1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Epidemi penyakit tidak menular muncul menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia saat ini. Berdasarkan studi epidemiologi terbaru, Indonesia telah memasuki epidemi diabetes mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2. Perubahan gaya hidup dan urbanisasi merupakan penyebab penting masalah ini, dan terus menerus meningkat pada setiap tahunnya. Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2011 terdapat 366 juta penduduk dunia menderita diabetes mellitus dan terdapat peningkatan kasus menjadi 371 juta penduduk pada tahun 2012. Berdasarkan IDF Atlas pada tahun 2011 Indonesia menduduki peringkat 10 negara dengan jumlah penderita diabetes mellitus terbanyak yaitu sebanyak 7,3 juta penduduk. Jumlah ini meningkat pada tahun 2012 menjadi 7,6 juta penduduk dan membuat Indonesia berada pada peringkat 7 negara dengan jumlah penderita diabetes mellitus terbanyak. Dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2006, penyakit diabetes mellitus mempunyai kasus sebanyak 80,97 per 1.000 penduduk, sedangkan di Salatiga terdapat 8246 kasus penyakit diabetes mellitus yang dilaporkan di puskesmas dan rumah sakit. 1
2 Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan kepada petugas rekam medik RSUD Kota Salatiga diperoleh keterangan bahwa terjadi peningkatan kasus penderita diabetes mellitus yang dirawat setiap tahunnya. Data pada bulan Januari-Desember 2011, pasien yang rawat inap akibat Diabetes Mellitus sebanyak 289 orang dengan 118 pasien laki-laki dan 171 pasien perempuan. Tercatat 18 pasien meninggal dunia akibat Diabetes Mellitus. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus, sebanyak 364 pasien rawat inap dengan 130 pasien laki-laki dan 234 pasien perempuan. Tercatat 19 pasien meninggal akibat diabetes mellitus. Diabetes mellitus adalah penyakit yang akan diderita seumur hidup (Perkeni, 2011). Peran dalam pengelolaan penyakit diabetes mellitus tidak hanya dokter, perawat dan ahli gizi, tetapi lebih penting keikutsertaan pasien sendiri dan keluarganya. Karakteristik pengelolaan diabetes berlaku sepanjang usia individu, menuntut kemampuan individu untuk menyesuaikan diri terhadap pola hidup melalui manajemen diri. Pengelolaan yang tidak baik merupakan
penyebab
terjadinya
berbagai
komplikasi
kronik
diabetes. Komplikasi dapat dicegah dengan melakukan tindakan meliputi diet, olahraga, obat-obatan, edukasi mengenai diabetes, manajemen diri dan pemantauan kadar glukosa di rumah (Perkeni, 2011).
3 Pengendalian pencegahan
dini.
diabetes
mellitus
Pencegahan
diprioritaskan
dilakukan
melalui
pada upaya
pencegahan faktor risiko diabetes mellitus yaitu upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,
2008).
Pemberdayaan
penyandang
diabetes
mellitus
memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Untuk mencapai pemberdayaan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi. Oleh karena itu, peran para pendidik baik formal maupun informal dan para kader sangat penting untuk menurunkan angka kesakitan diabetes mellitus. Tim kesehatan berperan mendampingi pasien menuju perubahan perilaku sehat. Edukasi kepada pasien dan keluarganya sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam usaha memperbaiki hasil pengelolaan diabetes mellitus. Pada dasarnya tujuan edukasi pada diabetes mellitus adalah perawatan mandiri sehingga seakan-akan pasien menjadi dokternya sendiri, dengan begitu pasien mengetahui kapan harus berobat ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. Edukasi yang cukup akan menghasilkan kontrol diabetes yang baik dan mencegah atau mengurangi perawatan di rumah sakit.
4 Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi besar dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit. Perawat mempunyai waktu terlama dalam berinteraksi dengan pasien dan keluarga. Orem (1985 dalam Alligood & Tomey, 2006) mengatakan bahwa intervensi keperawatan dibutuhkan karena adanya
ketidakmampuan
melakukan
perawatan
diri
akibat
keterbatasan fisik. Salah satu bentuk intervensi keperawatan yang dapat
dilakukan
adalah
discharge
planning
(perencanaan
pemulangan pasien) untuk mempromosikan tahap kemandirian tertinggi kepada pasien, teman-teman, dan keluarga dengan menyediakan serta memandirikan aktivitas perawatan diri (The Royal Marsden Hospital 2004). Kegiatan discharge planning merupakan bagian dari proses keperawatan dan fungsi utama dari perawatan. Melalui kegiatan discharge planning dengan edukasi yang tepat diharapkan pengetahuan penderita akan bertambah dan akan mengurangi risiko terjadinya berbagai komplikasi kronik diabetes. Sebuah riset keperawatan menunjukkan bahwa rencana pemulangan dapat mengurangi komplikasi penyakit dan kemungkinan pasien untuk dirawat kembali (Wilkinson JM, 1996). Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien mampu melakukan tindakan
5 perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah meninggalkan rumah sakit. Studi pendahuluan dilakukan pada bulan Desember 2012 dengan melakukan wawancara singkat dengan perawat yang bertugas di bangsal Cempaka RSUD Kota Salatiga. Dari hasil studi pendahuluan diketahui bahwa discharge planning pada pasien diabetes mellitus telah dilakukan, akan tetapi pelaksanaannya belum optimal. Informasi kesehatan tentang penyakit yang diderita pasien sangat terbatas, bukan dijelaskan dalam pendidikan kesehatan yang terstruktur. Kondisi pasien diabetes mellitus membutuhkan perawatan lanjutan di rumah secara intensif, sehingga penting bagi perawat untuk mempersiapkan pasien dan keluarga dengan discharge planning yang terprogram. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pelaksanaan discharge planning oleh perawat pada pasien diabetes mellitus di RSUD Kota Salatiga. 1.2. Fokus Penelitian Permasalahan
dalam
penelitian
ini
adalah
bagaimana
gambaran pelaksanaan discharge planning oleh perawat pada pasien diabetes mellitus di RSUD Kota Salatiga.
6 1.3. Signifikansi dan Keunikan Penelitian Penelitian didasarakan pada penyakit diabetes mellitus akan diderita seumur hidup dan menuntut pasien menyesuaikan diri terhadap pola hidup terkontrol. Melalui kegiatan discharge planning dengan
edukasi
berupa
pemahaman
mengenai
perjalanan
penyakit, pencegahan, penyulit, dan penatalaksanaan diabetes mellitus, akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan pasien dan keluarga dalam usaha memperbaiki hasil pengelolaan diabetes mellitus. Melalui kegiatan discharge planning diharapkan pengetahuan pasien akan bertambah dan akan mengurangi risiko terjadinya berbagai komplikasi kronik diabetes. Penelitian yang dilakukan oleh Rudi Haryono, dkk, 2008 tentang Gambaran Pelaksanaan Discharge Planning Pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menunjukkan 10 responden pasien (50%) menyatakan telah mendapatkan discharge planning dengan kriteria baik. 19 responden perawat (95%) telah memberikannya pada pasien diabetes mellitus. Hal ini berarti masih ada pasien yang belum mendapatkan discharge planning aspek pendidikan
kesehatan
yang
memungkinkan
pasien
tidak
mengetahui hal-hal yang harus dilakukan setelah pasien pulang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rondhianto (2011) tentang Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) dalam Discharge planning terhadap Self Efficacy dan Self Care Behavior
7 Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2, mendapatkan hasil bahwa penerapan DSME di dalam discharge planning terbukti dapat meningkatkan self efficacy dan self care pasien DM tipe 2 lebih signifikan dibandingkan dengan pemberian discharge planning yang biasa dilakukan di ruangan. Berdasarkan hasil dari kedua penelitian di atas, peneliti memilih menggunakan metode kualitatif untuk mengambarkan pelaksanaan discharge planning oleh perawat pada pasien diabetes mellitus di RSUD Kota Salatiga. Metode kualitatif lebih teliti dan mendalam untuk mengetahui kualitas pelaksanaan discharge planning pasien diabetes mellitusdi RSUD Kota Salatiga.
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan discharge planning oleh perawat pada pasien diabetes mellitus di RSUD Kota Salatiga. 1.4.2. Tujuan Khusus a.
Untuk
memperoleh
gambaran
proses
pelaksanaan discharge planning oleh perawat pada pasien diabetes mellitus di RSUD Kota Salatiga.
8 b.
Untuk
memperoleh
gambaran
pelaksanaan
edukasi oleh perawat pada pasien diabetes mellitus di RSUD Kota Salatiga. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Praktik Keperawatan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi perawat untuk melakukan praktik keperawatan profesional dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dalam pemberian discharge planning khususnya bagi pasien diabetes mellitus. 1.5.2. Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat digunakan RSUD Kota Salatiga
sebagai
sumber
masukan
tentang
pelaksanaan discharge planning pada pasien diabetes mellitus yang telah diterapkan selama ini, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan discharge planning pasien diabetes mellitus. 1.5.3. Bagi Peneliti Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan peneliti dalam pelaksanaan intervensi keperawatan, serta sebagai media belajar bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Selain itu hasil penelitian
9 ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama, khususnya tentang pelaksanaan discharge planning pada pasien diabetes mellitus.