BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang berorientasi pada terbentuknya individu yang mampu memahami realitas dirinya dan masyarakat serta bertujuan untuk menciptakan perubahan sosial secara signifikan dalam kehidupan umat manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan peserta didik untuk menghadapi masa depan dan menjadikannya bermartabat di antara bangsa-bangsa lain. Pendidikan perlu membiasakan anak-anak memahami eksistensi bangsa, karena salah satu bidang pembangunan nasional yang sangat penting dan menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah pembangunan karakter bangsa. Pembangunan
karakter
bangsa
seharusnya
menjadi
arus
utama
pembangunan nasional. Artinya, setiap upaya pembangunan harus selalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan karakter. Hal itu tercermin dari misi pembangunan nasional yang memposisikan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi pembangunan nasional, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025, yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, 1
2
bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks (Dasim, 2012: 10). Karakter merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa, karena karakter merupakan daya juang yang berisikan nilai kebaikan, akhlak dan moral yang terpatri dalam diri manusia (Abidinsyah, 2011:2) Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana pembentukan karakter bangsa merupakan salah satu mata pelajaran sebagai muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar sampai menengah. Selanjutnya dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi ditegaskan bahwa PKn termasuk cakupan kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian, dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Pendididikan ini dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan karakter akan memperoleh hasil yang optimal apabila di sajikan pada peserta didik dengan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dengan melibatkan pengalaman peserta didik dalam kehidupan keseharian. Di lingkungan sekolah masih ada pelanggaran-pelanggaran terhadap norma yang ada dan peraturan sekolah secara terus menerus, seperti banyaknya kasus membolos, yang menunjukkan belum terlaksananya pendidikan karakter
3
dengan baik di sekolah. Pendidikan karakter menjadi semakin mendesak untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan kita mengingat berbagai macam perilaku yang non edukatif kini telah menambah dalam lembaga pendidikan kita seperti fenomena kekerasan, pelecehan seksual yang terjadi di kalangan sekolah (Doni Koesoema, 2007: 115). Hal itu dapat dilihat di satu sisi sebagai melemahnya karakter individual namun di sisi lain juga patut dilihat sebagai persoalan penurunan karakter warga negara. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang efektif dalam pembelajaran PKn sebagai wahana pembentukan karakter. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode problem based learning. Problem based learning menjadi alternatif metode pembelajaran yang tepat dimana dalam pembelajaran berbasis masalah kondisi yang harus tetap dijaga adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal (Ngalimun, 2013: 163). Melalui metode problem based learning, siswa dibiasakan untuk belajar dari permasalahan aktual dan faktual dalam kehidupan sehari-hari khususnya berkenaan dengan aktualisasi nilai-nilai karakter. Selain itu, siswa juga dibiasakan untuk belajar berkelompok dan berdiskusi, juga belajar mengkaji masalah, mencari informasi yang relevan, menyusun informasi yang diperoleh, mengkaji alternatif penyelesaian yang ada, mengusulkan alternatif penyelesaian dan menyusun tindakan penyelesaian, sehingga siswa dapat memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik empirik, yang pada akhirnya berdampak pada pengamalan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.
