BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan Sektor pariwisata merupakan salah satu penghasil devisa negara, sebagaimana yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bila pembangunan dan pengembangan pariwisata direncanakan dan diarahkan dengan baik dapat meningkatkan kuantitas kesempatan kerja pada masyarakat di lingkungan pariwisata tersebut. Palembang adalah Ibu kota provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak antara 1 derajat sampai 4 derajat Lintang Selatan dan 102 derajat sampai 106 derajat Bujur Timur dengan luas daerah seluruhnya 87.017.41 km². Sumatera Selatan menjadi sebuah provinsi sejak tanggal 12 September 1950. Yang tercantum pada Undang-Undang Dasar No. 18 Tahun 1965. Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 11 kabupaten dan 4 kota dengan ibukota Palembang. Provinsi Sumatera Selatan terdapat 223 kecamatan, 384 kelurahan, dan 2.812 desa. Pulau Kemaro merupakan pulau seluas 2 ha dengan peninggaalan sejarah berupa klenteng dan makam kuno. Terletak ditengah Sungai Musi disebelah timur Kota Palembang (kurang lebih 5 km dari pusat kota). Untuk menuju Pulau Kemaro dapat mengunakan beragam jenis kapal seperti perahu ketek atau speed boat dari dermaga wisata Benteng Kuto Besak atau bisa juga dengan mengunakan transportasi darat. Nama Kemaro itu sendiri diambil dari bahasa Palembang yang berarti kemarau atau kering. Menurut masyarakat Kota Palembang, nama Pulau Kemaro memiliki arti pulau yang tidak pernah tergenang air. Walaupun volume air di Sungai Musi bertambah tinggi, Pulau Kemaro tetap tidak kebanjiran, jika
1
dilihat dari kejauhan seperti terapung karena keunikan inilah masayarakat kota Palembang menamakannya Pulau Kemaro. Pada tahun 2012 pemerintah kota Palembang bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) melalui Dewan Kesenian Palembang (DKP) berencana menghidupkan geliat seni di Pulau Kemaro. Ini bertujuan agar pulau legenda terkenal Tan Bun An dan Siti Fatimah tersebut menjadi ikon destinasi wisata sungai Kota Palembang. Program ini bisa menjadi daya tarik baru bagi calon wisatawan, sekaligus meningkatkan citra kepariwisataan di Palembang. Selain wisata alam, Bandar wisata Pulau Kemaro yang diangkat menjadi ikon baru destinasi wisata sungai kota Palembang juga harus memperhatikan nilai sejarah dan budaya yang ada di Pulau Kemaro untuk dijual kepada calon wisatawan yang berkunjung ke Pulau Kemaro. Menurut data dari dinas pariwisata dan budaya kota Palembang, diketahui bahwa persentase wisatawan yang datang ke Pulau Kemaro menurun sebanyak 50 persen dari tahun 2011 ke tahun 2012. 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000 1000000 500000 0 2010
2011
2012
2013
2014
Grafik 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusatara & Asing (sumber: dinas kebudayan dan pariwisata kota Palembang)
Dari grafik 1.1, terlihat masih kurangnya minat wisnu dan wisman untuk mengunjungi objek wisata Pulau Kemaro. Hal ini terjadi karena kegiatan promosi objek wisata Pulau Kemaro yang telah dilakukan pemerintah kota Palembang, khusus bagian promosi dinas kebudayaan dan pariwisata belum mengeksplorasi potensi objek wisata Pulau Kemaro secara menyeluruh.
2
Dalam upaya meningkatkan wisatawan pada sektor pariwisata Pulau Kemaro di kota Palembang, meningkatkan infrastruktur saja tidaklah cukup. Promosi dan kemudahan wisatawan dalam mengakses dan mendapatkan informasi tentang suatu daerah (objek wisata) menjadi salah satu poin penting untuk meningkatkan wisatawan terhadap sektor pariwisata. Program pemerintah yang menjadikan Pulau Kemaro sebagai ikon baru destinasi sungai ini sendiri menargetkan wisatawan nusantara (khususnya remaja kota Palembang) dan mancanegara sebagai target audience wisatawan, dengan memiliki sektor destinasi wisata sungai lainya seperti wisata Jembatan Ampera dan juga wisata sejarah seperti wisata Benteng Kuto Besak (BKB) serta wisata kuliner khas Palembang sebagai alternatif lain pilihan berwisata. Maka untuk mendukung program pemerintah ini dibutuhkan promosi atau komunikasi terhadap calon wisatawan. Berdasarkan wawancara dengan Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Palembang, media promosi yang digunakan sebagian besar adalah media konvensional, media cetak koran (koran lokal, koran kompas), dan radio. Hal ini, bertolak belakang dengan teknologi informasi saat ini yang mengalami sebuah transisi dimana jika pada awalnya media masih mengunakan media tradisional atau konvensional seperti koran kini masyarakat lebih banyak mengunakan teknologi informasi berupa internet. Menurut Sangkala (2007:302), pengunaan teknologi yang salah satunya adalah internet, dapat memaksimalkan penyebaran dan transfer informasi yang lebih cepat, termasuk dalam penyebaran informasi berupa promosi. Pada dasarnya promosi online dan promosi offline memiliki kelebihan dan kekurangan masinng-masing. Namun pada saat ini, promosi secara online seharusnya lebih diutamakan karena berdasarkan data yang didapatkan dari website kominfo.go.id pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 63 juta orang. Oleh karena itu jika promosi dilakukan secara online melalui media internet kemungkinan dapat lebih mudah menjangkau target calon wisatawan di seluruh Indonesia untuk berkunjung ke Pulau Kemaro. Maka berdasarkan permasalahan diatas, dapat disimpulkan pemerintah kota Palembang membutuhkan strategi dan media promosi baru yang lebih tepat untuk menyampaikan informasi, memperkenalkan dan menginformasikan sektor
3
wisata sejarah dan budaya Pulau Kemaro, untuk diangkat dan dijadikan ikon baru destinasi wisata sungai kota Palembang secara lebih luas baik nasional maupun internasional agar jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Kemaro dapat meningkat pertahunnya. 1.2. Masalah Penelitian 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah mengenai pariwisata Palembang, maka identifikasi masalah yang dapat dikemukakan adalah Kurang tepatnya media promosi yang digunakan Pemerintah Kota Palembang dalam menjangkau target audience yang masih menggunakan media konvensional.
1.2.2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka perumusan masalah yang ditemukan adalah bagaimana merancang strategi dan media promosi baru yang tepat degan taget audiens (khususnya pengunaan media internet), menarik secara visual untuk diangkat dan dijadikan ikon destinasi wisata sungai kota Palembang sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam mengembangkan objek wisata Pulau Kemaro sebagai ikon baru destinasi wisata sungai Kota Palembang.
4
1.3. Batasan Masalah Batasan masalah difokuskan kepada masyarakat Kota Palembang khusunya remaja akhir dengan range umur (18-24 tahun) karena pada masa produktif inilah masyarakat memiliki kebutuhan terbesar untuk berlibur (Shimp, 2014: 118). Agar penelitian dalam tugas akhir ini tidak meluas, maka penulis membatasi ruang lingkup yang akan dibahas yaitu : 1. Apa (what) ? Pengembangan
progam
pemerintah
kota
Palembang
dalam
mempromosikan objek wisata Pulau Kemaro melalui media yang tepat (khususnya pengunaan media internet). 2. Siapa (who) ? Segmen dari target promosi ini adalah remaja (akhir) yang ada di kota Palembang, dengan usia 18-24 tahun. 3. Dimana (where) ? Media promosi ini akan difokuskan terhadap pengunaan media berbasis internet yang sering digunakan oleh remaja perkotaan. Kota Palembang dipilih sebagai kota pengambilan sampel target auidens. 4. Kapan (when) ? Pengumpulan data dilakukan sejak February 2015. 5. Bagaimana (how) ? Dengan adanya promosi yang ditujukan untuk mendukung program pemerintah kota Palembang dalam mengembangkan objek wisata Pulau Kemaro. Perancangan promosi ini difokuskan untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Kemaro dengan jalan merancang suatu strategi dan media promosi baru yang tepat degan taget audiens (khususnya pengunaan media internet), menarik secara visual untuk diangkat dan dijadikan ikon destinasi wisata sungai kota Palembang sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam mengembangkan objek wisata Pulau Kemaro sebagai ikon baru destinasi wisata sungai Kota Palembang.
