BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam sistem Demokrasi, eksistensi partai politik merupakan sebuah keniscayaan, upaya demokratisasi membutuhkan sarana atau saluran politik yang koheren dengan kebutuhan masyarakat di sebuah negara. Partai politik adalah sebagai salah satu sarana yang dimaksud, yang memiliki ragam fungsi, platform dan dasar pemikiran. Fungsi dan Platform itulah yang salah satunya bisa dijadikan pertimbangan untuk menilai demokrasi tidaknya suatu pemerintahan. Atau paling tidak bisa digunakan untuk menilai apakah proses demokrasi yang berjalan disuatu negara menghasilkan output kebijakan untuk kepentingan rakyat atau sebaliknya. Secara historis, gagasan membentuk partai politik dengan segala prangkat fungsionalnya telah dibicarakan pertama kali lahir di Eropa Barat sejak lama. 1 Ketika itu terdapat keinginan kuat untuk melahirkan suatu lembaga politik yang mampu memadai aspirasi publik. Disinilah tampaknya tantangan modernisme politik memang perlu segera direspon dengan cara menemukan wadah berpolitik. Asumsi ini mulai berkembang melalui sebuah kenyataan bahwa rakyat merupakan komponen penting dari sitem politik yang ingin diterapkan.rakyat harus dilibatkan dalam proses politik yang ada. Semula, partai politik yang berfungsi sebagai artikulasi yakni sebagai fasilitator antara rakayat dan pemegang kebijakan. Dalam perkembanganya, partai politik 1
dianggap sebagai media yang cukup refresentatif untuk berfartispasi
Miriam Budiardjo. 2008. Dasar Dasar Ilmu Politik. Penerbit PT Gramedia pustaka utama, hal; 397
Universitas Sumatera Utara
dalam rangka menentukan kebijakan publik (publik policy) melalui sistem ketatanegaraan yang memberikan kebebasan bagi warga negara untuk mendirikan partai
politik,
pemerintahan
mendapatkan
masukan-masukan
bagimana
seharusnya kebijakan publik diarahkan. Para ahli menyatakan, disinilah tempat sesungguhnya bagaimana negara dan warga negara berinteraksi. Dalam perkembangannya, inisiatif warga negara membentuk partai politik didasari oleh berbagai macam kepentingan yang ingin disalurkan dalam kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut. Salah satu argumen yang mendasari dibentuknya partai politik adalah idiologi-idiologi sebagai rumusan gagasan dan cita-cita atau harapan masyarakat tertentu berkembang seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri. Adapun seperti yang dikemukakan oleh Samuel P.Huntington, dimana prosedur utama demokrasi adalah pemilihan para pemimpin secara kompetitif oleh rakyat yang akan dipimpin. Argumentasai Huntington menekakan kepada pelaksanaan pemilihan umum dan diharapkan dapat menghasilkan lembagalembaga demokrasi baru yang berisi para wakil rakyat
yang pada akhirnya
berpihak serta berjuang oleh rakyat. Masyarakat bebas untuk menentukan partai politik atau calon mana yang akan mereka dukung dan aktif mengikuti segala kegiatan pemilihan 2. Pemilihan umum 2009 menjadi ajang bagi rakyat indonesia bersama-sama menjadi aktor atau peserta demokrasi untuk memilih wakil-wakil dilegislatif maupun eksekutif ada dua pergolakan pada pemilihan umum 2009 yakni Pertama: pemilihan legislatif dimana rakyat memilih dengan tanda gambar dan tanda nama kontestan
yang akan mengisi jabatan di Legislatif. Dewan
perwakilan rakyat(DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan Dewan
2
Samuel P.Huntington.1995.gelombangdemokratisasi ketiga,Jakarta;Grafiti pers,hal,4.
Universitas Sumatera Utara
Perwakilan Daerah (DPD). Yang nantinya diharapkan dapat menjadi wakil dari tingkat provinsi dan dapat menyuarakan kepantingan rakyat. Kedua: pemilihan eksekutif dimana rakyat yang akan memilih secara langsung pimpinan tertinggi yaitu: presiden dan wakil presiden yang akan menjalankan roda pemerintahan selama lima tahun mendatang. Dimana eksekutif memiliki wewenang atau kekuasaan yang mencakup beberapa bidang. Pertama: Administratif, yakni kekuasaan untuk melaksakan undang-undang dan peraturan perundangan lainnya yang menyelenggarkan administrator negara. Kedua: Legislatif, yaitu membiat rancangan undang-undang dan membimbingnya dalam badan perwakilan rakyat sampai menjadi undang-undang. Ketiga. Keamanan,artinya kekuasaan untuk mengatur polisi dan angkatan bersenjata, menyelenggarakan perang, pertahanan negara, serta keamanan dalam negeri. Keempat. Yudikatif, memberi grasi, amnesti, dan sebagainnya. Kelima. Diplomatik, yaitu kekuasaaan untuk menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan negara-negara lain 3.
Pemilihan Presiden atau Wakil Presiden barangkali akan menjadi peristiwa sejarah yang kedua dalam sistem tata negara selama Indonesia merdeka, sebab pemilihan dilakukan secara langsung oleh rakyat, tidak seperti pemilihan umum tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan oleh MPR 4.
