BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini informasi dalam kehidupan sehari-hari membawa kita ke dalam suatu perkembangan teknologi, dimana era globalisasi dan informatika yang menjadikan komputer, internet, dan pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh kekurangan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap perusahaan atau organisasi dituntut untuk mengoptimalkan produktivitas serta kreatifitas kerjanya melalui professionalisme yang sangat berkualitas. Public relations yang profesional harus dimiliki oleh setiap perusahaan maupun organisasi, karena public relations yang professional dapat memajukan organisasi atau perusahaan. Dewasa ini keberadaan public relations sangat diperlukan bagi setiap organisasi (pemerintah dan non pemerintah), perusahaan (swasta,asing dan BUMN). Perkembangan public relations saat ini telah menjadi tolak ukur bagi suatu lembaga, perusahaan , organisasi, maupun perguruan tinggi untuk mengacu kepada sebuah tujuan bersama dengan menerapkan media komunikasi PR. Komunikasi yang efektif penting bagi semua organisasi atau perusahaan, oleh karena itu bagi para pemimpin perusahaan dan para komunikator dalam perusahaan perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan berkomunikasi. Public relations dalam fungsinya sebagai manager communications, terlibat dalam proses komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi tersebut merupakan
1
2
integrasi yang menguntungkan atas organisasi dan interaksi berkelanjutan dengan stakeholder. PT.Indosiar Karya Media Tbk akan segera melakukan merger dengan PT.Elang Mahkota Teknologi Tbk dan PT. Surya Citra Media Tbk (SCMA). Kedua perusahaan yang diajak merger tersebut terkenal sebagai pengelola stasiun televisi nasional SCTV. Direktur utama Indosiar,Handoko menyatakan rencana merger ini telah disetujui rapat dewan komisaris Indosiar pada Jumat (18/2). Namun Indosiar baru merilis rencana ini ke Bursa Efek Indonesia hari ini. “Dewan komisaris mendukung rencana merger tersebut sepanjang dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,”ujarnya,Senin (21/2). Meskipun demikian, pihak Indosiar belum menjelaskan lebih lanjut nilai merger dan kapan rencana tersebut akan direalisasikan. Begitu pun dengan teknis merger, apakah setelah ini Indosiar dan SCTV bergabung menjadi satu stasiun televisi baru atau tidak. Kabar mengenai merger tiga perusahaan ini sebenarnya sudah berhembus sejak 2008 lalu. Namun aksi korporasi tersebut tidak dilakukan karena terhambat aturan perundang-undangan. Sebelumnya berdasarkan UU penyiaran No.32/2002 atau PP No. 50,sebuah stasiun televisi dilarang memiliki dua wilayah siar di provinsi yang sama. Menurut regulasi tersebut, satu badan hukum diperbolehkan memiliki dua wilayah penyiaran di dua provinsi yang berbeda. Itupun dibatasi dengan kepemilikan maksimal 100 persen di satu wilayah dan maksimal 49 persen di wilayah lain.1 Semua perusahaan mempunyai cara tersendiri untuk memajukan kesejahteraan karyawannya. Salah satu cara yang diambil oleh PT. Indosiar dengan melakukan akuisisi. Walaupun berita mengenai akuisisi ini sudah dibicarakan sejak tahun 2008, akan tetapi belum ada realisasinya. Rencana akuisisi tersebut membuat pemberitaan yang simpang siur, banyak berita yang mengabarkan bahwa rencana ini melanggar UU penyiaran. Koalisi penyiaran pun menolak adanya penggabungan antara SCTV dan Indosiar. Koalisi penyiaran menolak karena aksi korporasi ini melanggar UU Penyiaran.
1
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/ekonomi/11/02/21/165279-indosiar-sctv-segermerger diakses pada Senin,21 Februari 2011 pukul 17.33 WIB
3
Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran menolak rencana penggabungan usaha stasiun televisi SCTV dan Indosiar yang ramai belakangan ini. koordinator Koalisi, Eko Maryadi mengatakan rencana penggabungan itu menyalahi aturan UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Koalisi ini, jelas Eko terdiri dari beberapa lembaga diantaranya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), LBH Pers, Masyarakat Komunikasi Indonesia (MAKSI) dan puluhan lembaga lainnya. “Kami meminta Kementrian Komunikasi dan Informatika Komisi Penyiaran Indonesia, dan Badan Pengawas Pasar Modal tidak memberikan izin atas rencana penggabungan ini,”ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/3). Menurut Eko, penggabungan ini mengakibatkan pemusatan kepemilikan frekuensi pada stasiun televisi. Padahal frekuensi adalah milik public yang dikuasakan pada Negara untuk dipinjamkan ke stasiun televisi. “harusnya digunakan untuk kepentingan bersama,”tandasnya. Pemusatan kepemilikan,lanjut Eko, juga bertentangan dengan prinsip diversity of ownership and content dalam UU Penyiaran. Terkait hal ini, koalisi juga menyoroti kepemilikan tiga stasiun televisi (RCTI,MNC, dan Global) oleh MNC Group serta dua stasiun (TransTV dan Trans7) oleh TransCorp. “Pemerintah dan DPR harus mampu bersikap tegas menegakkan aturan UU Penyiaran demi kepentingan public atas informasi yang berimbang,”pungkasnya.2 Dengan adanya pemberitaan mengenai akuisisi ini membuat penulis tertarik untuk membahas masalah yang terjadi sejak tahun 2008. Berita mengenai akuisisi ini sudah berhembus sejak tahun 2008 akan tetapi masalah ini belum juga terealisasikan karena melanggar UU Penyiaran. Hingga saat ini pun belum ada keputusan yang memastikan bahwa Indosiar atau pun SCTV akan melakukan akuisisi. Rencana penggabungan usaha (merger) PT. Indosiar Karya Media Tbk, PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk, dan PT. Surya Citra Media Tbk akan ditargetkan rampung Juni 2011. direktur utama Indosiar Karya Media , Handoko mengatakan anak usaha Elang Mahkota Teknologi yakni Surya Citra Media (operator televisi swasta SCTV) akan menjadi perusahaan induk dari Indosiar Karya Media, jika rencana merger tersebut dilangsungkan. “Kami menargetkan tindakan korporasi ini dapat dilaksanakan paling lambat pada akhir Juni 2011. Apabila strukturnya merger, ada indikasi kuat yang akan menjadi surviving company yakni Surya Citra Media,”ujarnya dalam keterangan resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), hari ini. 2
http://hukumonline.com/berita/baca/lt4d897da1c7e67/koalisi-penyiaran-tolak-penggabungansctvindosiar,diakses pada Rabu,23 Maret 2011
4
Dalam keterangan itu, Handoko menyebutkan rencana aksi korporasi tersebut bisa batal, apabila secara komersial penggabungan usaha ini tidak menguntungkan atau tidak memperolah izin dari instansi terkait. Keterangan yang disampaikan oleh manajemen Indosiar tersebut menindaklanjuti permintaan dari BEI yang menghentikan sementara perdagangan saham ketiga emiten tersebut dipasar regular. Sejak mengumumkan rencana merger atau akuisisi pecan ini, harga saham ketiga emiten itu terus bergerak naik.3 Dengan adanya pemberitaan mengenai rencana akuisisi ini, Indosiar melakukan Rapat Umum Pemegang Saham pada 28 Juni 2011. Rapat tersebut akan membicarakan mengenai akuisisi, apakah rencana tersebut akan dilakukan atau tidak. Setelah mengadakan Rapat Umum Pemegamg Saham pada tanggal 28 Juni 2011, ternyata keputusannya menyatakan bahwa Indosiar akan mengadakan akuisisi dengan SCTV. Saham yang akan dibeli oleh SCTV sekitar 27,24 %. Bila rencana akuisisi ini terealisasi, apakah akan menimbulkan manajemen krisis pada perusahaan tersebut, bila terjadi krisis bagaimanakah upaya yang dilakukan Public Relations. Oleh karena itu penulis membahas permasalahan tersebut dalam penelitian ini. Manajemen Krisis adalah kapasitas untuk memahami, mengerahkan, mengkoordinasikan, dan menjadikan satu semua strategi dan fungsi kebijakan dan semua keahlian hubungan dengan public atau keahlian PR, menjadi sebuah pemahaman yang objektif;berisikan partisipasi dalam membentuk kebijakan public yang dapat berpengaruh terhadap masa depan masing-masing individu bahkan perusahaan atau institusi. Rapat Umum Pemegang Saham yang dilakukan oleh direksi PT Indosiar pada tanggal 28 Juni 2011, telah menyetujui akan adanya Akuisisi antara Indosiar 3
http://www.bisnis.com/korporasi/aksi-korporasi/13809-merger-indosiar-sctv-akan-rampung-juni2011 (diakses pada hari selasa 28 Juni 2011 pukul 12.05)
5
dengan SCTV. Tujuan dari akuisisi ini adalah untuk menyejahterakan karyawan dan mengefisienkan kinerja perusahaan. Dengan adanya akuisisi ini maka Struktur organisasi perusahaan pun mengalami perubahan.4 Dipilihnya PT.Indosiar Visual Mandiri dalam penelitian ini karena pemberitaan yang sedang dihadapinya. Dalam hal ini pemberitaan yang dihadapi oleh PT.Indosiar Visual Mandiri sudah dibicarakan sejak 2008 akan tetapi belum juga menemukan titik temunya. Peneliti juga ingin mengetahui apakah akuisisi tersebut membawa angin segar bagi perusahaan tersebut.
1.2 Perumusan Masalah Pada latar belakang masalah diatas menunjukan bahwa peran PR dalam menangani masalah akuisisi sangat berpengaruh. Oleh karena itu, perumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Peran Public Relations PT Indosiar Visual Mandiri dalam Mengatasi Masalah penggabungan (akuisisi) antara Indosiar dengan SCTV?” (Manajemen Krisis).
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran PR PT Indosiar Visual Mandiri dalam Mengatasi Masalah penggabungan (akuisisi) antara Indosiar dengan SCTV (Manajemen Krisis).
1.4 Kegunaan Penelitian 4
Hasil wawancara dengan PR Manager PT Indosiar (bapak Gufroni Sakaril) pada hari Rabu 6 Juli 2011 pukul 17.00 WIB di Kantor Indosiar Visual Mandiri
6
1.4.1 Kegunaan Teoritis/Akademis Mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang studi komunikasi mengenai peran Public Relations yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam mengelola manajemen isu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu komunikasi, khususnya bidang studi Public Relations dan dapat mengimplementasikannya.
1.4.2 Kegunaan Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan untuk mengetahui peran Public Relations PT Indosiar Visual Mandiri dalam mengatasi masalah akuisisi antara Indosiar dengan SCTV.