BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa dan manusia sangat erat hubungannya. Melalui media massa setiap manusia bisa mendapatkan informasi yang menyangkut dirinya, orang lain, maupun lingkungannya. Media massa adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi.Setiap manusia, terutama yang hidup di zaman modern ini sangat membutuhkan media massa. Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Mengenai asal media massa, Eropa dalam hal ini dapat dijadikan sebagai sumber utama sekitar tahun 1400-an. Yaitu, ketika Johannes Gutenberg, penemu asal Jerman, pertama kali mencetak sebuah buku pers pada tahun 1453, ada juga yang menyebutkan tahun 1451, yang mengubah kemampuan penyimpanan dan penyampaian ilmu pengetahuan, dalam bentuk yang dapat dibaca oleh jutaan orang. (http://sutisna.com/pendidikan/media-pendidikan/media-massa-1/). Mulai saat itu media massa terus mengalami perkembangan mulai dari media cetak ke media elektonik, hingga sekarang kehadiran internet yang juga diakui sebagai media massa. Dari sejarah perkembangan media massa, televisi merupakan jenis media massa yang paling popular. Televisi merupakan media audio visual yang mampu memberikan informasi secara cepat, lebih murah, dan lebih menarik. Penyatuan gambar dan suara membuat televisi menjadi media
Universitas Sumatera Utara
2
massa yang mampu menarik perhatian masyarakat luas. Televisi juga merupakan sumber informasi utama bagi seseorang untuk belajar tentang masyarakat, nilainilai budaya dan adat istiadat serta kebiasaan (Purba, 2006:58). Sejalan dengan perkembangan media massa, televisi di Indonesia juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya stasiun televisi yang meramaikan industri televisi. Selain itu perkembangan televisi juga terlihat dari tayangannya yang semakin beragam. Kebutuhan masyarakat yang beragam terhadap informasi yang didapatnya memicu setiap stasiun televisi berusaha untuk bisa memberikan tayangan terbaik yang dapat memebuhi kebutuhan masyarakat. Mengingat keterbatasan setiap stasiun televisi untuk mencakup seluruh kebutuhan dari setiap lapisan masyarakat, maka metrotv sebagai salah stasiun televisi di Indonesia mengkhususkan sasaran khalayaknya pada golongan menengah keatas, kaum akademisi, dan kalangan elit politik. Sejak tahun 2000 mengudara di Indonesia, MetroTV lebih memfokuskan pada berita perkembangan politik dan ekonomi. MetroTV lebih mengutamakan tayangan yang mendidik dibandingkan hiburan. Hampir seluruh tayangan yang mereka sajikan, merupakan koreksi terhadap lembaga pemerintahan. MetroTV menjadi adalah media massa yang mengawasi pelaksanaan program pemerintah dan kinerjanya. Melalui media massa ini masyarakat juga bisa turut serta untuk mengoreksi setiap program yang dijalankan pemerintah. Meskipun metrotv memfokuskan tayangannya pada berita-berita politik, mereka menyadari bahwa unsur hiburan tidak bisa dilepaskan dari fungsi media massa yang mereka jalankan. Karena itu metrotv berusaha memadukan unsur hiburan dan pendidikan dalam satu tayangan. Konsep tayangan ini mereka namakan dengan parodi rakyat.
Universitas Sumatera Utara
3
Tayangan parodi rakyat yang disiarkan oleh stasiun MetroTV ini diberi nama Democrazy. Tayangan ini semula terkesan seperti acara televisi
pada
umumnya, namun konsep yang dibuat oleh metrotv membuat tayangan ini berbeda dan jauh lebih menarik. Konsep yang berbeda dari tayangan ini adalah situasi dalam tayangan tersebut yang menggambarkan situasi sidang Dewan Perwakilan Rakyat yang ada di Indonesia. Namun dalam tayangan ini disebut dengan sidang Dewan Parodi rakyat. Tayangan Democrazy telah ada sejak Februari 2008. Acara ini semula bernama Newsdotcom, namun sekarang nama tayangan tersebut diganti menjadi Democrazy. Acara Democrazy ditayangkanan secara langsung setiap hari Minggu pukul 21.05 WIB, dan siaran ulang setiap hari senin pukul 03.05 WIB dan 13.30 WIB. Dalam setiap tayangannya, tema yang diangkat selalu berbeda sesuai dengan isu yang berkembang pada saat itu. Tayangan ini dikonsep seperti suatu sidang di DPR yang dihadiri perwakilan dari setiap wakil partai politik yang ada di DPR dan dipimpin oleh seorang pemimpin sidang. Acara ini juga dipandu seorang
MC
yang
disebut
sebagai
Protokol
Dewan
Parodi
Rakyat
(http://andibagus.blogspot.com/2008/02/demo-crazy-parodi-politik-nya-metrotv.html). Program tersebut tidak hanya menghibur para penontonnya dengan guyonan dan lelucon yang disampaikan para pelaku dalam tayangan tersebut. Lelucon tersebut biasanya berbentuk kritikan yang disampaikan kepada petinggipetinggi Negara, namun dibungkus dalam konsep cerita yang menghibur. Tayangan ini juga tidak semata-mata hanya menampilkan lelucon dari para pemain yang terlibat, tetapi banyak pesan pendidikan terutama bidang politik
Universitas Sumatera Utara
4
yang disampaikan. Dalam tayangan tersebut juga hadir narasumber dari kalangan politisi atau bidang tertentu yang turut memberikan pendapat membahas permasalahan yang diangkat dalam cerita. Meskipun dalam tayangan Democrazy mengangkat masalah politik, namun konsep acara yang disajikan tidak membuat jenuh penontonnya, seperti yang sering dipikirkan orang awam. Konsep acara yang disajikan tidak seperti konsep berita yang terkesan kaku dan membosankan. Kelebihan lain yang membuat acara ini cukup diminati, juga karena cerita yang mereka angkat dalam setiap tayangannya adalah dari isu-isu yang sedang hangat di kalangan masyarakat. Bukan hanya kalangan masyarakat awam saja yang tertarik dengan tayangan ini, kalangan mahasiswa juga memiliki perhatian khusus terhadap tayangan ini. Hal ini disebabkan karena dalam setiap penayangannya mereka selalu mengundang mahasiswa untuk turut serta terlibat dalam program acara tersebut. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumetara Utara (FISIP USU) merupakan fakultas yang erat hubungannya dengan kondisi politik yang sedang terjadi. Informasi politik merupakan hal penting yang dapat mendukung setiap mahasiswa dalam dunia pendidikan yang sedang dijalaninya. Sejak masa kuliah, setiap mahasiswa sudah terlibat dengan dunia politik, meskipun ruang lingkupnya masih terbatas yaitu kegiatan yang ada di sekitar kampus. Kegiatan eksternal kampus seperti organisasi menjadi satu wadah pembelajaran bagi mahasiswa tersebut untuk menghadapi tingkatan organisasi selanjutnya seperti partai
politik.
Kehadiran
organisasi
mahasiswa
adalah
sebagai
sarana
Universitas Sumatera Utara
5
mengapresiasikan partisipasi politik mahasiswa yang ruang lingkupnya masih terbatas.
Organisasi juga melatih mahasiswa menjadi pelaku politik, seperti
terlibat dalam susunan kepengurusan atau menjadi pemimpin organisasi. Mahasiswa FISIP juga memiliki perhatian khusus kepada setiap tayangan yang membahas politik yang dapat meningkatkan pengetahuannya di bidang politik, yang juga bisa dibawa kedalam oerganisasinya. Tidak menutup kemungkinan Mahasiswa FISIP juga tertarik pada tayangan Democrazy yang memang disajikan untuk membahas masalah politik yang sedang beredar di masyarakat. Tayangan tersebut bisa menambah pengetahuan mahasiwa FISIP USU tentang kondisi sosial dan politik yang terjadi di Indonesia. Konsep acaranya yang dipadukan dengan unsur humoris para aktor didalamnya membuat acara ini tidak kaku dan membosankan. Berdasarkan
uraian-uraian
diatas,
peneliti
merasa
tertarik
untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan Democrazy terhadap perilaku politik mahasiswa FISIP USU.
I.2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “Sejauh mana pengaruh tayangan democrazy di Metrotv terhadap perilaku politik mahasiswa FISIP USU ?”
Universitas Sumatera Utara
6
I.3. PEMBATASAN MASALAH Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, maka peneliti merasa perlu membuat pembatasan masalah agar menjadi lebih jelas, yaitu : a. Tayangan Democrazy di MetroTV dibatasai pada pembawa acara/host, narasumber, perangkat acara, materi acara, dan waktu tayang. b. Perilaku politik mahasiswa dibatasi pada individu sebagai aktor politik, agregasi politik, tipologi kepribadian politik dan partisipasi politik. c. Penelitian ini dilakukan pada tayangan Democrazy di MetroTV yang disiarkan setiap hari Minggu. d. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret 2010 e. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa stambuk 2006-2008 program S-1 reguler FISIP USU yang pernah menonton tayangan Democrazy minimal 3 kali.
I.4. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN I.4.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui topik apa saja yang disampaikan dalam tayangan Democrazy di Metrotv. 2. Untuk
mengetahui
sejauh
mana keaktifan
mahasiswa
mengikuti
perkembangan tayangan Democrazy di Metrotv. 3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan Democrazy di Metrotv terhadap perilaku politik mahasiswa FISIP USU .
Universitas Sumatera Utara
7
I.4.2. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti mengenai media massa, khususnya dalam pembentukan citra suatu lembaga. 2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah penelitian dalam ilmu komunikasi dan dapat menambah wawasan pembacanya. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi instansi terkait, terutama pengusaha media massa.
I.5. KERANGKA TEORI Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
I.5.1. Komunikasi Secara epistemologis istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latin yakni communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama dalam arti kata ini bisa dikatakan
Universitas Sumatera Utara
8
dengan pemaknaan yang sama. Jadi secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan komunikasi tersebut. Komunikasi bukan hanya hal yang paling wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga paling rumit (Purba dkk,2006:29). Ungkapan diatas tidak dapat dipungkiri, karena komunikasi merupakan hal yang dilakukan sejak manusia lahir ke bumi. Komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling memperngaruhi antara yang satu dengan yang lain sengaja atau tidak sengaja, dan tidak terbatas pada komunikasi verbal saja (Cangara,2003:20). Dalam perkembangannya, banyak ahli komunikasi mendefenisikan komunikasi secara berbeda-beda. Sejak awal abad 20 tepatnya 1930-1960, defenisi-defenisi mengenai komunikasi telah banyak diungkap, ketika itu para ahli di
Amerika
Serikat
mulai
merasakan
ekbutuhan
akan
“Science
Of
Communication”, dan diantaranya adalah Carl I. Hovland. Menurutnya, Ilmu Komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas dan atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap (a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are formed) (Purba dkk, 2006:29). Jika Carl I. Hovland mendefenisikan komunikasi sebagai usaha yang sistematis, maka Harold Laswell menerangkan cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaanpertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Yang berarti “Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?” (Mulyana,2005:62).
Universitas Sumatera Utara
9
I.5.2. Komunikasi Massa Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna mempengaruhi
atau
mengubah
perilaku
penerima
pesan.
Komunikasi Massa adalah komunikasi melalui media massa, atau komunikasi kepada banyak orang (massa) dengan menggunakan sarana media. Media massa sendiri
ringkasan
dari
media
atau
sarana
komunikasi
massa.
(http://id.shvoong.com/social-sciences/1877099-definisi-komunikasi-massa/)
Dari defenisi komunikasi massa di atas kita dapat mengetahui bahwa komunikassi massa harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi yang dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah yang disebut disebut dengan media cetak. Komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, mingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu.
Universitas Sumatera Utara
10
I.5.3. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa Televisi (TV) berasal dari kata tele yang artinya jauh dan vision, artinya tampak. Jadi televisi adalah suatu alat komunikasi yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh. Televisi juga bisa dikatakan sebagai perangkat elektronik yang dapat disaksikan atau dinikmati. Televisi juga merupakan alat yang dapat menampilkan gambar pada layarnya yang berasal dari gelombang frekuensi tinggi tanpa perantara fisik (http://duniatv.blogspot.com/2008/02/sejarah-televisi.html). Di Indonesia, Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasinya TVRI. Pada perkembangannya TVRI menjadi alat strategis pemerintah dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik. Selanjutnya televisi terus berkembang ditandai dengan banyaknya stasiun televisi swasta yang bermunculan, seperti Indosiar, RCTI, SCTV, Metrotv, Tvone, dll. Media televisi mampu mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian dengan penontonnya. Menurut Askurifai Baksin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi terbagi menjadi dua, yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik (Baksin 2006:79). Siaran karya jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi, misalnya berita aktual, berita nonaktual, dan penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan ataupun siaran langsung. Sedangkan karya artistik merupakan produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara seperti ini.
Universitas Sumatera Utara
11
Menurut Askurifai Baksin, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas televisi, yaitu (Baksin, 2006:63-68) : 1. Penampilan Penyaji berita Penyaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu. Kecuali presenter untuk program politik atau iptek yang merupakan profesional di bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di bidang tertentu lainnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Presenter_televisi) RM Hartoko dalam Baksin 2006 menyebutkan beberapa prasayarat untukk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu (Baksin, 2006:157) : a. Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman. b. Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum dan daya ingatan yang kuat. c. Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar. d. Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki wibawa yang cukup mantap. e. Penguasaan bahasa adalah kemampuan mengunakan bahasa formal dan informal yang mudah dipahami.
Universitas Sumatera Utara
12
2. Narasumber Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan kepada narasumber yang tidak sembarangan atau special adalah (Fadli, 2001:131) : a. Memiliki kapabilitas Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman. b. Memiliki kredibilitas Kredibilitas merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. c. Memiliki akseptabilitas Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan. Tayangan Democrazy di MetroTv merupakan tayangan yang berbentuk talk show. JB Wahyudi berpendapat bahwa talk show merupakan hasil penggabungan antara karya artistik dan jurnalistik karena dalam acara ini pembawa acara harus mampu memadukan antara seni panggung (artistik) dan teknik wawancara (jurnalistik) (Baksin, 2006: 82).
3. Materi Acara Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam program talk show terletak pada materi acara atau permasalahan (Wibowo, 1997:48). Dalam hal ini ada dua kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh permasalahn itu menarik, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
13
a. Permasalahan apa yang dibahas dalam diskusi tersebut, yaitu hal yang menjadi topik pembahasan dalam diskusi tersebut merupakan permasalahan yang penting bagi masyarakat. b.
Masalah itu merupakan masalah yang aktual atau yang sedang hangat di masyarakat.
4. Perangkat acara Wibowo juga berpendapat memberi ilustrasi visual dari apa yang sedang dibicarakan menambah daya tarik dan menghidupkan program talk show (Wibowo,1997:49). Ilustrasi visual tersebut dapat berupa sajian acara musik di awal acara sebagai pembukaan, membacakan cerita menarik, menyajikan ilustrasi gambar yang berganti-ganti, atau menyajikan situasi komedi yang diperankan oleh perangkat
acara
(Wibowo,1997:37).
Perangkat
acara
bertugas
untuk
menyampaikan ilustrasi tersebut. Seperti dalam tayangan democrazy di MetroTV, perangkat cara adalah orang-orang yang memiliki peran dalam tayangan tersebut dan bertugas untuk menyampaikan ilustrasi visual kepada khalayak.
Agar
ilustrasi tersebut dapat disampaikan dengan baik, perangkat acara perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu: a. Keselarasan antara perangkat acara dan kerja sama tim. b. Komunikasi antara perangkat acara yang terlihat dalam penggunaan humor merupakan daya tarik tayangan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
14
5. Waktu tayang Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam tayangan talk show adalah pemilihan waktu tayang. Pemilihan waktu tayang diperlukan agar segmentasi khalayak yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pemilihan waktu tayanga juga perlu memperhatikan: a. Frekuensi penayangan yang diperlukan untuk memudahkan penonton mengingat acara tersebut. b. Durasi tayangan yaitu lamanya tayangan tersebut berlangsung. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan.
I.5.4. Model Teori S – O – R Model teori S-O-R singkatan dari Stimulus organism Respon suatu model klasik komunikasi yang lahir pada tahun 1930-an. Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model teori ini merupakan model teori paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh displin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik (Mulyana, 2008:132). Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. unsur-unsur dalam model ini adalah :
a.
Pesan (stimulus, S) adalah tayangan Democrazy d Metrotv.
b.
Komunikan (organism, O) adalah kalangan mahasiswa yang menonton acara tersebut.
Universitas Sumatera Utara
15 c.
Efek (Response, R) adalah pengaruh yang diimbulkan acara tersebut yang terlihat dalam perilaku politik mahasiswa. Dibalik konsep ini sesungguhnya terdapat dua pemikiran yang
mendasarinya : 1. Gambaran mengenai suatu masyarakat modern yang merupakan agresi dai individu-individu yang relative terisolasi (atomized) yang bertindak berdasarkan kepentingan pribadinya, yang tidak terlalu terpengaruh oleh kendala dan ikatan sosial. 2. Suatu pandangan yang dominan mengenai media massa yang seolaholah sedang melakukan kampanye untuk memobilisasi perilaku sesuai dengan tujuan dari berbagai kekuatan yang ada dalam masyarakat, seperti pemerintah, partai politik, dan sebagainya. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat. Dalam prinsip S-O-R secara gamblang dijelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
16
I.5.5. Perilaku Politik Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia (Purwanto, 1998:10). Ilmu psikologi memandang perilaku manusia (human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks (Azwar, 2005: 9). Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berperilaku dalam segala aktivitas, banyak hal yang mengharuskan manusia berperilaku. Perilaku politik dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik (Surbakti, 1999:131). Yang melakukan kegiatan adalah pemerintah dan masyarakat. Pendekatan behavioralisme menjawab bahwa individu yang secara aktual melakukan kegiatan politik, sedangkan lembaga poltik pada dasarnya merupakan perilaku individu yang berpola tertentu. Ramlan Surbakti mengemukakan beberapa kajian pendekatan perilaku politik, yaitu (Surbakti, 1999:132) : 1. Individu aktor politik Manakala kita menaruh perhatian pada perilaku individu sebagai aktor politik, tipe aktor politik yang lebih memiliki pengaruh dalam proses politik adalah pimpinan politik dan pemerintahan. Yang dimaksud dengan aktor politik adalah individu yang menjalankan fungsi pemerintahan atau fungsi politik. Misalnya, memiliki jabatan dalam lembaga pemerintahan, atau organisasi.
Universitas Sumatera Utara
17
Dikatakan aktor politik karena invidu tersebut aktif menjalankan fungsinya dalam jabatan yang dipegangnya. 2. Agregasi politik Agregasi politik adalah kelompok individu yang tergabung dalam suatu organisasi seperti partai politik, kelompok kepentingan, birokrasi dan lembagalembaga pemerintahan (Sastroatmodjo, 1995:7). 3. Tipologi Kepribadian politik Tipologi kepribadian politik adalah tipe-tipe kepribadian pemimpin seperti pemimpin otoriter, demokratis, dan leissfeir. 4. Partisipasi politik Partisipasi poltik merupakan keikutsertaan warga Negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut dan mempengaruhi hidupnya. Keikutsetaan ini ditunjukkan dengan mengajukan usul, mengajukan alternatif, memberikan kritik, membayar pajak, dan memilih pemimpin pemerintahan seperti dalam PEMILU. Perilaku politik bukanlah hal yang tercipta sendiri. Lingkunganlingkungan sosial politik tersebut saling mempengaruhi dan berhubungan satu dengan yang lainnya. Perilaku politik harus melalui proses, pengalaman, sosialisasi, dan sebagainya hingga terbentuklah sikap dan perilaku politik seseorang.
Universitas Sumatera Utara
18
I.6. KERANGKA KONSEP Kerangka Konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemugkinan hasil penelitian yang dicapai (Nawawi, 1993: 40). Konsep merupakan istilah dan defenisi yang akan digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena yang hendak diuji (Singarimbun, 1995 : 32). Adapun yang menjadi kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas atau Independent variable(X) Variabel bebas adalaha sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:56).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
tayangan Democrazy di Metrotv. 2. Variabel terikat Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhiatau ditentukan oleh adanya variable bebas (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku politik mahasiswa FISIP USU. 3. Karakteristik Responden Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang yang membedakannya dengan orang lain, seperti : jenis kelamin, stambuk, lingkungan tempat tinggal.
Universitas Sumatera Utara
19
I.7. MODEL TEORITIS Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep dibentuk dalam suatu model teoritis sebagai berikut :
Tayangan Democrazy di MetroTV
Perilaku politik mahasiswa
Karakteristik Responden
Universitas Sumatera Utara
20
I.8. VARIABEL OPERASIONAL Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dibuat variable operasional yang berfungsi untuk kesesuaian dalam penelitian, yaitu : Tabel 1. Variabel Operasional Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Host/pembawa acara Variabel bebas (X) a. Penampilan Tayangan Democrazy b. Kecerdasan di MetroTV c. Keramahan d. Jenis suara e. Penguasaan bahasa 2. Narasumber a. Memiliki kapabilitas b. Memiliki kredibilitas c. Memiliki akseptabilitas 3. Perangkat Acara a. Kerjasama tim b. Komunikasi antara perangkat acara 4. Materi Acara a. Topik pembahasan b. Aktualisasi topik 5. Waktu tayang a. Frekuensi penayangan b. Durasi penayangan 1. Invidu aktor politik Variabel Terikat (Y) a. Keaktifan dalam kepengurusan organisasi Perilaku Politik mahasiswa Mahasiswa b. Keaktifan dalam kepengurusan partai politik 2. Agregasi Politik a. Keterlibatan dalan organisasi mahasiswa b. Keterlibatan dalam organisasi politik 3. Tipologi kepribadian politik a. Otoriter b. Demokratis 4. Partisipasi Politik a. Ikutserta memberikan suara dalam PEMILU b. Aktif memberikan suara dalam organisasi mahasiswa c. Aktif memberikan suara dalam partai politik 1. Jenis kelamin Variabel Antara 2. Stambuk Karakteristik 3. Jurusan/Departemen Responden
Universitas Sumatera Utara
21
I.9. DEFENISI OPERASIONAL Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel (Singarimbun:46). Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variable yang sama. Defenisi operasional dari variable-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (Democrazy di MetroTV) 1. Host/Pemandu acara : Seseorang yang membawakan acara dalam program acara Democrazy di MetroTV. a. Penampilan yaitu gambaran kepribadian pemandu acara Democrazy di MetroTV yang terlihat dari berpenampilan rapi dalam berpakaian. b. Kecerdasan pikiran yaitu kemampuan host/pemandu acara menguasai topik pembahasan dalam tayangan Democrazy di MetroTV. c. Keramahan adalah sikap host/pemandu acara Democrazy di MetroTV yang ramah dalam menyapa penonton. d. Jenis suara yaitu kejelasaan suara dan artikulasi host/pemandu acara Democrazy di MetroTV. e. Penguasaan bahasa adalah kemampuan pembawa acara Democrazy di MetroTV mengunakan bahasa formal dan informal yang mudah dipahami. 2. Narasumber, yaitu orang yang menjadi sumber informasi yang berkaitan dengan topik pembahasan dalam tayangan Democrazy di MetroTV.
Universitas Sumatera Utara
22
a.
Kapabilitas yaitu kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman yang dimiliki narasumber dalam tayangan Democrazy di MetroTV.
b.
Kredibilitas, yaitu kualitas yang dimiliki narasumber tayangan Democrazy di MetroTV sehingga dapat dipercaya.
c.
Akseptabilitas adalah kesesuaian latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber terhadap topik yang dibahas dalam tayangan Democrazy di MetroTV.
3. Perangkat acara, yaitu seluruh pelaku yang terlibat dalam tayangan Democrazy di MetroTV. a. Kerja sama tim, yaitu keselarasan komunikasi antara pelaku yang terlibat dalam tayangan Democrazy di MetroTV. b. Komunikasi antara perangkat acara yaitu kekompakan antara pelaku dalam penyampaian humor dalam tayangan Democrazy di MetroTV. 4. Materi acara, yaitu materi-materi acara yang dibawakan dalam setiap penayangan Democrazy di MetroTV. a. Topik pembahasan, yaitu topik yang diangkat dalam tayangan Democrazy di MetroTV merupakan masalah yang menarik untuk dibahas. b. Aktualisasi topik, yaitu topik yang dibahas dalam tayangan Democrazy di MetroTv merupakan masalah yang aktual. 5. Waktu tayang, yaitu waktu penayangan Democrazy di MetroTV. a. Frekuensi penayangan, yaitu frekuensi penayangan Democrazy di MetroTV dalam satu minggu.
Universitas Sumatera Utara
23
b. Durasi penayangan, yaitu durasi penayangan acara Democrazy di MetroTV.
2. Variabel Terikat (Perilaku Politik Mahasiswa FISIP USU) 1. Sebagai aktor politik, yaitu keinginan mahasiswa FISIP USU menjadi pelaku politik setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV. a. Keaktifan dalam kepengurusan organisasi, yaitu keaktifan mahasiswa FISIP USU dalam kepengurusan organisasi mahasiswa setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV. b. Keaktifan
dalam kepengurusan
partai
politik,
yaitu
keaktifan
mahasiswa FISIP USU dalam kepengurusan partai politik setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV. 2. Agregasi politik, yaitu keikutsertaan mahasiswa FISIP USU dalam organisasi atau partai politik setelah melihat tayangan Democrazy di MetroTV. a. Keterlibatan dalam organisasi mahasiswa, yaitu mahasiswa FISIP USU bergabung menjadi anggota organisasi mahasiswa setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV. b. Keterlibatan dalam partai politik, yaitu mahasiswa FISIP USU bergabung menjadi anggota partai politik setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV. 3. Tipologi Kepribadian politik, yaitu kepribadian pemimpin yang dimiliki mahasiswa FISIP USU setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV.
Universitas Sumatera Utara
24
a.
Otoriter, yaitu sikap otoriter yang dimiliki mahasiswa FISIP USU setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV.
b.
Demokratis, yaitu sikap demokratis yang dimiliki mahasiswa FISIP USU setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV.
4. Partisipasi politik, yaitu keikutsertaan mahasiwa FISIP USU dalam memberikan pendapat dan ikut serta memberikan suara dalam pemilihan seperti pemilihan pemimpin negara, pemimpin organisasi, atau pemimpin partai politik setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV. a. Ikutserta
memberikan
suara
dalam
pemilihan
umum,
yaitu
keikutsertaan mahasiswa FISIP USU memberikan suara dalam pemilihan umum (PEMILU) setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV. b. Aktif memberikan suara dalam organisasi mahasiswa, yaitu keaktifan mahasiswa FISIP USU memberikan saran dalam organisasi dan memberikan suara dalam pemilihan di organisasi mahasiswa setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV. c. Aktif memberikan suara dalam partai politik, yaitu keaktifan mahasiswa FISIP USU memberikan saran dalam partai dan memberikan suara dalam pemilihan di partai politik setelah menonton tayangan Democrazy di MetroTV. 3. Variabel Antara (Karakteristik Responden) 1. Jenis kelamin : Dilihat dari jenis kelamin pria atau wanita. 2. Stambuk/Angkatan : tahun masuk atau aktif kuliah sebagai mahasiswa FISIP USU, yaitu stambuk 2006 sampai 2008.
Universitas Sumatera Utara
25
3. Jurusan/Departemen : Jumlah Departemen program S-1 reguler yang ada di FISIP USU, ada enam Departemen yaitu Ilmu Komunikasi, ilmu Politik, Administrasi Negara, Sosiologi, Antropologi, dan Kesejahteraan Sosial.
I.10. HIPOTESIS Hipotesis secara sederhana merupakan dugaan sementara yang diharapkan terjadi dalam penelitian. Hipotesis memfokuskan kita untuk berpikir lebih dalam tentang kemungkinan sebagai pengganti hipotesis membimbing peneliti ke arah pemahaman yang lebih luas tentang implikasi pertanyaan dan variabel yang terlibat. Dengan menentukan hipotesis, peneliti harus berpikir lebih hati-hati. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2005: 43). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho :
Tidak terdapat hubungan antara tayangan Democrazy di MetroTV terhadap perilaku politik mahasiswa di FISIP USU.
Ha :
terdapat hubungan antara tayangan democrazy di MetroTV teradapa perilaku politik mahasiswa di FISIP USU.
Universitas Sumatera Utara