BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini semakin maju dan modern, banyak teknologi yang berhasil diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia, tetapi secanggih apapun peralatan seperti mesin dan barang elektronik yang lainnya tidak akan mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. Sumber daya manusia atau pegawai merupakan faktor yang sangat menentukan dalam menggerakkan aktivitas suatu organisasi dan berfungsi sebagai alat utama untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Setiap organisasi dalam kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya. Semakin maju dan berkembangnya dunia teknologi, mendorong organisasi untuk lebih selektif dalam memilih dan mempekerjakan pegawai yang mampu bekerja sesuai standar yang dibutuhkan organisasi. Hal ini semakin menunjukan bahwa pegawai memegang peranan penting sebagai perencana dan pelaksana program dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, yang selanjutnya disingkat menjadi Diskominfo Jabar, merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh pemerintah Jawa Barat yang tidak hanya mengurusi persoalan teknis, tapi juga kebijakan, baik hubungannya kedalam maupun menyentuh kepentingan publik khususnya bidang teknologi informatika, dengan visi, “Terwujudnya masyarakat informasi Jawa Barat melalui penyelenggaran komunikasi dan
1
2
Informatika yang efektif dan efisien”. Hal ini dapat dikatakan setiap pegawainya harus memiliki kinerja yang produktif agar Diskominfo Jabar dapat berjalan secara efektif dan efisien, yang berarti penyelenggaraan perumusan, penetapan pengaturan dan koordinasi, pelaksanaan kebijakan teknis urusan teknis pos dan telekomunikasi, sarana komunikasi dan diseminasi, pengolahan data elektroni, penyelenggaraan fasilitas dan pengendalian komunikasi dan informatika, telematika, serta pengolahan data elektronik yang dikelola secara baik sehingga pada pelaksanaan dan hasilnya dapat berjalan efektif, yaitu segala target dapat terpenuhi dan efisien, yaitu anggaran yang telah dirancang dapat terserap dengan baik demi kepentingan bersama seperti yang telah tercantum dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat. Demi mencapai tujuan organisasi, Diskominfo harus mampu mengelola pegawai agar dapat bekerja optimal sehingga pegawai memiliki kinerja yang tinggi seperti diharapkan organisasi Kinerja mengacu pada hasil kerja pegawai diukur berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan dinas yang bersangkutan. Seorang pegawai dikatakan memiliki kinerja yang tinggi, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika realisasi hasil kerja lebih tinggi dari pada yang ditetapkan dinas tersebut. Diskominfo memiliki dua instrumen pengukuran kinerja untuk para pegawainya. Yang pertama adalah perilaku kerja. Aspek yang dinilai yaitu hadir terlambat tanpa izin, pulang lebih cepat tanpa izin, tidak masuk kerja tanpa izin, tidak melaksanakan tugas atau perintah kedinasan dari atasan tanpa alasan, dan dikenai
3
hukuman disiplin sesuai PP No. 53 Tahun 2010. Yang kedua adalah prestasi kerja. Aspek yang dinilai yaitu tugas pokok atau angka kredit dan tugas tambahan. Berikut Tabel kinerja di Diskominfo Jabar periode Januari-Desember 2013 yang diperoleh berdasarkan instrumen pengukuran kinerja pada Diskominfo Jabar. Tabel 1.1 Kinerja Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat Periode Januari – Desember 2013 (%) Periode Pencapaian Target Januari 69,79 100 Februari 59,37 100 Maret 56,25 100 April 64,21 100 Mei 65,26 100 Juni 60,63 100 Juli 61,70 100 Agustus 53,76 100 September 53,26 100 Oktober 59,14 100 November 73,91 100 Desember 75,82 100 Rata-rata 62,76 Sumber: Diskominfo Jabar tahun 2013
Tabel di atas menunjukkan fluktuasi kinerja pegawai Diskominfo Jabar. Hal ini terlihat dari persentase yang memperoleh nilai terendah pada bulan September sebesar 53,26% dan tertinggi pada bulan Desember sebesar 75,82%. Dengan rata-rata sebesar 62,76%. Setelah ditinjau, pada bulan September tingkat absensi pegawai ternyata cukup tinggi dan sebanyak 34 hari pegawai tidak hadir tanpa alasan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan bagian SDM, masih terdapat pegawai yang memiliki kemampuan menyelesaikan tugas dan hasil kerja
4
tidak sesuai dengan harapan dinas, terlambat menyelesaikan laporan, kurangnya inisiatif dalam mengerjakan laporan, dan kurangnya kerjasama antar pegawai. Perilaku kerja sebagai instrumen penilaian kinerja harus dilakukan dalam hubungannya dengan pekerjaan dan menginginkan para pegawai untuk mematuhinya
sebagai
upaya
meningkatkan
produktivitas.