5
1.4. Tujuan Perancangan Tujuan utama perancangan strategi promosi wisata Pulau Kemaro adalah untuk merancang strategi dan media promosi baru yang tepat dengan target audiens (khususnya pengunaan media internet), menarik secara visual untuk diangkat dan dijadikan ikon destinasi wisata sungai kota Palembang sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam mengembangkan objek wisata Pulau Kemaro sebagai ikon baru destinasi wisata sungai Kota Palembang. 1.5. Manfaat Perancangan Dalam penelitian ini, penulis berharap proses perancangan media promosi baru ini dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, seperti : a. Bagi Keilmuan Penulis berharap perncangan media promosi ini dapat memberikan kontribusi yang berguna baik berupa buah pikiran, sumbang saran untuk menyempurnakan dalam penyampaian pesan dan informasi kepada khalayak luas serta dapat dijadikan salah satu sumber atau referensi informasi khususnya dalam bidang keilmuan desain komunikasi visual. b. Bagi Khalayak Dapat mengatahui wisata Pulau Kemaro sebagai ikon baru destinasi wisata sungai Kota Palembang yang dapat dijadikan alternatif berwisata dan rekreasi disaat jenuh dalam menjalani rutinitas. c. Bagi Penulis Meningkatkan dan melatih kemampuan/keahlian dan kreatifitas di bidang advertising, sehingga penulis diharapkan menjadi seorang advertising designer yang profesional dalam melakukan pekerjaannya menjadi pelaku industri kreatif.
6
1.6. Metode Pengumpulan Data dan Analisis 1.6.1. Metode Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2009: 15) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada pospositivme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Strategi penelitian kualitatif yang diambil adalah melalui pendeketan fenomenologi. Dalam hal ini penulis mengidentifikasi fenomena-fenomena yang terjadi terhadap remaja yang ada di Kota Palembang dengan menitik beratkan adanya program pemerintah yang menjadikan Pulau Kemaro sebagai ikon baru wisata sungai Kota Palembang yang dikaitkan dengan trend media sosial pada saat ini. Metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu: a. Observasi Penelitian dilakukan dengan mengamati langsung objek wisata Pulau Kemaro untuk mendapatkan data-data mengenai objek yang diteliti serta perilaku dan gaya hidup remaja akhir dan dewasa awal (18-24 tahun) kota Palembang sebagai target audiens. b. Wawancara Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Palembang yaitu Bapak Agus Kelana (bagian promosi) dan Ibu Hj. Sumaiyah Mz (bagian informasi) serta Bapak Agus (ketua yayasan Tapekong) guna mendapatkan data tentang program pemerintah yang menjadikan Pulau Kemaro sebagai ikon baru destinasi wisata sungai Kota Palembang. c. Studi Pustaka Data dan informasi didapat melalui buku-buku teori dan jurnal yang berkaitan dengan topik permasalahan seperti buku objek wisata Pulau
7
Kemaro, periklanan dan promosi, juga jurnal tentang pariwisata serta jurnal tentang penelitian. 1.6.2. Metode Analisis Dalam penelitian ini, penulis mengunakan metode analisis data deskriptif, berikut analisis data deskriptif yang digunakan yaitu: a. Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2014: 19–20) analisis swot adalah identifikasi berbagai
faktor
secara
perusahaan. Analisis
sistematis
untuk
merumuskan
strategi
ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. b. Analisis Aisas Dengan menggunakan metode analisis AISAS, dapat mengetahui kerangka komunikasi yang baik dalam merancang strategi promosi yang akan digunakan. c. Analisis Pendekatan 5w+1h Dengan mengunakan analisis 5w+1h bertujuan untuk mengambil keputusan akan memulai menjawab pertanyaan atau untuk menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai.