4
Realitas yang terjadi selama ini, guru masih menggunakan paradigma lama sebagai metode pembelajaran. Guru mendominasi pembelajaran dan siswa dikondisikan pasif menerima pengetahuan atau yang biasa disebut sebagai pembelajaran konvensional. Pembelajaran sistem konvensional (faculty teaching) merupakan sebuah sistem pembelajaran yang mengedepankan aktivitas yang didominasi oleh guru atau pengajar, pelajar bersifat pasif, diam, mendengar, dan sekali-kali memperhatikan. Pada kenyataannya yang dihadapi siswa saat ini adalah pada masalah pendidikan yaitu berlangsungnya pelaksanaan pengajaran yang kurang bermakna bagi pembentukan karakter kebangsaan siswa, yang berakibat merosotnya mentalitas dan moralitas akan makna dari kehidupan. Pelaksanaan pendidikan dalam upaya pembentukan karakter kebangsaan siswa telah ada akan tetapi dalam pelaksanaan belum dapat efektif karena beberapa faktor antara lain kurang optimalnya pembelajaran disekolah. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen pada mata pelajaran PKn. Pembelajaran PKn khususnya pendidikan nilai-nilai karakter di SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen belum menerapkan metode problem based
learning dan belum menunjukkan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Menurut wawancara yang peneliti lakukan kepada kepala Sekolah di SMP Negeri 3 SATAP, pelaksanaan pendidikan dalam upaya pembentukan karakter kebangsaan siswa belum efektif. Hal tersebut dikarenakan faktor peranan guru yang kurang
5
maksimal dalam usaha menumbuhkan karakter siswa dan buku-buku penunjang bagi siswa yang belum memadai. Hasil observasi dan wawancara pada tanggal 20 Januari 2014 dengan pihak guru SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen juga menunjukkan bahwa guru dalam pembelajaran PKn cenderung menggunakan metode konvensional seperti metode ceramah, penugasan dan mencatat. Guru tampak mendominasi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran nilai-nilai karakter, akibatnya siswa cenderung hanya mendengarkan, dan kurang aktif dalam pembelajaran dan belum dapat mengaktualisasikan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku siswa juga belum menunjukkan perilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran PKn. Di samping itu, lingkungan tempat tinggal siswa di daerah yang masih hidup dalam cara-cara lama yang kurang mementingkan pendidikan berdampak pula pada daya serap tiap-tiap ketuntasan materi masih di bawah 75 %. Pemerintah daerah juga kurang memperhatikan situasi dan kondisi sekolah, yang dibuktikan dengan kurangnya bantuan operasional untuk mendukung kegiatan belajar siswa di SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen. Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan peneliti, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Metode Problem Based Learning (PBL) dalam Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran PKn di SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen”. Adanya efektivitas metode pembelajaran tersebut diharapkan dapat mengaaktualisasi nilai-
6
nilai karakter dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemerintah kurang memperhatikan akan kondisi dan situasi di sekolah yang dibuktikan dengan kurangnya bantuan operasional untuk mendukung kegiatan belajar siswa di SMP SATAP Karangsambung Kebumen. 2. SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung belum dapat disejajarkan dengan SMP Negeri/SMP Reguler lain yang memiliki kualitas belajar yang lebih baik 3. Guru SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen cenderung masih
menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran karakter. 4. Pembelajaran PKn di SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen
belum menunjukkan adanya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta belum pernah menerapkan metode problem based learning. 5. Siswa
SMP
Negeri
3
SATAP
Karangsambung
belum
dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai karakter.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang di atas, ditemukan sejumlah permasalahan. Agar penelitian lebih fokus, permasalahan yang dibatasi pada
7
masalah yaitu Efektivitas Metode Problem Based Learning dalam Aktualisasi Nilai-nilai Karakter pada Pembelajaran PKn di SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat di rumuskan masalah yaitu: 1. Adakah perbedaan aktualisasi nilai-nilai karakter pada pembelajaran PKn siswa SMP Negeri
3 SATAP Karangsambung Kebumen antara
menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dengan metode konvensional?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui perbedaan aktualisasi nilai-nilai karakter pada pembelajaran PKn siswa SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen antara menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dengan metode konvensional.
8
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) diharapkan akan menambah metode pembelajaran PKn di SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen dan lembaga-lembaga pendidikan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini secara praktis akan bermanfaat sebagai berikut. a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai cara untuk meningkatkan aktualisasi nilai-nilai karakter, sehingga pembelajaran PKn lebih berkualitas. b. Bagi guru dan calon guru PKn, penelitian ini dapat dijadikan referensi tindakan dalam meningkatkan aktualisasi nilai-nilai karakter. c. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi salah satu bentuk pengabdian dan penerapan dari ilmu yang didapat dalam perkuliahan, serta memberikan pengalaman kepada peneliti dan memberikan kontribusi kepada masyarakat terutama dalam bidang pendidikan. d. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah. Selain itu, diharapkan dapat menjadi pemacu untuk aktualisasi nilai-nilai karakter pada siswa.