Keseluruhan tahapan pemilihan umum yang dilakukan secara langsung dan transparan, dimana rakyat memilih partai politik dan figur kandidat yang akan menjadi pemenang dalam pemilihan yang berlangsung baik itu pemilihan umum legislatif maupun eksekutif. Pemilihan presiden dan wakil presiden 3
Stong. Modern political Constitusions, hlm,233-234 http://tarmizi.wordpress.com/2009/02/06/Strategi-pemasaran-partai-politik-dalam-pemilihanpresiden-dan-wakil-presiden/ 4
Universitas Sumatera Utara
diharapkan dapat meminimalisir praktek money politics maupun kecurangan kecurangan-kecurangan
dan memberikan pengaruh secara langsung kepada
masyarakat melalui pilihan demokratis. Dimana rakyat tidak lagi mau terjebak dalam kecurangan.tetapi rakyat harus murni dan mampu memilih calon kandidat mana yang paling dia pilih yang layak menjadi pemimpin suatu negara. Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang akan berlangsung pada 8 Juli 2009 merupakan sebuah momen penting bagi bangsa Indonesia. Sebuah tahapan yang akan menentukan nasib bangsa selama 5 tahun ke depan, apakah akan membawa angin perubahan, kemajuan bangsa, atau justru akan menambah persoalan baru yang membelit bangsa Indonesia. Ketika bangsa Indonesia melalui proses demokrasi, diberikan hak suara untuk memilih sendiri calon pemimpin bangsa ini, tentu saja membutuhkan pemahaman dan gambaran yang jelas, mengenai calon Presiden dan Wakil Presiden, sehingga nantinya dapat memilih pemimpin yang berkualitas. Tidak lupa pula tentunya pemahaman mengenai Pilpres 2009 itu sendiri, terutama dalam proses pemungutan suara, sehingga tidak terjadi suara yang sia-sia dikarenakan masyarakat tidak memperoleh informasi yang jelas 5
Pahitnya kenyataan yang harus diterima partai poitik secara tidak langsung telah mewarnai perubahan konfigurasi peta politik Nasional sebagai akibat dari kejenuhan politik konsituen yang selama ini hanya ditungggangi oleh kepentingan partai politik. Hal ini berdampak pada melemahnya kekuatan partai kelas atas dan menengah yang selama ini dijagokan dengan mudah memenangkan dalam pemilu pemilu sebelumnya. Dengan munculnya berbagai partai politik baru
5
http://kpud-kulonprogo.blogspot.com/2009/06/pembukaan-pekan-sosialisasipilpres.html
Universitas Sumatera Utara
akan mengalami tantangan baru bagi partai politik yang lama. Dalam hal ini akan terjadi pergeseran perolehan suara dimana konstituen telah memiliki kesadaran dan tingkat kecerdasan dalam menentukan sikap politiknya. Kompetisi ketat antara partai politik dalam mengais suara pada pemilihan presiden dan wakil presiden pada pemilu 2009 lalu telah memasuki masa kampanye ini utamannya ditunjukkan beberapa parpol papan atas tengah melalui strategi dalam pemasaran atau political marketing. Munculnnya partai politik baru yang memiliki kekuatan yang cukup ternyata tidak membawa perubahan bagi partai besar seperti partai Demokrat sendiri bagitu juga halnya munculnya partai politik baru yakni Hanura( Hati Nurani Rakyat) dan Gerindra (Gerakan Indonesia Raya ) dimana partai baru ini merupakan suatu parpol baru yang begitu cukup mengguncang partai politik yang telah ada di Indonesia yang di ketahui dengan munculnya di media massa yang berpotensi mengubah peta perpolitikan di Indonesia.
Partai Demokrat merupakan partai Besar yang berdiri pada tanggal 9 september 2002. Partai Demokrat memang mempunyai kedekatan historis dengan sosok Susilo Bambang Yudhoyono. Selain ide pembentukan partai politik ini juga merupakan sumbangan dari Susilo Bambang Yudhoyono sendiri. Tanggal kelahiran partai juga sengaja diambil dari tanggal dan bulan kelahiran Susilo Bambang Yudhoyono meskipun dengan demikian hingga akhir 2003 Susilo Bambang Yudhoyono sendiri tidak duduk dalam kepengurusan partai. Akan tetapi istrinya, Kristriani Herawati menjabat sebagai wakil ketua umum partai.
Setelah pendirian partai politik Demokrat pengurus partai politik ini langsung segera melakukan ekspansi ke-Daerah-daerah untuk melebarkan
Universitas Sumatera Utara
sayapnya. Dalam waktu sebulan
pada tanggal 10 oktober 2001 terbentuklan
kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Provinsi Sulawesi Barat ini merupakan Dewan Pimpinan Daerah Demokrat yang pertama. Selanjutnya muncullah Dewan Pimpinan Daerah lainnya yakni salah satunya Sumatera Utara. Dalam kurun setahun terbentuklah sebanyak 29 Dewan Pimpinan Daerah diseluruh Indonesia.
Pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden partai politik seperti Demokrat memperkuat politiknya demi memenangkan calon yang di jagokan yakni pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dimana Dewan Pimpinan Daerah partai Demokrat banyak menguras waktu dan tenaga agar target yang ingin di capai partai tercapai yaitu menang pada pemilihan umum 2009 yang lalu.
Dengan merujuk kepada political marketing, meski sebagai subyek akademis political marketing relatif baru, dunia politik telah menerapkannya sejak lama bahkan winston flatcher (1997) mengatakan bahwa political marketing hampir
dapat
dipastikan
sebagai
betuk
pemasaran
tertua:’’liberte’’,
ealite,’fraternite. Yang dikumandangkan dalam revolusi prancis pada tahun 1789 adalah salah satu slogan terbaik dari sudut pandang disiplin pemasaran. Kemudian pada tahun 1830-an seorang praktisi periklanan profsional charlesbarker telah menciptakan iklan politik. Pada tahun 1930-an franklin delano roosevelt menggunakan media penyiaran dengan meluncurkan ‘’fire side chats’’. 6
Pada Era setelahnya penerapan disiplin penerapan memberikan kontribusi dan warna signifikan dalam hingar-bingar persaingan politik disejumlah negara
6
Adman nursal. 2004. political marketing strategi memenangkan pemilu. Pt. gramedia pustaka utama gedung gramedia lt.2-3 hal,8
Universitas Sumatera Utara
maju. Disiplin pemasaran itu semakin berperan tatkala terbukannya peluang memanfaatkan radio dan televisi untuk kampanye partai politik. Oleh sebab itu maka dalam hal ini penggunaan political marketing yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah sumut partai Demokrat dapat menyalurkan dan memasarkan inisiatif produk dalam politik gagasan politik, isu politik dan program kerja yang akan ditawarkan terhadap masyarakat
secara sistematis dan terencana sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat luas. Adapun potensi dalam kemenangan daripada pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dalam pemilihan umum 2009 yang lalu adalah tidak terlepas dari kinerja Dewan Pimpinan Daerah partai Demokrat Sumut yang begitu gigih dan konsisten dalam Team pemenangan pasangan calon Presiden tersebut. Namun perlu diketahui juga kemenangan partai Demokrat dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden pada pemilu 2009 yang lalu yakni tidak terlepas dari pandangan partai akan hasil pada pemilihan umum 2004 yang lalu dimana Dewan Pimpinan Daerah sumut partai Demokrat yaitu dapat memenangkan perolehan suara mayoritas dibandingkan dengan partai partai politik lainnya yang mengunggulkan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Muhammad Jusuf Kalla.
