur performansi aktual dari sumber daya relative terhadap standar yang ditetapkan. 2) Efektifitas Merupakan karakteristik lain dari proses yang mengukur derajat pencapaian output dari sistem produksi. Efektivitas diukur berdasarkan rasio output aktual terhadap output yang di rencanakan. 3) Kualitas Pada dasarnya produktifitas bisa diukur dari segi kualitas yang merupakan penambahan pada proses input. Pengaruh kualitas merupakan faktor yang bisa mempengaruhi nilai tambah konsumen, apabila nilai kualitas proses dan nilai masukan memenuhi kriteria memproduksi. Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh pemenuhan persyaratan, sepesifikasi dan harapan konsumen. Produktivitas merupakan gabungan dari efsiensi, efektifitas dan kualitas.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
2.6
Bab II Landasan Teori 22
Tujuan Pengukuran Produktivitas Suatu perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas di mana
perusahaan ini beroperasi, agar dapat membandingkan dengan produktivitas standar yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan produk serupa. Hal ini sangat penting agar perusahaan dapat meningkatkan daya saing dari peroduk yang dihasilkannya di pasar global yang sangat kompetitif. Ada beberapa tujuan pengukuran produktivitas antara lain untuk membandingkan hasil-hasil, Syaarif (1991): 1) Penambahan produksi dari waktu ke waktu. 2) Pertambahan pendapatan Dari waktu ke waktu 3) Pertambahan kesepakatan kerja dari waktu ke waktu 4) Jumlah hasil sendiri dengan hasil orang lain.
2.7
Kriteria Pengukuran Produktivitas 1. Keabsahan (validasi) Ukuran yang valid adalah ukuran yang secara tepat menggambarkan perubahan dari masukan menjadi keluaran dalam proses produksi yang sebenarnya. 2. Kelengkapan (Completenes) Kelengkapan berhubungan dengan ketelitian seluruh keluaran yang dihasilkan dan masukan yang digunakan.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 23
3. Dapat Dibandingkan (Comparability) Produktivitas adalah ukuran relatif, mengukur kemudian membandingkan antara hasil yang dicapai pada saat ini dengan hasil yang dicapai pada masa lalu. 4. Ketermasukan (inlusivenes) Biasanya pengukuran produktivitas terpusat pada kegiatan produksi atau manufacturing dan juga terbatas pada beberapa unsur di dalam kegiatan manufacturing secara keseluruhan. 5. Ketepatan Waktu (Timeless) Memastikan bahwa data yang dihasilkan cukup cepat bagi manajer untuk mengambil tindakan bila ada persoalan yang timbul. 6. Keefektifan Ongkos (Cost effetivenes) Pengukuran
haruslah
dilakukan
sedemikian
rupa
sehingga
tidak
mengganggu usaha-usaha produktif yang sedang berjalan dalam suatu organisasi. Sumber yang digunakan untuk melakukan pengukuran haruslah dipandang sebagai sumber masukan baru dan digunakan seefisien mungkin dalam mendapatkan ukuran.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
2.8
Bab II Landasan Teori 24
Kesulitan Dalam Merancang Dan Melaksanakan Pengukuran Produktivitas. Cukup
banyak
alasan
mengapa
sulit
untuk
merencanakan
dan
melaksanakan pengukuran produktivitas yang menyebabkan banyaknya perusahaan atau organisasi tidak mempunyai ukuran tersebut, kalaupun ada biasanya tidak lengkap. Oleh Brain dan David dalam bukunya "The Productivity Prescription" David (1982), mengemukakan sebagai berikut : 1.
Ukuran yang terlalu luas. Produktivitas sebagai konsep dan ukuran secara tradisional dari kegiatan para ekonomi, dengan perbandingan yang didasarkan pada ukuran keseluruhan seperti produk nasional kotor (GNP) atau total produk dan jasa yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi nasional. Pandangan yang demikian luas ini biasanya kurang mempunyai arti bagi organisasi atau perusahaan. Kecenderungan ukuran produktivitas yang terlalu luas dalam penerapannya pada suatu organisasi atau perusahaan tidak menunjukan faktor-faktor apa saja yang sudah diupayakan
dan
tidak
diupayakan
dalam
mewujudkan
tujuan
organisasi. Ukuran yang terlalu luas juga tidak dapat menunjukan sebab terjadinya perubahan. 2.
Ukuran lebih berorientasi pada aktivitas dari pada hasil yang dicapai. Kadang-kadang
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
di
dalam
suatu
organisasi
atau
perusahaan
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 25
memusatkan perhatian dan kesibukan pada aktivitas sehingga mengabaikan perhatian pada hasil. 3.
Input terlalu disederhanakan sehingga mengurangi keabsahan ukuran. Secara teoritis, produktivitas merupakan perbandingan antara total output dengan total input. Pada kenyataannya setiap rasio yang didasarkan pada input tunggal, juga dipengaruhi oleh input-input yang lain. Sedangkan untuk mengukur produktivitas total, sangatlah sulit untuk mengidentifikasikan dan meliput semua masukan yang berhubungan dengan keluaran dalam suatu organisasi.
4.
Organisasi biasanya enggan mengadakan pengukuran tehadap sumbersumber yang digunakan. Dalam dunia usaha dan organisasi lainnya, kadang-kadang terjadi keseganan untuk melakukan pengukuran terhadap sumber yang digunakan.
5.
Proses kerja biasanya rumit, sulit untuk dipisahkan dan diukur. Aliran pekerjaan dalam suatu perusahaan atau organisasi merupakan suatu jaringan yang rumit yang terjadi dari manusia, peralatan, proses kerja dan sebagainya.
6.
Sistem ukuran cenderung mendorong untuk melihat hasil jangka pendek sehingga merugikan hasil jangka panjang. Banyak cara yang dilakukan untuk mendapatkan produktivitas jangka pendek, misalnya menghilangkan pengendalian kualitas dan program
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 26
latihan. Banyak pekerja dan manajer beranggapan bahwa produktivitas yang tinggi dan kualitas yang baik merupakan dua hal yang terpisah serta tidak dapat diperoleh secara bersamaan. Padahal keduanya harus saling melengkapi, karena itu peningkatan produktivitas tidak boleh mengabaikan faktor kualitas. 7.
Integritas dari sistem pengukuran kebanyakan merupakan hasil kompromi. Cara terbaik untuk mendapatkan integritas sistem pengukuran adalah dengan mengurangi peluang untuk kompromi. Banyak sekali faktorfaktor yang sering dikompromikan pada lingkungan pekerjaan, sehingga mengakibatkan pengukuran tidak tepat.
8.
Sistem
ukuran
biasanya
hanya
menekankan
beberapa
segi
penampilan dari organisasi tetapi mengabaikan yang lain. Sudah menjadi kebiasaan pada saat tertentu organisasi atau perusahaan hanya menekankan salah satu dari segi penampilannya, sehingga segi yang lain dirugikan. Kadang terjadi kekeliruan dalam tubuh manajemen, misalnya melihat bahan baku langka di pasaran, maka terpikir untuk mengolah kembali sisa buangan (scrap) dari produk setiap hari atau setiap bulan. 9.
Sistem pengukuran sulit diterapkan pada sistem yang gagal dalam menggambarkan
tanggung
jawab
tanggung jawab dengan cara salah.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
maupun
yang
menekankan
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 27
Dalam suatu cara yang bersifat membangun dan tanpa ancaman, setiap pekerja demikian juga manajer baru diserahi tanggung jawab terhadap bagian-bagian tertentu dari untuk kerja organisasi termasuk rasio produktivitas. Dengan demikian penghindaran tanggung jawab dapat diperkecil, karena setiap tanggung jawab telah ditetapkan secara
tegas.
Laporan
tanggung
jawab
sedapat
mungkin
dikembangkan sampai ke bawah organisasi, agar hasil yang baik dapat dicapai.
2.9
Total Quality Control (TQC) Total Quality Control (TQC) atau dalam bahasa indonesia disebut
Pengendalian
Mutu
Terpadu
(PMT)
adalah
pelaksanaan
dari
konsep
produktivitas dalam perusahaan, sebagai suatu sistem Manajemen untuk mencapai secara efektif dan efisiensi. Feigenbaum mendefinisikan TQC sebagai kegiatan terpadu dalam pengembangan mutu, pemeliharaan mutu, serta perbaikan mutu yang dilakukan oleh setiap bagian oleh organisasi agar dapat memenuhi kepuasan konsumen pada tingkat kegiatan yang paling ekonomis. Sementara Koaru Ishikawa
mendefinisikan TQC sebagai suatu
pengendalian menyeluruh dimana setiap karyawan pada setiap devisi harus mempelajari, mempraktekkan, dan turut berpartisipasi dalam pengendalian mutu (Ishikawa 1985).
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 28
2.9.1 Tujuan Penerapan TQC Adapun tujuan dari penerapan TQC adalah : 1. Terumuskan dan terlaksananya kebijksanaan dan sasaran perusahaan/ organisasi. 2. Peningkatan kerjasama dan semangat karyawan. 3. Pengembangan kemampuan karyawan.
2.9.2 Manfaat Penerapan TQC Adapun manfaat dari penerapan TQC adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan produk atau jasa secara pesat 2. Pengurangan pemborosan sumber daya 3. Peningkatan Produktivitas 4. Peluang baik untuk meningkatkan keuntungan 5. Peningkatan pangsa pasar jangka panjang 6. Keuntungan kompetitif yang berkelanjutan 7. Penyaluran potensi tenaga kerja secara nyata 8. Peningkatan motivasi kerja karyawan 9. Peningkatan perbaikan Manajemen
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab II Landasan Teori 29
2.9.3 Syarat Penerapan TQC Adapun persyaratan penerapan TQC tersebut adalah : ¾ Unsur-unsur prilaku yang berhubungan dengan prilaku pimpinan, pekerja dan kelompok pekerja. ¾ Aspek-aspek manajerial. Sesungguhnya program TQC itu harus dianggap sebagai langkah perubahan manajeril dan bukan langkah perubahan operatif atau teknis. ¾ Aspek-aspek organisatoris. Syarat organisatoris yang perlu dipersiapkan manajemen terutama persyaratan yang menyangkut struktur organisasi, kepemimpinan dan iklim kerja. ¾ Aspek-aspek pengembangan karyawan. Rencana pengembangan yang menyangkut latihan dan pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang penting untuk meningkatkan sikap dan gairah kerja. ¾ Aspek kebutuhan akan kualitas dari pelanggan. Manajemen seharusnya menyelaraskan tingkat program PMT yang memberikan kemungkinan paling besar untuk diterapkan dan praktis dalam pemasaran. ¾ Aspek citra terhadap kualitas out put. Daya serap, anggapan, citra dan minat para konsumen tidak diperhatikan, dikaji dan dibina oleh manajemen.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
2.10
Bab II Landasan Teori 30
Diagram Pareto Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukan berdasarkan urutan
banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada posisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunujukan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada posisi paling kanan.
2.11
Diagram Sebab Akibat Diagram Sebab Akibat adalah suatu diagram yang menunjukan hubungan
antara sebab dan akibat. Berkaiatan dengan produktivitas, diagram sebab akibat dipergunakan untuk menunjukan faktor-faktor penyebab (sebab) penurunan produktivitas dan karakteristik produktivitas (akibat) yang disebabkan oleh faktorfaktor penyebab itu. Pada dasarnya diagram sebab – akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut : •
Membantu
mengidentifikasi
akar
penyebab
ide-ide
untuk
dari
suatu
masalah
solusi
suatu
masalah
produktivitas. •
Membantu
membangkitkan
produktivitas. •
Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut berkaitan dengan masalah produktivitas itu.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab III Metodologi Penelitian 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metodologi Pemecahan Masalah
3.1.1
Studi Pendahuluan Studi Pendahuluan dilakukan untuk memilih jenis Industri dan masalah
produktivitas untuk dibahas. Pada Penelitian ini dilakukan wawancara terhadap staf dan pimpinan dari perusahaan yang diteliti tentang tujuan perusahaan, keadaan umum perusahaan, jenis produksi, dan rencana pengembangan perusahaan serta usaha peningkatan produktivitas yang perusahaan lakukan. Juga manfaat yang diharapkan perusahaan di dalam penelitian ini. Dari penelitian ini dipilih jenis industri dan perusahaan yang akan diukur, gambar berikut menunjukan langkah-langkah metode pemecehan masalah yang akan dilakukan. 3.1.2 Penentuan Industri Yang Akan Dipilih Industri yang akan dipilih pada penelitian tugas akhir ini adalah industri karet. Perusahaan telah mengalami penurunan produksi, sehingga banyak permintaan konsumen yang harus ditunda pengirimannya. Jika tidak dibarengi dengan peningkatan produktivitas maka perusahaan akan kalah bersaing dengan
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
31
Laporan Tugas Akhir
Bab III Metodologi Penelitian 33
idustri yang lain. Dengan demikian besar kemungkinan perusahaan akan bangkrut.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab III Metodologi Penelitian 32
Pada penelitian ini perusahaan yang dipilih adalah PT. RUBBER HOCLIE, Medan, Sumatera Utara. 3.1.3 Identifikasi Permasalahan di PT RUBBER HOCLIE Identifikasi permasalahan adalah langkah selanjutnya setelah menentukan tempat penelitian sekaligus langkah awal dalam menganalisa permasalahan yang ada. Langkah ini dilakukan dengan mewawancarai pihak manajemen perusahaan dan karyawan. Karena dengan mengetahui permasalahan secara langsung dari pihak manajemen perusahaan, maka dapat ditetapkan tujuan yang akan dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian. 3.1.4
Perumusan Masalah Pengukuran Produktivitas Sesuai dengan tujuan melakukan pengukuran tingkat produktivitas. Maka
dirumuskan masalah dan ruang lingkup pembahasan yang akan dilakukan dalam penelitian. Ini dilakukan agar masalah memungkinkan untuk diteliti dan diselesaikan karena telah memiliki tujuan dan arah yang jelas. 3.1.5 Pengumpulan Data Melakukan pengumpulan data yang berkaitan atau dapat mendukung penelitian ini, pengumpulan data ini dilakukan langsung diperusahaan yang akan diteliti. Perhitungan produktivitas dilakukan dengan periode pengukuran dari bulan Januari 2005 sampai bulan Desember 2005. Sedangkan data yang diambil meliputi: 1. Data jumlah tenaga kerja 2. Data jumlah penggunaan mesin
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
3.1.6
Bab III Metodologi Penelitian 33
Studi Literatur Dan Pemahaman Konsep Produktivitas Studi literatur merupakan suatu tinjauan teoritis terhadap suatu konsep
penelitian produktivitas, dan teori-teori yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Tinjauan teoritis ini bermanfaat untuk memberikan kerangka berfikir ilmiah dalam memecahkan masalah dan memberikan hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pemahaman konsep produktivitas yang akan digunakan berasal dari literatur-literatur
yang
ada,
termasuk
pemahaman
tentang
model-model
produktivitas dan model produktivitas yang baik dapat digunakan untuk perusahaan sehingga dapat memberikan hasil yang baik. Model yang dipilih tersebut harus dapat diterapkan dalam arti tersedianya data yang diperlukan dan dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Waktu yang diperlukan dalam pengukuran sesingkat mungkin sehingga hasil yang diperoleh cukup relevan dan dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen perusahaan untuk dapat mengambil keputusan dengan cepat.
3.2.
Objek Penelitian Suatu analisa permasalahan memerlukan informasi yang sebanyak-
banyaknya tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan objek penelitian. Oleh karena itu sebelum mengolah data penelitian lebih jauh dan sebelum memasuki metode penelitian maka perlu sekali mengetahui objek penelitian.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab III Metodologi Penelitian 34
Objek penelitian tentang produktivitas ini terbagi menjadi tiga objek penelitian yaitu Tenaga Kerja, Bahan Baku dan Mesin, dari objek tersebut diuraikan lagi menjadi elemen-elemen yang menjadi faktor penyebab utama yang menjadi masalah dalam perusahaan. Dengan demikian ketelitian dan kedalaman penelitian di harapkan menjadi optimum. 3.2.1
Identifikasi Objek Penelitian Pada tabel 3.1 di bawah dijelaskan bahwa ada beberapa elemen-elemen
yang dianalisa untuk mendukung objek penelitian produktivitas antara lain keterampilan, disiplin, loyalitas, keselamatan, komunikasi, waktu kerja upah, kondisi lingkungan, pendidikan, kerajinan, jumlah mesin, kondisi mesin, jarak antar mesin.
