BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak baik dalam perkembangan moral, fisik, kognitif, bahasa, maupun sosial emosional. Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak, perlindungan, serta dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Hal tersebut dapat ditemui dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 pasal 4 mengenai Perlindungan Anak. Perlindungan yang harus didapat oleh anak salah satunya berupa melindungi anak yang tereksploitasi secara seksual dan anak yang menjadi korban kekerasan seksual (www.arnec.net, 14 Agustus 2015, 13.59). Pelecehan seksual bisa terjadi pada siapa saja baik orang dewasa maupun anak-anak, baik pria maupun wanita. Setiap tahunnya, kasus pelecehan seksual semakin bertambah (manado.tribunnews.com 24 September 2015, 14.37). Fenomena ini bisa saja terjadi di lingkungan terdekat dari korban pelecehan seperti keluarga, sekolah, hingga lingkungan tempat tinggalnya. Yang sangat memprihatinkan bahwa korban pelecehan juga terjadi pada anak-anak yang masih berusia dini. Kepolosan dan keluguan anak-anak tersebut yang menjadi sasaran bagi pelaku tindakan pelecehan seksual (voaindonesia.com, 20 September 2015, 20.09). Ketua Komisi Perlindungan Anak Badriyah Fayumi mengatakan bahwa
1
sebanyak 45 anak setiap bulan mengalami kekerasan seksual dalam tiga tahun. Selain itu Badriyah Fayumi juga menjelaskan jika pelaku kekerasan seksual tidak hanya orang dewasa saja melainkan anak-anak di bawah umur. Peristiwa tersebut terjadi karena derasnya arus pornografi seperti mengakses melalui media internet untuk menikmati gambar dan video yang menampilkan adegan syur. Sehingga mengakibatkan semakin muda usia anak yang menjadi pelaku kekerasan seksual. Psikolog pendamping dari KPAI Nurul Hidayah menyatakan bahwa hal tersebut merupakan bukti kelalaian dari orang tua. Kurangnya pengawasan dan dampingan orang tua mengakibatkan anak-anak dapat mengakses dengan mudah materi pornografi karena keingintahuan anak-anak yang sangat tinggi. Peran orang tua sangatlah penting dalam memberikan pendidikan dan pencegahan terjadinya kekerasan seksual pada anak mulai sejak dini (kpai.go.id, 15 Oktober 2015, 15.26). Karena orang tua tidak selalu dapat mengawasi anak-anak mereka, maka orang tua wajib membekali pendidikan tentang seksual dan cara mencegahnya pada anak-anak. Pencegahan kekerasan seksual juga dapat dilakukan dengan mengadakan sosialisasi di sekolah-sekolah untuk memberikan pelatihan perlindungan diri dalam mencegah pelecehan seksual. Cara sosialisasi ini dapat disampaikan salah satunya dengan menggunakan media buku. Penggunaan buku merupakan salah satu cara efektif untuk memberikan pendidikan tentang seks dan pencegahannya. Siswati (ejournal.undip.ac.id, 4 September 2015, 10.28) menyatakan bahwa membaca buku juga memiliki banyak manfaat bagi banyak orang. Kebiasaan membaca buku dapat menambah
2
pengalaman dan wawasan, memberikan inspirasi dan ide, menyegarkan pikiran, dan masih banyak lagi. Dari fenomena di atas, dapat dikatakan bahwa masih banyak anak-anak yang menjadi korban dari tindak kekerasan seksual. Untuk mengurangi kasus kejahatan seksual pada anak-anak yang belum menjadi korban di Indonesia maka dirancanglah buku ilustrasi tentang cara menjaga diri dari kekerasan seksual pada anak-anak agar terciptanya generasi muda yang memiliki masa depan cerah tanpa mengalami trauma akibat kekerasan seksual.
3
1.2.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana merancang buku ilustrasi yang sesuai untuk mengajarkan cara menjaga diri dari kekerasan seksual yang mudah dipahami oleh anak-anak berusia 6 sampai 8 tahun? 1.3.