8
1.7. Kerangka Perancangan Faktor Penghambat dan
Fenomena -
-
Pendukung
Trend mengakses media informasi wisata berbasis Internet, terutama media sosial
Pemerintah melakukan promosi
semakin digemari remaja zaman
kepada masyarakat khususnya
sekarang.
remaja kota Palembang tantang
Trend selfie atau narsis, upload foto ke
adanya potensi daya jual Pulau
media sosial sangat digemari oleh anak
Kemaro sebagai Pulau yang
muda zaman sekarang.
menjadi ikon destinasi wisata sungai Kota Palembang.
Program pemerintah yang Isu
Opini
menjadikan Pulau Kemaro
Pulau Kemaro sebagai ikon objek wisata sungai yang memiliki potensi untuk dipromosikan.
Dengan adanya promosi yang menonjolkan usp dari Pulau Kemaro diharapkan bisa dikenal oleh target audiens sehingga volume wisatawan yang berkunjung dapat ditingkatkan.
sebagai ikon baru destinasi wisata sungai kota Palembang belum memiliki media promosi yang tepat dengan konten yang sesuai secara visual, mengingat adanya potensi Usp dari Pulau Kemaro yang dapat dijual sehingga diketahui oleh target audiens.
Inti Masalah Pemerintah kota Palembang
Rumusan Masalah / Batasan Masalah
masih mengunakan media
Batasan masalah berfokus pada
konvensional, media cetak koran
bagaimana merancang strategi dan
(koran lokal, koran kompas), dan
media promosi baru yang tepat
radio dalam mempromosikan
dengan konten yang menarik secara
pulau kemaro sebagai ikon baru
visual untuk target audiens dalam
destinasi wisata sungai kota
upaya mendukung program
Palembang.
pemerintah untuk mengembangkan objek wisata Pulau Kemaro sebagai ikon baru destinasi wisata sungai
9
Hipotesa Bagaimana merancang strategi promosi Bandar wisata Pulau Kemaro dengan menonjolkan nilai sejarah dan budaya yang terdapat pada Pulau Kemaro. Bagiamana menentukan media yang tepat dan sesuai dengan target audience.
Target Audience Demografis
Psikografis
Laki/Perempuan
Geografis
18-24 tahun
Nasional, Palembang
Ekonomi: Menengah-Keatas
Sumatera Selatan
Mimiliki jiwa yang bebas, suka akan berlibur (outdoor) wisata alam, dan memiliki keinginan ekplore kearifan sejarah dan budaya lokal.
Solusi Merancang strategi promosi dengan konten yang menonjolkan nilai sejarah dan budaya dari Pulau kemaro dan menentukan media yang tepat yang sesuai dengan target audiens sehingga volume wisatawan yang berkunjung ke Pulau kemaro bertambah atau meningkat. Analisis
Analisis 5w+1h
Analisis SWOT
Analisis AISAS
Strategi Perancangan
Strategi Kreatif
Strategi Media
Strategi Komunikasi
Strategi Distribusi Bagan 1.1 Kerangka Perancangan (sumber : penulis)
10
1.8. Pembabakan Dalam penyusunan laporan penelitian ini, sistematika penulisan dibagi menjadi lima bagian, yaitu : a) Bab I Pendahuluan Berisikan Latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, cara pengumpulan data, kerangka perancangan, dan pembabakan. b) Bab II Dasar Pemikiran Berisikan penjelasan dasar pemikiran dari teori-teori yang relevan untuk digunakan sebagai pijakan dalam merancang. c) Bab III Data dan Analisis Data, menjelaskan dan menguraikan berbagai data yang berkaitan dengan wisata Bandar wisata Pulau Kemaro. Analis menjelaskan berbagai analisis dari data yang ada dan sesuai dengan tujuan perancangan yaitu menghasilkan rancangan strategi promosi dan media baru dengan konten yang menarik secara visual untuk mendukung program pemerintah yang menjadikan objek Bandar wisata Pulau Kemaro sebagai ikon baru destinasi wisata sungai kota Palembang. d) Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Menjelaskan konsep dan strategi yang akan digunakan meliputi strategi promosi dan strategi media yang efektif dan kreatif. Menjelaskan konsep desain yang ingin dirancang dan memperlihatkan hasil rancangan yang berupa final desain dari media – media yang telah ditentukan. e) Bab V Penutup Penulis memaparkan mengenai saran dan masukan serta kesimpulan setelah menyelesaikan karya yang telah dibuat.
11