BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Di dalam diri seseorang dapat saja terjadi perubahan tetapi bukan karena latihan. Bayi yang tumbuh menjadi besar, atau orang kurus yang berubah menjadi gemuk juga mengalami perubahan, tetapi dalam dirinya tidak terjadi suatu proses belajar karena perubahan yang terjadi bukan disebabkan karena latihan. Perubahan dalam diri seseorang juga dapat terjadi dengan cara lain, misal apabila seseorang mengkonsumsi salah satu jenis obat, misalnya obat perangsang. Mungkin orang tersebut berubah menjadi garang, kuat, atau mabuk sehingga seolah-olah berubah menjadi manusia yang lain dari yang semula. Perubahan yang terjadi bukan disebabkan karena proses belajar karena tidak melalui suatu latihan sebelumnya. Di dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan Slameto (dalam Djamarah, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian Sumargo dan Slameto (1997) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar adalah cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan (Djaali, 2000). Kebiasaan bisa diartikan sebagai hal-hal yang dilakukan berulang- ulang, sehingga dalam melakukan itu tanpa memerlukan pemikiran. Misalnya orang yang terbiasa tidur setelah sholat dzuhur, akan melakukannya setiap hari tanpa begitu memerlukan pemikiran dan konsentrasi yang penuh. Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan secara sengaja dan sadar selama beberapa waktu. Karena diulang sepanjang waktu, berbagai perilaku itu begitu terbiasakah sehingga akhirnya terlaksana secara spontan tanpa memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap sesuatu proses belajar. Kebiasaan belajar merupakan hal yang menarik karena tiap siswa mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda-beda, kebiasaan tersebut disesuaikan dengan dirinya masing-masing, sehingga masih banyak kebiasaan-kebiasaan belajar yang sebenarnya tidak bagus tapi tetap saja dilakukan oleh sebagian siswa-siswi karena mereka menganggap efektif untuk dirinya. Tentu saja kebiasaan belajar adakalanya merupakan kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang buruk. Kebiasaan belajar yang baik akan membantu peserta didik untuk menguasi pelajarannya, menguasai materi dan meraih sukses dalam sekolah.
Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit peserta didik untuk memahami pelajarannya dan menghambat kemajuan studi serta menghambat kesuksesan studi di sekolah. Sebelumnya penulis telah melakukan penelitian pendahuluan tentang masalah belajar siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga, yang terdiri dari 15 aspek. Masalah belajar diantaranya: sikap belajar; motivasi belajar; konsentrasi belajar; mengolah bahan belajar; menyimpan perolehan hasil belajar; menggali hasil belajar yang tersimpan; kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar; rasa percaya diri siswa; intelegensi dan keberhasilan belajar; kebiasaan belajar; cita-cita siswa; guru sebagai pembina siswa belajar; prasarana dan sarana pembelajaran; kebijakan penilaian; dan lingkungan sosial siswa di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belajar siswa rendah dengan nilai rata-rata 101,66. Di SMA Kristen 1 Salatiga sudah ada program bimbingan belajar namun belum memuat aspek-aspek kebiasaan belajar. Menurut Hamalik (1990) pembentukan kebiasaan belajar bisa dipengaruhi oleh imitasi dan sugesti. Kebiasaan belajar yang baik dapat terbentuk karena lingkungan tempat peserta didik belajar merupakan lingkungan yang sudah terbiasa melakukan aktivitas belajar secara teratur. Kebiasaan ini bisa terbentuk secara tidak sadar sejak kecil melalui imitasi dari keluarga. Yang kedua sugesti, emosi seseorang tergantung pada emosi dan sikap orang banyak. Hal ini sering disebut sebagai herd-instinct atau naluri gerombolan. Kebiasaan belajar juga dapat dipengaruhi oleh cara guru
menerapkan bimbingan terhadap siswanya. Bimbingan belajar yang dimaksud adalah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Bimbingan belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus diperoleh setiap peserta didik karena dengan bimbingan belajar yang baik di sekolah akan sangat membantu siswa untuk lebih mengetahui fungsi dan makna bidang bimbingan belajar. Bimbingan belajar adalah bidang bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan diri yang berhubungan dengan sikap dan kebiasaan belajar. Belajar yang sesuai dengan kemudahan dan kesulitan belajar serta berbagai aspek tujuan kegiatan belajar lainnya yang sesuai dengan berkembangnya teknologi, ilmu, dan seni belajar (Sukardi, 2000). Dijelaskan oleh Slameto (1988) bahwa untuk mengembangkan kebiasaan belajar dapat melakukan analisis berbagai aspek kebiasaan belajar yang dapat mempengaruhi belajar diantaranya pembuatan jadwal dan pelaksanaanya, mengulangi bahan pelajaran, mengerjakan tugas, membaca buku, dan membuat catatan. Kebiasan yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan terencana, terutama oleh guru-guru, dan orang tua siswa (Sukmadinata, 2007). Sebelum bantuan diberikan kepada siswa, guru pembimbing harus menyusun program bimbingan yang efektif, relevan dan menjawab akan kebutuhan riel siswa diperlukan hasil analisis yang seksama tentang kebiasaan
belajar
yang
nyata
perlu
dibenahi,
ditingkatkan,
dikembangkan melalui pelayanan bimbingan belajar yang sesuai.
atau
Dari uraian di atas membuat penulis ingin melakukan penelitian tentang “Pengembangan Model Bimbingan Belajar Berdasarkan Analisis Kebiasaan Belajar Siswa Di SMA Kristen 1 Salatiga Kelas XI IPS Tahun Ajaran 2010/2011”. 1.2. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana model bimbingan belajar dikembangkan berdasarkan kebiasaan belajar siswa SMA Kristen 1 Salatiga kelas XI IPS? 1.3. Tujuan Penelitian Mengembangkan model bimbingan belajar berdasarkan analisis kebiasaan belajar siswa SMA Kristen 1 Salatiga. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritik Manfaat teoritik dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bimbingan belajar dalam Bimbingan dan Konseling. Juga dijadikan rujukan yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agricola yang menghasilkan model bimbingan belajar berdasarkan analisis sikap dan kebiasaan belajar siswa kelas VII SMP, tetapi berbeda objek penelitian yang peneliti lakukan.
1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penemuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pihak-pihak terkait yaitu: a. Bagi siswa dengan adanya pengembangan model layanan bimbingan belajar ini siswa mampu meningkatkan kebiasaan belajar yang baik sehingga hasil belajar yang lebih baik dan mendapat prestasi yang memuaskan. b. Bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan akan pelaksanaan model layanan bimbingan belajar sebelum membantu siswa dalam menghadapi masalah, khususnya tentang kebiasaan belajar . c. Bagi guru pendidik, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pendidikan, bimbingan kepada siswa dan juga memberikan tambahan informasi kepada orang tua tentang kebiasaan belajar. 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dilakukan dengan sistematika sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori bab ini memuat pembahasan bimbingan belajar, pengertian bimbingan belajar, tujuan bimbingan belajar, manfaat bimbingan belajar, pengertian kebiasaan belajar, konsep kebiasaan belajar, pengertian media microsoft powerpoint. Bab III : Metode Penelitian Bab ini membahas jenis penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, prosedur penelitian, teknik analisis data. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi mengenai hasil analisis kebiasaan belajar siswa, pengembangan model dan validasi model melalui chekclist penilaian, deskripsi hasil validasi model. Bab V : Penutup Merupakan bab yang berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian.