BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dukungan Amerika dalam serangan Israel ke Gaza 2014 merupakan suatu keberhasilan American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) karena memenuhi tiga hal pokok. Pertama, tujuan AIPAC untuk melobi dan mempengaruhi kebijakan luar negeri AS untuk tetap pro-Israel di kawasan Timur Tengah terwujud. AIPAC yang didirikan pada tahun 1950 oleh Isaiah L.Kenen, bernama asli American Zionist Committee For Public Affairs, bertujuan untuk mendapatkan dukungan tidak hanya dari etnis Yahudi tetapi juga dari komunitas non-Yahudi pro-Israel di AS bagi kepentingan Israel1. Kedua, kepentingan utama Israel menguasai seluruh tanah Palestina (untuk mencapai “Israel Raya”) adalah agenda AIPAC yang terus diperjuangkan di Gedung Putih, dan dieksekusi oleh Tel Aviv di lapangan melalui pengerahan kekuatan militer. Sejarah menunjukan bahwa semua wilayah Palestina yang kini dikuasai Israel diperoleh melalui kemenangan perang dan serangan militer terhadap daerah-daerah tersebut. Misalnya, pada perang 1948-1949 Israel berhasil menguasai 20.780 km2 atau tiga perempat wilayah Palestina setelah menang perang melawan orang Arab Palestina yang dibantu oleh Mesir, Suriah, Jordania, Irak dan Libanon2. Kemudian pada perang enam hari yang meletus pada 5 Juni 1967 juga Israel menang telak atas Palestina, Mesir, Suriah, Irak, Jordania dan Libanon. Karena kemenangan ini, Israel tidak hanya berhasil menguasai Yerusalem Barat tetapi juga merebut dataran tinggi Golan dari Suriah dan Yordania.3 Disisi lain kepentingan Israel menguasai tanah Palestina didasarkan pada klaim orang Yahudi bahwa bangsa Yahudi adalah Bangsa Pilihan Tuhan (God‘s chosen People) dan Yerusalem adalah tanah yang dijanjikan Tuhan (The 1
I.L. Kenen, letter to Senator William Fulbright, Senate Foreign Relations Committee investigation into the Activities of Agents of Foreign Principals in the United States, page 1,779, letter dated Sept. 6, 1963. 2 Cf. George Lenczowski, The Middle East in World Affairs, Itacha, New York, 1964, hal. 315. 3 Dennis Eisenberg, dkk, Mossad: Menguak Tabir Intelijen Israel, Pustaka Primata, Jakarta, 2007, hal.61.
1
Promised Land) bagi Orang Yahudi. Serta diyakini bahwa Mesias akan datang kembali ke dalam dunia ini sebagai Raja orang Yahudi di Yerusalem-Israel dan akan memerintah atas seluruh dunia. Bagi orang Yahudi, menduduki Tanah Palestina bukan suatu pencurian melainkan merebut kembali tanah leluhur mereka sendiri yang diberikan oleh Tuhan sendiri kepada bapa mereka, Abraham4. Ketiga, Serangan Israel ke Gaza 2014 tersebut merupakan refleksi dari upaya Israel mempertahan diri dari ancaman musuh-musuh. Menanggapi Serangan Israel ke Gaza 2014 tersebut, John Hagee, pendiri Christian United for Israel, yang juga partisan AIPAC, pada AIPAC Conference menyatakan ―Israel has the rights to exist and to defend its own land and its jewish people from any other
enemies‖5(terjemahan:
Israel
memiliki
hak
untuk
eksis
dan
mempertahankan tanah dan rakyatnya dari berbagai musuh). Pernyataan ini bertolak dari sejarah dan pengalaman kelam orang-orang Yahudi yang dibantai di berbagai belahan bumi yang tidak terlupakan. Misalnya, Sesudah Perang Dunia I, banyak imigran Yahudi yang dibantai oleh bangsa-bangsa Arab ketika mereka kembali ke Yerusalem dari berbagai negara. Pembantian enam juta orang Yahudi di seluruh Eropa oleh Hitler pada tahun 1930-1940-an dalam peristiwa Holocaust adalah masa kelam yang juga masih membekas dalam ingatan mereka. Oleh karenanya, AIPAC didirikan untuk melobi Gedung Putih dan memastikan semua kebijakan Luar Negeri AS tetap pro-Israel serta mendukung segala upaya Israel untuk mempertahankan dirinya secara militer ketika menghadapi musuh-musuh yang berpotensi menghancurkannya, seperti Hamas, Hisbullah, Taliban dan sebagainya. Peristiwa serangan Israel ke Gaza yang berlangsung dari 8 Juli – akhir September 2014 tersebut menarik dan penting untuk diteliti dikarenakan serangan tersebut telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan melanggar hukum internasional tentang hak-hak warga sipil dalam konflik, yang secara demikian membuat kasus tersebut menjadi isu politik keamanan global pada tahun 2014. 4
Dirangkum dari Kitab Kejadian Pasal 12 ayat 1 – 9. Evangelicals Uniting with Jews and Israel- Pastor John Hagee's Speech at AIPAC, diunduh dari https://www.youtube.com/watch?v=5as5_VjK62M, pada 12 November 2014. 5
2
Kasus ini juga menjadi lebih menarik ketika Amerika Serikat berada di belakang Israel dan memberikan dukungan penuh, baik dukungan militer, persenjataan, finansial serta dukungan politik terhadap Tel-Aviv. Amerika Serikat telah mengambil andil dalam serangan Israel ke Gaza 2014 tersebut yang telah menewaskan lebih dari 2.000 rakyat sipil Palestina dan melukai lebih dari 100.000 orang. Dukungan AS dalam aksi serangan Israel terhadap rakyat sipil Palestina sejalan dengan deklarasi dukungan Obama terhadap Negara Zionist tersebut. Pada AIPAC Policy Conference di Washington DC 4 Juli 2008, Obama dengan tegas menyatakan bahwa ―…We know that the establishment of Israel was just and necessary….and as a President, I will not compromise when it comes to the Israel‘s security…‖6. Dalam rangka mendukung serangan Israel ke Gaza 2014 tersebut, Kongres Amerika Serikat menyetujui dan menggelontorkan US$ 225 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun untuk membantu sistem pertahanan Iron Dome atau anti-rudal milik Israel. Iron Dome ditujukan untuk menghancurkan rudal yang ditembakkan Hamas sebelum bisa mencapai teritori Israel.7 Pada 18 Juli 2014 Obama kembali menegaskan dukungannya kepada Tel Aviv dengan mengatakan bahwa kami (AS) mendukung upaya militer mereka (Israel) untuk memastikan roket dari Hamas tidak meluncur8. Di sisi lain, dukungan Presiden Obama terhadap serangan Israel ke Gaza 2014 tersebut menunjukan inkonsistensi perilaku AS sebagai Negara demokratis terbesar di dunia. Politik luar negeri sebuah Negara demokratis seperti AS, idealnya dirumuskan berdasarkan aspirasi dan keinginan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat AS itu sendiri. Namun faktanya, kebijakan Obama mendukung serangan Israel ke Gaza 2014 tersebut tidak merefleksikan aspirasi rakyat Amerika melainkan merefleksikan akomodasi kepentingan sekelompok elit seperti AIPAC. Konsekuensinya, pada 3 Agustus 2014, ribuan rakyat Amerika 6
Pro-Israel Highlights of Barack Obama Speech for AIPAC, diunduh dari http://www.youtube.com/watch?v=033gCiurxbg, pada 16 November 2014 7 Obama Dukung Israel Serang Gaza & Kirim Rp 2,6 triliun Untuk Israel, diunduh dari http://www.koranperdjoeangan.com/obama-dukung-israel-serang-gaza-kirim-rp-26-triliun-untukisrael.html, pada 11 November 2014 8 Obama: Kami Dukung Agresi Militer Israel ke Gaza, diunduh dari http://news.liputan6.com/read/2080138/obama-kami-dukung-agresi-militer-israel-ke-gaza, pada 12 November 2014
3
mengepung Gedung Putih di Washington DC dan mengutuk serangan Israel ke Gaza serta mereka meminta agar AS menghentikan bantuan militer ke Israel.9 Kecaman internasional tidak hanya ditujukan kepada Israel atas kekejaman militernya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza tetapi juga kepada AS atas dukungan militer, politik, serta finansialnya kepada pemerintahan Tel-Aviv. Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengutuk serangan Israel yang menelan korban ribuan nyawa warga sipil Palestina10. Kecaman dunia internasional atas serangan Israel ke Gaza tersebut juga memicu demonstrasi besar-besaran di berbagai Negara secara serentak. Pada 20 Juli 2014, satu hari setelah pidato dukungan Obama terhadap serangan Israel ke Gaza, terjadi demonstrasi antara lain; di Turki, Pakistan, Korea Selatan, Malaysia, El-Savador, Perancis, Venezuela, Spanyol, bahkan juga di Inggris dan Amerika.11Demonstrasi masyarakat internasional ini mengutuk serangan Israel ke Palestina dan meminta agar AS menarik diri dari dukungannya ke Tel Aviv. Bagaimanapun juga, dukungan AS dalam serangan Israel ke Gaza 2014 tersebut tidak terlepas dari pengaruh lobi-lobi yang dioperasikan oleh AIPAC di Gedung Putih, Kongres, Senat dan di berbagai departemen-departemen eksekutif di AS..Findley dalam bukunya “Diplomasi Munafik Ala Yahudi” mengemukakan pengaruh lobi AIPAC di Amerika Serikat. Dikemukakan bahwa di antara begitu banyak organisasi pro Israel, tidak ada yang diorganisir secara lebih baik, lebih aktif, atau lebih kuat dibanding AIPAC, Komite Urusan Publik Israel-Amerika, lobi utama yang mendukung Israel di Amerika Serikat sejak 195112. Efektifitas lobi AIPAC, menurut Findley, didukung oleh kekuatan anggaran belanja tahunannya yang mencapai $ 15 juta, kira-kira lima puluh ribu anggota pemberi iuran, dan, selain markas besarnya di Washington .D.C, beberapa kantor lain di delapan kota. New York Times melaporkan pada 1987 bahwa AIPAC “telah 9
Op.cit, Obama Dukung Israel Serang Gaza & Kirim Rp 2,6 triliun Untuk Israel. Ban Ki-moon Mengecam Serangan terhadap Sekolah PBB di Gaza, diunduh dari http://indonesian.cri.cn/201/2014/07/31/1s150429.htm, pada 12 November 2014 11 Masyarakat Internasional kecam agresi Israel, diunduh dari http://mirajnews.com/id/internasional/masyarakat-internasional-kecam-agresi-israel/ , pada 12 November 2014 12 Findley, Paul, Diplomasi Munafik Ala Yahudi : Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel, Penerbit Mizan, Bandung, 1995, hal 145 10
4
menjadi kekuatan utama dalam menyusun kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah. Organisasi ini telah meraih kekuasaan untuk mempengaruhi pemilihan kandidat presiden, menghalangi praktis setiap penjualan senjata ke sebuah Negara Arab dan bertindak sebagai katalisator bagi hubungan militer yang erat antara Pentagon dan angkatan bersenjata Israel. Para pejabat puncak AIPAC dimintai nasihat oleh Kementerian Luar Negeri dan para penyusun kebijakan Gedung Putih, para senator dan jenderal. Jhon J Mearsheimer13 dan Stephen M. Walt dalam buku mereka yang berjudul ―Dahsyatnya Lobi Israel‖ menyimpulkan bahwa AIPAC merupakan organisasi lobi paling berpengaruh di Amerika Serikat.Dikemukakan bahwa semua kebijakan pro-Israel oleh Amerika tidak terlepas dari peran lobi yang dijalankan oleh AIPAC. Begitu signifikannya pengaruh AIPAC hingga setiap kandidat Presiden, senator serta Kongres harus menyatakan komitmen dan dukungan terhadap Israel jika ingin terpilih dan menang dalam pemilu.Tidak seorangpun yang cenderung mengkritik Israel14.
1.2 Perumusan Masalah Bagaimana peran AIPAC dibalik dukungan Amerika Serikat terhadap serangan Israel ke Gaza 2014?
1.3 Tujuan dan Fokus Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dan fokus dari penelitian ini sebagai berikut: a) Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan korelasi antara peran AIPAC dibalik dukungan Amerika Serikat terhadap serangan Israel ke Gaza 2014. b) Penelitian ini berfokus mengkaji bagaimana AIPAC sebagai sebuah kelompok kepentingan dapat mempengaruhi kebijakan Luar Negeri
13
Profesor Jhon J Mearsheimer adalah seorang ilmuan politik asal Amerika Serikat yang menghabiskan puluhan tahun meneliti peran lobi Yahudi, AIPAC salah satunya, di Amerika Serikat. Saat ini, ia adalah seorang Profesor di Department of Political Science, University of Chicago, Amerika Serikat. 14 Mearsheimer Jhon J., M.Walt, Stephen, The Israel Lobby and U.S Foreign Policy, edisi Bahasa Indonesia Dahsyatnya Lobi Israel, diterjemahkan oleh Alex Tri Kantjono Widodo, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010, hal 3-7.
