BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Keberadaan pasar modal di suatu negara sangat penting dikarenakan pasar
modal merupakan salah satu indikator perkembangan ekonomi suatu negara. Dengan adanya pasar modal maka pihak investor dapat memilih alternatif investasi sesuai preferensi mereka. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010:3). Menurut Strong (2009:241), pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries) yang menghubungkan pihak kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Perusahaan yang pertama kali untuk memperoleh dana dari masyarakat harus menerbitkan dan menjual saham di pasar perdana disebut dengan istilah initial public offering (IPO) ataugo public. Perusahaan yang telah go public yang membutuhkan sumber dana tambahan dapat melakukan penawaran terbatas. Penawaran terbatas ini disebut dengan right issue. Right issue merupakan hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten, dengan harga tertentu. Dengan adanya right issue, investor berharap perusahaan yang menerbitkan right issue memiliki prospek kinerja perusahaan yang baik, sehingga investor pada perusahaan memerlukan informasi keuangan untuk membantu mereka memantau kemajuan perusahaan. (Brealy, et al., 2008:71). Right issue dapat memiliki nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di
1 Universitas Sumatera Utara
pasar modal, yang akan tercermin dalam perubahan abnormal return saham, likuiditas saham atau karakteristik pasar lainnya. Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah modal. Hampir sama dengan saat perusahaan menawarkan sahamnya untuk pertama kali, namun right issue dikeluarkan oleh perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek atau sudah go public. Tabel 1.1 Jumlah Emiten yang Melakukan Right Issue Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Tahun 2012 2013 2014 Total
Emiten yang Melakukan Right Issue 21 30 22 73
Nilai Emisi (dalam Rupiah) 68.665.437.794 81.780.071.851 159.843.717.675 310.289.227.320
Sumber: www.idx.co.id
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa aksi korporasi right issue yang dilakukan emiten pada tahun 2012 terdapat 21 (dua puluh satu) emiten dengan nilai emisi sebesar Rp 68.665.437.794 dan mengalami peningkatan jumlah emiten yang melakukan right issue pada tahun 2013 menjadi sebanyak 30 (tiga puluh) emiten dan diikuti dengan peningkatan nilai emisi menjadi sebesar Rp 81.780.071.851. Peningkatan ini disebabkan karena right issue merupakan salah satu cara memperoleh dana dengan mudah yang dilakukan oleh emiten dengan mengeluarkan saham baru tanpa mengurangi proporsi kepemilikan pemegang saham lama. Namun, pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah emiten yang melakukan right issue yakni terdapat 22 (dua puluh dua) emiten, tetapi terdapat peningkatan nilai emisi menjadi sebesar Rp 159.843.717.675. Kemungkinan terjadinya penurunan jumlah emiten yang melakukan right issue disebabkan oleh
2 Universitas Sumatera Utara
terdapat anggapan bahwa pengumuman right issue memberi informasi kepada publik bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan dalam keuangan (Fahmi, 2014:174). Nilai emisi kumulatif yang diperoleh melalui right issue sejak tahun 2012 hingga tahun 2014 mencapai Rp 310.289.227.320 atau jauh melebihi nilai emisi yang diperoleh dalam penawaran saham perdana (Initial Public Offering) sejak tahun 2012 hingga tahun 2014, yaitu sebesar Rp 77.299.207.400. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan yang sudah terdaftar di pasar modal ada kalanya membutuhkan dana segar, jika sumber internal maupun pinjaman dari bank dianggap kurang memadai atau menguntungkan sehingga perusahaan mengambil sikap melakukan right issue. Secara fundamental right issue meningkatkan harga saham di masa datang karena right issue bertujuan mengumpulkan dana yang akan digunakan perusahaan untuk
mengembangkan usahanya. Dengan demikian respon
investor/perusahaan terhadap kejadian right issue seharusnya positif karena dapat memperoleh abnormal return yang positif (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:136). Salah satu penelitian yang dapat membuktikan hasil tersebut seperti penelitian di India oleh Miglani (2010) yang menganalisis pengaruh right issue terhadap shareholders returns pada perusahaan yang terdaftar di India untuk tahun 20052010. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa pengumuman right issue berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal returnpada hari pengumuman dan setelah pengumuman. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Yusuf, et al., (2009) dan Manullang (2008). Penelitian serupa juga dilakukan Dewi dan Putra (2013) dan Otieno dan Ochieng (2015), namun memberikan hasil
3 Universitas Sumatera Utara
yang menunjukkan bahwa pengumuman right issue tidak mempengaruhi abnormal returnyang diterima oleh investor. Secara umum likuiditas saham menunjukkan ciri suatu sekuritas dengan cukup banyaknya unit yang beredar sehingga memungkinkan adanya transaksi dalam jumlah besar tanpa mengakibatkan penurunan harga yang berarti. Darmadji dan Fakhruddin, (2006:135) menyatakan bahwa right issue berdampak kepada peningkatan
jumlah
saham
yang
beredar.
Penambahan
jumlah
saham
mempengaruhi kepemilikan pemegang saham lama apabila pemegang saham baru tidak melakukan konversi rights-nya. Peningkatan jumlah saham yang beredar akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham. Jika frekuensi perdagangan saham meningkat maka akan mempersempit bid-ask spread saham tersebut. Hal ini didukung oleh penelitian Yusuf, et al.,(2009). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kandungan informasi dari pengumuman right issue yang membuat pasar bereaksi terhadap peristiwa tersebut.
Reaksi
pasar
dapat
diukur
dengan
perubahan
abnormal
returndanlikuiditas saham. Abnormal return sebagai nilai perubahan mencakup nilai perubahan harga saham, perubahan returnsaham, dan perubahan returnpasar yang menunjukkan pasar bereaksi. Suatu peristiwa jika mengandung informasi, maka para investor akan menikmati abnormal return. Hal ini berarti bahwa untuk memperoleh abnormal return, seorang investor harus mendapatkan informasi secara lebih cepat dibandingkan investor lainnya, dan menerjemahkan informasi tersebut ke dalam tindakan membeli atau menjual saham sehingga investor bisa memperoleh keuntungan. (Tandelilin, 2010:250).
4 Universitas Sumatera Utara
Selain abnormal return, reaksi pasar juga dapat diukur dengan likuiditas saham
dengan
menggunakan
bid-ask
spreaduntuk
melihat
pergerakan
perdagangan saham di pasar modal. Bid-ask spread merupakan salah satu indikator likuiditas saham. Semakin rendah selisih antara kurs jual dan kurs beli suatu sekuritas, maka akan semakin likuid saham tersebut. Menurut Jarrow, et al.,(2006:1061) dinyatakan bahwa “persentase bid-ask spread meningkat sebelum dan pada saat pengumuman right issue dan menurun setelah pengumuman right issue”. Namun berbeda oleh hasil penelitian Yusuf, et al., (2009) yang menemukan bahwa rata-rata bid-ask spread mengalami penurunan sebelum dan pada saat right issue yakni sebesar 0,287 dan rata-rata bid-ask spread mengalami sedikit peningkatan setelah pengumuman right issue yakni sebesar 0,014. Terjadinya penurunan sebelum dan pada saat pengumuman dimungkinkan adanya tingkat pengharapan yang tinggi untuk mendapatkan returnsesudah pengumuman sehingga
investor
melakukan
aktivitas
spekulasi.
Sedangkan
terjadinya
peningkatan setelah pengumuman dimungkinkan prediksi investor tidak terbukti sehingga para investor sudah mulai melakukan aktivitas jual saham. Pada tahun 2012- 2014 terdapat perbedaan abnormal return saham dan bidask spread sebelum, pada saat, dan setelah melakukan right issue. Tabel 1.2 Abnormal ReturnSaham Perusahaan 5 Hari Sebelum, Pada Saat dan 5 Hari Setelah Pengumuman Right Issue KODE
NAMA PERUSAHAAN
TANGGAL
SEBELUM (H-5)
PADA SAAT (H0)
SETELAH (H+5)
KIAS
Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
24/02/2012
-0,021
-0,037
0,002
RAJA
Rukun Raharja Tbk
08/05/2012
-0,001
0,005
-0,024
BSIM
Bank Sinarmas Tbk
25/06/2012
-0,039
-0,033
0,024
SMMT
Entertainment International Tbk
26/06/2012
-0,009
-0,004
0,000
Sumber: www.idx.co.id
5 Universitas Sumatera Utara
Pada perusahaan Keramika Indonesia Assosiasi Tbk, Rukun Raharja Tbk, Bank Sinarmas Tbk, dan Entertainment International Tbk memiliki abnormal returnsaham yang berbeda sebelum, pada saat dan setelah melakukan right issue. Ada perusahaan yang mendapatkan abnormal returnpositif, negatif, dan bahkan terdapat abnormal returnnol (0). Tabel 1.3 Bid-Ask Spread Saham Perusahaan 5 Hari Sebelum, Pada Saat dan 5 Hari Setelah Pengumuman Right Issue KIAS
Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
24/02/2012
SEBELUM (H-5) 0,051
RAJA
Rukun Raharja Tbk
08/05/2012
0,045
0,028
0,062
BSIM
Bank Sinarmas Tbk
25/06/2012
SMMT
Entertainment International Tbk
26/06/2012
0,052 0
0,104 0
0,048 0
KODE
NAMA PERUSAHAAN
TANGGAL
PADA SAAT (H0) 0,056
SETELAH (H+5) 0,051
Sumber: www.idx.co.id
Pada perusahaan Keramika Indonesia Assosiasi Tbk, Rukun Raharja Tbk, Bank Sinarmas Tbk dan Entertainment International Tbk memiliki bid-ask spread yang berbeda setelah melakukan right issue. Ada perusahaan yang memiliki perbedaan antara kurs jual dan kurs beli yang tinggi dan bahkan terdapat perusahaan yang tidak memiliki perbedaan antara kurs jual dan kurs beli atau sama dengan nol. Hasil penelitian yang bervariasi terkait dengan peristiwa right issue sehingga right issue
menjadi menarik untuk diteliti mengenai dampaknya
terhadap
return
abnormal
saham
dan
likuiditas
saham.
Dengan
mempertimbangkan bahwa right issue merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan oleh investor sebagai dasar untuk membuat keputusan investasinya, maka penelitian ini akan menguji pengaruh right issue terhadap reaksi pasar. Ada tidaknya reaksi pasar akan ditunjukkan dengan adanya perubahan abnormal
6 Universitas Sumatera Utara
return sahamdan likuiditas saham dengan indikator bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan right issue. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Right Issue terhadap Abnormal Return Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Apakah right issue berpengaruh terhadap abnormal returnsaham perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah right issue berpengaruh terhadap likuiditas saham perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah ada korelasi antara abnormal returnsaham sebelum dengan abnormal returnsaham setelahright issue pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah ada korelasi antara likuiditas saham sebelum dengan likuiditas sesudah right issue pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebeumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
7 Universitas Sumatera Utara
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh right issue terhadap abnormal returnsaham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh right issue terhadap likuiditas saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui korelasi antara abnormal return saham sebelum dengan abnormal return saham setelah right issue pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui korelasi antara likuiditas sahamsebelum dengan likuiditas saham setelah right issue pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi pihak perusahaan/emiten maupun investor dan peneliti selanjutnya. 1.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan mengenai pasar modal terutama mengenai right issue.
2.
Bagi perusahaan/emiten, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan
yang
mungkin
berguna
bagi
pihak
perusahaan
sebelum
mengeluarkan suatu kebijakan terutama mengenai right issue. 3.
Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu pertimbangan sebelum melakukan investasi di pasar modal berdasarkan right issue.
4.
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi untuk melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan judul skripsi ini.
8 Universitas Sumatera Utara