Tabel 3.1. Objek Penelitian OBJEK PENELITIAN
TENAGA KERJA
MESIN
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
ELEMEN OBJEK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Keterampilan (KET) Disiplin (DIS) Keselamatan (KES) Komunikasi (KOM) waktu kerja (WK) Gaji (GJ) Kondisi lingkungan (KLG) Pendidikan (PD) Kerajinan (KRJ)
1. Jumlah Mesin (JLM) 2. Kondisi mesin (KM) 3. Jarak mesin (JM)
Laporan Tugas Akhir
3.2.2
Bab III Metodologi Penelitian 35
Cara Pengumpulan Data Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa wawancara
dengan staf dan beberapa karyawan perusahaan.
3.3
Penyelesaian Masalah Dengan melihat data yang telah diperoleh, masalah yang ada nantinya
dapat dianalisa dan diselesaikan dengan penerapan Total Quality Control.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab III Metodologi Penelitian 36
Penelitian Pendahuluan
Studi Literatur
Pemahaman Konsep Produktivitas
Pemilihan Model Pengukuran Produktivitas Yang Digunakan
Pengumpulan Data
Perhitungan Tingkat Produktivitas
Perhitungan Indeks Produktivitas
Diagram Fish Bone
Analisa Penurunan Tingkat Produktivitas
Diagram Batang dan Garis
Usulan Perbaikan Produktivitas Dengan Penerapan TQC
Diagram Fish Bone
Menetapkan Penyebab Penurunan Tingkat Produktivitas
Perencanaan Dan Tahapan Program Peningkatan Produktivitas
Kesimpulan Dan Saran
Gambar 3.1 Diagram Penyelesaian Masalah Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Diagram Pareto
Laporan Tugas Akhir
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
37
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1
Pengumpulan Data Setelah melakukan beberapa observasi dan wawancara langsung dengan
pihak perusahaan yang terkait selama berada di perusahaan, didapatkan beberapa data yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian Produktivitas. Data-data yang didapat antara lain : Data Hasil Produksi, Data Tenaga Kerja dan Data Penggunaan Mesin. Data yang digunakan untuk pengukuran penelitian tentang produktivitas ini adalah data periode 2005 yang diambil dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember yaitu 12 bulan. Data-data yang didapatkan untuk pengukuran produktivitas ini adalah benar adanya data yang penulis peroleh dari perusahaan yang membantu dalam penelitian ini. Dan untuk nantinya data-data yang sudah diperoleh akan diolah untuk menentukan peningkatan produktivitas. Untuk lebih jelas mengenai data apa saja yang diperoleh akan dijabarkan pada bab selanjutnya.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
37
Laporan Tugas Akhir
4.1.1
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
38
Data Hasil Produksi Berdasarkan tabel data Produksi diketahui bahwa produksi mengalami
peningkatan dari bulan Februari 2005 sampai bulan September 2005, dan mengalami penurunan jumlah produksi pada bulan Oktober 2005 sampai Desember 2005. Dari tabel jumlah produksi yang didapat maka dapat dihitung tingkat produktivitas dan indeks produktivitas.
Tabel 4.1 Data Produksi Tahun 2005 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
JUMLAH PRODUKSI 91340 95313 96170 100115 111120 113110 116117 100101 100005 80788 75500 40789
SATUAN Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar
Sumber Bagian Produksi 2005
4.1.2 Data Tenaga Kerja Tabel 4.2 dibawah menjelaskan tentang jumlah tenaga kerja yang diperlukan di perusahaan untuk mendukung produksi di PT RUBBER HOCLIE.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
39
Dari tabel ini akan terlihat jumlah karyawan dari bulan Januari 2005 sampai Desember 2005.
Tabel 4.2 Data Tenaga Kerja Tahun 2005 No
BULAN
JUMLAH.TENAGA KERJA
SATUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
100 100 103 105 105 108 110 110 112 115 115 115
Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Sumber Bagian Personalia 2005
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
40
4.1.3 Data Penggunaan Mesin Tabel 4.3 di bawah adalah tabel penggunaan mesin di PT RUBBER HOCLIE.
Tabel 4.3 Data Pemakaian Mesin Tahun 2005 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
JUMLAH MESIN 40 40 40 40 40 41 41 41 41 41 41 41
SATUAN Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
Sumber Bagian Perawatan Mesin,2005
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
4.2
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
41
Pengolahan Data
4.2.1 Perhitungan Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja terhadap Hasil Produksi Data tingkat produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara hasil produksi dengan jumlah tenaga kerja per periode. Perhitungan produktivitas tenaga kerja ini digunakan data hasil produksi / bulan dibagi dengan jumlah tenaga kerja yang dipakai / bulan. Perhitungan tingkat produktivitas tenaga kerja terhadap hasil produksi pada bulan Januari 2005 :
Hasil Produksi/ bulan Tingkat Produktivitas
= Jumlah Tenaga Kerja/ bulan
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
91340 JANUARI
FEBRUARI
= 100 =
913,4 lmbr/orang
=
95315 100
MARET
=
953,13 lmbr/orang
=
96170 103
APRIL
=
933,69 lmbr/orang
=
100115 105
MEI
=
953,48 lmbr/orang
=
111120 105
JUNI
=
1058,29 lmbr/orang
=
113110 108
JULI
=
1047,31 lmbr/orang
=
116117 110
=
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
1055,61 lmbr/orang
42
Laporan Tugas Akhir
AGUSTUS
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
=
100101 110
SEPTEMBER
=
910,01 lmbr/orang
=
100005 112
OKTOBER
=
892,90 lmbr/orang
=
80788 115
NOVEMBER
=
702,50 lmbr/orang
=
75500 115
DESEMBER
=
656,52 lmbr/orang
=
40789 115
=
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
354,69 lmbr/orang
43
Laporan Tugas Akhir
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
44
Tabel 4.4 Perhitungan Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Hasil Produksi Tahun 2005 Bulan
Penggunaan
Hasil Produksi/ Bulan
Tingkat Produktivitas
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Tenaga Kerja 100 100 103 105 105 108 110 110 112 115 115 115
(Lmbr) 91340 95313 96170 100115 111120 113110 116117 100101 100005 80788 75500 40789
(Lmbr/ Orang) 913,4 953,15 933,69 953,48 1058,29 1047,31 1055,61 910,01 892,90 702,50 656,52 354,69
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
45
4.2.2 Perhitungan Tingkat Produktivitas Mesin terhadap Hasil Produksi Data tingkat produktivitas mesin merupakan perbandingan antara hasil produksi dengan jumlah mesin per periode. Tingkat produktivitas =
Hasil Produksi/ Bulan Penggunaan Mesin/ Bulan
JANUARI
=
91340 40
FEBRUARI
=
2283,5 lmbr/unit
=
95315 40
MARET
=
2382,875 lmbr/unit
=
96170 40
APRIL
=
2404,25 lmbr/unit
=
100115 40
MEI
=
2502,875 lmbr/unit
=
111120 40
JUNI
=
2778 lmbr/unit
=
113110 41
=
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
2758,780 lmbr/unit
Laporan Tugas Akhir
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
JULI
=
116117 41
AGUSTUS
=
2832,12 lmbr/unit
=
100101 41
SEPTEMBER
=
2441,488 lmbr/unit
=
100005 41
OKTOBER
=
2439,146 lmbr/unit
=
80788 41
NOVEMBER
=
1970,44 lmbr/unit
=
75500 41
DESEMBER
=
1841,46 lmbr/unit
=
40789 41
=
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
994,85 lmbr/unit
46
Laporan Tugas Akhir
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
47
Tabel 4.5 Perhitungan Tingkat Produktivitas Mesin Terhadap Hasil Produksi Tahun 2005 Bulan
Penggunaan
Hasil Produksi/ Bulan
Tingkat Produktivitas
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Mesin 40 40 40 40 40 41 41 41 41 41 41 41
(Lmbr) 91340 95313 96170 100115 111120 113110 116117 100101 100005 80788 75500 40789
(Lmbr/ Unit) 2283,5 2382,875 2404,25 2502,875 2778 2758,780 2832,12 2441,488 2439,146 1970,44 1841,46 994,85
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
4.3
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
48
Perhitungan Indeks Produktivitas (IP) Menghitung indeks produktivitas bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar tingkat produktivitas naik atau turun dengan memperbandingkannya dengan periode
dasar. Untuk menghitung indeks produktivitas ini digunakan rumus
sebagai berikut : IP
=
Tingkat Produktivitas Periode Pengukuran
X 100
Tingkat Produktivitas Periode Dasar Contoh:
IP Januari
=
913,4 / 913,4 x 100
=
100
Apabila bulan Januari digunakan sebagai periode dasar dengan jumlah indeks 100, maka indeks produktivitas bulan Februari adalah sebagai berikut :
Tingkat Produktivitas Bulan Februari IP Februari
= Tingkat Produktivitas Bulan januari
4.3.1
X 100
Perhitungan Indeks Produktivitas Tenaga Kerja Data indeks produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara
tingkat produktivitas tenaga kerja dengan tingkat produktivitas yang dijadikan tolak ukur (periode Januari sampai dengan Desember 2005).
