BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudraja dalam website MetroTV mengatakan Indonesia merupakan salah satu pemasok tekstil dan produk tekstil (TPT) dan mampu memenuhi 1,8 persen kebutuhan dunia dengan nilai ekspor mencapai 12,46 miliar dolar AS atau setara dengan 10,7 persen dari total ekspor non-migas.Selain itu menurut Sofjan Wanandi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia dalam website resmi Kementrian Perindustrian (10/4/2013) mengatakan bahwa serapan tenaga kerja di sektor seperti industri tekstillebih besar dibandingkan dengan industri padat modal, industri tekstil menggunakan hingga 30% biaya produksi di sektor padat karya untuk biaya buruh. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa industri tekstil di Indonesia memiliki peranan penting dalam sektor perindustrian.Biaya produksi industri tekstil sebesar 30% digunakan perusahaan untuk biaya pekerja.Dengan demikian optimasi penggunaan pekerja menjadi salah satu pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh organisasi Regus Asia pada Maret 2012 menunjukkan, pekerja di Indonesia semakin tertekan. Survei ini diteliti berdasarkan opini lebih dari 16 ribu orang pekerja profesional di seluruh dunia, ditemukan bahwa lebih dari setengah pekerja di Indonesia
1
(64%) mengatakan bahwa tingkatan stres mereka bertambah dibandingkan tahun lalu. Penyebab utama dari stres adalah: pekerjaan sebesar 73%, manajemen sebesar 39%, dan keuangan pribadi sebesar 36%. Salah satu penyebab utama daristres adalah pekerjaan.Faktor pekerjaan dapat meliputi jenis pekerjaan, sistem kerja, dan tata cara kerja yang dilakukan. Dengan demikian stres kerja sangat erat kaitannya dengan beban kerja yang dialami pekerja.Beban kerja merupakan usaha yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk memenuhi permintaan dari pekerjaan tersebut. Sedangkan kapasitas adalah kemampuan manusia. Kapasitas ini dapat diukur dari kondisi fisik maupun mental seseorang. Oleh karena itu beban kerja yang dimaksud adalah ukuran dari kapasitas pekerja yang terbatas yang dibutuhkan untuk melakukan kerja tertentu. Seperti halnya mesin, jika beban yang diterima melebihi kapasitasnya, maka akan menurunkan usia pakai mesin tersebut, bahkan menjadi rusak. Begitu pula manusia, jika ia diberikan beban kerja yang berlebihan, maka akan menurunkan kualitas hidup dan kualitas kerja orang tersebut dan juga dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja.Hal tersebut disebabkan beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan ketegangan yang dapat mempengaruhi emosi, cara berfikir, dan kondisi kesehatan pekerja. Selain membahayakan kesehatan pekerja, perusahaan juga akan mengalami kerugian dengan penurunan kerja yang berdampak pada penurunan produktivitas perusahaan.
2
Pada dasarnya, aktivitas manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik menggunakan otot dan kerja mental menggunakan otak. Oleh karena itu terdapat beban kerja fisik dan beban kerja mental.Saat ini sebagian besar pekerjaan fisik manusia yang tergolong berat telah diganti oleh mesin. Secara moral dan tanggung jawab, aktivitas mental jelas lebih berat dibandingkan dengan aktivitas fisik Hal ini dikarenakan aktivitas mental akan selalu melibatkan unsur persepsi, interpretasi dan proses mental dari suatu informasi yang diterima oleh organ sensor untuk diambil suatu keputusan atau proses mengingat informasi yang lampau.