Tujuan
Dalam tugas akhir yang didasari dari rumusan masalah, penulis memiliki tujuan yaitu membuat sebuah perancangan buku ilustrasi yang sesuai untuk mengajarkan cara bagaimana menjaga diri dari kekerasan seksual yang mudah dipahami oleh anak-anak berusia 6-8 tahun. 1.4.
Manfaat Penelitian
Dengan perancangan yang diterapkan dalam tugas akhir ini kiranya dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang terkait dalam tugas ini. Manfaat yang dapat sebagai berikut: a.
Untuk Penulis Dengan merancang tugas akhir, penulis dapat mengetahui cara merancang buku ilustrasi yang sesuai dengan target. Penulis juga memperoleh
4
pengetahuan lebih mengenai kekerasan seksual, faktor penyebabnya dan cara menjaga diri dari kekerasan seksual terjadi pada anak-anak. Selain itu penulis juga membantu orang tua dan anak untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak-anak. b.
Untuk Akademis Penelitian ini dapat menjadi ilmu dan sumber acuan yang baik secara akademis
di
Universitas
Multimedia
Nusantara,
khususnya
bagi
mahasiswa desain komunikasi visual dalam merancang buku ilustrasi. c.
Untuk Masyarakat Penulis ingin memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kekerasan seksual dan cara pencegahannya melalui “Perancangan Buku Ilustrasi Tentang Cara Menjaga Diri Dari Kekerasan Seksual Untuk AnakAnak”. Penulis berharap buku ilustrasi ini dapat memberikan pengetahuan dan membantu anak-anak serta orang tua dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak-anak.
1.5.
Batasan Masalah
Penulis akan menerapkan batasan masalah dalam Perancangan Buku Ilustrasi Tentang Cara Menjaga Diri Dari Kekerasan Seksual Untuk Anak-Anak, menjadi sebagai berikut: 1.
Demografis
5
-
Usia: 6-8 tahun. Pada usia ini diperkirakan bahwa anak-anak rentan mengalami kekerasan seksual.
-
Jenis kelamin: Anak laki-laki dan perempuan. Kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa saja.
2.
Geografis Wilayah Jabodetabek. Jabodetabek merupakan wilayah dengan kasus kejahatan seksual kedua tertinggi setelah kota Semarang.
3.
Psikografis -
Status ekonomi: Berbagai kalangan. Dari kalangan menengah ke bawah sampai menengah ke atas.
-
Gaya hidup: Orang tua yang kurang waspada terhadap kasus kekerasan seksual. Para orang tua yang sudah waspada namun belum bertindak karena mereka berfikir jika pendidikan seksual masih terlalu tabu untuk diajarkan pada anak-anak mereka.
4.
Perilaku Anak-anak yang belum mengetahui tentang pendidikan seksual (mengenal bagian tubuh mereka) dan bagaimana mencegah kekerasan seksual terjadi pada mereka. Serta para orang tua yang masih belum memperhatikan mengenai pendidikan seksual sejak dini.
6
5.
Batas Kajian Batas pembahasan penulis hanya pada penyampaian pesan untuk meningkatkan kesadaran orang tua dan membantu mencegah terjadinya kekerasan seksual yang terjadi pada anak-anak.
1.6.
Metode Pengumpulan Data
Dalam proses pembuatan tugas akhir, penulis menggunakan teori Kothari pada buku Research Metodhology: Method and Techniques (Second Revised Edition) (2004, hlm. 95) yaitu metode data primer dan data sekunder. Dua metode tersebut diuraikan sebagai berikut: 1.6.1. Wawancara Penulis akan melakukan wawancara kepada Retno Adji Prasetiaju, SH sebagai Kepala Sekretariat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Adib Setiawan, M.Psi dibidang psikologi untuk mendapatkan data yang lebih akurat yang tidak bisa didapatkan dari hasil kuesioner maupun literatur. 1.6.2. Kuesioner Penulis menyebarkan kuesioner atau angket kepada responden yaitu anak-anak dan orang tua. Kuesioner disebarkan di daerah Tangerang untuk mengambil beberapa sampel kecil bagian dari Jabodetabek. Penulis akan memperoleh data
7
tentang seberapa besar pengetahuan anak-anak berusia 6-8 tahun mengenai perlindungan diri dari kekerasan seksual. Selain itu kuesioner disebarkan kepada para orang tua guna mengetahui tentang sejauh apa orang tua membekali anakanaknya dalam mengajarkan pendidikan seksual dan cara mencegahnya. 1.6.3. Studi Literatur Penulis menggunakan beberapa buku sebagai acuan dalam perancangan buku ilustrasi, antara lain: -
Salisbury, M. (2004). Illustrating Children’s Books sebagai acuan untuk membuat ilustrasi.