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
IP TENAGA KERJA
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Tingkat Produktivitas Periode Berjalan =
X 100 Tingkat Produktivitas Periode dasar
IP JANUARI
= =
IP FEBRUARI
= =
IP MARET
= =
IP APRIL
= =
IP MEI
= =
IP JUNI
= =
IP JULI
= =
IP AGUSTUS
= =
IP SEPTEMBER
= =
IP OKTOBER Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
49
= =
913,4 913,4 100
X 100
953,15 913,4 104,4
X 100
933,6 913,4 102,2
X 100
953,48 913,4 104,4
X 100
1058,29 913,4 115,9
X 100
1047,31 913,4 114,6
X 100
1055,61 913,4 115,5
X 100
910,01 913,4 99,6
X 100
892,90 913,4 97,7
X 100
702,56 913,4 76,9
X 100
Laporan Tugas Akhir
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
IP NOVEMBER
= =
IP DESEMBER
= =
656,52 913,4 71,8
X 100
354,69 913,4 38,8
X 100
50
Tabel 4.6 Perhitungan Indeks Produktivitas Tenaga Kerja No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 913,4 953,15 933,69 953,48 1058,29 1047,31 1055,61 910,01 892,90 702,50 656,52 354,69
Indeks 100 104,4 102,2 104,4 115,9 114,6 115,5 99,6 97,7 76,9 71,8 38,8
4.3.2. Perhitungan Indeks Produktivitas Mesin Data indeks produktivitas mesin merupakan perbandingan antara tingkat produktivitas mesin dengan tingkat produktivitas yang dijadikan tolak ukur (periode Januari sampai dengan Desember 2005) dapat dilihat pada tabel 4.9.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
IP MESIN
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Tingkat Produktivitas Periode Berjalan =
X 100 Tingkat Produktivitas Periode dasar
IP JANUARI
= =
IP FEBRUARI
= =
IP MARET
= =
IP APRIL
= =
IP MEI
= =
IP JUNI
= =
IP JULI
= =
IP AGUSTUS
= =
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
2283,5 2283,5 100
X 100
2382,875 2283,5 104,3
X 100
2404,25 2283,5 105,3
X 100
2502,875 2283,5 109,6
X 100
2778 2283,5 121,6
X 100
2758,780 2283,5 120,8
X 100
2832,12 2283,5 124,02
X 100
2441,488 2283,5 106,9
X 100
51
Laporan Tugas Akhir
IP SEPTEMBER
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
= =
IP OKTOBER
= =
IP NOVEMBER
= =
IP DESEMBER
= =
2439,146 2283,5 106,8
X 100
1970,44 2283,5 86,3
X 100
1841,46 2283,5 80,6
X 100
994,85 2283,5 43,5
X 100
Tabel 4.7 Perhitungan Indeks Produktivitas Mesin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Tingkat Produktivitas Mesin 2283,5 2382,875 2404,25 2502,875 2778 2758,780 2832,12 2441,488 2439,146 1970,44 1841,46 994,85
Indeks 100 104,3 105,3 109,6 121,6 120,8 124,02 106,9 106,8 86,3 80,6 43,5
52
Laporan Tugas Akhir
4.4
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
53
Perhitungan Prosentase Produktivitas
4.4.1 Perhitungan Prosentase Produktivitas Tenaga Kerja Setelah data indeks produktivitas diketahui maka prosentase peningkatan atau penurunan produktivitas dapat diketahui berdasarkan hasil perhitungan produktivitas tenaga kerja yaitu dengan membandingkan hasil IP periode berjalan dengan IP periode dasar. Contoh perhitungan prosentase produktivitas tenaga kerja di priode Januari 2005 : Prosentase Produktivitas Januari : IP periode berjalan – IP periode dasar : 100 – 100 = 0 Tabel 4.8 Data Tingkat Prosentase Produktivitas Tenaga Kerja Tahun 2005
No
Bulan
Tingkat Produktivitas
Prosentase
Peningkatan/Penurunan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
Tenaga Kerja 913,4 953,15 933,69 953,48 1058,29 1047,31 1055,61 910,01 892,90 702,50 656,52
Produktivitas 100 104,4 102,2 104,4 115,9 114,6 115,5 99,6 97,7 76,9 71,8
Produktivitas (%) 0 4,4 2,2 4,4 15,9 14,6 15,5 -0,4 -2,3 -23,1 -28,2
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
12
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
DESEMBER
354,69
38,8
54
-61,2
4.4.2 Perhitungan Prosentase Produktivitas Mesin Setelah data indeks produktivitas diketahui maka prosentase peningkatan atau penurunan produktivitas mesin dapat diketahui berdasarkan hasil perhitungan produktivitas mesin yaitu dengan membandingkan hasil IP periode berjalan dengan IP periode dasar. Contoh perhitungan prosentase periode Januari 2005 : Prosentase Produktivitas Januari : IP Periode Berjalan – IP Periode Dasar : 100 – 100 = 0
Tabel 4.9 Data Tingkat Prosentase Produktivitas Mesin Tahun 2005 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Tingkat
Prosentase
Peningkatan/Penurunan
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Produktivitas Mesin 2283,5 2382,875 2404,25 2502,875 2778 2758,780 2832,12 2441,488 2439,146 1970,44 1841,46 994,85
Produktivitas 100 104,3 105,3 109,6 121,6 120,8 124,02 106,9 106,8 86,3 80,6 43,5
Produktivitas (%) 0 4,3 5,3 9,6 21,6 20,8 24,02 6,9 6,8 -13,7 -19,4 -56,5
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
54
BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
5.1
Analisa Hasil Pengukuran Berdasarkan perhitungan indeks produktivitas pada tabel 4.6 dan 4.7,
terlihat adanya penurunan tingkat produktivitas. Kecenderungan penurunan produktivitas ini disebabkan oleh banyak faktor yang terjadi dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.
5.2
Interprestasi Tingkat Produktivitas.
5.2.1 Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan asset yang penting terhadap perusahaan dalam upaya peningkatan dan keberhasilan perusahaan. Tingkat keterampilan dan disiplin tenaga kerja akan mempengaruhi produktivitas dan prestasi kerja. Dalam upaya perbaikan kinerja sesuai dengan keadaan lapangan yang ada kebanyakan hasil-hasil yang maksimal merupakan berkat kerjasama setiap individu di dalam perusahaan. Perhitungan produktivitas tenaga kerja mencerminkan jumlah hasil produksi yang dihasilkan perusahaan terhadap jumlah tenaga kerja yang .
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
54
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
55
digunakan, efisiensi tenaga kerja yang menghasilkan pengeluaran, efektifitas keputusan yang diambil pemimpin perusahaan serta sikap dan tingkah laku dari tenaga kerja. Dengan melihat tabel 4.8 di bab IV dengan bulan Januari 2005 sebagai periode dasar maka diketahui pada bulan Februari sampai bulan Juli 2005 perusahaan mengalami peningkatan produktivitas dengan masing-masing nilai sebesar 4,4%, 2,2%, 4,4%, 15,9%, 14,6%, 15,5%. Sedangkan dari bulan Agustus sampai Desember 2005 perusahaan mengalami penurunan produktivitas dengan masing-masing nilai 0,4%, 2,3%, 23,1%, 28,2% dan 61,2%. Penjelasan tentang rasio peningkatan dan penurunan produktivitas tenaga kerja : a. Rasio turun menunjukkan jumlah tenaga kerja, prosedur maupun tata cara kerja yang kurang menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : pekerja tidak melaksanakan prosedur kerja yang dianjurkan, sikap pekerja yang kurang disiplin, keadaan lingkungan yang kurang harmonis dan penggunaan tenaga kerja yang kurang efisien. b. Rasio naik menunjukkan hal-hal yang menguntungkan dari faktor-faktor yang disebabkan terhadap kemampuan menghasilkan produksi. Faktorfaktor tersebut seperti : kedisiplinan tenaga kerja yang tinggi, pemahaman prosedur kerja yang baik dan penggunaan tenaga kerja yang efisien.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
56
Di bawah ini dapat dilihat gambar grafik indeks produktivitas tenaga kerja dalam %.