5
Amerika Serikat di Timur Tengah yang pro-Israel hingga berimplikasi pada dukungan AS terhadap serangan Israel ke Gaza 2014.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian Untuk membuat penelitian ini terfokus dan mencapai tujuan penelitian maka dibuatlah ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut: a) Penelitian ini berusaha mengkaji tentang siknifikansi pentingnya isu serangan Israel ke Gaza 2014 sebagai isu politik global 2014. b) Penelitian ini berusaha mengkaji tentang apa dan bagaimana Dukungan AS terhadap Serangan Israel ke Gaza 2014. c) Penelitian ini juga berusaha membuktikan adanya peran AIPAC sebagai aktor kunci yang mempengaruhi kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat untuk mendukung serangan Israel ke Gaza 2014 tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diproyeksikan memiliki tiga manfaat antara lain: a) Manfaat Keilmuan Penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan keilmuan hubungan internasional karena penelitian ini memuat teori, fakta, aktor kelompok kepentingan (Interest Groups), aktifitas yang dilakukannya serta dinamika yang yang ditimbulkannya. Dengan hadirnya penelitian ini diharapkan memberi pengetahuan dan pemahaman bahwa American Israel Public Affairs Committee Affairs (AIPAC) sebagai sebuah kelompok kepentingan (dalam sistem demokrasi) memainkan peranan partisipasi politik, namun pada saat yang sama juga melakukan lobi politik dengan tujuan mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah. b) Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk menginspirasi peneliti lain untuk meneliti lebih jauh tentang AIPAC dalam kasus dan dimensi yang berbeda. Dengan demikian, setidaknya penelitian ini menjadi salah satu referensi penting bagi penelitian selanjutnya.
6
c) Manfaat Informatif Penelitian ini juga difokuskan untuk menyajikan informasi kepada masyarakat umum seputar apa itu AIPAC, mengapa AIPAC melobi pemerintah AS, Apa yang diperjuangkan oleh AIPAC, bagaimana modusmodus operandi lobi AIPAC di AS, serta mengapa AIPAC berkepentingan dalam dukungan AS dalam serangan Israel ke Gaza 2014. Lebih jauh dari itu, diharapkan masyarakat umum dapat memahami bahwa pemerintah AS (Gedung Putih, Kongres, Senat dan Departemen-Departemen Eksekutif lainnya) tidak dapat menghindari diri dari berbagai lobi Zionis.
1.6 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (qualitative research method). Pendekatan yang digunakan adalah grounded research yang berupaya mengamati proses dan fenomena dengan teknik induktif (inductive process). Tujuannya adalah membangun suatu kesimpulan umum (generalization) serta hasil penelitian yang utuh berdasarkan pengamatan dan penggabungan atas berbagai fakta-fakta. Ada tiga tahapan utama terkait data penelitian dalam penelitian ini yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan pelaporan data. Dalam hal pengumpulan data maka data-data yang dibutuhkan mencakup data kualitatif, data kuantitatif, data primer, data sekunder serta data tersier. Data-data ini kemudian diolah dengan tiga cara pengolahan data yakni berdasarkan sistematika, penggolongan dan urutan peristiwanya. Tujuannya adalah mempermudah alur sistematika dan menghasilkan sebuah hasil penelitian yang utuh dan saintifik. Agar mempermudah fokus kajian maka proses pengumpulan data dibagi menjadi tiga variabel/indikator pokok yaitu Serangan Israel ke Gaza, Dukungan AS serta Peran AIPAC.
7
1.7 Tinjauan Pustaka Ada banyak tulisan tentang peranan kelompok kepentingan dalam politik luar negeri Amerika Serikat khususnya yang berfokus pada Lobi Israel dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah yang pro-Israel. Pada riviu literatur ini, penulis mengemukakan empat studi lain yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Buku pertama berjudul ―Dahsyatnya Lobi Israel‖ karya John J. Mearsheimer dan Stephen M. Walt pada tahun 200715.Penelitian ini menggambarkan bagaimana lobi Israel mampu mengarahkan kebijakan luar negeri Amerika Serikat untuk pro-Israel. Kedua penulis mengemukakan dengan lengkap apa dan bagaimana taktik serta strategi lobi Israel beroperasi di Kongres, Senat dan di Gedung Putih. Kesimpulan mereka bahwa Lobi Israel begitu kuat hingga mereka mampu mengontrol kebijakan luar negeri Amerika Serikat khususnya di Timur Tengah yang pro-Israel. Studi Mearsheimer dan Stephen tentang pengaruh lobi Israel di Amerika Serikat pada pokoknya berusaha untuk menjawab pertanyaan mendasar yang mereka ajukan: Why has the United States been willing to set aside its own security in order to advance the Interest of Israel?(Mengapa Amerika Serikat menyampingkan kepentingan nasionalnya sendiri demi mewujudkan kepentingan Israel?) Namun demikian, pertanyaan semacam ini dapat diperdebatkan karena banyak teori dan ahli politik yang berasumsi bahwa politik luar negeri suatu Negara yang ditujukan kepada Negara lain tidak bisa terlepas dari proyeksi kepentingan nasionalnya. Dalam konteks dukungan AS terhadap Israel dapat menjadi perdebatan yang mungkin tidak berujung misalnya, apakah AS benar-benar tidak berkepentingan di Timur Tengah dalam semua kebijakannya yang pro-Israel? Itu juga adalah pertanyaan yang butuh penelitian yang mendalam untuk membuktikannya. Terlepas dari perdebatan yang mungkin terjadi, dapat dicermati bahwa tulisan M John J. Mearsheimer dan Stephen M. Walt tersebut setidaknya telah memberi inspirasi dan keyakinan dalam penulisan tesis ini tentang eksistensi pengaruh lobi Israel di Amerika Serikat. 15
Ibid.
8
Buku kedua berjudul, ―The Power of Israel in USA‖16 karya James Petras pada tahun 2008. Dalam bukunya yang terdiri dari 4 bagian, 14 bab serta 325 halaman tersebut mengemukakan fakta-fakta empiris serta penjelasan analitis bagaimana kekuatan dan pengaruh Zionis mencengkeram Amerika dan Dunia. Petras memulai dengan menjelaskan keterlibatan lobi Yahudi dalam merekayasa ancaman perang Irak yang secara demikian mengarahkan Amerika Serikat untuk menginvasi Irak pada era Saddam Hussein.Selanjutnya Petras menjelaskan adanya indikasi rekayasa oleh Lobi Yahudi tentang ancaman Nuklir Iran yang secara demikian mengajukan serangan militer AS dan embargo terhadap Iran. Menurut Petras, ini adalah modus lama dan sama sebagaimana yang dilakukan terhadap Irak era Saddam Hussein dengan tuduhan Irak mengembangkan Senjata Pemusnah Massal (Weapon of Mass Destruction).Buku ini juga memberikan analisis dan dokumentasi atas kekuatan yang dikerahkan oleh Israel melalui pihak lobi terhadap kebijakan Amerika untuk Timur Tengah. Hal itu dijelaskan dalam bab per bab secara sistematis. Tujuan normatif Petras dalam bukunya adalah untuk mengembalikan Amerika Serikat ke „jalan yang benar‟. Amerika Serikat, menurutnya, sudah terlalu jauh menyimpang dari cita-cita dan idealisme liberalnya yang mengedepankan demokrasi. Namun tujuan normatif hasil studinya tersebut setidaknya hanyalah sebuah harapan yang mungkin atau tidak terwujud sama sekali. Kelemahan dari buku Petras adalah ia tidak mengemukakan cara dan solusi praktis tentang bagaimana AS bisa benar-benar terbebas dari pengaruh lobi Yahudi yang telah begitu berakar di AS? Namun demikian, studi Petras ini setidaknya memberikan dua manfaat dalam penelitian ini: 1). Studi Petras memberikan gambaran umum tentang dinamika, perkembangan dan kekuatan lobi Yahudi di Amerika Serikat. 2). Hasil studi Petras telah menjelaskan mengapa Lobi Yahudi begitu berpengaruh, apa saja sumber daya yang dimiliki oleh Lobi Yahudi hingga membuat mereka mampu mengontrol politik luar negeri AS khususnya di Timur Tengah.
16
Petras James, The Power of Israel in USA, Clarity Press, Atlanta, 2008
9
Buku ketiga berjudul “Zionisme dan Keruntuhan Amerika”17 karya James Petras. Buku ini diterbitkan pada tahun 2009, satu tahun setelah buku pertamanya, “The Power of Israel in USA‖ 2008. Dalam bukunya yang kedua ini, Petras mengkonfirmasi kembali eksistensi dan pengaruh Lobi Yahudi, rekayasa Lobi Yahudi di AS tentang Senjata Pemusnah Massal Irak, serta rekayasa isu kepemilikan Nuklir Iran. Namun, dalam buku keduanya ini, Petras juga mengemukakan fakta dan data-data terbaru tentang bagaimana kekuatan Zionis telah menguasai berbagai Media Massa dan Media Cetak yang selanjutnya mediamedia tersebut digunakan secara sistematis dalam kerangka menggiring opini publik kearah yang mereka inginkan. Petras juga menjelaskan dengan baik bagaimana AIPAC, sebagai organisasi lobi Yahudi paling berpengaruh berperan sebagai „jembatan‟ yang menghubungkan AS-Israel serta juga berperan sebagai penguat dan perekat hubungan kedua Negara. Buku ini sangat bermanfaat karena dari sana dapat dipahami berbagai intrik dan kiprah para pelobi AIPAC yang mampu berpenetrasi ke dalam Gedung Putih. Buku keempat berjudul, “Diplomasi Munafik Ala Yahudi”18 yang ditulis oleh Paul Findley pada tahun 1995. Dalam penelitiannya, Findley menggunakan pendekatan historis untuk menjelaskan kedekatan hubungan AS-Israel serta bagaimana kedua Negara tersebut „bersekongkol‟ menindas Negara-negara Arab di Timur Tengah. Ada tiga hal yang menarik dan penting untuk dipelajari dari buku ini yaitu: 1). Uraian lengkap tentang sejarah konflik Israel-Palestina yang berkaitan dengan klaim-klaim Israel atas wilayah-wilayah Palestina, 2). Hubungan Israel, Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam kurun waktu 1948 hingga 1990an serta 3). Adanya Lobi Israel di Amerika Serikat dengan tujuan mengakselerasi kepentingan pendudukan dan ekspansi teritori Israel atas tanah Palestina (Military Occupation and territorial Expansion of Israel on the land of Palestine). Kekurangan dari buku ini adalah Findley hanya menjelaskan keberpihakan PBB terhadap Israel paling tidak pada awal kemerdekaan Negara Israel 1948 sementara konteks dan konstelasi politik dunia saat ini telah berubah, 17
James Petras, “Zionisme dan Keruntuhan Amerika”, Zahra Publishing House, Jakarta, 2009. Findley, Paul, Diplomasi Munafik Ala Yahudi : Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel, Penerbit Mizan, Bandung, 1995 18
10
serta bahkan PBB era Ban Ki-Moon justru banyak menentang perilaku Israel yang dinilai menindas rakyat Palestina.
1.8 Kerangka Konseptual Penelitian ini menggunakan teori kelompok kepentingan (Interest Groups).Teori kelompok kepentingan dikemukakan oleh Larry Berman dan Bruce Murphy: ―Interest Groups are formal organizations of people who share a common outlook or social circumtances and who band together in the hope of influencing government policy.‖19(Terjemahan: Kelompok kepentingan adalah organisasi formal yang terdiri dari sekelompok orang yang memiliki kesamaan tujuan dan kesamaan keadaan sosial yang mengikat diri secara bersama dengan maksud mempengaruhi kebijakan pemerintah). Menurut V.O.Key, Jr, walau berbeda bentuk dan aktifitasnya, kelompok kepentingan memiliki satu kesamaan, yakni setiap anggota kelompok kepentingan memiliki sikap yang sama (shared attitudes) terhadap isu yang diperjuangkan20. Ditambahkan oleh David B. Truman bahwa kesamaan sikap (shared attitudes) bisa terwujud dikarenakan adanya kepentingan bersama (interests)21. Kelompok kepentingan atau sering disebut kelompok lobi juga merupakan suatu perkumpulan (bisa berbentuk lembaga sosial) yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan politik, mencoba untuk meyakinkan para pejabat publik untuk bertindak sesuai dengan kepentingan anggota kelompoknya. Hal inilah yang membedakan kelompok kepentingan dengan partai politik, kelompok kepentingan tidak memiliki tujuan untuk duduk di kursi pemerintahan seperti yang dilakukan partai politik. Kelompok kepentingan termasuk partisipasi politik, karena defenisi dari partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan. Oleh
19
Larry Berman and Bruce Murphy, Approaching Democracy (Englewood Cliffs, N.J.: PrenticeHall, 1996), 408. 20 V.O.Key, Jr, Politics, Parties, and Pressure Groups, Fourth Edition, Thomas Y. Crowell Company, New York, 1945, hal. 116. 21 David B. Truman, The Governmental Process, New York, Knopf, 1951, hal. 2
11
sebab itu, dapat disimpulkan bahwa kelompok kepentingan/kelompok lobi termasuk partisipasi politik, dimana kelompok kepentingan seperti AIPAC juga ikut serta dalam pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan tanpa berkeinginan untuk duduk di kursi pemerintahan itu sendiri. Bruce W. Jentleson kemudian menjelaskan lima (5) kategori kelompok kepentingan dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat (Typology of Foreign Policy Groups in America) antara lain22: a) Kelompok Kepentingan Ekonomi (Economic Interest Groups). b) Kelompok
Kepentingan
yang memperjuangkan
identitas
(Identity
Groups). c) Kelompok Kepentingan dalam Isu-Isu Politik (Political Issue Groups). d) Negara Bagian dan Pemerintah Lokal (State and Local Governments). e) Pemerintah Asing (Foreign Governments). Lebih jauh Bruce W. Jentleson mengemukakan lima (5) strategi dan teknik yang digunakan oleh kelompok-kelompok kepentingan dalam mempengaruhi kebijakan luar negeri pemerintah Amerika Serikat yaitu 23: 1) Influencing Congress Dalam hal ini, kelompok kepentingan berupaya untuk mempengaruhi dan melobi Kongres dengan tujuan agar kepentingan mereka dapat terakomodir dalam pembuatan legislasi seperti penetapan biaya belanja pertahanan, bantuan asing dan item-item lain. 2) Influencing the Executive Branch Kelompok kepentingan berusaha untuk secara langsung mempengaruhi agensiagensi dan departemen-departemen eksekutif ketika agensi-agensi tersebut sedang memformulasikan dan mengimplementasi kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang berbasis harian. 3) Influencing Public Opinion Tidak hanya berhenti pada melobi kongres dan mempengaruhi departemendepartemen eksektutif kebijakan luar negeri, kelompok kepentingan juga berupaya 22
Bruce W. Jentleson, American Foreign Policy : The Dynamics of Choice in The 21st Century, Fourth Edition, Duke University, W.W. Norton & Company, Inc., hal. 50-53. 23 Ibid, hal. 53-55.
12
mempengaruhi opini publik dengan cara melakukan demonstrasi terbuka serta menggunakan media massa, media cetak, serta media elektronik untuk menggiring opini publik ke arah yang mereka inginkan. 4) Direct Action Kelompok kepentingan juga melakukan aksi nyata dengan tujuan mempengaruhi Washington seperti menyediakan bantuan kemanusiaan, memonitor hak-hak asasi manusia, melakukan pengawasan terhadap pemilu, bahkan juga terlibat dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Semakin besar kontribusi dan kiprah kelompok kepentingan dalam aksi nyata kemanusiaan, semakin besar kapabilitasnya mempengaruhi pemerintah. 5) Corruption Dalam hal seorang kepala negara atau petinggi negara memiliki skandal pribadi seperti perselingkuhan atau korupsi yang akhirnya diketahui, biasanya hal semacam itu dipakai oleh kelompok kepentingan tertentu untuk melakukan tawar menawar: apakah skandalnya dibeberkan di publik atau disembunyikan tergantung dari kesepakatan yang dibuat. Dalam hal petinggi negara tersebut tidak ingin skandalnya terbongkar maka mau tidak mau, ia harus memenuhi kepentingan dari kelompok yang mengetahui skandalnya. Teori
Kelompok
Kepentingan
(Interest
Groups)
relevan
untuk
menjelaskan AIPAC sebagai sebuah kelompok kepentingan di Amerika Serikat karena AIPAC merupakan sebuah organisasi lobi formal pro-Yahudi paling berpengaruh di Amerika24yang bertujuan melobi Kongres Amerika Serikat dan badan eksekutif pemerintahan dengan tujuan menghasilkan kebijakan luar negeri yang tidak saja meningkatkan hubungan dekat antara Amerika Serikat dan Israel tetapi juga untuk mendapatkan dukungan AS bagi kepentingan Israel di Timur Tengah. AIPAC merupakan induk dari seluruh lobi dan lembaga Zionis di Amerika Serikat. Lobi ini bertanggung jawab mengorganisir seluruh program organisasi Yahudi-AS serta sebagai penanggung jawab utama pengumpulan dana bagi Rezim Israel. 24
John J.Mearsheimer dan Stephen M. Walt, The Israel Lobby and US Foreign Policy, University of Chicago Press, Chicago, 2006, hal. 15.
13
Disamping itu, AIPAC memiliki lebih dari 100.000 anggota di seluruh Amerika. Mereka berasal dari beragam profesi seperti pebisnis, ilmuan, politikus, militer, aktifis, tokoh agama, mahasiswa hingga masyarakat sipil. Mereka terorganisir dengan baik serta memiliki kekuatan pendanaan yang besar 25. Selain itu AIPAC juga memiliki sumber daya yang besar hingga mereka mampu menggiring opini publik melalui media massa, mendanai Partai Republik dan Partai Demokrat26 serta para pelobi-pelobinya mampu mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika yang pro-Israel.
1.9 Asumsi Dasar American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) berperan mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika Serikat untuk mendukung serangan Israel ke Gaza 2014. Lobi AIPAC di Amerika dapat dijelaskan dengan mencermati tiga peran yang dimainkannya sebagai sebuah kelompok kepentingan antara lain: 1). AIPAC berperan sebagai perekat hubungan antara Israel dan Amerika Serikat (AIPAC as Connector between Israel and America relations). Peran inilah yang menjawab mengapa Amerika tetap “setia dan tanpa syarat” mendukung serangan Israel ke Gaza 2014 tersebut. 2). AIPAC berperan sebagai pembangun opini publik di Amerika (AIPAC as Public Opinion Maker in America). Peran kedua inilah yang menjawab mengapa opini publik di Amerika dapat digiring sedemikian rupa dalam rangka menjastifikasi serangan Israel ke Gaza 2014.serta 3). AIPAC bermain dalam konteks politik domestik Amerika Serikat melalui partai politik. (AIPAC plays in the domestic politics of USA through political parties Funding Provider). Peran filantrofi/pendanaan inilah yang memungkinkan AIPAC mampu mempengaruhi dan mengarahkan para anggota Kongres, para anggota Senat bahkan Presiden Obama untuk menyatakan dukungan terhadap serangan Israel ke Gaza 2014.
25
Paul Findley, Diplomasi Munafik Ala Yahudi: Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel, Penerbit Mizan, Bandung, 1995, hal 147. 26 Goldberg FJ.J, Jewish Power: Inside the Jewish Establishment, Basic Book, New York, 1997, hal. 22
14
1.10
Organisasi Penulisan Penelitian ini disajikan dalam lima Bab. Bab satu terdiri dari latar
belakang masalah mengenai alasan topik ini menarik dan layak dikaji khususnya dalam hal peran AIPAC dibalik dukungan AS terhadap serangan Israel ke Gaza 2014. Bab ini juga diarahkan untuk menunjukan signifikansi isu serangan Israel ke Gaza 2014 sebagai isu global. Bab ini tidak hanya menyajikan perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka dan kerangka teori tetapi juga memaparkan apa dan bagaimana metodologi penelitian yang digunakan. Bab dua dikhususkan untuk menjelaskan mengenai peran AIPAC sebagai perekat Hubungan antara Amerika Serikat dan Israel (AIPAC as Connector between America – Israel Relations). Bab ini memberikan pemahaman komprehensif bagaimana AIPAC, sejak pendiriannya 1951 hingga kini mampu berperan sebagai katalisator hubungan harmonis AS-Israel. Apa saja strategi AIPAC?, bagaimana strategi itu dioperasikan? Apa saja instrumen yang digunakan? Serta mengapa strategi tersebut bisa berhasil mempererat hubungan kedua Negara akan diuraikan secara komprehensif pada bab ini. Bab tiga secara khusus menguraikan mengenai peran AIPAC sebagai pembangun opini publik di Amerika (AIPAC as Public Opinion Maker in America). Pada bab ini dikemukakan fakta, data, informasi empiris serta analisis terkait apa saja media-media massa yang dikendalikan oleh AIPAC dalam membangun opini yang positif tentang Israel, bagaimana Media-media massa tersebut dikendalikan? Serta mengapa opini publik yang dibangun oleh AIPAC berkorelasi langsung terhadap dukungan AS dalam serangan Israel ke Gaza 2014? Bab empat berfokus untuk menjelaskan mengenai peran AIPAC sebagai penyokong Dana bagi partai Republik dan Partai Demokrat di Amerika (AIPAC as political Parties‘ Funding Provider in America). Bab ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan penting dan mendasar seperti; berapa banyak Dana yang diterima oleh Partai Demokrat dan Partai Republik dari AIPAC?Kapan dan bagaimana sokongan dana-dana tersebut disalurkan?Serta bagaimana implikasi sokongan Dana tersebut terhadap dukungan Kongres, Senat dan Gedung Putih terhadap Israel, secara khusus dalam Serangan Israel ke Gaza 2014? Bab lima adalah penutup. Pada bab ini akan diberikan kesimpulan tentang hasil penelitian ini.
15