Tetapi dalam
kenyataannya sering terjadi pegawai sebagai manusia mempunyai kelemahan, diantaranya masalah kedisiplinan. Oleh karena itu, peningkatan disiplin kerja menjadi bagian penting di Diskominfo. Permasalahan yang muncul adalah bagaimanakah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin pegawai. Kurangnya pengetahuan pegawai tentang dinas, peraturan, dan kebijakan yang ada merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Berbagai upaya dilakukan agar dapat mengatasi permasalahan tersebut, seperti melakukan program orientasi pada pegawai baru tentang profil Diskominfo, peraturan dinas, dan standar operasional prosedur di setiap bagian. Tabel 1.2 berikut menunjukan ketidakhadiran pegawai Diskominfo Jabar pada tahun 2013 cukup tinggi. Melihat pegawai yang tidak masuk kerja tertinggi mencapai 141 hari terjadi pada bulan Februari. Sedangkan pada bulan Agustus pegawai tidak hadir tanpa alasan mencapai 46 hari, karena masih berada di luar kota seusai cuti bersama lebaran. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa pegawai yang tidak masuk kerja lebih dari sehari dan tingkat kedisiplinan belum diterapkan dengan cukup baik dalam bekerja karena selalu ada pegawai yang tidak masuk kerja tanpa alasan. Tabel diatas menunjukkan adanya fluktuasi dari total
5
yang paling tinggi terjadi pada bulan Februari dan paling rendah terjadi pada bulan November dan Desember. Tabel 1.2 Rekapitulasi Absensi Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat Periode Januari – Desember 2013 (Hari) BULAN Sakit Ijin Cuti Pendidikan Tanpa Alasan Total Januari 31 21 36 0 34 122 Februari 30 12 25 45 29 141 Maret 27 12 8 41 26 114 April 17 11 3 25 19 75 Mei 25 37 19 20 27 128 Juni 20 19 0 19 24 82 Juli 0 0 0 0 0 0 Agustus 12 11 29 0 46 98 September 19 19 14 15 34 101 Oktober 11 13 29 16 12 81 November 21 6 0 20 8 55 Desember 10 9 34 0 2 55 Sumber: Diskominfo Jabar tahun 2013
Selain ketidakhadiran pegawai, banyaknya pegawai yang datang terlambat ke kantor dan pulang lebih cepat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bagian SDM, masih banyak pegawai yang sering datang terlambat dan pulang kerja lebih awal akibat dari Diskominfo Jabar yang belum menerapkan sistem pengendalian jam kehadiran pegawai. Pegawai dapat dengan leluasa datang kapan saja ke instansi, karena instansi tidak memiliki bukti untuk menegur pegawai yang datang terlambat ataupun yang pulang lebih cepat. Hal ini berpengaruh terhadap jam kerja yang tidak optimal dan berakibat penurunan kinerja. Sehingga dapat diartikan, tingkat disiplin kerja dari Diskominfo Jabar masih belum optimal dan penerapan dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil masih
6
belum diterapkan secara seharusnya. Akibatnya pelaksanaan pekerjaan terhambat yang berdampak pada menurunnya kinerja pegawai. Kemudian masih terdapat pegawai yang melanggar peraturan cara berpakaian seperti mengenakan celana non formal, sandal, dan baju yang kurang rapih. Lingkungan kerja yang baik akan menimbulkan suasana kerja yang nyaman, suasana kerja yang nyaman mampu mengurangi tingkat kejenuhan dan kebosanan para pegawai, sebaliknya lingkungan kerja yang buruk akan menimbulkan suasana kerja yang kurang menyenangkan, menambah tingkat kejenuhan dan kebosanan dalam bekerja. Misalnya dalam suatu ruangan kerja yang kurang menyenangkan, sehingga kelelahan dan rasa bosan akan cepat timbul. Lingkungan
kerja
yang
kondusif
memberikan
rasa
aman
dan
memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja efektif. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai akan betah di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antar pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan, serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa pegawai, lingkungan kerja di Diskominfo Jabar terdapat permasalahan. Lingkungan kerja fisik terlihat dari pencahayaan yang kurang terang ditambah dengan warna ruangan kusam bisa menyebabkan mata cepat lelah. Tata letak ruang kerja yang
7
kurang beraturan dan banyaknya tumpukan kertas tersebar di berbagai meja pegawai yang berhimpitan. Sirkulasi udara juga kurang baik karena kurangnya tanaman dan tumbuhan hijau di sekitar tempat kerja. Ditambah dengan ventilasi udara belum terpelihara dengan baik karena dipenuhi debu-debu dan kurang mencukupi untuk jumlah pegawai pada ruangan. Hanya ada satu AC di ruang pegawai dan itupun tidak berfungsi optimal. Alat operasional seperti mesin fotokopi tidak terdapat di dinas, sehingga karyawan harus pergi ke tempat fotokopi umum, hal ini bisa mengulur waktu pekerjaan. Selain itu kebisingan yang disebabkan oleh banyaknya siswa yang meminta arahan pada pegawai saat melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) menyebabkan hilangnya konsentrasi para pegawai. Dan banyak pegawai yang mulai menggunakan sepeda untuk pergi bekerja tetapi fasilitas parkir sepeda belum tersedia. Untuk mengatasi hal tersebut serta untuk menjaga keamanan sepeda banyak pegawai sengaja menaruh sepeda di dalam gedung tempat bekerja. Sedangkan lingkungan kerja non fisik dapat dilihat dari kurangnya komunikasi antar pegawai dan atasan dan kurangnya kesempatan yang dimiliki pegawai untuk maju. Seorang pegawai dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi akan bekerja dengan baik meskipun tanpa diawasi oleh atasan dan tidak menggunakan waktu kerja untuk melakukan hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Penegakan disiplin merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan oleh organisasi. Dengan disiplin kerja yang tinggi dan lingkungan kerja yang mendukung kebutuhan pegawai akan menghasilkan kinerja pegawai yang diharapkan.
