BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Kebutuhan akan layanan internet yang baik sangat dibutuhkan saat ini,
karena dengan internet
bisa mendapatkan
suatu informasi
atau
saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Berbagai macam tipe jaringan yang bisa digunakan untuk terhubung antar jaringan satu dengan lainnya, dan bermacam media transmisi data yang bisa digunakan, seperti Sinyal Radio Point to Point merupakan cara yang aman digunakan dalam komunikasi data yang jauh, karena melewati jaringan publik hingga mencapai ke titik akhir tujuan, dimana satu point berfungsi sebagai Acess Point (pemberi layanan) dan satu point berfungsi sebagai station (tujuan/penerima layanan). SMK Negeri 1 Indralaya Selatan merupakan salah satu sekolah yang menggukan jaringan radio point to point untuk untuk bisa terhubung ke internet, karena belum tersedianya layanan jaringan internet yang memadai didaerah tersebut. SMK Negeri 1 Indralaya Selatan yang berdiri pada tahun 2008, dan pada tahun 2012 baru memiliki akeses internet untuk keperluan praktik siswa dan pengelolaan data sekolah, saat ini SMKN 1 Indralaya Selatan memliki 2 Laboratorium komputer yaitu LAB TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) 30 Komputer, LAB RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) 30 Komputer dan 2 Access Point yang terhubung ke internet. Skema layanan jaringan internet Radio point to point SMKN 1 Indralaya Selatan yang mengambil akses layanan jaringan internet dari Telkom speddy indralaya yang tower Access Point atau sumber internet (Pemancar) ditegakkan di 1
Kantor Dinas Kabupaten Ogan Ilir lama, dan tower station (Penerima) ditegakkan di SMKN 1 Indralaya Selatan. Karena hanya ada satu sumber atau satu jalur untuk terhubung ke internet maka kualitas layanan jaringan internet SMKN 1 Indralaya Selatan harus selalu dalam keadaan yang baik, tentu hal ini berkaitan dengan kualitas layanan jaringan internet, banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk mengtahui kualitas layanan jaringan internet salah satunya menggunakan pendekatan metode QOS (Quality of Service). Metode QOS (Quality of Service) dengan parameter Bandwidth, Delay, Throughput, dan Packet Loss, merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan jaringan internet, dan dibangingkan dengan standar penilaian
ETSI-TIPHON
(Telecommunication
and
Internet
Protocol
Harmonization Over Networks), sehingga dapat diketahui kualitas layanan jaringan internet SMKN 1 Indralaya Selatan, apakah terkategori baik atau terkategori buruk, mengingat pentingnya kualitas layanan jaringan internet yang baik untuk kegiatan belajar siswa, pengolahan data sekolah dan menjalankan program kementerian pendidikan untuk melakukan UNBK (ujian nasional berbasis komputer) yang telah diterapkan oleh SMKN 1 Indralaya Selatan pada tahun 2016 lalu, yang mana kegiatan tersebut membutuhkan kualitas layanan jaringan internet yang baik. Berdasarkan uraian diatas, penulis dalam penelitian ini akan melihat, mengukur dan menganalisa kualitas layanan jaringan internet tersebut, dan membuat penelitian dengan judul “Analisa Kualitas Layanan Jaringan Internet (Radio Point to Point) menggunakan metode QOS (Quality of Service) pada SMK Negeri 1 Indralaya Selatan”.
2
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumusan masalah yaitu “seberapa tinggi kualitas layanan jaringan Internet (Radio point to point) jika diukur dengan metode QOS (Quality of Service) pada SMKN 1 Indralaya Selatan ? ”. 1.3.
Batasan Masalah Untuk membuat penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas, maka
permasalahan dibatasi sebagai berikut : 1. Melakukan pengukuran menggunakan metode QOS (Quality of Service) dengan parameter Bandwidth, Throughput, Delay, dan Packet Loss menggunakan aplikasi Speedtest, Wireshark, dan Iperf untuk mengetahui kualitas layanan jaringan internet pada SMKN 1 Indralaya Selatan. 1.4.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam melakukan penelitian ini untuk menganalisa kualitas layanan jaringan internet (radio point to point) pada SMKN 1 Indralaya Selatan menggunakan metode QOS (Quality of Service) berdasarkan parameter Bandwidth, Throughput, Delay dan Packet Loss. 1.4.2. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat Bagi SMKN 1 Indralaya Selatan sebagai bahan evaluasi dan bagi IT Administrator tentang kualitas layanan jaringan internet yang sedang berjalan saat ini, sehingga kualitas layanan jaringan internet selalu dalam keadaan baik.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Tinjauan Umum
2.1.1. Sekilas tentang SMK Negeri 1 Indralaya Selatan SMKN 1 Indralaya Selatan, atau yang dikenal dengan sebutan SMKN 1 Intan, yang beralamatkan di jalan Tanah Tinggi Desa Meranjat Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir, berdiri pada tahun 2008 diatas tanah seluas 500 Meter, yang mana pada saat berdiri sekolah ini baru mempunyai siswa 108 Siswa dan Siswi, yang terdiri dari 2 Jurusan keahlian yaitu TITL (Teknik Instalasi Tenaga Listrik) dan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan). Saat ini pada tahun 2016 SMKN 1 Intan sudah terakreditasi “A”, dan telah mempunyai 913 Siswa dan Siswi, dari 5 Jurusan Keahlian TITL (Teknik Instalasi Tenaga Listrik) fokus pembelajaran tentang Intalasi Listrik Perumahan, Perkantoran dan Industri, TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) Fokus pembelajaran tentang Merakit PC, Instalasi PC, Perbaikan PC, Instalasi Jaringan LAN/MAN/WAN, dan Jaringan Internet, RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) fokus pembelajaran tentang Pembuatan Program aplikasi berbasis desktop dan Web, Mekatronika fokus pemberlajaran tentang pembuatan robot industri, robotika, dan alat-alat elektronik, dan Perikanan fokus pembelajaran tentang pembibitan ikan, peternakan ikan, dan pemilahan ikan. Banyak sekali prestasi yang berhasil diraih oleh siswa dan siswi SMKN 1 Intan baik tingkat kaupaten, provinsi, hingga tingkat nasional, baik prestasi akademik seperti Juara LKS (Lomba Kompetensi Siswa) ditingkat Kabupaten, provinsi dan nasional diantaranya yang terbaru Juara 1 Robotika tingkat Provinsi 4
Sumatera Selatan. maupun prestasi non akademik kegiatan ekstrakuPrrikuler dan Lomba kebersihan antar sekolah, dan SMKN 1 Indralaya Selatan mendapatkan penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Sumatera Selatan. SMKN 1 Indralaya Selatan saat ini merupakan salah satu sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer, yang di ikuti oleh kelas XII pada tahun 2016, tentunya SMKN 1 Indralaya Selatan tentunya jaringan internet dan peralatan pendukung Komputer dengan spesifikasi yang baik sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan ujian ini. Adapun Visi dan Misi SMK Negeri 1 Indralaya Selatan : Motto : “Sekolah berkualitas, ramah lingkungan, dan berwawasan global” Indikator Visi: 1. Menumbuh kembangkan sikap profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan. 2. Menyenggarakan pembelajaran yang kreatif, efektif dan menyenangkan. 3. Menanamkan semangat keunggulan dengan sikap inovatif, disiplin, dan berakhlak mulia. 4. Mengoptimalkan potensi siswa melalui kerjasama dengan dunia usaha dan industri. 5. Membekali siswa dengan keterampilan terkini hingga mampu bersaing dipasar kerja. 6. Menjaga lingkungan dengan menjaga kelestariannya.
5
Misi Sekolah: 1. Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif. 2. Menumbuh kembangkan semangat keunggulan. 3. Mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi dan prestasi. 4. Menumbuh kembangkan pengamalan ajaran agama. 5. Membekali siswa dengan keterampilan teknologi terkini. 6. Menumbuh kembangkan sekolah sebagai wawasan wiyata mandala.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMKN 1 Indralaya Selatan (Sumber : www.smkn1intan.sch.id) Struktur organisasi SMKN 1 Indralaya Selatan tahun pelajaran 2017 dengan Kepala Sekolah Drs.Jon Hery, M.Pd di dampingi oleh Komite Sekolah dan Majelis Sekolah, dibawah kepemimpinan Kepala Sekolah Koordinator TU mempunyai peran penting antara Kepala Sekolah, Wali Kelas dan Guru. Yang mengontrol siswa dan siswi SMKN 1 Indralaya Selatan.
6
Gambar 2.2 Kegiatan Praktik Siswa di LAB TKJ Lab TKJ selain digunakan siswa untuk kegiatan praktik, Lab TKJ juga digunakan untuk kegiatan pelatihan guru untuk pelatihan pembuatan media pembelajaran setiap 1 bulan sekali.
Gambar 2.3 Kegiatan Praktik Siswa di LAB RPL Lab RPL yang dibiasa digunakan untuk kegiatan belajar siswa menginstall program, multi media, dan pemrograman, selain itu Lab ini juga di pakai oleh dinas pendidikan ogan ilir untuk kegiatan pelatihan guru-guru di ogan ilir.
7
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Analisa Menurut (Fikri:2007) Analisa atau analisis adalah suatu proses mengurai konsep kedalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas. dan menurut (Rahadi 2010:113) Analisa data adalah pengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta penyingkatan data sehingga mudah dibaca. Langkah pertama dalam analisa adalah membagi data atas kategori-kategori atau kata lain bagian-bagian. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa adalah proses pemisahan, pengelompokkan, serta disusun perbagian untuk menguraikan suatu data sehingga data tersebut dapat dapat diketahui kegunaan, dan peran masingmasing suatu data. 2.2.2. Kualitas pelayanan Menurut Tjiptono (2012:51) bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan menurut Garvin (2012:143) menyatakan bahwa lima prespektif mengenai kualitas, salah satunya yaitu kualitas dilihat tergantung pada orang yang menilainya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. 2.2.3. Jaringan Komputer Menurut Sofana (2015:3) Jaringan Komputer adalah suatu himpunan antar koneksi sejumlah komputer autonomous. Dalam bahasa populer dapat dijelaskan bahwa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti router, switch, dan sebagainya) yang terhubung satu sama lain melalui
8
media perantara. Sedangkan menurut Nugroho (2016:9) Jaringan komputer merupakan sebuah konsep hubungan/interkoneksi antar sekumpulan perangkat. Antar perangkat harus dibuat saling terhubung, apabila ada perangkat yang tidak terhubung, maka konsep tersebut bukan termasuk definisi jaringan komputer. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa jaringan komputer merupakan hubungan antara satu komputer dengan komputer lainnya atau hubungan antara perangkat satu dengan yang lainnya. Apabila ada perangkat yang tidak terhubung maka tidak termasuk dalam konsep jaringan komputer. 2.2.4. Internet Menurut menggunakan
Sofana
(2015:4)
TCP/IP
sebagai
Internet protkol
adalah
jaringan
pertukaran
paket
global
dan
yang
bisa
menghubungkan berjuta-juta komputer di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi mulai dari yang statis hingga yang dinamis dan interaktif. Kehadiran internet telah menghapus batas dan jarak terhadap akses informasi. 2.2.5. Point to point Protocol (PPP) Point to Point Protocol atau yang lebih dikenal Point to Point adalah suatu mekanisme (cara kerja) untuk membuat dan menjalankan IP (Internet Protocol) serta jaringan protocol yang melalui hubungan serial secara langsung (tanpa menggunakan modem) dengan melalui telnet ataupun hubungan serial dengan menggunakan modem dan saluran telepon, bahkan menggunakan saluran digital. (https://www.centralnetwork.net/network/jaringan-wireless-point-to-point). Menurut (Ariyus & Andri:2008:254) Point to Point Protocol (PPP) diterangkan distandar Protocol No.51, dan RFC 1661 dan RFC 1662. Memiliki 3 Komponen inti, yaitu : 9
1. Menggunakan enkapsulasi datagram melalui link serial. 2. Protokol Kontrol link digunakan untuk menyambungkan, mengkonfigurasi dan pengujian koneksi data link. 3. Protokol Kontrol jaringan digunakan untuk menghubungkan protokol yang berbeda.
Gambar 2.4 Topology Point to Point ( Sumber : www.netkrom.com ) 2.2.6. QOS (Quality of Service) Menurut Nugroho (2016:17) QOS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan yang merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari suatu servis dan QOS akan menjamin data yang penting ke perangkat tujuan. Data yang penting identik dengan data yang sifatnya real time, misalkan data suara atau video. Sedangkan menurut (Kamarullah:2009) QOS adalah kemampuan dalam menjamin pengiriman arus data penting atau dengan kata lain kumpulan dari berbagai kriteria performansi menentukan tingkat kepuasan penggunaan suatu layanan.
10
Menurut (Gunawan:2008) Quality of Service digunakan untuk mengukur tingkat kualitas koneksi jaringan TCP/IP internet atau intranet. Terdapat 3 tingkat QoS yang umum dipakai, yaitu best-effort service, integrated service dan differentiated service : 1. Best-effort service Best-effort service adalah suatu model layanan dimana aplikasi mengirim data setiap kali diharuskan dalam setiap kuantitas, dan tanpa meminta izin atau memberitahukan terlabih dahulu kepada jaringan. Untuk layanan Best-effort service, jaringan mengirimkan data jika bisa, tanpa jaminan kehandalan batas, atau throughput. 2. Integrated service Integrated service adalah layanan beberapa model yang dapat menampung beberapa persyaratan QOS. Dalam model ini aplikasi meminta jenis layanan tertentu dari jaringan sebelum mengirim data. Aplikasi menginformasikan jaringan dari traffic profile dan meminta izin layanan tertentuj yang dapat mencakup bandwdith dan delay requirement. Aplikasi ini diharapkan untuk mengirim data hanya setelah mendapat konfirmasi dari jaringan. 3. Differentiated service Differentiated service adalah layanan beberapa model yang dapat memenuhi persyaratan QOS yang berbeda. Namun, tidak seperti dalam model Integrated service, aplikasi yang menggunakan Different service tidak secara eksplisit memberi isyarat router sebelum mengirim data. Untuk layanan berbeda, jaringan akan mencoba untuk memberikan jenis layanan berdasarkan QOS yang ditentukan oleh masing-masing paket.
11
Berdasarkan 3 tingkatan yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan jaringan internet, salah satunya integrated service dan teknik yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan jaringan internet tersebut dengan menggunakan model Monitoring Quality Of Service (QOS). Menurut (wulandari:2016) Ada beberapa Model untuk melakukan Monitoring Quality Of Servive (QOS) diantaranya Monitoring Aplication, QOS Monitoring, Monitoring, Monitored Objects. 1. Monitoring Aplication Merupakan sebuah antarmuka bagi administrator jaringan. komponen ini berfungsi mengambil informasi lalu lintas paket data dari monitor, menganaslisanya
dan mengirimkan
hasil
analisis
kepada
pengguna.
Berdasarkan hasil tersebut, seorang administrator jaringan dapat melakukan operasi-operasi yang lain.
2. QOS Monitoring Menyediakan mekanisme monitoring QOS dengan mengambil informasi nilainilai parameter QOS lalu lintas data. Monitor mengumpulkan dan merekam informasi lalu lintas paket data yang selanjutnya dikirimkan kepada monitoring application. Monitor melakukan pengukuran aliran paket data secara waktu nyata dan melaporkan hasil kepada monitoring application.
3. Monitor Mengumpulkan dan merekam informasi lalu lintas paket data, selanjutnya akan dikirim ke monitoring application, monitor melakukan pengukuran
12
aliran paket data secara waktu nyata dan melaporkan hasilnya kepada monitoring application. 4. Monitored Objects Merupakan informasi seperti atribut dan aktifitas yang dimonitor dalam jaringan. di dalam konteks QOS Monitoring, informasi-informasi merupakan aliran-aliran paket data yang dimonitor secara nyata. Tipe aliran paket data tersebut dapat diketahui dari alamat sumber (source) dan tujuan (destination). Model yang digunakan penulis untuk melakukan Monitoring QOS adalah Monitoring Aplication, dalam Monitoring Aplication ada beberapa parameter QOS (Quality Of Service) yang berkaitan dengan kualitas layanan jaringan internet diantaranya Bandwidth, Throughput, Delay dan Packet Loss. 2.2.7. Parameter Quality of Service Menurut (Bobanto:2014) ada 4 parameter QOS yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas layanan jaringan internet diantaranya Bandwidth, Throughput, Delay dan Packet Loss. 2.2.7.1 Bandwidth Menurut (Bobanto:2014) Bandwidth adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan dimana Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwidth yang berbeda, sedangkan Menurut (Irwansyah:2012) bandwidth juga bisa diartikan konsumsi jumlah paket data, untuk mengukur bandwidth ada beberapa alat bantu perangkat lunak yang bisa digunakan salah satunya BizNET Speedtest, dan setelah dilakukan pengukuran tahapan selanjutnya yaitu membandingkan dengan bandwidth yang tersedia.
13
Gambar 2.5 Biznet Speedtest (Sumber : http://speedtest.biznetnetworks.com) Biznet speed test adalah sebuah halaman web yang dibuat oleh perusahaan Biznet yang bekerjasama dengan Ookla, untuk menyediakan pengujian kecepatan koneksi internet. Alat bantu perangkat lunak berbasis web yang disediakan oleh perusahaan
asal
Kalispell,
Montana,
Amerika
Serikat.
(https://speedtest.biznetnetwork.com). 2.2.7.2 Throughput Menurut (Lubis:2014) Througput adalah kecepatan (rate) transfer data efektif. Sedangkan Menurut (Wulandari:2014) Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Ada beberapa alat bantu perangkat lunak yang bisa digunakan salah satunya iperf, dan setelah dilakukan pengukuran tahapan selanjutnya dibandingkan dengan standar penilaian throughput menurut standar ETSI-Telecommunication and internet protocol harmonization over network (TIPHON).
14
Gambar 2.6 Iperf (Sumber : http://www.iperfwindows.com) Iperf adalah alat bantu perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan pengukuran pada sebuah jaringan dengan memasang komputer pada 2 sisi, yang mana sisi satu berfungsi sebagai server dan satu sisi berfungsi sebagai client, client
akan
melakukan
request
dan
server
akan
melakukan
reply.
(http://www.iperfwindows.com)
Setelah pengukuran menggunakan alat bantu perangkat lunak iperf, nilai dari hasil pengukuran tersebut dilakukan analisa sehingga didapatlah nilai throughput dan packet loss. lalu dibandingkan dengan standar ETSITelecommunication and internet protocol
harmonization over network
(TIPHON). 2.2.7.3 Delay Menurut (Wulandari:2014) Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan dan Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti, atau waktu proses yang lama. Dalam pengukuran Delay penulis menggunakan alat bantu perangkat lunak Wireshark untuk mengcapture lalu lintas data, dan setelah pengukuran
15
dibandingkan dengan standar ETSI-Telecommunication dan Internet Protocol Harmonization Over Network (TIPHON).
Gambar 2.7 Wireshark (www.wireshark.org/about/html)
Wireshark adalah alat bantu perangkat lunak network analyze yang mencatat atau merekam lalu lintas data dalam sebuah jaringan, wireshark bisa didapatkan secara open source dan bisa digunakan di sistem operasi windows dan linux. (www.wireshark.org/about/html) 2.2.7.4.Packet Loss Menurut (Wulandari:2014) Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP mencapai tujuannya, dan Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan, dapat disebabkan oleh terjadinya overload trafik didalam jaringan, tabrakan (congestion) dalam jaringan, error yang terjadi pada media fisik. Dalam pengukuran Packet Loss penulis menggunakan alat bantu perangkat lunak Iperf, dan setelah dilakukan pengukuran dibandingkan dengan standar peniaian QOS ETSI-Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON).
16
2.2.8. Frekuensi Radio Frekuensi radio mengacu kepada spektrum elektromagnetik di mana gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh pemberian arus bolak-balik ke sebuah antena. ketika sinyal AC frekuensi tinggi dipancarkan ke udara. Gelombang radio ini merambat menjauhi sumbernya (antenna), membentuk garis lurus kesegala arah. (http://teknikelektronika.com/pengertian-spektrum-frekuensiradio-pengalokasiannya/). 2.2.9. Standarisasi 2.2.9.1.Standar ETSI – TIPHON (Telecommunication and Internet Protocol Harmonization Over Network). ETSI (European Telecommunication Standards Institute) adalah sebauh organisasi eropa yang didirikan pada tahun 1988 dan bertanggung jawab untuk pembentukan standar telekomunikasi teknik, ETSI menghasilkan menghasilkan European Telecommunication Standards (ETS) untuk keanggotaannya, yang terdiri dari operator jaringan, produsen PTT, pengguna, dan Lembaga penelitian. (https://termwiki.com/ID/European_Telecommunications_Standards_Institute_(ETSI))
salah satu standar yang dikeluarkan oleh ETSI adalah TIPHON (Telecommunication and Internet Protocol Harmonization Over Network), tahun 1998 yang mengeluarkan standar penilaian QOS (Quality Of Service) untuk parameter Throughput, Delay, dan Packet Loss. (ETSI-TIPHON)
Tabel 2.1 Indeks Parameter QOS (Quality Of Service) Nilai Persentase (%) Indeks/Kategori 3,8 – 4 95 – 100 Sangat Bagus 3 – 3,79 75 – 94,75 Bagus 2 – 2,99 50 – 74,75 Sedang 1 – 1,99
25 – 49,75
Jelek
Indeks Penilaian Parameter QOS (Quality Of Service) (Sumber ETSI-TIPHON:1998) 17
1) Throughput Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu. (ETSI-TIPHON). Kategori Throughput
Throughput %
Indeks
Sangat Bagus
100 %
4
Bagus
75 %
3
Sedang
50 %
2
Jelek
< 25 %
1
Tabel 2.1 Penilaian QOS Parameter Throughput berdasarkan standar ETSITelecommunication and internet protocol harmonization over networks (TIPHON). (Sumber ETSI-TIPHON)
Persamaan Perhitungan : ℎ
ℎ
=
x 100%
2) Delay Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ketujuan (ETSI-TIPHON), besarnya delay di klarifikasikan sebagai berikut : Kategori Latency
Besar Delay (ms)
Indeks
Sangat Bagus
< 150 ms
4
Bagus
150 ms s/d 300 ms
3
Sedang
300 ms s/d 450 ms
2
Jelek
> 450 ms
1
Tabel 2.2 Penilaian QOS Parameter Delay berdasarkan standar ETSI-Telecommunication and internet protocol harmonization over networks (TIPHON). (Sumber ETSI-TIPHON)
Persamaan perhitungan = paket yang diterima – paket yang dikirim
3) Packet Loss Packet Loss merupakan suatu parameter
yang menggambarkan suatu
kondisi yang menunjukkan jumlah paket yang hilang. (ETSI-TIPHON) Besarnya paket yang hilang diklarifikasikan sebagai berikut :
18
Kategori Degredasi Sangat Bagus Bagus Sedang Jelek
Packet Loss % 0% 3% 15 % 25 %
Indeks 4 3 2 1
Tabel 2.3 Penilaian QOS Parameter Packet Loss berdasarkan standar ETSITelecommunication and internet protocol harmonization over network (TIPHON) =
(Paket data dikirm − Paket data diterima) x100% Paket data yang dikirim
2.2.9.2.IEEE 802.11a Standar 802.11a didasarkan pada skema modulasi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang bekerja pada frekuensi 5.8 GHz dengan kecepatan transmisi data mencapai 54 Mbps. Secara paralel, beberapa standar 802.11 yang lain juga dikembangkan, standar 802.11h ditujukan untuk memperbaiki 802.11a dengan penambahan regulasi lisensi outdoor dan indoor pada frekuensi 5 GHz di eropa. Standar 802.11a menggunakan antena Multipleinput Multiple-output (MIMO) dan skema modulasi adaptif OFDM. Standar ini dapat
mendukung
kecepatan
transmisi
data
hingga
100
Mbps.
(lontar.ui.ac.id/file?file =digital /122936- T%2026200-Analisa perbandinganLiteratur.pdf) 2.3.
Penelitian Sebelumnya Penelitian pertama oleh Eko Perdana dengan judul “Analisis Kinerja
Jaringan Local Area Network menggunakan Sinyal Radio Point to Point pada Rumah Sinyal Kereta Api Indonesia (Persero)”. Tujuan dari Penelitian ini adalah Menganalisa point to point yang terhubung ke LAN (Local Area Network) yang digunakan untuk menghubungkan antar kantor PT.KAI.dan mengukur kinerja jaringan tersebut dengan parameter Throughput, Delay, Packet Loss, dan Jitter. Penelitian Kedua oleh William S. Bobanto dengan judul “Analisa Kualitas Layanan Jaringan Internet (Studi Kasus PT.Kawanua Internetindo Manado” 19
tujuan penelitian ini menganalisa kualitas layanan internet baik LAN maupun Wirelless LAN, mencari tahu kelemahan dan kelebihan jaringan internet tersebut, menggunakan QOS Parameter Bandwidth, Throughput, Delay, dan Packet Loss. 2.4.
Kerangka Berpikir Kerangka Berpikir merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset. Kerangka berpikir akan memberikan manfaat, yaitu terjadi presepsi yang sama antara periset dan pembaca terhadap alur-alur periset, dalam rangka membentuk hipotesis-hipotesis risetnya secara logis. Dalam kerangka berpikir yang akan diukur dan dianalisis terdiri dari Bandwidth, Throughput, Delay dan Packet Loss, sehingga didapat besar kualitas layanan yang harus dipenuhi atau memenuhi standar kualitas layanan yang baik menurut standar ETSI-TIPHON Kerangka berpikir untuk Analisa kualitas layanan Jaringan Internet (radio point to point) menggunakan metode QOS.
Jaringan Internet (Point to Point) Pengukuran
Iperf
Speedtest Bandwidth
Wireshark
Throughput
Delay
Packet Loss
Analisa Data Standar TIPHON
Tidak Memenuhi Standar TIPHON
Memenuhi Standart TIPHON
Evaluasi Pemecahan Masalah dan Solusi
Pengembangan Jaringan Internet
Gambar 2.9 Kerangka Berpikir 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Hasil analisa kualitas layanan jaringan internet menggunakan metode QOS yang terdiri dari parameter bandwidth, throughput, delay dan packet loss yang diukur mrnggunakan alat bantu perangkat lunak Axence Nettols, Biznet Speedtest, Iperf, dan Wireshark, bahwa kualitas layanan jaringan internet antara Dinas Kab.Ogan Ilir (AP/Bridge) ke SMKN 1 Indralaya Selatan (Station point to point) terkatogori baik. Hal ini berdasarkan pengujian ke server detik.com dan facebook.com juga pengujian layanan internet pada setiap lokasi pada jaringan sekolah, berdasarkan penilaian standar ETSI-TIPHON (Telecommunication and Internet Protocol Harmonization Over Network). Namun ada satu lokasi yang mendapat penilaian sedang pada saat pengukuran layanan internet yaitu lokasi perpustakaan, perlu diadakannya perbaikan pada lokasi tersebut, sehingga kualitas layanan internet pada lokasi perpustakaan menjadi baik. 5.2. SARAN Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya nilai QOS selain redaman dan noise, ketersedian bandwidth yang tidak merata juga menjadi salah faktor menurunnya nilai QOS, sehingga perlunya perangkat Router untuk management bandwidth yang baik atau merata pada setiap lokasi (sesuai kebutuhan). Dan lokasi perpustakaan yang harus mengambil jalur layanan internet dari lokasi (station point to point), menggunakan media transmisi minimal kabel UTP Cat-5 atau kabel UTP Cat-6. 21
DAFTAR PUSTAKA Ariyus Dony & Andri K.R Rum, Komunikasi Data, ANDI OFFSET, 2008 Nugroho Kukuh, Jaringan Komputer menggunakan Pendekatan Praktis, MEDIA TERA, 2016 Sofana Iwan, Membangun Jaringan Komputer Mudah membuat Jaringan Komputer (Wire & Wireless) untuk Pengguna Windows dan Linux, INFORMATIKA, 2015 Fatoni (2010), Analisa Kualitas Layanan Jaringan Intranet (Studi kasus Universitas bina Darma), Universitas Bina Darma, diakses pada (sipi.binadarma.ac.id) Kamarullah A. Hafiz (2009), Penerapan metode Qualitas Of Sevice pada jaringan yang padat, Jurnal Jaringan Komputer Universitas Sriwijaya, diakses pada (www.unsri.ac.id/.../A%20Hafiz%20Kamarullah(09061002056).doc) Perdana Eko (2013), Analisa Kinerja Jaringan LAN (Local Area Network) Menggunakan Sinyal Radio Point to Point pada Rumah Sinyal PT Kereta Api Indonesia (Persero), Proposal Penelitian Teknik Informatika Univ.Bina Darma Palembang, diakses pada 12 Oktober 2016 (sipi.binadarma.ac.id) S. Bobanto William (2014), Analisa Kualitas Layanan Internet (Studi Kasus PT.Kawanua Internetindo Manado), e-journal Teknik Elektro dan Komputer UNSRAT, diakses pada 12 Oktober 2016 . (http://publication.gunadarma.ac.id /bitstream/ 123456789/9369/1/ Slide%20PPT%20PI%20.pdf) Wulandari Rika (2016), Analisis QoS (Quality Of Service) pada Jaringan Internet (Studi Kasus : UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon), Jurnal TI dan SI, (http://jutisi.maranatha.edu/index.php/jutisi/article/viewFile/454/418) Biznet
Speedtest, Okla, diakses (www.biznet.speedtestnetwork.com)
pada
17
Oktober
2016
Etsi, Telecommunication and Internet Protocol Harmonization Over Network (TIPHON) General aspect of Quality of Service (QoS). Diakses pada tanggal 19 Juni 2012, dari (www.etsi.org) Frekuensi Radio, Wikipedia, diakses pada 16 Oktober 2016 (https://id.wikipedia.org/
wiki/Frekuensi_radio) Iperf, diakses pada 19 Oktober 2016, (http://www.iperfwindows.com) Point to point, https://www.centralnetwork.net/network/jaringan-wireless-pointto-point, diakses pada 21 November 2016 Standarisasi IEEE 802.11, diakses pada (https://wikipedia.org/wiki/IEEE_802.11). Wireshark, Microsoft Visual C + (www.wireshark.org/about/html)
+,
22
diakses
17 pada
Oktober 17
Oktober
2016 2016