BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengoperasian peralatan udara pembakaran pada dasarnya adalah menyiapkan udara yang akan digunakan untuk pembakaran di dalam boiler furnace. Prinsip dasarnya adalah segitiga api, dimana segitiga api terjadi apabila ada tiga komponen (Bahan bakar, Panas dan Udara). Proses pembakaran yang baik adalah memadukan ketiga komponen dengan porsi atau jumlah yang pas. Udara adalah salah satu syarat terbentuknya api, dimana salah satu peralatan yang berfungsi mengatur udara mengatur jumlah aliran udara bakar yang dibutuhkan pada setiap level burner adalah Combustion Damper. Jika terjadi kegagalan (Over Flow) pada pengaturan udara pembakaran yang dilakukan Combustion Damper maka akan mengakibatkan trip mill karena terjadi trip level pembakaran pada boiler yang disebabkan oleh berlebihnya udara pembakaran (Over Flow Combustion Air) yang masuk kedalam level pembakaran pada boiler. Penyebab trip nya mill adalah akibat dari trip nya level pembakaran yang disebabkan berlebihnya udara pembakaran (Over Flow Combustion Air). Jika terjadiberlebihnya udara pembakaran (Over Flow Combustion Air) akan memberikan sinyal IOP (Input Open) kepada controller, sinyal tersebut akan memerintahkan controller untuk men-trip kan level pembakaran dan mill. Root Cause Failure Analisys (RCFA)dari permasalahan trip nya level pembakaran dan trip mill adalah berlebihnya udara pembakaran (Over Flow Combustion Air) yang
1
2
masuk kedalam level pembakaran pada boiler. Dari kesimpulan di atas dapat kita cari lagi penyebab dari berlebihnya udara pembakaran (Over Flow Combustion Air) yang masuk kedalam level pembakaran adalah piston (actuator) tidak mau merespon perintah (demand) dari Control Room (Controller), dikarenakan adanya kerusakan pada salah satu part di actuator2d actuator combustion control damper yaitu I/P Converter. I/P converter adalah salah satu part yang terdapat dalam actuator yang berfungsi merubah besaran arus menjadi tekanan (Pressure), dengan kata lain I/P converter berfungsi mengatur tekanan udara 2ctuator2d yang akan menggerakan dan mengatur posisi piston yang sudah terhubung dengan Linkage Combustion Control Damper, sehingga actuator mampu mengatur pembukaan dari Combustion Control Damper sesuai dengan perintah (Demand) dari control room. Dari permasalahan yang timbul akibat radiasi panas dari dinding boiler, maka pada kesempatan kali ini penulis bermaksud membahas tugas akhir dengan judul “ STUDI ANALISA EFISIENSI ENERGI LISTRIK DAN RESIKO MODIFIKASI POSITIONER COMBUSTION CONTROL DAMPER LEVEL C PADA BOILER PLTU BATUBARA DI PT. INDONESIA POWER SURALAYA”. Dalam studi kasus ini penulis menganalisa keandalan dan resiko dari dilakukannya modifikasi pada positioner combustion control damper. 1.2 Perumusan Masalah Dari permasalahan tidak mampu mengatur pembukaan Combustion Control Damper atau bahkan actuator tidak meresespon sama sekali perintah (Demand) dari Control Room. Maka dari itu masalah yang penulis angkat dalam tugas akhir
3
ini adalah bagaimana menganalisa keandalan dan resiko dari modifikasi positioner combustion control damper. 1.3 Batasan Masalah Pada pembahasan diambil batasan masalah sebagai berikut : a. Mengetahui seberapa besar efisiensi energy listrik dari modifikasi positioner combustion control damper level “C” pada boiler PLTU Suralaya b. Mengetahui seberapa besar resiko kerusakan yang timbul setelah modifikasi positioner combustion control damper level “C” pada boiler PLTU Suralaya c. Penyelesaian masalah trip level pembakaran pada boiler sebagai akibat dari kerusakan pada I/P converter Positioner Actuator Control Damper 1.4 Tujuan Penelitian Penulisan ini mempunyai maksud dan tujuan antara lain : a. Menganalisa efisiensi energi listrik yang didapat setelah dilakukan modifikasi pada positioner combustion control damper level “C” pada boiler PLTU Suralaya b. Menganalisa resiko kegagalan yang timbul setelah dilakukan modifikasi pada positioner combustion control damper level “C” pada boiler PLTU Suralaya c. Mengetahui lifetime dari positioner combustion control damper level “C” pada boiler PLTU Suralaya setelah dilakukan mofikasi pada peralatan tersebut.
4
1.5 Metode Penelitian Dalam penulisan inovasi ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Metode Kepustakaan Yaitu mengumpulkan data – data melalui buku, artikel, dan catalog yang berhubungan dan menunjang dalam pembuatan inovasi ini. 2. Metode Diskusi Yaitu dengan cara diskusi atau wawancara dengan orang – orang yang memahami,berpengalaman dan ahli dibidangnya masing-masing. 3. Metode Observasi (Survey) Yaitu mengamati secara langsung prinsip kerja dan kondisi dari pengontrolan udara pembakaran yang dilakukan Positioner Aktuator Combustion Control Damper 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang pokok pembahasan tugas akhir ini, penulis membaginya dalam beberapa bab yang secara garis besar adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan, batasan masalah, metode penyelesaian masalah serta sistematika penulisan yang melatar belakangi tugas akhir ini disusun.
5
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan di uraikan tentang landasan teori dasar serta pendukung yang membantu penulis utuk menyelesaikan tugas akhir ini. Diantaranya teori tentang prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU Batubara), Prinsip kerja boiler, prinsip kerja sistem ppembakaran bahan bakar, dan prinsip kerja positioner actuator control damper yang terdapat pada boiler PLTU batubara. BAB III PEMBAHASAN MODIFIKASI Pada bab ini dijelaskan perancangan modifikasi positioner combustion control damper yang terdapat pada boiler PLTU Batubara di PT. INDONESIA POWER Suralaya, mulai dari desain sebelum modifikasi sampai dengan desain setelah modifikasi. BAB IV ANALISA EFISIENSI ENERGI LISTRIK DAN RESIKO Pada bab ini penulis akan menjabarkan dan membandingkan performa dari peralatan kondisi sebelum dan sesudah dilakukannya modifikasi pada positioned combustion control damper sehingga dapat ditarik kesimpulan dan tingkat keandalan dan resiko nya. BAB V PENUTUP Penulis akan menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa serta saran-saran agar diperoleh suatu system yang lebih baik.