Dengan demikian perlu adanya
pengukuran beban kerja mental untuk mengetahui tingkat beban kerja yang dialami pekerja secara mental. PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang merupakan salah satu industrihulu dari industri tekstil Indonesia.Kegiatan pemintalan benang pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang melibatkan 469 pekerja pada bagian produksinya.Selain bahan bakuyang berkualitas, pekerja juga merupakan input penting dalam proses produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Pengelolaan pekerja yang baik dan tepat akan ikut meningkatkan produktivitas perusahaan. Seluruh operasi utama dalam pemintalan benang diPT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang telah menggunakan mesin. Pekerja yang bertugas sebagai operatormesin tidak hanya menggunakan tenaga fisik, namun manusia kemudian melakukan aktivitas menggunakan otak secara kognitif. Beban kerja mental dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengukur
3
seberapa besar sumber daya kognitif manusia yang digunakan untuk melakukan pekerjaan. Dengan mengetahui beban kerja mental operator, perusahaan akan dapat mengalokasikan fungsi-fungsi dan tugas-tugas ke dan dari operator berdasarkan pada beban kerja yang telah diprediksi, membandingkan peralatan alternatif dan desain-desain tugas dalam rangka beban kerja yang dipengaruhi, untuk memilih operator yang mungkin mempunyai sumber kapasitas yang lebih tinggi untuk melakukan tugas yang mempunyai pengaruh beban tugas yang tinggi, dan memonitor operatoroperator dari peralatan yang kompleks beradaptasi terhadap tugas yang sulit atau kondisi-kondisi multi tugas dalam merespon penurunan dan peningkatan dalam beban kerja mental. Terdapat berbagai metode yang telah dikembangkan untuk mengukur beban kerja mental.Salah satu metode yang paling dianggap mewakili keadaan sesungguhnya yang dialami pekerja adalah pengukuran subyektif.Pengukuran beban kerja mental secara subyektif lebih menitikberatkan pada pendapat pekerja itu sendiri.Terdapat tiga metode pengukuran beban kerja mental subyektif yang multidimensi, yaitu metode NASA-TLX, SWAT, dan Workload Profile. Dengan menggunakan metode tersebutakan diketahui dimensi kerja yang paling dominan bagi operator. Mempertimbangkan hal tersebut, terdapat kemungkinan terjadi perbedaan antara harapan dan kenyataan yang dialami pekerja. Kesenjangan yang terjadi antaraharapan dan kenyataan dapat dijadikan sebagai input analisis dan perbaikan sistem kerja pada perusahaan.
4
1.2 Rumusan Masalah PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang merupakan industri pemintalan benang dengan seluruh operasinya menggunakan mesin sebagai alat produksi.Pekerja sebagai operator mesin tidak hanya menggunakan tenaga fisik, namun manusia kemudian melakukan aktivitas menggunakan otak secara kognitif.Beban kerja mental dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengukur seberapa besar sumber daya kognitif manusia yang digunakan untuk melakukan pekerjaan. Secara umum, beban kerja adalah ukuran dari kapasitas pekerja (fisik maupun mental) yang terbatas yang dibutuhkan untuk melakukan kerja tertentu.Kapasitas mental yang melampaui batas dapat menyebabkan stres pada seseorang. Kapasitas mental tiap orang berbeda satu dengan yang lain. Oleh karena itu metode yang paling dianggap mewakili keadaan sesungguhnya yang dialami pekerja adalah pengukuran subyektif yang menitikberatkan pada pendapat atau persepsioperator.Kondisi nyata yang dialami operator seringkali berbeda dengan harapan.Perbedaan ini seringkali membuat operator merasa terbebani secara mental.
5
1.3 Batasan Masalah Batasan masalah perlu ditentukan untuk memfokuskan penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan. Berikut merupakan batasan masalah pada penelitian ini: A. Beban kerja yang diukur hanya meliputi beban kerja mental. B. Metode pengukuran beban kerja mental yang digunakan adalah metode pengukuran secara subyektif. C. Dimensi beban kerja mental yang digunakan merupakan dimensi beban kerja mental yang dikembangkan dalam metode NASA-TLX, SWAT, dan Workload Profile. D. Objek penelitian merupakan pelaksana produksi yang bertugas sebagai operator mesin produksi.
1.4 Tujuan Penelitian A. Mengidentifikasi dimensi beban kerja mental yang paling dominan pada tiap stasiun kerja. B. Menganalisisgap antara beban kerja mental sekarang dan harapan untuk setiap dimensi beban kerja mental. C. Menentukan prioritas perbaikan aktivitas kerja pada operator mesin.
6
1.5 Manfaat Penelitian A. Pengembangan metode untuk menganalisis beban kerja mental dengan mengkombinasikan dimensi-dimensi beban kerja mental pada 3 metode pendekatan
subjektif
multidimensi,
yaitu
NASA-TLX
(National
Aeronautics and Space Administration-Task Load Index), SWAT (Subjective Workload Assessment Technique), dan Workload Profile. B. Memberikan masukan kepada perusahaan terhadap perbaikan aktivitas kerja operator mesin berdasarkan dimensi beban kerja mental yang paling dominan dan gap antara beban kerja mental sekarang dan harapan.
7