8
Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, masalah kurangnya kinerja pegawai Diskominfo Jabar disebabkan oleh tingkat disiplin kerja pegawai yang belum optimal dan lingkungan kerja yang kurang mendukung. Maka perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat”.
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah Identifikasi masalah dan rumusan masalah penelitian diajukan untuk merumuskan dan menjelaskan mengenai permasalahan yang tercakup dalam penelitian.
1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, permasalahan di Diskominfo Jabar diantaranya sebagai berikut: 1. Ketidakhadiran pegawai masih cukup tinggi. 2. Banyak pegawai datang terlambat ke kantor. 3. Tidak ada di tempat saat jam kerja. 4. Mengulur waktu saat jam istirahat. 5. Pulang lebih cepat dari aturan jam pulang kerja seharusnya. 6. Kurang efektifnya penggunaan jam kerja. 7. Cara berpakaian tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan instansi. 8. Kurangnya komunikasi antara atasan dan bawahan.
9
9. Alat operasional dan fasilitas masih kurang. 10. Kondisi ruang kerja kurang nyaman. 11. Kurangnya kerjasama antar pegawai. 12. Kurangnya inisiatif dalam mengerjakan tugas. 13. Kemampuan menyelesaikan pekerjaan dibawah target yang diharapkan. 14. Kurangnya ketelitian dalam mengerjakan pekerjaan. 15. Terlambat menyelesaikan laporan. 16. Peran pimpinan dalam memberikan pengarahan kepada bawahan masih kurang. 17. Kurangnya pemahaman dan penerapan pada prosedur pekerjaan. 18. Pimpinan kurang memotivasi pegawai dalam melakukan pekerjaan.
1.2.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan: 1. Bagaimana disiplin kerja pegawai di Diskominfo Jabar. 2. Bagaimana lingkungan kerja di Diskominfo Jabar. 3. Bagaimana kinerja pegawai di Diskominfo Jabar. 4. Seberapa besar pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di Diskominfo Jabar baik secara parsial maupun simultan. 5. Tanggapan pegawai mengenai disiplin kerja pegawai di Diskominfo Jabar. 6. Tanggapan pegawai mengenai lingkungan kerja pegawai di Diskominfo Jabar.
10
7. Tanggapan pegawai mengenai kinerja pegawai di Diskominfo Jabar.
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan penelitiannya untuk mengetahui dan mengalisis: 1. Disiplin kerja pegawai di Diskominfo Jabar. 2. Lingkungan kerja di Diskominfo Jabar. 3. Kinerja pegawai di Diskominfo jabar. 4. Besarnya pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di Diskominfo Jabar baik secara parsial maupun simultan.
1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan baik secara akademis maupun secara praktis sebagai berikut : 1. Secara akademis. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada para akademisi atau pihak yang tertarik pada masalah disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kinerja pegawai. 2. Secara praktis -
Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menempuh sidang sarjana, juga diharapkan dengan penelitian ini penulis dapat memperluas wawasan keilmuan khususnya mengenai disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kinerja pegawai. Memberikan solusi dalam pemecahan suatu masalah yang didukung dengan teori yang
11
mendukung sehingga dapat memberikan pola pikir yang terstruktur dalam memecahkan suatu permasalahan. -
Bagi institusi, diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk meninjau kembali terhadap manajemen SDM kaitannya mengenai disiplin kerja dan lingkungan kerja di Diskominfo Jabar untuk meningkatkan kinerja pegawai.