Political
marketing
memiliki
peran
untuk
menentukan
proses
demokratisasi. Dinegara-negara maju, partai politik mengarahkan kemampuan marketing mereka merebut sebanyak mungkin konstituen. Berbagai teknik yang sebelumnya hanya dipakai dalam dunia bisnis, sekarang ini telah dicangkokkan kedalam kehidupan politik 7. Semakin canggih teknik marketing yang diterapkan dalam kehidupan politik. Para anggota team sukses berusaha’’menjual’’jago 7
Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal.311.
Universitas Sumatera Utara
mereka dengan berbagai cara yang seringkali kita rasakan tak ada bedanya dengan mengiklankan produk dimedia, mempromosikan outdor maupun indoor. Segala teknik dipakai agar rating jago mereka tinggi dan rakyat memilihnya di bilik-bilik suara. Selain itu, political marketing dapat memperbaiki kualitas hubungan antara kontestan dengan pemilih. Pemilih adalah pihak yang harus dimengerti, dipahami dan dicarikan jalan pemecahan dari setiap permasalahan yang dihadapi. political marketing meletakkan bahwa pemilih adalah subjek, bukan sebagai objek manipulasi dan eksploitasi. Berkembangnya pusat perhatian terhadap partai partai politik terhadap penggunaan strategi political marketing merupakan alterlatif dalam mempengaruhi iklim politik yang penuh persaingan terbuka dan transparan ketika berhadapan dengan masyarakat untuk mendapatkan suara lebih yang dilakukan Dewan Pimpinan Daerah Sumut partai demokrat dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2009 yang lalu.
Alasan mengapa penulis tertarik memilih judul di bidang political marketing karna melihat ancangan mengenai political marketing bertolak dari makna (meanings). Bahwa pada dasarnya political marketing adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis tapi juga taktis berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada para pemilih. Tujuannya membentuk dan menanamkan harapan, sikap, keyakinan, orientasi, dan prilaku pemilih. Perilaku pemilih yang diharapakan adalah ekspresi mendukung dengan beragai dimensinya, khususnya menjatuhkan pilihan pada partai atau kandidat tertentu. Dua ahli perilaku konsumen, peter & olson (1993) memberi sebuah batasan makna (meaning) yakni interpretasi seseorang terhadap stimulus yang berasal dari lingkungannya. Bagaimana sebuah stimulus diinterpretasikan
Universitas Sumatera Utara
tidak hanya ditentukan oleh stimulus itu sendiri. Makna dari interpretasi itu sendiri tergantung pada-dan berinterkasi dengan-pengetahuan, pengalaman, dan keyakinan yang tertanam dalam benak orang yang melakukan interpretasinya. 8 Maka jelas penulis tertarik meneliti khususnya Dewan Pimpinan Daerah Sumut Partai Demokrat yakni: ingin mengetahui bagaimana cara Dewan Pimpinan Daerah Sumut partai Demokrat
dalam melakukan pemasaran politik dalam
konteks political marketing terhadap konstituen atau masyarakat sehingga dalam kenyataannya partai Demokrat dapat memenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono pada pemilihan umum presiden dan wakil presiden tahun 2009 yang lalu dalam satu putaran saja. Kesuksesan Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat dalam meraut suara mayoritas dalam pemilihan umum Presiden dan wakil presiden 2009, Dalam hal ini, pengurus Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara merupakan suatu peniliaian yang cukup mendapat apresiasi dari kalangan-kalangan tertentu, alasannya kinerja yang dimiliki oleh Team pemenangan yang tergabung didalam partai politik itu begitu solid didalam bidangnya masing-masing. Partai Demokrat merupakan partai muda yang cukup menarik hati para masyarakat luas dimana para pengurus-pengurus sangat fokus dalam pemenangan seorang kandidat untuk memperoleh suara mutlak dalam suatu pemilihan, baik pemilihan umum Presiden maupun pemilihan Legislatif. Oleh karnanya jelas bahwasannya dalam penelitian ini peneliti ingin mencari dan mengetahui bagaimana sebenarnya kinerja yang dimiliki oleh Dewan Pimpinan Daerah dalam penyusunan political marketing dan strategi pemasaran partai tersebut di masyarakat luas yang ada di wilayah Sumatera Utara. 8
Adman nursal. 2004. Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu. Pt. gramedia pustaka utama gedung gramedia lt.2-3 hal,23-24
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana konsep-konsep political marketing Dewan Pimpinan Daerah Sumut Partai Demokrat dalam pemilihan umum Presiden 2009. 2. Bagaimana strategi pemasaran Dewan Pimpinan Daerah sumut partai Demokrat dalam pemenangan calon Presiden sehingga dapat memenangkan dalam satu putaran. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana political marketing Dewan Pimpinan Daerah sumut partai Demokrat dalam pemilihan umum presiden 2009 2. Untuk mengetahui strategi pemasaran partai politik Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Sumut. 1.4 Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berpikir penulis melalui karya ilmiah dan sebagai penerapan dari berbagai teori yang penulis dapatkan selama dalam masa perkuliahan. 2. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa Departemen ilmu politik yang nantinnya berminat mengambil studi tentang political marketing. 3. Penelitian ini juga bermanfaat untuk menambah bahan refrensi terhadap political marketing.
Universitas Sumatera Utara
4. Penelitiaan ini dapat memberikan masukan kepada setiap partai politik yang akan melakukan pemasaran polilitik ditengah kehidupan masyarakat. 1.5 Kerangka Teori Dasar penelitian yang paling paling besar perannya adalah teori karena dengan dasar inilah peneliti mencoba memberikan penerapan tentang fenomena sosial dan fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. landasan teori menguraikan jalan pikiran menurut kerangka teori yang logis. Artinnya mendudukkan masalah penelitian yang telah di rumuskan
didalam kerangka
teoritis relevan yang mampu menerangkan masalah tersebut. Upaya ini dimaksudkan agar dapat menjawab dan menerangkan masalah yang telah dirumuskan. 1.5.1 Pemasaran politik (political marketing) Dalam kajian ilmu politik , political marketing menurut firmazah merupakan sebagai suatu domain baru tidak terlepas dari polemik yang menyertainya artinya, Political marketing merupakan penerapan ilmu marketing dalam kehidupan politik. Dalam konteks politik dilihat sebagai seperangkat metode yang dapat mempasilitasi kontestan (individu atau partai politik) yakni dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, idiologi partai, dan juga karakteristikke pemimpinan partai politik pada program kerjanya kepada masyarakat. 9 Pandangan political marketing menurut Adman Nursal yakni: dimana dalam kajian ilmu politik political marketing merupakan serangkaian aktivitas 9
Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal.21.
Universitas Sumatera Utara
terencana, strategis namun juga taktis dalam menyebarkan makna politik terhadap masyarakat yang akan memilih bagi Nursal political marketing meliputi unsurunsur berupa strategi pemasaran, bauran politik, dan proses pemasaran (delivery process). 10 political marketing telah menjadi suatu fenomena, tidak hanya dalam ilmu politik, tetapi juga memunculkan berbagai ragam pertanyaan para marketer yang selama ini sudah terbiasa dalam konteks dunia usaha. Tentuny terdapat beberapa asumsi-asumsi yang mesti dilihat dapat memahami political marketing, karena konteks dunia politik memang mengandung banyak perdebatan dengan dunia usaha. Menurut O’Shaughnessy(2001), politik berbeda dengan produk retail, sehingga akan berbeda pula muatan yang ada diantara keduanya politik terkait erat dengan sebah nilai (value). Jadi, isu politik bukan sekedar produk yang diperdagangkan, melainkan menyangkut pula keterikatan simbol dan nilai yang menghubungkan individu-individu. Dalam hal ini politik lebih dilihat sebagai aktivitas sosial untuk menegaskan identitas masyarakat. Menurut lock dan harris (1996) terdapat beberapa karateristik mendasar yang membedakan political marketing dengan marketing dalam dunia bisnis. Perbedaan ini berasal dari kenyataan bahwa pada pemilihan umum memang berbeda dengan konteks dunia usaha pada umumnya. 1.5.2 Strategi Pemasaran (Marketing Strategy) Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang akan diterapkan dalam kampanye, atau lebih mudah dapat diartikan sebagai pendekatan yang diambil untuk menuju pada suatu kondisi tertentu dari pada saat ini yang dibuat 10
Adman Nursal 2004 Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu:Studi Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR,DPD,PRESIDEN.jakarta;PT,Gramedia pustaka utama.hal.23.
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan analisis masalah dan tujun yang telah ditetapkan 11. Dalam konteks pemilu tujuan dari setiap strategi bukanlah kemenangan yang dangkal, tapi perdamaian yang mendasar. Dalam istilah politik’’perdamaian’’ ini berarti penerangan program—program yang tepat dan reformasi, jika tujuan jangka panjang strategi ini tidak tampak, misi bagi kemenangan akan tampak sebagai perjuangan bagi kekuasaan dan kekayaan pribadi sebagai sebuah perjuangan untuk mencapai tujuan—tujuan yang telah di tetapkan. Pemasaran menurut pandangan Philip kotler adalah kegiatan manusia yang di arahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan malalui proses pertukaran. Pada dasarnya strategi pemasaran merupakan proses menyusun nilai-nilai inti yang sesuai dengan aspirasi
para pemilih dan sumber daya kontestan yang
dipasarkan. Strategi pemasaran dalam domain merupakan perencanaan sebagai langkah—langkah adaptasi terhadap semua gejala yang terjadi
untuk
mendapatkan pemahaman apa yang dibutuhkan masyarakat (lingkungan politik). Berdasarkan
definisi
strategi
pemasaran
dalam
domain
politik
hubungannya dengan kontestan politik maka dapat ditarik sebuah benang merah yang disebut segmentasi , positioning dan targeting politik. 1.5.2.1 Segmentasi pasar Segmentasi pasar adalah konsep yang sangat penting dalam aktifitas pemasaran. Tidak saja dalam konteks pasar tetapi juga untuk kegiatan kegiatan kemasyarakatan atau kegiatan-kegiatan nirlaba lainnya 12. Tidak terkecuali dalam dunia politik, terlebih pada situasi dan kondisi di mana aktivitas politik berada
11
Venus.2004.Managemen Kampanye Panduan Teoritis dan Ppraktis Dalam Mengaktifkan Kampanye Komunikasi.bandung;simbiosa rekatama.hal;15 12 Rhenald kasali; Membidik Passar Indonesia Target Positioning,Segmentasi.PT;Gramedia pustaka utama,cetakan ke-4,2000,hal,26
Universitas Sumatera Utara
dalam suasana demokratis. Dalam kondisi dan ssituasi seperti ini, hal penting yang wajib di penuhi oleh komunikator politik (baca;politicus, profesional politik, dan semacamnya) adalah kemampuan untuk mengemas dan mengkomunikasikan pesan politiknya yang disesuaikan dengan audience Yang tepat. Karena audience sangat Heterogen, maka kemudian mengelompokkan mereka berdasarkan kepada karakteristik tertentu, merupakan langkah yang paling strategis dalam rangka efektifitas dan efesiensi kegiatan komunikasi politik baik dalam asfek budged maupun capaian target pengelompokan audience berdasarkan pada karakteristik tertentu tersebut, dalam konsep pemasaran, disebut sebagai segmentasi pemasaran. Umumnya segmentasi dapat didasarkan pada beberapa kategori aspektual yakni: Pertama; Goegrafi. Masyarkat dapat disegmentasi berdasarkan geografi dan kerapatan (dencyty) populasi. Kedua: Demografi. Masyarakat dapat dibedakan berdasarkan umur, agama, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan kelas sosial. Masing-masing kategori memiliki karakteristik yang berbeda tentang isu politik atau dengan yang lain. Sehingga perlu untuk dikelompokkan berdasarkan kriteria demografi. ketiga; Psikografi. Memberikan tambahan metode ini segmentasi berdasarkan geografi. Dalam metode ini, segmentasi dilakukan berdasarkan kebiasaan, pola hidup, dan perilaku yang mungkin terkait dalam isu-isu politik. Keempat; perilaku. Masyarakat dapat dibedakan dan dikelompokkan berdasarkan proses pengambilan keputusan, identitas ketertarikan dan keterlibatan dengan isu politik, loyalitas dan perhatian terhadap permasalahan politik. Masing-masing kelompok memiliki perbedaan, Sehingga perlu untuik diidentifikasi. Kelima; sosial budaya. Pengelompokan masyarakat dapat dilakukan melalui karakteristik social dan budaya. Klasifikasi
Universitas Sumatera Utara
seperti suku, agama, etnis, dan ritual spesifik seringkali membedakan intensitas, kepentingan, dan perilaku terhadap isu-isu politik. Keenam; sebab-akibat. Selain metode yang bersifat statis,metode ini mengelompokkan mesyarakat berdasarkan perilaku yang muncul dari isu-isu politik. Sebab-akibat ini melandaskan metode pengelompokkan berdasarkan perspektif pemilih(voters). 13 1.5.2.2 Positioning Positioning pada dasarnya adalah strategi untuk memasuki jendela otak konsumen (dalam konjteks politik, konsumen adalah voters). Positioning biasanya tidak menjadi masalah dan tidak dianggap penting selama partai politik yang bertarung dalam pemilu tidak banyak, dan persaingan belum menjadi sesuatu yang penting. Positioning baru akan menjadi penting bila mana persaingannya sudah sangat sengit 14. Seperti sejumlah partai politik yang banyak dan memiliki idiologi serta basis pemilih hampir sama. Seperti PPP, PBR, dan PKB. Yang saling mengklaim sebagai partainnya wong cilik. dan ingkarnasi dari PNI. Pada situasi dan kondisi seperti tersebut diatas maka kemampuan partai politik untuk melakukan strategi positioning sangat menentukan keberhasilan partai tersebut dalam persaingan merangkul dan memenangkan pilihan dari voters. Positioning adalah sesuatu yang dilakukan terhadap pikiran calon voters, yakni menempatkan produk (partai politik atau kandidat) pada pikiran para calon voters. Dalam ungkapan konsultan strategi pemasaran, positioning
adalah
bagaimana anda membedakan diri anda sendiri dalam pikiran calon konsumen anda. Dengan melakukan positioning maka partai politik atau kandidat berusaha untuk menjaga fokus pikiran, orientasi, dan kesadaran voters atau masyarakat 13 14
Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal 193 Renald kasali.ibid,hal.49
Universitas Sumatera Utara
untuk tetap mmengingat serta mengarahkan refrensi utama tentang partai politik atau kandidat yang akan mereka pilih. Adolf Hitler menerapkan positioning. Begitu pula procter dan gamble (perusahaan terkemuka dunia-pen)dalam dunia bisnis, dan pelaku politik lainnya. 15 Positioning sebetulnya adalah kegiatan yang mengelola sisi psikologis manusia. Dalam konteks ini, tema sentral yang direkayasa adalah aspek persepsi. Proses terjadinya persepsi adalah dengan adanya tiga aktivitas, yaitu; seleksi, organisasi, dan interpretasi. Kegiatan seleksi mencakup proses mulainya diterimanya suatu sensasi yang dilanjutkan dengan adanya atensi, sedangkan kegiatan organisasi melekat pada proses interpretasi 16. Sensasi adalah penerimaan stimulus lewat alat indra. Persepsi adalah penafsiran stimulus yang telah ada didalam otak atau dengan kata lain merupakan pengertian sekarang berdasarkan pengalaman dimasa lalu. Sensasi atau persepsi dapat kita analogikan seperti sebuah potert pemandangan sebagai sensasi dan lukisan pemandangan sebagai persepsi 17.
Persepsi
adalah
proses
dengan
mana
individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indra mereka agar memberi makna pada lingkungan mereka 18 Dalam komunikasi politik, persepsi menjadi kajian sentral karena hakikatnya semua pesan politik adalah produk politik yang lebih diarahkan pada menciptakan persepsi (to create of perception) dalam pikiran masyarakat /voters. Bebagaimana yang diungkapkan seorang politikus senior’’dalam berpolitik’’kata
15
Al Ries & jack trout,Positioning:The Bettle for Young Mind,salemba empat,2002,hal.3 Dedy mulyana.Ilmu Komunikasi ;Suatu Pengaantar,remaja roseda karya,edisi ke-4 2002,hal 169 17 M.dimyati mahmud, Psikologi Suatu Pengantar ,jilid.I,BPFE yogyakarta,1990,hal,41 18 Stephen P.Robbins,Perilaku Organisasi jilid I, bahasa Indonesia,PT.prenhallindo,1996,hal:124 16
Universitas Sumatera Utara
john Lindsay,’’persepsi adalah realitas’’. 19 Salah satu konsultan strategi pemasaran terkenal selalu menekankan sebuah pelajaran yang berbunyi:’’jangan melawan persepsi dengan kenyataan. Persepsi saling menang’’. 1.5.2.3 Targeting politik Targeting politik atau merupakan target audiens adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah target audiens (kelayakaan sasaran), yaitu; satu atau beberapa segmen masyarakat yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan kampanye. Memang sebenarnya targeting adalah persoalan bagimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau masyarakat yang akan tetapkan sebagai kalayak sasaran kegiatan pemasaran politik (baca kampanye). Targeting atau menetapkan sasaran adalah satu atau beberapa segmen yang akan dibidik untuk mencapai sasaran obyektif (segmentasi dasar) 20. Setidaknya ada tujuh pertanyaan yang harus disikapi dalam hal targeting,yaitu; 1.Apakah masyarakat (voters) telah berubah
dalam beberapa waktu
terakhir 2.Apakah target audience yang sesunggguhnya sudah sesuai dengan yang direncanakan ?mengapa berbeda? 3.Apa
landasan
/
alasan
memilih
target
audience
/segmen
tersebut?mengapa bukan target audience /segmen yang lain? 4.Apa yang membedakan target audience /segmen tersebut dengan target audience / segmen yang lain?proses apa yang digunakan untuk menentukan target audience /segmen ini?
19 20
Al Ries & jack trout,Positioning:The Bettle for Young Mind,salemba empat,2002,hal 13 Diolah dari Rheihal kasali.ibid.hal,372-373
Universitas Sumatera Utara
5.Dapatkah membuktikan bahwa target
audience / segmen tersebut
potensial dan menguntungkan?berapa lama membutuhkan waktu untuk menggerakkan target
audience /segmen ini untuk memberi
respon?apakah lingkungan politik tidk berubah ketika saatnya memetik hasil? 6.Apakah yang akan dilakukan ketika target audience /segmen tidak merespons?mengapa mereka tidak merespons? 7. Apakah ada target audience /segmen Lain yang lebih menguntungkan? Pertanyaa-pertanyaan ini sudah harus disiapkan jawaban sebelum mengeksekusi kegiatan pemasaran politik (kampaye). Banyak komunikatar yang gagal karenamereka tidak menyiapkan langkah-langkah yang pas untuk membidik target audience atau segmen yng sangat potensial dan menguntungkan. 1.5.3 Strategi politik (Politic Strategy) Pendekatan dan komunikasi politik perlu dilakukan oleh para kontestan untuk dapat memenangkan pemilu. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk mengidentifikasi
besaran
(size)
pendukungnya:
masa
mengembang
dan
pendukung konstanta lainnya. identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan potensi suara yang akan diperoleh pada pencoblosan, juga untuk mengidentifikasi strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing-masing kelompok pemilu. Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap kontestan karena pesaing juga secara intens melakukan upaya-upaya untuk memenangkan persaingan politik.sementara itu, cara masyarakat menentukan pilihannya juga tergantung pada karakteistik masyarakat bersangkutan. Disatu sisi, terdapat kelompok masyarakat yang lebih menggunakan logika dan rasionalitas dalam
Universitas Sumatera Utara
menimbang kontestan. Kemampuan kontestan dalam memecahkan persoalan masyarakat menjadi titik perhatian kelompok masyarakat ini dipihak lain, kedekatan idiologis juga menjadi kekuatan untuk menarik pemilih kedalam bilik suara dan mencoblos kontestan yang beridiologi sama. Pemilih jenis ini tidak begitu memedulikan program kerja apa yang ditawarkan partai politik bersangkutan. Asal idiologi partai tersebut sama dengan idiologi pemilih, sudah cukup alasan baginnya untuk memilih kontestan ini. Bauran antara karakteristik alasan yang dipakai untuk menentukan pilihan dengan segmen-segmen pemilih dapat dilihat dalam tabel.3.1 Table 3.1 Jenis pemilih dan alasan memilih Pembagian pemilih Problem-soffing
Kontituen Penguatan dan proteksi secara rasional.
Penguatan dan proteksi secara idiologis Sumber: firmanzah (2007). Hal. 125 idiologi
Kontituen,
Non-partisan
dan
Non-partisan Penyakinan secara rasional
Pendukung lain Pengenalan dan merebut secara rasional
Penyakinan secara idiologis
Pengenalan dan merebut secara idiologis.
pendukung
pesaing
membutuhkan
pendekatan yang berbeda satu dengan yang lain. Kontituen adalah kelompok masyarakat yang diwakili dan memiliki kedekatan dengan suatu partai politik kelompok masyarakat ini yang merupakan basis pendukung kontestan. Kontituen memiliki loyalitas yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis pemilih yang lain. Sementara Non-partisan adalah masa mengembang yang masih belum memutuskan partai politik apa yang mereka dukung Non-partisan tidak mengikatkan diri dengaan satu partai politik apapun. Biasanya jenis pemilih ini
Universitas Sumatera Utara
akan menjatuhkan pilihannya diakhir periode kampanye. Atau, mereka malahan tidak memilih siapapun karena mereka tidak melihat satupun dari pilihan kontestan yang sesuai dengan harapan mereka. Jenis pemilih terakhir adalah pendukung atau kontituen partai politik lain.suatu partai politik atau kontestan individu juga perlu mengembangkan hubungan dengan pendukung partai lain. Hal ini dilakukan karena kontestan pemilu perlu menjaga stabilitas dan situasi yang aman semasa priode kampanye memberikan informasi kepada pendukung partai lain berkontribusi untuk mendirikan suasana persaingan. Selain itu, pesan positif perlu dimunculkan kepada pendukung lain.sangat dimungkin pendukung lain akan memberikan suarannya kepada suatu partai politik apabila terdapat konsesi dan aliansi strategis di antara dua partai politik. Strategi penguatan sangat dibutuhkan dalam hubungan antara partai politik dengan kontituen mereka. Hal ini dilakukan agar ikatan baik diantara mereka yang bersifat rasional maupun emosional tetap terjaga sangat diharapakan ikatan politik antara partai politik dengan kontituen justru jadi sangat tinggi. Strategi penguatan ini dilakukan juga agar ikatan diantara mereka tidak melemah dan untuk menghindari masuknya pengaruh pesaing yang bisa menarik perhatian kontituen mereka. Pendekatan yang dipergunakan tentu saja berbeda tergantung pada apakah konstituen lebih mengedepankan aspek raional atau idiologis. Partai politik perlu mengguankan penguatan yang bersifat rasional ketika mereka berhadap dengan konstituen yang lebih mengedepankan problem-soving.ketika pratai politik harus berhubungan dengan kostituen yang lebih melndaskan alasan memilihn
pada
aspek-aspek
Non-rasional,
penguatan
idiologi
perlu
Universitas Sumatera Utara
dilakukan.mengingatkan pesan, nilai, norma, dan paham partai perlu ditekankan dalam hal ini. Strategi menamakan keyakinan lebih sesuai untuk diterapkan pada jenis pemilih yang Non-partisan, kepada jenis pemilih ini perlu diyakinkan bahwa secara problem-soving atau pun idiologis, kontestan bersangkutan lebih baik dibandingkan dengan para pesaingnya. Strategi komunikasi dan penyajian informai juga perlu dilakukan untuk menyajikan para pemilih non-partisipan. Kontestan harus menarik mereka keluar dari kebimbangan. Hal ini sulit dilakukan tanpa adanya proses yang mencoba memberikan informsi dan menyediakan Nonpartisipan untuk memberikan suarannya kepada suatu partai politik tertentu. Halhal yang hendak diyakinkan sangat tergantung pada karakteristik pemilih nonpartisan ini. Strategi pengenalan dan merebut dapat dilakukan suatu partai terhadap jenis pemilih yang merupakan pendukung partai lain.pengenalan perlu dilakukan agar perdukung partai lain ini tidak memandang negative. Bagaimanapun, penciptaan iklim yang harmonis merupakan tanggungjawab bersama.
1.5.4. Komunikasi Politik Membangun suatu image politik tidak dapat dilakukan tanpa adanya komunikasi politik. Komunikasi politik yang dimaksud dalam hal ini adalah semua hal yang dilakukan oleh partai politik untuk mentransper sekaligus menerima mpan balik tentang isu-isu politik yang berdasarkan semua aktivitas yang dilakukannya terhadap masyarakat. Isu politik ini dilihat dalam perpektif yang sangat luas dan sangat terkait dengan usaha partai politik untuk
Universitas Sumatera Utara
memposisikan dirinya dan membangun identitas dalam rangka memperkuat imege-nya dalam benak mayararakat; isu politik tersebut dapat berupa idiologi partai, program kerja partai, figure pemimpin partai, latar belakang pendirian partai, visi dan tujuan jangka panjang partai, dan permasalahan yang diungkapkannya. Komunikasi dalam hal ini diartikan sebagai dyadic yaitu komunikasi dua arah (barry & carnt, 1997). Dua arah berarti
komunikasi yang tidak hanya
dilakukan oleh partai politik kepada masyarakat, tetapi juga dari masyarakat kepada partai politik. Karena dari kondisi dari masyarakat yang beraneka ragam, tersebar dan terkadang tidak terorganisir, akan sulit membayangkan adanya sistematisasi komunikasi pesan yang dilakukan masyarakat kepada partai politik 21. Hal ini membuat partai politik sebagai organisasi yang terorganisir harus mengambil inisiatif untuk mentransfer sekaligus merumuskan signal-signal atau pesan yang disampaikan oleh masyarakat. Seringkali pesan-pesaan tersebut harus melalui analisis dan pemahaman atas data dan fakta yang terbesar dalam banyak peristiwa.
Kekecewaan,
kebahagiaan,
impian,
kesedihan,
tangisan,
dan
penderitaan masyarakat, baik yang sedang terjadi ataupun yang sedang kemungkinan akan terjadi, harus ditemukan dan dianalisis berdasarkan data dan peristiwa yang tercerai berai. Dalam hal ini, partai politik bertugas merangkum dan menganalisis pesan-pesan tersembunyi dibalik peristiwa yang terjadi. Harus diketahui bahwa pesan tersembunyi tersebut adalah pesan yang disampaikan oleh masyarakat kepada elit politik dan harus segera ditanggapi. Tidak semua masyarakat
21
memiliki
kapasitas
untuk
merumuskan
apa
yang
menjadi
Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal: 256
Universitas Sumatera Utara
permasalahan mereka yang sebenarnya. Konsekuensi, seringkali umpan balik yang mereka berikan lebih banyak tersirat dibandingkan tersurat. 1.5.5. Bauran Produk Politik David Kurtz dalam bukunya service marketing mengungkapkan bahwa bauran politik merupakan kombinasi’’jasa’’yang ditawarkan kepada kelompok 22
sasaran
. Jasa dalam political marketing diartikan sebagai kebutuhan produk
politik yang diperlukan oleh lingkungan masyarakat. Kebutuhan produk politik tersebut dapat berupa gagasan politik, kebijakan partai, atau personal kandidat figure politik untuk membentuk serangkaian makna politisi tertentu didalam pikiran pemilih. Produk (product) yang ditawarkan institusi politik merupakan sesuatu yang kompleks. Dimana pemilih akan menikmatinya
setelah sebuah
partai atau seseorang kandidat (niffenegger,1989) arti penting sebuah produk politik tidak hanya ditentukan oleh karakteristik produk itu sendiri. Pemahaman pemilih
juga
memainkan
peranan
penting
dalam
memaknai
dan
menginterpretasikan sebuah produk politik(dormedy &scullion,2001) niffenegger (1989) membagi produk politik dalam tiga kategori: 23 1. party platform (Platform partai) 2. passt record (catatan tentang hal-hal yang dilakukn dimasa lampau) 3. personal characteristic (ciri pribadi) Dalam domain political marketing tentang bauran politik, adalah sebuah institusi partai yang berisikan identitas idiologi, konsep, dan program kerja sebuah institusi politik. Sedangkan partai politik
menurut carl j.friedrich adalah
24
:
22
http//www.tarmizi.word press.com/2009 Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal 205 24 Miriam Budiardjo,Dasar-Dasar Imu Politik, penerbit PT,Gramedia pustaka utama,2008 ,hal,404 23
Universitas Sumatera Utara
sekelompok menusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut dan mempertahankan penguasaan pemerintahan bagi pemimpin partainnya dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat adil dan materil. Sementara partai politik menurut Sigmund Neumann dalam buku karyanya, modern political parties mengemukan defenisi sebagai berikut 25: partai politik adalah: Organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan secara merebut dukungan rakyat melalui persingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lainnya yang mempunyai pandangan berbeda.
1.5.6. Proses strategi pendekatan pasar Nursal 2004 mengategorikan tiga pendekatan yang dapat dilakukan oleh partai politik untuk mencari dan mengembangkan pendukung selama proses kampanye politik:
1.5.6.1 Push marketing Menurut Nursal push-marketing adalah bagaimana penyampaian produk politik langsung kepada para pemilih. Dalam pendekatan ini partai poitik berusaha mendapatkan dukungan malalui stimulasi yang diberikan kepada pemilih. Masyarakat perlu mendapatkan dorongan dan energi untuk pergi kebilik suara dan mencoblos suat kontestan. Disamping itu partai politik perlu menyediakan sejumlah alasan yang rasional maupun emosional kepada para pemilih untuk bisa memotivasi mereka agar tergerak dan bersedia mendukung suatu kontestan.tanpa alasan-alasan ini, pemilih
25
ibit
Universitas Sumatera Utara
akan merasa ogah-ogahan karena mereka tidak punya cukup alasan untuk menyuarakan aspirasi mereka.namun pada dasarnya push marketing adalah usaha agar produk politik dapat menyentuh para pemilih secara langsung dengan cara yang lebih personal 26
1.5.6.2 Pass—marketing Menurut Nursal pass-marketing adalah bagaimana penyampaian produk politik dengan memanfaatkan media massa. Strategi ini menggunakan individuindividu maupun kelompok yang dapat mempengaruhi opini pemilih. Sukses atau tidak penggalangan massa akan sangat ditentukan oleh pemilihan para influencer ini. Semakin tepat influencer yang terpilih, efek yang diraih pun akan menjadi semakin besar dalam mempengaruhi pendapat, keyakinan dan pikiran public.
1.5.6.3 Pull-marketing Strategi seperti ini menitikberatkan pada pembentukan image politik yang positif. Roboniwitz dan machdonald (1989) menganjurkan bahwa supaya simbol dan image politik dapat memiliki dampak yang signifikan, kedua hal tersebut harus mampu membangkitkan sentimen. Pemilih cenderung memilih partai atau kontestan yang memiliki arah yang sama
dengan apa yang mereka rasakan.
Pendekatan political marketing menurut nursal (2004) diawali dengan positioning, kemudian dari situ dikembangkan. 27
26 27
Adman Nursal.op.cit.hal.242-254 Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal.219.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian Penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mendeskrifsikan dan memahami dengan cermat fenomena yang akan dilakukan dalam masyarakat. Menurut Hadari Nawawi, 28 metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Pendekatan yang dilakukan oleh penulis dalam penyelesaian skripsi ini adalah pendekatan kualitatif. Dimana dengan pendekatan kualitatif ini akan dapat menghasilkan data yang tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diamati dilapangan.hal ini peneliti dalam memperoleh data maka harus terjun kelapangan. Agar peneliti dapat melihat dan mengamati fenomena yang ada dalam partai politik yakni political marketing Dewan Pimpinan Daerah Sumut partai Demokrat terhadap kemenangan pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden 2009. 1.6.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi penelitian didaerah jln. Multatuli Blok FF NO.39-40 (DPD Sumut partai Demokrat). 1.6.3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian yang dapat berupa, manusia, hewan, udara, tumbuhan, peristiwa, gejala, nilai, sehingga subyek28
Nawawi,Hadari, Metodologi Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,1987, hal.63
Universitas Sumatera Utara
subyek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Oleh sebab itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini antara lain yakni: Kantor partai politik Demokrat. Sampel adalah sebagian atau wakil yang di ambil dari populasi yang menggunakan cara tertentu. Dalam penelitian ini sampel yang di ambil adalah Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sumut partai Demokrat jln. Multatuli Blok FF NO.39-40 Medan. 1.6.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan maka penulis mlakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Metode wawancara Peneliti membuat daftar pertanyaan yang akan ditanyakan di kantor tempat peneliti menggali sumber sumber data. Pertanyaan berisi tentang biografi, visi misi partai, pengalaman partai dalam pemenangan suara, dan mekanisme political marketing partai dalam pemilihan umum presiden 2009 di Sumut. 2. Metode kepustakaan Berdasarkan jawaban informan dan pengamatan yang dilakukan, peneliti kemudian mengumpulkan metode pustaka sebagai kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai macam pustka yang relevan dengan fenomena sosial yang akan dicermati peneliti.dengan mencari sumber data dan informasi melalui buku-buku, jurnal, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 3.Metode pengambilan data Peneliti menggunakan metode pengambilan data guna untuk mengetahui gejala-gejala dan mempermudah dalam penelitian yang akan diteliti dilokasi penelitian. Yakni bagaimana political marketing Dewan Pimpinan Daerah Sumut partai Demokrat dalam pemilihaan umum presiden dan wakil presiden pada
Universitas Sumatera Utara
pemilu 2009. Hasil pengambilan data yang dilobi dilokasi penelitian dan selajutnya di analisis oleh peneliti sehingga dapat menjawab masalah penelitian. 1.6.5 Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan kemudian disusun, dianalisa dan disajikan untuk memperoleh gambaran sistematis tentang kondisi dan situasi yang ada. Data-data tersebut diolah dan dieksplorasi secara mendalam yang selanjutnya akan menghasilkan kesimpulan yang menjelaskan masalah yang diteliti. 1.7 Sistematika Penulisan BAB I
:PENDAHULUAN Pada Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
:DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Pada Bab ini akan diuraikan gambaran umum dari lokasi penelitian. Dimana peneliti akan memaparkan lokasi penelitian antara lain peneliti mengambil lokasi kantor Dewan Pimpinan Daerah Sumut partai Demokrat.
BAB III
: PEMBAHASAN DAN PENYAJIAN DATA Pada Bab ini data dan informasi disajikan dan dianalisis secara sistematis berdasarkan penelitian yang dilakukan.
BAB IV
:KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Sumatera Utara