BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, manusia akan selalu berusaha memperoleh harta kekayaan tersebut. Salah satunya melalui kegiatan investasi. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Ada berbagai cara untuk berinvestasi yang digunakan masyarakat. Investasi saham merupakan salah satu jenis investasi yang biasa digunakan oleh masyarakat. Cara berinvestasi lainnya yaitu berinvestasi pada logam mulia atau lebih dikenal dengan investasi emas. Emas merupakan logam mulia yang lumayan mahal dikalangan masyarakat. Banyak masyarakat yang memahami bahwa emas merupakan sarana investasi jangka panjang. Masyarakat menyimpan uang dalam bentuk emas yang suatu saat bila membutuhkan uang emas tersebut dapat dijual untuk mendapatkan
uang
(http://www.belajarinvestasi.net/emas/investasi-emas).
Sehingga emas memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan investasi lain. Investasi emas atau logam mulia adalah salah satu jenis alat investasi yang menarik dan relatif lebih aman. Misalnya, dalam kondisi perekonomian suatu negara sangat berpengaruh terhadap perubahan harga di satu negara. Tingkat
1
2
inflasi suatu negara dapat menjadi indikatornya. Tetapi, tidak demikian dengan emas. Semakin tinggi laju inflasi akan semakin tinggi pula kenaikkan harga emas. Jadi, selama inflasi suatu negara masih relatif tinggi dan keadaan pada umumnya masih penuh ketidakpastian dan emas merupakan sarana investasi yang cukup menarik (http://www.belajarinvestasi.net/emas/investasiemas). Pada saat ini banyak sekali lembaga-lembaga yang menyediakan jasa untuk masyarakat yang ingin melakukan investasi emas. Pegadaian contohnya lembaga yang sudah tidak asing lagi pada masyarakat indonesia. Lembaga ini tidak hanya menyediakan jasa gadai, tetapi juga menyediakan jasa yang dikhususnya bagi masyarakat yang ingin berinvestasi. Pegadaian melihat potensi bisnis gadai ditunjang sebagian besar oleh banyaknya masyarakat yang menyimpan emas. Untuk mendukung masyarakat untuk menyimpan emas, maka diperlu edukasi investasi emas dan adanya produk yang memfasilitasi masyarakat untuk menyimpan emas. Untuk kebutuhan tersebut, maka sejak Oktober 2008
diluncurkan Produk Emas
bernama MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk investasi abdi). MULIA adalah sebuah pembiayaan kepemilikan logam mulia emas secara cicilan yang dapat dilakukan di seluruh outlet Pegadaian. Produk MULIA didisain dengan melihat kebutuhan masyarakat untuk berinvestasi emas dan sumber daya yang dimiliki oleh Pegadaian yaitu sumber daya manusia yang ahli dalam bidang emas dan infrastruktur outlet yang tersebar di seluruh Indonesia(PT. Pegadaian (Persero), 2015).
3
Dalam pelaksanaan jual beli logam mulia di Pegadaian ada tiga pihak yang terkait, yaitu pihak penjual, pembeli dan pemasok. Pegadaian selaku pihak penjual menawarkan emas batangan kepada nasabah selaku pihak pembeli, dimana harga beli dan margin keuntungan diberitahukan oleh Pegadaian kepada pihak pembeli (nasabah), setelah ada kesepakatan, kemudian pihak penjual melakukan pemesanan emas logam mulia kepada pihak pemasok PT.ANTAM (Aneka Tambang) sesuai dengan permintaan pihak pembeli. Dan sebagai inovasi terkini dari Produk emas adalah new MULIA. New Mulia ini merupakan inovasi produk MULIA yang memiliki beberapa fitur salah satunya MULIA Arisan atau arisan logam mulia. Produk arisan logam mulia ini adalah pembiayaan emas yang ditawarkan oleh Pegadaian dengan sistem arisan yang memudahkan masyarakat untuk memiliki emas(PT. Pegadaian (Persero), 2015). Arisan logam mulia ini secara umum sama seperti arisan yang marak dilakukan masyarat. Tetapi, yang membedakan pemenang arisan mendapatkan emas logam mulia bukan uang tunai. Logam mulia yang dihasilkan dari produk ini adalah emas yang di produksi oleh perusahaan emas terbesar di dunia yaitu PT. ANTAM (Aneka Tambang) yang dilengkapi oleh sertifikat asli. Syarat pada produk ini juga sangat mudah dan tidak membebankan masyarakat untuk berinvestasi karena dapat diangsur perbulannya dengan bunga yang diberikan sangat rendah.
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dalam pembahasan ini adalah : 1. Bagaimana mekanisme pengajuan pembukaan arisan logam mulia pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malang? 2. Bagaimana perhitungan angsuran perbulan produk arisan logam mulia pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malang? 3. Bagaimana mekanisme pembayaran angsuran dan pelunasan arisan logam muliapada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malang? 4. Apa sajakah keunggulan dan kelemahan dari produk arisan logam mulia pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malang?
C. Batasan Masalah Agar penyajian pembahasan lebih terarah dan tepat pada sasaran yang dituju, maka perlu adanya batasan-batasan yang meliputi pemamparan tentang mekanisme pengajuan pembukaan arisan logam mulia, perhitungan angsuran perbulan arisan logam mulia, mekanisme pembayaran angsuran dan pelunasan serta keunggulan dan kelemahan arisan logam mulia di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malang.
5
D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui mekanisme pengajuan pembukaan arisan logam mulia pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malang. 2. Untuk mengetahui perhitungan angsuran perbulan pada produk arisan logam mulia pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malang. 3. Untuk mengetahui mekanisme pembayaran angsuran dan pelunasan arisan logam mulia pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malang. 4. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari produk arisan logam mulia pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malang.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malang Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan sumbangan pemikiran dan bagi instansi agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kinerja perusahaan pada produk Arisan Logam Mulia. 2. Bagi penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti lainnya dan juga sebagai bahan pembanding atas penelitian yang serupa sehingga dapat dijadikan acuan atau refrensi.