BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Deskripsi Proyek Judul :
Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara
Topik :
Ekspresionisme
Tema : Pengolahan Bentuk Kampus yang Ekspresif dalam Menaungi Kegiatan yang Berhubungan dengan Arsitektur. Kasus :
I.2.
a. Nama Proyek
: Kampus Jurusan Teknik Arsitektur
b. Sifat Proyek
: Fiktif
c. Pemilik
: Swasta
d. Lokasi
: Jalan Raya Kebon Jeruk, Palmerah Raya, Jakarta Barat
e. Luas Lahan
: 14.000 m2
f. KLB
: 4,8
g. KLB
: 60% x 14.000 m2
= 8 Lantai = 8.400 m2
Latar Belakang I.2.1. Latar Belakang Proyek Dunia pendidikan arsitektur di Indonesia yang ada sekarang ini mayoritas adalah institusi pendidikan yang diswadayai oleh negara, baik itu swadaya penuh ataupun setengah. Keadaannya tidak sebaik kemajuan IPTEK pada umumnya, begitu banyak hal yang diperdebatkan bersangkutan
1
dengan kemajuan IPTEK yang oleh sebagian orang dianggap tidak cocok apabila diterapkan pada dunia pendidikan arsitektur. Tapi tidak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan serta cara pengajaran harus mengalami kemajuan dan bahkan perubahan. Kebutuhan akan tenaga kerja handal di dunianya menjadi perhatian utama pada pengadaan proyek ini selain hal diatas. Banyak pertanyaan, bagaimana hal ini mungkin untuk terjadi sedangkan paradigma lama masih dipakai dimana kebanyakan institusi pendidikan arsitektur menekankan pada penguasaan kemampuan untuk menggambar dan berfikir secara kreatif dan cepat. Keunggulannya terletak bukan pada teknologi, melainkan pada kemampuan tangan untuk mengaplikasikan ide yang dimiliki. Seminar yang diadakan oleh Univeritas Bina Nusantara pada tanggal 13 Desember 2006, JWC dengan tema” Inovasi Pengelolaan dan Pendidikan Arsitektur” mencoba untuk mengubah sedikit paradigma lama tersebut untuk menyesuaikan dengan keadaan yang ada di dunia kerja pada umumnya. Selain dengan mengandalkan kreatifitas dan kemahiran menggambar, universitas ini juga ingin mencoba untuk menambahkan keahlian lain dalam bidang multimedia. Kemampuan tersebut dianggap relevan dengan tuntutan dunia kerja pada umumnya di jaman modern seperti sekarang ini. Pandangan-pandangan pendidikan tersebut tetap menjadi perdebatan yang menyangkut dengan dunia global pada umumnya. Untuk itu dalam perancangan kampus jurusan asitektur ini kurang lebih 65% akan
(Sumber : Ramos Pasaribu,UNTAR, “Kurikulum Berbasis “Trilogi Konsumtif”Pada Pendidkan 2 Arsitektur Suatu Perguruan Tinggi” ;www.wikipedia.com; Sabtu, 17 Maret 2007,pkl. 12:31 WIB)
menekankan pada penguasaan komputer. Dengan adanya perubahanperubahan tersebut kebutuhan akan ruang pun mengalami perubahan. Berkaitan dengan fasilitas atau bahkan gedung seperti yang dimiliki oleh ITB atau TRISAKTI atau universitas lain, dimana pemisahan gedung sangat terlihat dengan jelas dan menurut survey yang saya lakukan pribadi, pemisahan tersebut terlihat lebih membuat mahasiswanya menjadi nyaman untuk mngekspresikan karya atau idenya tersebut. Hal ini disebabkan karena pendidikan arsitektur semata-mata bukanlah pendidikan teknis melainkan juga berhubungan dengan seni. Akan sangat baik apabila seni tersebut dapat diekpresikan melalui karya mereka (mahasiswa arsitektur), untuk itu diperlukan penunjang aktifitas selain kampus sebagai tempat untuk memperoleh ilmu yang terintegrasi dan terkoordinir dalam sebuah instansi. Dengan demikian untuk proyek “KAMPUS JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA” , tema Ekspresionisme dirasa sesuai dengan kondisi bangunan yang lokasinya berada pada daerah urban, ibu kota Jakarta, dimana gaya hidup dan tren sangat berpengaruh pada eksistensi sebuah bangunan. Seni dan apresiasinya menjadi hal yang utama untuk diapresiasikan disana , terbukti dengan adanya pembebasan bagi mereka yang memiliki kreatifitas dengan disediakannya lahan untuk mereka mengapresiasikan karya mereka, seperti pada dinding pembatas jembatan layang, kolong kembatan layang atau tempat lainnya.
3
Pada kebiasaan akan pendidikan juga berlaku hal yang sama. Semua kegiatan menggunakan yang dinamakan dengan system e-, keindahan menjadi hal yang penting, begitu pula dengan apresiasi dibidangnya masingmasing. Fenomena ini memiliki dampak yang cukup besar bagi perkembangan dunia arsitektur, termasuk ruangan yang sekarang dibutuhkan dalam hubungannya dengan proyek kampus dan wajah bangunan yang akan ada dan berdiri sebagai kampus Fakultas Teknik Arsitektur.
I.2.2. Latar Belakang dan Landasan Konseptual Topik dan Tema Latar Belakang Topik Ekspresionisme merupakan aliran yang berasal dari dunia seni rupa. Aliran ini lahir dari pemberontakan atau penolakan terhadap karya seni klasik yang menjunjung tinggi kaidah-kaidah lama yang identik dengan karya seni yang indah, benar, baik dari sudut pandang global dan kaidah serta ciri khas seni rupa klasik yang mengambil ciri romantisme atau yang berhubungan dengan dunia keagamaan, atau bahkan aliran lain seperti kubisme, naturalisme, dan lainnya yang meiliki pengaruh yang besar pula dalam dunia arsitektur. Pendidikan dalam dunia arsitektur dipengaruhi oleh berbagai ilmu pengetahuan. Dari sekian banyak bidang ilmu pengetahuan yang ada, arsitektur merupakan suatu bidang khusus seni dan bangunan. Hal ini mendorong suatu bentuk usaha percobaan atau eksperimen tak terbatas dalam bentuk arsitektur, yang tidak menyebabkan kontra dan kerancuan
4
yang terlalu ekstrim dalam lapangan (khususnya Jakarta sebagai kota yang penuh dengan beragam bentuk dan gaya bangunan). Apresiasi di bidang arsitektur mengalami kemajuan, mulai bermunculannya bangunan dengan wajah yang menarik dan jauh dari konteks formal, berubahnya paradigma-paradigma lama, misalnya pada kantor yang berada di bilangan kuningan, karya dari arsitek Yori Antar, hunian yang kini juga mengalami pergeseran, dengan adanya jendelajendela berkaca besar menyerupai mall atau sebaliknya hunian memiliki bentuk seperti mall, dan lain sebagainya. Hal-hal diatas memberikan pencerahan baru bagi dunia arsitektur, untuk itu dengan kondisi yang demikian, tidak ada salahnya mencoba untuk menerapkan kaidah-kaidah yang berkaitan dengan ekspresionisme untuk memecahan permasalahan proyek tersebut. Hal ini untuk membantu memberikan pencerahan sekaligus identitas baru bagi bangunan kampus, khususnya kampus Fakultas Jurusan Teknik Arsitektur, akan tetapi kali ini yang dimaksud adalah dalam hubungannya dengan bangunan. Dalam kaitannya dengan topik tersebut, seperti dijelaskan diatas, merupakan tren baru dalam dunia arsitektur yang mendapat kritik menyangkut hal yang sangat mendasar. Mengapa? Hal ini terlihat dari bentuk bangunan yang berkesan mengada-ada, seolah tidak bermakna dan menyebabkan kerancuan atau malah membuat kagum bagi pengamat. Dalam proyek ini sebuah kampus fakultas teknik arsitektur Bina Nusantara diusahakan akan dapat mengangkat topik-tema ekspresionisme
5
mengingat bangunan tersebut juga berguna sebagai wadah ekspresi arsitektur. Untuk itu pendekatan ekspresionisme ini diharapkan dapat membantu memberikan kemudahan dan sumbangan pikiran baik itu dalam pemilihan bentuk atau program ruang bagi bangunan tersebut
Latar Belakang Tema Tema Ekspresionisme dalam lingkungan Urban dan High-Tech memberikan identitas yang berbeda pada proyek kampus yang berada didaerah urban ini. Perkembangan bentuk bangunan yang semakin marak dan bervariasi serta kehidupan kampus yang dinamis merupakan ciri yang diangkat pada tema, terlepas dari identitas Binus yang dekat dengan kemajuan IPTEK (High-Tech). Melalui pemikiran ini, ide-ide pengembangan ekspresionisme dapat dieksplorasi dan diaplikasikan kepada bangunan kampus yang memiliki sifat bawaan yaitu urban karena letaknya yang berada dikawasan urban, dan High-Tech karena ciri Binus yang dekat dengan kemajuan IPTEK dan cara belajar mereka yang berbeda dengan kampus lain, yaitu dengan menggunakan sistem e- dan sebagaian tetap pada sistem lama atau konvensional. Pemahaman akan ekspresionisme akan diekspresikan secara arsitektural dalam bangunan baik itu dari segi bentuk, penampilan maupun proporsi yang mencerminkan dari kemajuan teknologi dan permainan bentuk yang lebih ekspresif. Hal ini dikarenakan dalam pendidikan
6
arsitektur dituntut imajinasi dan pemahaman akan seni dan bangunan itu sendiri. Sehingga diharapkan dengan topik dan tema diatas dunia pendidikan arsitektur akan memiliki identitas dan pencerahan baru yang dapat pula berpengaruh pada perkembangan pendidikan arsitektur, khususnya di Universitas Bina Nusantara.
I.3.
Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari perancangan “Kampus Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara” adalah :
Menyediakan ruang lingkup bagi pendidikan arsitektur.
Mengkoordinir pendidikan arsitektur Bina Nusantara pada suatu kompleks bangunan.
Memberikan wadah apresiasi bagi mahasiswa arsitektur agar kreatifitas yang mereka miliki dapat disalurkan dalam bentuk yang nyata.
Menyediakan ruang gerak bagi perkembangan dunia arsitektur (Menyediakan atau membuka area bagi pengguna bidang arsitektur atau yang berkepentingan dengan dunia arsitektur untuk mengadakan kegiatan baik itu berhubungan dengan kegiatan edukatif maupun yang bersifat informatif seperti open house atau pameran dan kegiatan lain yang berhubungan dengan arsitektur).
7
I.4.
Batasan dan Lingkup Pembahasan Spesifikasi Proyek Proyek yang akan diangkat adalah kampus Fakultas Teknik Arsitektur UBiNus, dimana kampus ini memiliki program mata kuliah sebagai berikut : •
Kelompok Bidang Ilmu Perancangan Arsitektur
•
Kelompok Bidang Ilmu Teknologi Bangunan
•
Kelompok Bidang Ilmu Komunikasi Arsitektur dan Teori Arsitektur
Batasan
Pengguna Gedung, Persyaratan dan Gambaran penggunanya.
Kegiatan yang ada dan akan berlangsung di kampus Fakultas Teknik Arsitektur, terbagi dalam dua kegiatan utama (edukasi): teori dan praktek.
Kriteria dan gambaran kegiatan yang akan ada atau dilaksanakan di kampus Fakultas Teknik Arsitektur.
Lingkup Pembahasan Penekanan pembahasan lebih pada pendekatan keluar dimana hasilnya adalah bersifat monumental, intuitif, dan imajinatif, tanpa melupakan segi fungsional, efisiensi ruang yang merupakan bagian terpenting dalam perancangan sebuah kampus dan area arsitektur. Pengungkapan fisik ruang yang menitik beratkan pada perwujudan fisik ruang dalam menghasilkan kenyamanan ruang belajar yang efektif dengan segala persoalan dari pola sirkulasi, pemanfaatan lahan, dan lain sebagainya merupakan penjabaran dari pendekatan ke dalam yang menjadi pendukung dalam proses perencanaan.
8
I.5.
Metode Pembahasan dan Sistematika Penulisan Metode Pembahasan Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang berasal dari Geoffrey Broadbent dalam bukunya ”Design in Architecture”. Dimana dalam literatur tersebut diuraikan metode menganalisa informasi berdasarkan tiga kriteria:
Aspek Manusia (Human System), yaitu mengenai pengaruh aktifitas dan dinamika dari aktivitas pengguna serta dampaknya bagi kegiatan perencanaan dan perancangan, seperti: o Karakter pemakai bangunan dan kegiatan yang dilakukan o Luasan ruang yang dibutuhkan, pengelompokkan ruang dan hubungan antar ruang-ruang tersebut yang menghasilkan organisasi ruang dan sirkulasi yang baik.
Aspek Lingkungan (Environtment System), yaitu mengenai pengaruh kondisi lingkungan serta dampaknya bagi kegiatan perencanaan dan perancangan, seperti: o Potensi lingkungan baik didalam maupun diluar tapak. o Kondisi eksisisting lingkungan. o Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. o Pendayagunaan lahan yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu kawasan.
Aspek Bangunan (Building System), yaitu mengenai pengaruh aspek arsitektural dari bangunan yang akan menentukan kebijakan perencanaan dan perancangan, seperti:
9
o Bentuk fisik bangunan. o Sistem dan persyaratan bangunan dalam penetapan fungsi dan peruntukan lahan. o Pemakaian struktur dan bahan yang mempengaruhi penampilan bangunan. Adapun pelaksanaan metode tersebut terdiri dari beberapa pentahapan, yaitu: 1. Tahap Persiapan a. Survey Literatur, sebagai referensi dan pelengkap data. b. Survey wawancara, dengan pihak terkait dan ahli dalam bidangnya. c. Survey Lapangan, dengan melihat lokasi dan kondisi lingkungan sekitar lokasi terpilih (disertai dengan foto lingkungan). 2. Tahap Pembahasan Menguraikan data dan informasi tahap persiapan ke dalam beberapa aspek (tiga aspek) yang saling berhubungan. Pembahasan dilakukan sesuai dengan permasalahan yang timbul, yang dianalisa dari tiga aspek yang mencakup topik dan tema. 3. Tahap Alternatif Alternatif yang ada harus dipertimbangkan untuk menuju tahap konsep, dalam penyusunannya tahap ini tetap digabungkan dengan bagian tahap pembahasan. 4. Tahap Konsep Menentukan alternatif terbaik dalam penyelesaian masalah tiga aspek terkait.
10
Sistematika Penulisan Keseluruhan pemikiran akan dituangkan dalam rangka penulisan secara terinci, dalam sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang, maksud, dan tujuan dari perencanaan Kampus Fakultas Teknik Arsitektur.
BAB II
: Identifikasi masalah yang menerangkan dan meninjau secara umum mengenai arsitektur, kampus Binus pada umumnya, serta peninjauan terhadap topik dan tema yang digunakan disertai dengan teori pendukungnya.
BAB III
: Berisi uraian mengenai permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan, dengan tinjauan dari segi aspek manusia, bangunan dan lingkungan.
BAB IV
: Berisi analisa dari permasalahan yang timbul berdasar pada pendekatan terhadap ketiga aspek (manusia, bangunan, dan lingkungan) tersebut.
BAB V
:
Berisi konsep perancangan sebagai pemecahan masalah
arsitektural dalam perancangan sebuah kampus Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara.
11