115,9 114,6 115,5
120
104,4 102,2 104,4 100
99,6 97,7
100
76,9 71,8
80
60
Tinkat P roduktiv itas
38,8 40
20
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Gambar 5.1 Grafik Batang Indeks Produktivitas Tenaga Kerja
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 140 120 100 80
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja
60 40 20 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Gambar 5.2 Diagram Garis Indeks Produktivitas Tenaga Kerja
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
57
5.2.2 Tingkat Produktivitas Mesin Berdasarkan
hasil
perhitungan
peningkatan/penurunan
prosentase
produktivitas mesin pada tabel 4.9. Terlihat bahwa Januari 2005 sebagai periode dasar maka dari bulan Februari sampai bulan September 2005 produktivitas mesin mengalami peningkatan terus menerus dengan masing-masing nilai sebesar, 4.3%, 5.3%, 9.6%, 21.6%, 20.8%, 24.02%, 6.9%, dan 6.8%. Penurunan produktivitas mesin terjadi pada bulan Oktober sampai Desember 2005 dengan masing-masing nilai sebesar 13,7%, 19,4%, dan 56,5%. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini :
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
58
140
121,6 120,8 124,0 120
100
104,3 105,3
109,6
106,9 106,8
100
86,3
80,6
80 Tingkat Produktivitas 60
43,5 40
20
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Gambar 5.3 Grafik Batang Indeks Produktivitas Mesin
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
59
Tingkat Produktivitas Mesin 140 120 100 80
Tingkat Produktivitas Mesin
60 40 20 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Gambar 5.4 Diagram Garis Indeks Produktivitas Mesin
5.3
Analisa Penurunan Produktivitas Tingkat produktivitas tenaga kerja yang mengalami peningkatan yang
cukup besar walaupun terjadi penurunan produktivitas di bulan Agustus sampai dengan Desember 2005 cukup tidak baik jika dibandingkan dengan tingkat
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
60
produktivitas mesin yang juga mengalami penurunan di bulan Oktober, November, dan Desember 2005. Peningkatan pada tenaga kerja paling tinggi terdapat pada bulan Mei 2005 sebesar 15,9 % dan penurunan yang cukup drastis pada bulan Desember 2005 sebesar 61,2 %, perusahaan harus dengan segera dapat menangani penurunan produktivitas tersebut.
5.3.1
Penyebab Terjadinya Penurunan Produktivitas Pada Tenaga Kerja Untuk lebih jelasnya penyebab terjadinya penurunan produktivitas tenaga
kerja, menurut hasil wawancara, dan pengamatan langsung, ada beberapa penyebab terjadinya penurunan tersebut. Ini dapat dilihat pada gambar 5.5 di bawah ini
Gaji
Keselamatan
Kerajinan
Waktu kerja
Pendidikan
Waktu kerja yang belum teratur Tidak memakai alat pengaman
Gaji yang tidak sesuai
Alat yang tidak pada tempatnya
Pendidikan yang rendah
Kurangnya Potensi kerja
Penurunan Produktivitas Tenaga Kerja Lingkungan yang panas Kurangnya ventilasi udara
Kondisi lingkunagan
Tidak pakai seragam Kurangnya komunikasi Datang telat
Komunikasi
Disiplin
Kurangnya keterampilan
Keterampilan
Gambar 5.5 Diagram Sebab Akibat Produktivitas Tenaga Kerja Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
61
Berikut ini adalah penjelasan tentang penyebab terjadinya penurunan tingkat produktivitas tenaga kerja seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas : 1. Keterampilan, merupakan hal yang paling utama dalam sebuah perusahaan yang ingin meningkatkan produktivitasnya. Banyak dari karyawan baik staff maupun pekerja yang belum memiliki keterampilan atau kemampuan yang memadai untuk mendukung perusahaan. 2. Disiplin, beberapa karyawan tidak menunjukkan sikap disiplin seperti datang sering telat yang menyebabkan waktu kerja berkurang dan menyebabkan jumlah produksi menjadi sering tidak sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya, dan banyaknya pekerja yang tidak menggunakan seragam kerja yang telah disediakan. 3. Keselamatan, hal yang harus diutamakan dalam bekerja para karyawan dan pekerja tidak menjalankan perintah-perintah keselamatan kerja yang ada di perusahaan, seperti banyak dari pekerja yang masih menggunakan sandal di lingkungan produksi dan banyak yang tidak menggunakan helm kerja. 4. Komunikasi, antara pimpinan dan karyawan tidak berkomunikasi dengan baik sehingga informasi-informasi penting tentang perusahaan tidak berjalan, komunikasi antara para pekerjanyapun kurang baik dan masih banyak para pekerja yang tidak menghiraukan satu tim dalam bekerja. 5. Waktu Kerja, yang belum teratur mengakibatkan banyak para pekerja yang sering
mempermainkan
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
waktu,
selain
itu
karena
perusahaan
yang
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
62
menggunakan sistem job order maka terkadang produksi harus dipaksakan dan ini menyebabkan banyak tenaga kerja yang mengeluh. 6. Gaji, menjadi bagian penting untuk memberikan semangat kepada para karyawan dan pekerja, minimnya upah yang tidak sesuai dengan beratnya beban pekerjaan membuat pekerja banyak yang mengundurkan diri. 7. Kondisi Lingkungan, hal yang menunjang pekerjaan kondisi yang baik maka akan menghasilkan pekerjaan yang baik. Temperatur yang panas dan kurangnya ventilasi udara menyebabkan kondisi kerja tidak nyaman. 8. Kerajinan, banyak dari para pekerja yang tidak menempatkan barang yang telah dipakainya kembali ketempat asalnya. 9. Pendidikan, merupakan suatu hal yang sangat penting karena tenaga kerja yang memiliki pendidikan yang rendah cukup susah untuk dapat memiliki potensi kerja yang baik.
5.3.2
Penyebab Terjadinya Penurunan Produktivitas Pada Mesin Untuk lebih jelasnya penyebab terjadinya penurunan produktivitas mesin,
menurut hasil wawancara, dan pengamatan langsung, ada beberapa penyebab terjadinya penurunan tersebut. Ini dapat dilihat pada gambar 5.6 dibawah ini.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
63
Kondisi
Mesin yang sudah lama, kondisi tidak baik
Penurunan Produktivitas Mesin Jarak mesin jauh dari yang satu dengan yang lain Jumlah mesin yang kurang, tidak memadai
Jarak Antar Mesin
Jumlah Mesin
Gambar 5.6 Diagram Sebab Akibat Produktivitas Mesin Berikut ini adalah penjelasan tentang penyebab terjadinya penurunan tingkat produktivitas mesin seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas : 1. Jumlah Mesin, yang tidak memadai untuk mendukung produksi menyebabkan jumlah dan jadwal produksi menjadi sering telat dan tidak sesuai dengan perencanaan. 2. Kondisi Mesin, tidak terlalu baik karena mesin-mesin yang ada adalah mesinmesin lama yang memang kondisinya tidak baik, selain itu inspeksi perawatan pada mesin belum terjadwal sehingga terkadang mesin sering mengalami kemacetan.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
64
3. Jarak Antar Mesin, penempatan antar mesin yang cukup jauh membuat para pekerja sulit untuk menjangkau mesin yang satu dengan yang lainnya.
5.4
Usulan Peningkatan Produktivitas Melalui Penerapan TQC Sebagai
Suatu Manajemen Perusahaan. 5.4.1
Pendekatan Penerapan TQC. Adapun filsafat yang mendasari TQC adalah:
1. Karyawan mempunyai pikiran dan kreativitas. 2. Karyawan mengetahui benar pekerjaannya. 3. Karyawan tidak boleh diberlakukan sebagai bagian dari mesin. 4. Keinginan manusia selalu berubah. 5. pembentukan karyawan selalu utuh dalam tempat kerjanya.
Tujuan penerapan TQC adalah: 1. Terumuskan
dan
terlaksanakannya
kebijaksanaan
dan
sasaran
perusahaan/organisasi. 2. Peningkatan kerjasama dan semangat karyawan. 3. Pengembangan kemampuan karyawan. Bila ketiga hal tersebut dapat diwujudkan, maka dapat diharap terjadinya peningkatan produktivitas perusahaan dan pada gilirannya terciptanya 3K yaitu : KEMAJUAN, KEMAKMURAN DAN KEBAHAGIAAN, bagi seluruh organisasi.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
65
Langkah-langkah strategi peningkatan produktivitas dapat dilakukan mengikuti siklus Deming (PDCA) yaitu : 1. Perusahaan harus memilih dan menetapkan program peningkatan produktivitas. 2. Perusahaan mengemukakan alasan mengapa memilih program tersebut. 3. Perusahaan melakukan anlisis situasi melalui pengamatan situasi. 4. Melakukan pengumpulan data selama beberapa waktu. 5. Melakukan analisis data. 6. Perusahaan menetapkan rencana perbaikan melalui penetapan sasaran peningkatan produktivitas. 7. Perusahaan melaksanakan program peningkatan produktivitas selama waktu tertentu. 8. Perusahaan melakukan studi penilaian terhadap program peningkatan produktivitas itu. 9. Mengambil tindakan berupa tindakan korektif atas penyimpangan yang standarisasi terhadap aktivitas yang sesuai.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
66
Di bawah ini dapat dilihat siklus PDCA :
RENCANA (PLAN, P)
LAKSANAKAN (DO, D)
STUDY (S) Sesuai (mencapai sasaran ?)
Ya
TINDAKAN (ACT, A)
Tidak TINDAKLANJUT
TINDAKAN (ACT, A) KOREKSI PENINGKATAN/P ERBAIKAN PRODUKTIVITAS
Gambar 5.7 Siklus PDCA
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
5.4.2
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
67
Sarana (Tools) Pemecahan Masalah Dalam Penerapan TQC.
5.4.2.1 Diagram Pareto. Diagram Pareto merupakan grafik yang mengurutkan data secara menurun dari kiri ke kanan. Diagram Pareto adalah metode pengorganisasian kesalahan, masalah untuk membantu perusahaan dalam memfokuskan pada usaha-usaha pemecahan masalah. Diagram ini digunakan untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab dan gejalanya. Pada dasarnya Diagram Pareto dapat dipergunakan sebagai alat interpretasi untuk : •
Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah-masalah atau penyebab dari masalah yang ada.
•
Memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis dan penting melalui pembuatan ranking terhadap masalah-masalah atau penyebab dari masalah itu dalam bentuk yang signifikan.
Setelah melakukan pengamatan di perusahaan PT RUBBER HOCLIE dan wawancara langsung dengan Staf perusahaan dan karyawan, maka telah diperoleh masalah-masalah dengan tingkat frekuensi yang mempengaruhi produktivitas perusahaan tersebut.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
68
Tabel 5.1 Masalah-masalah yang Terjadi Di PT RUBBER HOCLIE Pada Tahun 2005 Jenis Masalah
Frekuensi
Persentase Dari Total (%)
A. Tenaga Kerja 1. keterampilan (KET)
9
10
2. disiplin (DIS)
4
4,44
3. keselamatan (KES)
3
3,33
4. komunikasi (KOM)
2
2,22
5. waktu kerja (WK)
6
6,67
6. gaji (GJ)
11
12,22
7. kondisi lingkungan (KLG)
8
8,89
8. pendidikan (PD)
13
14,44
9. kerajinan (KRJ)
10
11,11
10. jumlah mesi (JLM)
7
7,78
11. kondisi mesin (KM)
15
16,67
12. jarak mesin (JM)
2
2,22
90
100
B. Mesin
TOTAL
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
69
Tabel 5.2 Urutan Masalah Berdasarkan Frekuensi Masalah Untuk Membuat Diagram Pareto Urutan Jenis Masalah
Frekuensi
Frekuensi
Persentase
Persentase
Komulatif
Dari Total
Komulatif (%)
1. kondisi mesin ( KM)
15
15
(%) 16,67
16,67
2. pendidikan (PD)
13
28
14,44
31,11
3. gaji (GJ)
11
39
12,22
43,33
4. kerajinan (KRJ)
10
49
11,11
54,44
5. keterampilan (KET)
9
58
10
64,44
6. kondisi lingkungan (KLG)
8
66
8,84
73,28
7. jumlah mesin (JLM)
7
73
7,78
81,06
8. waktu kerja (WK)
6
79
6,67
87,73
9. disiplin (DIS)
4
83
4,44
92,17
10. keselamatan (KES)
3
86
3,33
95,5
11. komunikasi (KOM)
2
88
2,22
97,72
12. jarak mesin (JM)
2
90
2,22
99,94~100
_
100
_
TOTAL
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
70
Dengan demikian dapat terlihat hasil dari perhitungan di atas dengan membuat Diagram Pareto.
O
O
O
O
- 100
O
26 -
O
- 90
O
24 -
O
22 -
- 80
O
- 70
O
Frekuensi Masalah
18 -
O
- 60
16 O
- 50
14 12 -
- 40 10 - 30
8 6 -
- 20 4 - 10
2 -
-0 KM PD
GJ KRJ KET KLG JLM WK DIS KES KOM JM Gambar 5.8 Diagram Pareto
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Persentase Kumulatif (%)
20 -
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
71
5.4.2.2 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Diagram Sebab Akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan suatu hubungan antara sebab dan akibat. Diagram sebab Akibat dipergunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) penurunan produktivitas dan karakteristik produktivitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. Diagram Sebab Akibat pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 1953. Pada dasarnya diagram Sebab Akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut : •
Membantu perusahaan mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah produktivitas.
•
Membantu perusahaan membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah produktivitas.
•
Membantu perusahaan dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut berkaitan dengan masalah produktivitas tersebut. Langkah-langkah
penggunaan
diagram
Sebab
Akibat
dalam
mengidentifikasi masalah pada perusahaan PT. RUBBER HOCLIE untuk mengetahui sebab-sebab penurunan produktivitas perusahaan yaitu : A. Menentukan sebab-sebab utama, adalah : 1. Tenaga Kerja 2. Mesin
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
B. Sebab-sebab pendukung, adalah : 1. Pada Tenaga Kerja : •
Keterampilan (KET)
•
Disiplin (DIS)
•
Keselamatan (KES)
•
Komunikasi (KOM)
•
Waktu Kerja (WK)
•
Gaji (GJ)
•
Kondisi Lingkungan (KLG)
•
Pendidikan (PD)
•
Kerajinan (KRJ)
2. Pada Mesin : •
Jumlah Mesin (JLM)
•
Kondisi Mesin (KM)
•
Jarak Antar Mesin (JM)
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
72
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
73
Diagram Sebab Akibat tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Tenaga Kerja Tidak memakai seragam Kurangnya Keterampilan
Tidak menjaga Keselamatan
Tidak menempatkan kembali peralatan Gaji yang tidak sesuai
Waktu kerja tidak disiplin Pendidikan yang rendah Kond. Lingkungan yang tidak
Kurangnya Komunikasi
Produktivitas Perusahaan Menurun
Jarak mesin yang jauh dengan yang lain Kondisi mesin yang sudah tua Jumlah mesin yang tidak memadai
Mesin
Gambar 5.9 Gambar Diagram Sebab Akibat
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
5.4.3
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
74
TQC dan Gerakan Produktivitas. Gerakan peningkatan produktivitas dengan TQC harus diterima secara
umum dikalangan perusahaan dan Serikat Pekerja. SPSI sendiri telah menempatkan program peningkatan produktivitas dalam urutan prioritas, sebagai bentuk partisipasi aktif SPSI dan era pembangunan sekarang ini. Dengan melihat hasil dari pengamatan Diagram Pareto dan Diagram Sebab Akibat di atas, maka bidang-bidang kerja yang dikembangkan dalam gerakan peningkatan produktivitas melalui TQC, dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu bidang Sumber Daya Manusia (tenaga kerja) dan bidang Peralatan (mesin). 1. Bidang Sumber Daya Manusia ( Tenaga Kerja ) Bidang SDM meliputi: ¾ Keterampilan, karyawan harus selalu dikembangkan. Karena keterampilan
sangat
berpengaruh
kepada
seluruh
aktivitas
produksi. ¾ Disiplin, karyawan datang tepat pada waktunya,dan memberikan seragam kerja pada seluruh karyawan. ¾ Keselamatan, perusahaan harus selalu menekankan tentang keselamatan pada saat berada pada lokasi pekerjaan, karyawan harus selalu memperhatikan keselamatan kerja. ¾ Komunikasi, antara pimpinan dan karyawan harus selalu ada komunikasi dengan baik agar setiap informasi yang ada tentang
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
75
perusahaan dapat diketahui dengan baik, komunikasi antar pekerja harus berjalan dengan baik sehingga dapat terbentuk tim kerja yang baik pula. ¾ Waktu kerja, perusahaan harus selalu memberikan waktu kerja yang teratur sehingga karyawan dapat melaksanakan kerja dengan waktu yang ada dengan sendirinya karyawan akan selalu merasa senang pada saat bekerja. ¾ Gaji, perusahaan memberikan upah atau gaji pada setiap karyawan sesuai dengan beratnya pekerjaannya dan sesuai dengan gaji UMR. ¾ Kondisi lingkungan, perusahaan harus selalu menjaga kondisi lingkungan kerja tetap nyaman dan aman. Sehingga karyawan akan selalu merasa aman dan nyaman pula. ¾ Pendidikan, pendidikan yang ada pada karyawan merupakan hal yang penting karena ini dapat menunjang karir karyawan pula. Oleh sebab itu perusahaan dalam menerima karyawan harus menentukan paendidikan apa yang dia punya dan juga harus dibarengi oleh keterampilan pula. ¾ Kerajinan, perusahaan harus selalu memperhatikan kerajinan setiap karyawan, adanya tambahan gaji atau penghargaan pada setiap karyawan yang memilki tingkat kerajinan yang baik.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
76
2. Bidang Peralatan (Mesin) ¾ Jumlah mesin, perusahaan harus menyediakan peralatan atau jumlah mesin yang memadai, sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Karena apabila dalam produksi dengan jumlah mesin yang kurang maka akan terjadi penjadwalan produksi yang telat dan tidak sesuai dengan perencanaan. ¾ Kondisi mesin, perusahaan harus segera melakukan peremajaan mesin-mesin yang kondisinya tidak baik, inspeksi perawatan mesin harus terjadwal, sehingga keadaan mesin akan selalu baik dan apabila ada kerusakan pada mesin akan segera tahu dan diperbaiki. ¾ Jarak antar mesin, dalam menetukan lay out mesin, perusahaan harus memperhatikan jarak dan tempat mesin dengan baik. Sehingga pekerja tidak mengalami kesulitan dalam memindahkan bahan produksi dari mesin yang satu ke mesin yang lain, dan waktu produksi akan lebih efisien.
