BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Andil industri makanan dan minuman dalam memberikan lapangan kerja dapat dikatakan sangatlah besar. Mulai dari industri kecil dan rumah tangga, industri menengah, besar, nasional sampai perusahaan multinational memberikan kontribusi yang cukup dalam menyerap tenaga kerja maupun pendapatan pajak pemerintah. Dalam rantai produksi, industri pangan melibatkan banyak tenaga kerja. Sejak pre-industri (budidaya/peternakan/industri bahan baku), proses produksi sampai distribusi atau perdagangan diperkirakan menyerap 3 juta orang, terdapat sekitar 2,6 juta tenaga kerja di sektor industri makanan dan minuman. (Badan Pusat Statistik (BPS) 2002) Bisa dibayangkan berapa banyak tenaga kerja yang terlibat dalam budidaya pertanian/ peternakan yang menghasilkan bahan baku industri, dalam proses produksi, hingga jasa distribusi yang terlibat di dalamnya. Seperti industri susu di Indonesia yang bekerja sama dengan 100.000 lebih peternak sapi perah. Industri makanan dan minuman hampir semua bahan bakunya adalah produk pertanian yang juga melibatkan petani dalam negeri. Dari analogi di atas dapat diketahui, begitu pentingnya industri makanan dan minuman di Indonesia karena memberi kontribusi positif tarhadap penyediaan lapangan pekerjaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah mengakui beberapa peraturan tidak mendukung pengembangan industri makanan dan minuman dalam negeri, di antaranya mengenai tarif bea masuk yang dikenakan pada beberapa produk jadi lebih murah dari bahan bakunya. Karena itu, Departemen Perindustrian mendorong harmonisasi tarif tahap kedua segera dilakukan. Misalnya, tepung beras dikenakan bea masuk 25 persen, tapi kalau sudah menjadi bihun tarif bea masuk hanya 5 persen, itu tidak harmonis. Kondisi yang sama juga terjadi pada produk kentang, susu dan coklat, di mana tarif bea masuk bahan baku untuk industri makanan dan minuman lebih mahal dari tarif bea masuk untuk produk jadinya. Kondisi ini dirasakan sangat memberatkan oleh pengusaha makanan dan minuman. Mereka
memilih mengimpor produk tersebut dari luar negeri dengan biaya lebih murah dibandingkan harus memproduksi dalam negeri. Tarif dasar listrik per golongan konsumen yang sedang disimulasikan pemerintah ternyata sangat tinggi. Dalam simulasi itu kenaikan tarif untuk kelompok rumah tangga bisa mencapai 83 persen hingga 90 persen, sedangkan untuk beberapa jenis industri kenaikannya bisa lebih dari 100 persen. kenaikan TDL akan mengganggu pertumbuhan sektor industri. Listrik merupakan faktor esensial dalam industri apa pun. Jadi, kalau terjadi kenaikan tarif, maka biaya produksi pasti ikut naik. Walaupun kondisi ekonomi masih dibayangi tingginya biaya produksi dan upah akibat imbas kenaikan harga BBM, namun pertumbuhan industri 2006 akan diperkirakan lebih baik dibanding 2005, dimana target tahun 2006 ini sebesar 6,8 persen. Pertumbuhan industri tahun 2006 akan lebih baik dibanding tahun lalu karena akan adanya penyerapan tenaga kerja ke sektor-sektor yang memiliki nilai ekspor yang tinggi. Pemerintah juga rencananya akan melakukan penajaman pengembangan clustercluster yang salah satunya adalah industri makanan dan minuman.
1.2 Rumusan Permasalahan
Rumusan permasalahan yang akan dibahas pada tesis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kondisi keuangan perusahaan sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. 2. Menganalisis return saham perusahaan khususnya industri Makanan dan Minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. 3. Menganalisis risiko perusahaan sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. 4. Menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan (Return on Equity/ROE) terhadap return saham perusahaan-perusahaan Makanan dan Minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui: 1. Kondisi keuangan perusahaan-perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. 2. Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian tertinggi pada industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. 3. Perusahaan yang memiliki tingkat risiko tertinggi baik secara total risk dan market risk atau systematic risk pada sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. 4. Apakah ada pengaruh antara kinerja keuangan perusahaan (Return on Equity/ROE) terhadap return saham perusahaan-perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. 5. Perusahaan yang memiliki nilai ukur terhadap kemungkinan kebangkrutan perusahaan tersebut melalui laporan keuangannya.
Adapun manfaat-manfaat dari penulisan tesis tersebut adalah: 1. Bagi perusahaan, sebagai informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan. 2. Bagi kalangan akademik, sebagai: a. Bahan referensi dalam memahami penerapan analisis laporan keuangan pada suatu perusahaan. b. Bahan literatur untuk melakukan kajian dalam hal menganalisis hubungan antara kinerja perusahaan khususnya Return on Equity (ROE) dan tingkat pengembalian yang dihasilkan. Bagi penulis sendiri: c. Untuk menambah wawasan berpikir dan pemahaman mengenai analisis laporan keuangan dalam penerapannya di dunia praktek. d. Untuk menambah wawasan berpikir dan pemahaman mengenai analisis kinerja saham dalam penerapannya di dunia praktek.
e. Untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu mengenai analisis laporan keuangan dan kinerja saham yang telah dipelajari di Universitas Bina Nusantara ke dalam dunia praktek. 3. Bagi kalangan investor, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk membeli saham berdasarkan analisis return dan risk pada industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. 4. Bagi ilmu pengetahuan, untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kinerja keuangan perusahaan khususnya Return on Equity (ROE) terhadap tingkat pengembalian saham perusahaan yang bersangkutan khususnya perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta.
1.4 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari pembahasan tesis ini dibatasi pada : 1. Objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan pada sektor Makanan dan Minuman yang sahamnya cukup aktif diperdagangkan pada Bursa Efek Jakarta, yaitu PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, PT. Ades Waters Indonesia Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Multi Bintang Tbk, PT. Sari Husada Tbk. 2. Menganalisis kondisi keuangan perusahaan sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. 3. Menganalisis return saham perusahaan khususnya industri Makanan dan Minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. 4. Menganalisis resiko saham perusahaan khususnya industri Makanan dan Minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Pembahasan terbatas hanya pada hubungan antara Return on Equity (ROE) dan tingkat pengembalian saham dan juga membahas kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan yang diteliti 20 tahun ke depan, tanpa membahas lebih lanjut faktorfaktor lain yang juga dapat mempengaruhi return saham perusahaan-perusahaan pada industri Makanan dan Minuman di Bursa.