-
Ambrose, G., dan Paul, H. (2007). The Layout Book sebagai acuan dalam merancang layout.
-
Sihombing, D. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis sebagai acuan menyesuaikan tipografi
-
Poulin, R. (2011). The Language of Graphic Design sebagai dasar untuk memahami prinsip dan elemen desain
-
Sherin, A. (2012). Design Elements: Color Fundamental sebagai acuan dalam menentukan warna pada buku.
1.7.
Metode Perancangan
8
Pada metode perancangan penulis menggunakan teori Suyanto pada bukunya Aplikasi Desain Grafis Dalam Periklanan yang menjelaskan bagaimana cara memecahkan masalah dan menemukan solusi desain (2004, hlm. 35) diantaranya: 1.7.1. Identifikasi Masalah pada tahap awal penulis mengetahui fenomena yang terjadi di masyarakat kemudian penulis memahami dan menemukan tujuan yang akan menjadi sebuah pemecahan masalah atau sebagai solusi desain.
1.7.2. Riset Awal Penulis melakukan penelitian tentang fenomena kekerasan pada anak-anak melalui media massa dan studi literatur. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis melakukan wawancara kepada pihak yang berkaitan seperti KPAI, psikolog, dan psikolog kriminolog untuk mengetahui lebih lanjut tentang kekerasan seksual dan cara mencegahnya. Penulis juga melakukan penyebaran kuesioner tentang kekerasan seksual kepada orang tua dan siswa di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
1.7.3. Brainstorming Dengan melakukan brainstorming penulis memiliki tujuan untuk dapat merancang desain visual sesuai dengan target sehingga dapat menarik para audience untuk membaca dan menerima informasi yang disampaikan penulis melalui buku ilsutrasi tersebut.
1.7.4. Pengembangan Konsep
9
Setelah penulis memperoleh kata kunci permasalahan dari hasil brainstorming, penulis mulai pemilihan dari data dan informasi yang akan menjadi acuan dalam perancangan desain visual buku ilustrasi.
1.7.5. Pengembangan Desain Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara kuesioner, dan literatur, penulis dapat menentukan konsep untuk desain perancangan yang targetnya adalah anak-anak berusia 6-8 tahun.
1.7.6. Visual Teknik yang digunakan oleh penulis dalam proses perancangan ilustrasi dengan teknik manual yang dilanjutkan proses scanning dan layouting secara digitalisasi kemudian melewati proses cetak dan finishing.
10
1.8.
Skematika Perancangan
Latar Belakang Semakin banyak kasus kekerasan seksual pada anak-anak di Indonesia.
Rumusan Masalah Bagaimana merancang buku ilustrasi yang sesuai untuk mengajarkan cara menjaga diri dari kekerasan seksual yang mudah dipahami oleh anakanak berusia 4 sampai 11 tahun?
Target Anak-anak yang berusia 4-11 tahun yang berada di wilayah Jabodetabek, multigender, tidak ada batasan agama dan status ekonomi.
Teknik Menggunakan Buku Illustrasi
Teknik Studi Pustaka
ATL dan BTL
Buku, e-book, jurnal online.
Tujuan
Insight
Merancang buku ilustrasi yang sesuai untuk mengajarkan cara bagaimana menjaga diri dari kekerasan seksual yang mudah dipahami oleh anakanak berusia 4-11 tahun.
Mengurangi kasus kekerasan seksual pada anak-anak yang merusak masa depan mereka
11
Gambar 1.1. Sistematika Perancangan (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2015
12