5.4.4 Cara Penerapan TQC Penerapan TQC akan lebih berhasil bila perusahaan memulainya dengan seminar maupun penataran agar seluruh anggota organisasi mulai dari pimpinan atas sampai seluruh pelaksana mempunyai bahasa yang sama tentang TQC, mengetahui dan dapat memakai metode dan teknik yang diperlukan sesuai dengan
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
77
bidang pekerjaannya. Setelah seminar untuk pimpinan atas, disarankan agar perusahaan menetapkan organisasi TQC dengan personalnya, atau setidaktidaknya ditetapkan orang-orang yang bertanggung jawab langsung dalam menangani urusan TQC. Bila seminar maupun penataran dilaksanakan, maka harus segera dibuat program penerapan TQC yang isinya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Mengingat TQC merupakan sistem manajemen yang hendak digunakan dalam pengelolahan organisasi, maka kegiatan/ program TQC harus sejalan dan menjadi satu (built-in) dengan kegiatan organisasi ataupun bisnis. Pelaksanaan program harus dikontrol dan dievaluasi untuk menentukan langkah-langkah yang diperlukan dalam mengatasi kesulitan atau masalah dan dalam perumusan program berikutnya. Penerapan TQC berarti diputarnya terus menerus siklus PDCA diseluruh organisasi oleh kelompok (bagian) dan individu secara terpadu menurut metode dan teknik TQC. Dukungan dan keterlibatan pimpinan atas terutama pada periode awal penerapan sangat diperlukan dan sangat menentukan keberhasilan seluruh program.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
78
5.4.4.1 Manfaat Yang Dapat Diperoleh Dari Penerapan TQC. Dari penerapan TQC kita perusahaan memperoleh manfaat jangka pendek maupun jangka panjang. Yang dimaksud dengan jangka pendek adalah kurang lebih dua tahun, mengingat berdasarkan pengalaman, jangka waktu dua tahun adalah periode belajar. Pengenalan konsep dan metode dalam praktek TQC tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa. Kalau dalam proyek jalan tol dapat “dikebut” siang-malam agar cepat selesai., maka penerapan suatu sistem manajemen tidak dapat demikian, mengingat menyangkut pembanguna manusia dimana diperlukan tidak hanya perubahan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga sikap dan tingkah laku seluruh karyawan termasuk pimpinan. Dalam dua tahun, umumnya karyawan sudah mengetahui konsep dan metodenya. Sebagian bahkan sudah mulai berhasil menerapkannya, walupun belum lancar, belum secara otomatis. Periode ini betul-betul merupakan periode belajar, mengingat yang bersangkutan dalam tahap mempelajari bagaimana seharusnya dan berusaha menyesuaikan diri dan menerapkan dalam praktek sehari-hari. Dalam tahap ini banyak kesulitan yang dihadapi, ibarat anak yang sedang belajar naik sepeda, sering jatuh-jatuh. Peranan Konsultan, ataupun pembina TQC dalam hal ini sangat menentukan.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
79
Disamping itu keteladanan pimpinan dalam upaya memahami dan menerapkan konsep maupun metode sangat diperlukan. Setelah lima tahun umumnya sistem tersebut sudah jalan, namun masih belum merupakan “way of life”, tetapi setelah sepuluh tahun, sudah nampak jelas dalam sepak terjangnya organisasi. Oleh karena itu dapat diartikan jangka panjang adalah setelah sepuluh tahun. A Adapun manfaat dari jangka pendek tersebut adalah : 1. Adanya peningkatan dalam sistem perencanaan dan evaluasi. 2. Sasaran perusahaan dan sasaran menjadi jelas. 3. Adanya perubahan dalam menangani masalah ataupun persoalan. 4. Mulai adanya kesamaan bahasa dalam praktek manajemen mutu. 5. Pengetahuan dan keterampilan manajer dalam membuat rencana dan melakukan evaluasi bertambah baik. 6. Peningkatan dalam sistem informasi. 7. Moral dan motivasi para pimpinan meningkat. 8. Para pimpinan dan karyawan lebih memahami pengertian mutu dan menyadari pentingnya data. 9. Struktur organisasi menjadi lebih tepat dan batasan wewenang serta tanggung jawab menjadi jelas. 10. Komunikasi antara atasan menjadi meningkat. 11. Kualitas kerja meningkat.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
80
12. Hubungan antar karyawan meningkat. 13. Produktivitas meningkat. 14. Keterampilan memimpin rapat meningkat. 15. Gaya memimpin berubah menjadi lebih demokratis. 16. Peningkatan dalam keterampilan mengelolah. 17. Evaluasi prestasi yang lebih tepat. 18. Motivasi untuk berprestasi meningkat. 19. Pengertian tentang pentingnya pendidikan bertambah baik. B. Adapun manfaat dari jangka panjang adalah sebagai berikut : 1. Sistem perencanaan dan evaluasi menjadi mapan. 2. Kepercayaan diri pimpinan dan karyawan menjadi tebal. 3. Kemampuan individu dan penguasaan atas bidang usaha organisasi menjadi mantap. 4. Hasil usaha yang meyakinkan. 5. Iklim perusahaan yang sehat dan dinamis. 6. Kesejahteraan dan kebahagian karyawan yang membanggakan. 7. Pengembangan manajemen. 8. Kerjasama yang terkoordinasikan dengan kejelasan organisasi. 9. Titik impas perusahaan menjadi sangat baik.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
5.4.5
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
81
Program Pembinaan Pengembangan Staf TQC Program ini dimaksudkan memberi gambaran konkret bagaimana
menyusun satu program pembinaan pengembangan staf dalam hal Pengendalian Mutu Terpadu (TQC). A. Maksud Program Program pembinaan, pengembangan staf ini dimaksudkan untuk : 1. Peningkatan kemampuan pribadi bidang Pengendalian Mutu Terpadu yang sejalan dengan Sistem Menyeluruh ( Total System) perusahaan. 2. Pengembangan pribadi sebagai pembina, pemandu, pelaksana program pengendalian mutu terpadu yang mantap dan tangguh. 3. Penggunaan dan pelestarian pribadi sebagai unsur pengubah dalam rangka peningkatan mutu tenaga kerja. B. Tujuan Program Program pembinaan pengembangan staf ini direncanakan memakan waktu selama 6 bulan yang meliputi 2 pokok tujuan utama : 1. Terselenggaranya alih pengetahuan untuk bekal pribadi sebagai pembina, pemandu, pelaksana program pengendalian terpadu melalui pendidikan di kelas selama 70 jam efektif. 2. Terwujudnya kemampuan adaptasi pribadi dalam penerapan program pengendalian mutu terpadu pada bidang usaha di Indonesia, melalui diskusi intern dan ekstern, penulisan makalah serta kunjungan perusahaan.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
82
C. Pendidikan di Kelas Subyek
: Pengembangan Pembina Program TQC.
Tanggal
:…………………………………………
Jam efektif
: 70 jam efektif @ 7 jam per hari.
Peserta
:1.Mereka yang dipersiapkan sebagai pelatih pembina TQC 2.Mereka yang diberi tugas sebagai pengelolah program TQC dalam perusahaan.
Metode
: -
kuliah
-
diskusi
-
pembahasan kasus
Sasaran: 1. mengenal konsep TQC sebagai suatu falsafah dalam manajemen. 2. memahami lingkup kegiatan TQC dalam organisasi. 3. mampu
meningkatkan analisis pengendalian mutu
produk atau jasa. 4. mengenal
kaitan
konsep
TQC
manajemen yang relevan lainnya.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
dengan
konsep
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
83
5. mampu melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan program TQC dalam perusahaan. D. Kemampuan Adaptasi -
Diskusi peserta program selama 1-2 jam tiap minggu, minimal 10 kali.
-
Diskusi ekstern dengan berbagai pimpinan perusahaan.
5.4.6 Perencanaan Peningkatan Produktivitas Perusahaan Perencanaan peningkatan sistem produktivitas perusahaan berdasarkan pada identifikasi akar penyebab penurunan produktivitas. Perencanaan programprogram produktivitas perusahaan harus melibatkan tim kerjasama dan partisipasi total oleh semua karyawan, yang dipimpin dan dikendalikan oleh manajemen puncak dari perusahaan. Perencanaan peningkatan produktivitas harus bersifat SMART (Spcific, Meassuarable, Achievable, Result oriented, and Time related), artinya sasaran peningkatan produktivitas harus bersifat: spesifik, dapat diukur secara kuantitatif, hasil-hasil yang diinginkan dapat dicapai, bukan angan-angan (impian), dapat diambil tindakan, dan memiliki jadwal waktu spesifik untuk implementasi program peningkatan produktivitas tersebut. Adapun sasaran yang ditetapkan oleh penulis terhadap peningkatan produktivitas perusahaan sebesar 10% dalam jangka waktu 1 tahun. Karena dilihat dari manfaat penerapan TQC sebagai suatu manajemen di PT. Rubber Hocklie,
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab V Analisa Dan Pemecahan Masalah
84
yaitu manfaat jangka pendek dan manfaat jangka panjang yang semuanya itu dapat terlihat jelas hasilnya setelah 10 tahun. Ini artinya dalam kurun waktu 10 tahun, produktivitas perusahaan akan meningkat mencapai 100%. Dengan melihat hasil dari perhitungan persentase peningkatan dan penurunan produktivita tenaga kerja dan mesin, maka sasaran umum ini dapat diuraikan secara spesifik yaitu : A. Pada Tenaga Kerja :
Meningkatkan pendidikan karyawan sebesar 15%
Meningkatkan kerajinan karyawan sebesar 10%
Dan lain-lain 5%
B. Pada Mesin :
Peningkatan perawatan mesin 15%
Peremajaan mesin 10%.
Dan lain-lain 5%
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab VI Kesimpulan Dan Saran
85
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Berdasarkan perhitungan dan analisa yang telah dilakukan pada bab-bab
sebelumnya, dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini telah tercapai sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dijelaskan pada BAB I. Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil sesuai dengan tujuan penelitian adalah: 1. Mengetahui Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja dan Mesin. Tingkat produktivitas Tenaga Kerja mengalami peningkatan produktivitas dari periode dasar yang telah ditetapkan yaitu Januari 2005. Peningkatan terjadi dari bulan Februari 2005 sampai bulan Juli 2005, dan mengalami penurunan dari bulan Agustus 2005 sampai bulan Desember 2005. Begitu juga pada Mesin, peningkatan produktivitas terjadi dari bulan Februari 2005 sampai bulan September 2005 dan mengalami penurunan tingkat produktivitas dari bulan Oktober 2005 sampai Desember 2005.
85 Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Bab VI Kesimpulan Dan Saran
86
2. Mengetahui prosentase peningkatan dan penurunan Produktivitas Tenaga Kerja dan Mesin. Berdasarkan hasil perhitungan prosentase produktivitas Tenaga Kerja dan Mesin dengan bulan Januari 2005 sebagai periode dasar, maka dapat dilihat hasil nilai peningkatan dan penurunan produktivitas tersebut pada tabel di bawah ini :
Tabel 6.1 Peningkatan Dan Penurunan Produktivitas Tenaga Kerja Tahun 2005 Bulan JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Peningkatan (%) 0 4,4 2,2 4,4 15,9 14,6 15,5 -
Penurunan (%) 0 0,4 2,3 23,1 28,2 61,2
Tabel 6.2 Peningkatan Dan Penurunan Produktivitas Mesin 2005 Bulan JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Peningkatan (%) 0 4,3 5,3 9,6 21,6 20,8 24,02 6,9 6,8 -
Penurunan (%) 0 13,7 19,4 56,5
Laporan Tugas Akhir
Bab VI Kesimpulan Dan Saran
87
3. Mengetahui faktor penyebab penurunan Produktivitas Tenaga Kerja dan Mesin dengan Diagram Sebab Akibat. Pada Bab Analisa dan Pemecahan masalah dapat digambarkan bahwa terdapat beberapa
permasalahan
yang
mengakibatkan
terjadinnya
penurunan
produktivitas. Ada beberapa faktor penyebab penurunan produktivitas pada Tenaga Kerja adalah keterampilan, disiplin, pendidikan, keselamatan, komunikasi, waktu kerja, gaji, kondisi lingkungan, dan kerajinan. Sementara itu penyebab terjadinnya penurunan produktivitas pada Mesin seperti yang digambarkan adalah jumlah mesin yang kurang memadai, kondisi mesin dan jarak antara mesin. 4. Mengetahui tingkat frekuensi masalah Produktivitas Tenaga Kerja dan Mesin dengan penerapan TQC (Total Quality Control) dengan memakai Diagram Pareto dan Diagram Sebab Akibat sebagai alat pemecahan masalah yang terjadi di PT. Rubber Hocklie. Setelah dianalisa pada BAB V, maka frekuensi masalah yang tertinggi adalah pada mesin yaitu kondisi mesin yang tidak baik. Hal ini yang menyebabkan sering terjadinya penundaan produksi. Pada Diagram Sebab Akibat, dapat diketahui faktor-faktor penyebab terjadinya penurunan produktivitas perusahaan. 5. Adanya jadwal program pembinaan dan pengembangan staf
maupun
karyawan pada perusahaan tersebut yang nantinya dapat menjalankan sistem manajemen dari penerapan TQC itu sendiri.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
6.2
Bab VI Kesimpulan Dan Saran
88
Saran Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan ada beberapa
masukan untuk perusahaan sebagai upaya perbaikan produktivitas tentunya dan perbaikan perusahaan pada umumnya, dalam hal ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, penulis menyarankan : 1. Memperbaiki peningkatan produktivitas pada tenaga kerja dan mesin. Perusahaan harus segera melakukan pelatihan atau training keterampilan kerja untuk para karyawan agar menjadi lebih terampil dalam bekerja di bidangnya. 2. Adanya training atau pelatihan kepemimpinan bagi pimpinan-pimpinan perusahan, agar para pimpinan perusahaan dapat melakukan tindakan yang lebih baik dan dapat segera memberikan solusi pada masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan tersebut. 3. Perusahaan harus membuat jadwal khusus untuk program-program yang ada dalam menjalankan penerapan TQC sebagai suatu manajemen pada perusahaan tersebut. 4. Perusahaan harus segera melakukan peremajaan mesin, minimal 10% dari jumlah mesin yang ada.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana