BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara yang dilewati garis khatulistiwa. Negara tropis tersebut memiliki jumlah pulau lebih dari 17.000 pulau dengan lima pulau besar yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di Indonesia mencapai 1.919.443 km2 yang terbentang dari barat ke timur sepanjang lebih dari 5.000 km melintasi 3 zona waktu. Indonesia merupakan sebuah negara kepulaun terbesar ke dua di dunia (BPS Indonesia, 2015.a). Undang-undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang telah memberikan arahan mengenai pembangunan di Indonesia untuk mewujudkan sebuah negara kepulauan yang mandiri. Dalam lampirannya pada Bab III, di jelaskan bahwa tujuan pembangunan di Indonesia selama kurun waktu 2005-2015 adalah tecapainya Indonesia sebagai negara kepualauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional dengan cara menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunan di Indonesia berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan
1
2
dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilayah nasional dan Buku III Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 20015-2019, telah menetapkan bahwa untuk Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), disusun rencana rinci tata ruang yang meliputi rencana tata ruang pulau/kepulauan yang disusun untuk wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa-Bali, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Pulau Papua. Pengembangan RTRWN tersebut berdasarkan pada potensi dan keunggulan daerah, serta lokasi geografis yang strategis di masingmasing pulau. Secara demografis kepadatan penduduk di Indonesia terpusat di Pulau Jawa-Bali. Hal tersebut di dukung oleh data Badan Pusat Statistik yang mencatat bahwa Pulau Jawa memiliki tingkat kepadatan hampir mencapai 3.000 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tersebut bukan berarti tidak memberi dampak bagi kegiatan ekonomi pada suatu daerah. Hingga pada titik tertentu, kepadatan penduduk akan berpengaruh positif terhadap peningkatan produktifitas ekonomi. Perbandingan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dengan pulau lainnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:
3
3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Grafik 1.1 Rata-rata Kepadatan Penduduk di Indonesia Tahun 20102014 Berdasarkan Wilayah Pengembangan Nasional (jiwa/km) Sumber: Badan Pusat Statistik (2015.c), data diolah
Dari grafik 1.1 dapat diketahui bahwa pada pulau-pulau lain kepadatan penduduk tidak mencapai 500 jiwa/km. Sedangkan pada Pulau Jawa-Bali, terutama Pulau Jawa memiliki tingkat kepadatan
hampir
mencapai 3.000 jiwa/km. Tentu saja perbedaan tersebut sangatlah mencolok, perlu adanya pemerataan jumlah penduduk melalui program transmigrasi. Dari meratanya jumlah penduduk, maka dalam jangka panjang akan memicu pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut. Kepadatan penduduk yang berpanguruh positif terhadap peningkatan produktifitas perekonomian di suatu daerah tersbut dibuktikan dengan kontribusi PDRB Pulau Jawa yang mendominasi terhadap perkonomian di Indonesia.
4
Grafik 1.2 Peran Wilayah/Pulau dalam Pembentukan Produk Domestik Bruto Tahun 1983-2013 Atas Dasar Harga Konstan Sumber: RPJMN Buku III (2014)
Dari grafik 1.2 dapat diketahui bahwa selama 30 tahun kontribusi PDRB terhadap PDB nasional sangat didominasi oleh Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Hal tersebut tentu saja menimbulkan kesenjangan yang sangat besar antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Berkaitan dengan hal tersebut, arah kebijakan pembangunan difokuskan untuk mengurangi tingkat kesenjangan antar daerah baik secara kedaerahan maupun antar wilayah pengembangan. Tingginya
laju
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia
yang
terus
berkembang ini mengakibatkan semakin tingginya persaingan antar daerah dalam hal perekonomian. Dari data PDRB 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa Pulau Jawa masih mendominasi terhadap PDB nasional. Seperti yang ditunjukkan tabel berikut ini:
5
Tabel 1.1 Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku, Menurut Wilayah Pengembangunan Nasional, Tahun 2012-20014 (Milyar Rupiah)
Pulau Sumatera Jawa-Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
2012 Nilai Kontribusi (Rp) (%) 2.003.734 23,12 5.034.435 58,10 116.992 1,35 837.845 9,67 468.789 5,41 43.002 0,50 160.034 1,85
Tahun 2013 Nilai Kontribusi (Rp) (%) 2.218.962 23,06 5.620.837 58,41 134.930 1,40 887.715 9,23 538.001 5,59 49.274 0,51 172.786 1,80
2014 Nilai Kontribusi (Rp) (%) 2.478.765 23,17 6.296.388 58,85 150.850 1,41 932.408 8,71 604.216 5,65 55.787 0,52 181.465 1,70
Sumber: Badan Pusat Statistik (2015.b), data diolah. Dari data tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perbedaan yang sangat signifikan terjadi antara Pulau Jawa dengan pulau-pulau lain di Indonesia. Pada tahun 2013, PDRB Pulau Jawa-Bali memberikan kontribusi hampir sebesar 60% terhadap PDB nasional. Dengan kata lain, apabila PDRB ke enam wilayah pengembangan nasional lainnya digabung, masih belum bisa mengungguli atau menyamai tingkat PDRB di Pulaua Jawa-Bali. Meskipun perekonomian di Pulau Jawa tergolong maju dan memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian di Indonesia, hal tersebut tidak menjamin terhadap ketahanan perkonomian yang ada di Pulau Jawa itu sendiri. Seperti yang ditunjukkan grafik berikut ini:
6
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
2012
2013
2014
Sumatera
5,75
4,98
4,64
Jawa-Bali
6,31
6,14
5,66
Nusa Tenggara
1,96
5,28
5,05
Kamlimantan
5,72
3,93
3,19
Sulawesi
9,04
7,69
6,88
Maluku
7,07
5,81
6,09
Papua
2,67
7,65
4,31
Grafik 1.3 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010, Menurut Wilayah Pengembangunan Nasional, Tahun 2012-20014 (Persen) Sumber: Badan Pusat Statistik (2015.b), data diolah
Dari tabel 1.3 tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan wilayah pengembangan yang ada di Indonesia mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun, namun untuk Nusa Tenggara dan Papua justru mengalami kenaikan. Apabila dilihat dari segi kontribusi PDRB Nusa Tenggara dan Papua pada tabel 1.1 hanya memiliki kontribusi sebesar 1% di setiap tahunnya. Sedangkan untuk daerah pengembangan lain yang meiliki kontribusi PDRB yang lebih besar justru mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi, tidak terkecuali Pulau Jawa yang memiliki kontribusi PDRB paling besar bagi Indonesia. Sangat disayangkan apabila Pulau Jawa yang dianggap sebagai tumpuan perekonomian Indonesia dengan perekonomian yang terbilang maju tidak dapat mempertahankan laju pertumbuhan ekonominya di tengah guncangan ekonomi nasional. Hal tersebut menandakan bahwa provinsi-
7
provinsi yang ada di Pulau Jawa itu sendiri juga mengalami pelemahan dari tahun ke tahun. Pelemahan tersebut dapat berupa menurunnya tingkat laju pertumbuhan ekonomi di masing-masing provinsi di Pulau Jawa.
Tabel 1.2
Provinsi DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010, Provinsi-provinsi di Pulau Jawa, Tahun 2012-20014 (Milyar Rupiah) 2012 Nilai Pertumbuhan (Rp) (%) 1.222.528 6,53 1.028.410 6,50 691.343 5,34 75.637 4,64 1.192.842 6,64 332.517 6,79
Tahun 2013 Nilai Pertumbuhan (Rp) (%) 1.297.195 6,11 1.093.586 6,34 726.900 5,14 75.637 6,22 1.192.842 6,08 332.517 7,16
2014 Nilai Pertumbuhan (Rp) (%) 1.374.349 5,95 1.148.949 5,06 766.272 5,42 79.557 5,18 1.262.700 5,86 350.700 5,47
Sumber: Badan Pusat Statistik (2015.b), data diolah.
Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan, provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa mengalami penurunan nilai laju pertumbuhan ekonomi. Dari 6 provinsi yang ada di Pulau Jawa 2 diantarnya mengalami sedikit kenaikan walaupun tidak signifikan dan tidak pada setiap tahunnya, yaitu provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Kecenderungan provinsi-provinsi besar di Pulau Jawa mengalami penurunan tentu menjadi sebuah tanda tanya besar mengapa provinsi-provinsi tersebut tidak dapat mempertahankan laju pertumbuhannya. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur memiliki kontribusi PDRB lebih dari 20% secara keseluruhan di Pulau Jawa setiap tahunnya. Namun ketiga provinsi tersebut mengalami penurunan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Hal tersebut
8
mengindikasikan bahwa perekonomian provinsi-provinsi besar di Pulau Jawa belum cukup kuat menghadapi perekonomian secara nasional yang melemah. Meskipun secara keseluruhan Pulau Jawa memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian di Indonesia, namun nyatanya perekonomian di Pulau Jawa sendiri masih belum dapat bertahan dari melemahnya perekonomian secara nasional. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih, karena bagaimanapun juga Pulau Jawa merupakan tumpuan bagi perekonomian nasional, oleh sebab itu diharapkan perekonomian provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa itu sendiri memiliki ketahanan dan kestabilan. Maka dari itu perlu diadakannya penelitian lebih lanjut guna membahas hal tersebut. Penelitian tersebut membahas bagaimana sektor ekonomi unggulan, struktur ekonomi, dan tingkat ketimpangan yang terjadi di setiap provinsi. Dengan harapan penelitian tersebut dapat membantu pemerintah daerah dalam rangka membuat kebijakan untuk mengembangkan daerahnya. Berdsarkan penjelasan di atas, maka penelitian yang akan di laksanakan berjudul “Analisis Struktur Ekonomi dan Ketimpangan Ekonomi Antar Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2010-2014”.
9
B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari penjelasan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini memiliki perumusan masalah sebagai berikut: 1.
Sektor apa sajakah yang menjadi sektor unggulan di setiap provinsi di Pulau Jawa?
2.
Bagaimanakah struktur ekonomi yang ada di setiap provinsi di Pulau Jawa?
3.
Seberapa besar tingkat ketimpangan yang ada di Pulau Jawa dilihat dari ketimpangan di setiap provinsi?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan tersebut, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan yang di Pulau Jawa dilihat dari setiap provinsi yang ada di Pulau Jawa.
2.
Untuk mengetahui struktur ekonomi yang ada di Pulau Jawa dilihat dari struktur ekonomi per-provinsi di Pulau Jawa.
3.
Untuk mengetahui besarnya tingkat ketimpangan yang ada di Pulau Jawa diukur lewat ketimpangan per-provinsi di Pulau Jawa.
10
D. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh berbagai pihak, baik dalam penentuan kebijakan maupun untuk kepentingan pendidikan. Berikut ini kegunaan dari hasil penelitian : 1.
Sebagai bahan pembelajaran bagi ilmu atau mata kuliah yang bersangkutan.
2.
Sebagai bahan pertimbangan atau rujukan bagi pemerintah daerah yang ada di Pulau Jawa dalam membuat keputusan yang sesuai dengan potensi daerahnya.
3.
Sebagai bahan referensi atau pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.