I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Industri kerajinan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berkembang dalam kehidupan manusia. Di Indonesia industri kerajinan terus mengalami perkembangan dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan salah satu strategi pembangunan masyarakat desa, sehingga perlu dikembangkan untuk meningkatkan kesempatan kerja. Ariawati (2004) menambahkan bahwa industri kecil merupakan bidang usaha yang menjadi tumpuan harapan masyarakat Indonesia, mengingat lebih dari 99% usaha di Indonesia tergolong industri kecil dan menyerap pekerja sebesar 88,30% dari seluruh tenaga kerja. Jumlah Industri kecil atau usaha kecil menengah hingga tahun 2011 mencapai hingga 52.000.000. Sektor ini menyumbang 60% dari PBD dan menampung 97% tenaga kerja (Erika, 2014). Namun di Bali sering para perajin itu adalah petani dan biasa disebut sebagai petaniperajin. Sejalan dengan itu, kebijaksanaan pembangunan daerah Bali sejak Pelita I dititikberatkan pada pembangunan sektor pertanian dalam arti luas, pariwisata dan industri kecil. Hal ini disesuaikan dengan kondisi wilayahnya yang terbatas dalam pemilikan sumber daya alam seperti hutan dan bahan mineral. Namun didukung oleh adanya obyek-obyek wisata dan kondisi yang relatif subur serta tersedianya sumber daya manusia yang relatif memiliki ketrampilan untuk memproduksi barang-barang kerajinan (Arka., et al. 1993)
1
2
Adapun karakteristik industri industri kecil di Bali merupakan bisnis keluarga dan dikelola oleh kepala keluarga, sehingga proses pengambilan keputusan akan terpusat. Struktur manajemen dan administrasinya bersifat sederhana mengakibatkan kurang maksimalnya usaha tersebut yang mengakibatkan informasi yang diperoleh kurang dapat diserap dengan cepat. Keterbatasan sumberdaya manusia dan keterampilan yang khusus menyebabkan jangkauan analisis dalam mengelola usaha tersebut kurang mendalam. Semua kerajinan yang berkembang di Bali tidak hanya dapat menarik wisatawan, melainkan juga dapat mendorong peningkatan potensi sumber daya manusia yang di padukan dengan unsur seni, olah cipta, rasa, dan karsa manusianya. Perpaduan itu akan dapat menciptakan sesuatu yang baru yaitu dalam hal ini adalah industri kecil (kerajinan tangan) yang merupakan salah satu usaha dari berbagai usaha yang berkembang di wilayah Bali. Salah satu wilayah pengerajin di Indonesia adalah pulau Bali, terutama potensi besar dibidang industri kecil (kerajinan). Pesatnya perkembangan pariwisata di Bali berakibat terbukanya peluang kerja yang cukup besar di sektor industri. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan persentase jumlah tenaga kerja yang diserap sektor ini dari tahun ke tahun, yaitu dari 13,94% pada tahun 2009 menjadi 17,20% pada tahun 2013. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 3,26%. Lihat Tabel 1.1. (Biro Pusat Statistik, 2014b).
3
Tabel 1.1. Proporsi penduduk Propinsi Bali yang bekerja menurut lapangan pekerjaan pada tahun 2009 dan 2013 NO.
Lapangan Pekerjaan Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas, dan air Konstruksi Perdagangan Transportasi Lembaga Keuangan Jasa-jasa
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Peresentase Tahun 2009 Tahun 2013 30,72 25,24 0,32 0,34 13,94 17,20 0,18 0,28 6,62 8,19 26,24 27,56 4,37 3,78 2,70 3,78 14,75 13,72 100,0 100,0
Sumber : Kantor Statistik Propinsi Bali, 2014
Bersamaan dengan meningkatnya kesempatan kerja terjadi juga peningkatan dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Daerah Bali. Adapun nilai PDRB atas
dasar
harga
konstan
menurut
tahun,
pada
tahun
2009
adalah
sebesar Rp 2.290.945.61 meningkat Rp 3.478.796 juta pada tahun 2013 dengan proporsi sumbangan untuk setiap sektor terlihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2.Proporsi sumbangan untuk setiap sektor terhadap PDRB Propinsi Bali pada tahun 2009 dan tahun 2013 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Pekerjaan Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas, dan air Konstruksi Perdagangan Transportasi Lembaga Keuangan Jasa-jasa
Presentase Tahun 2009 Tahun 2013 16,82 18,01 0,80 0,70 8,72 9,16 2,08 1,88 5,14 4,52 29,89 30,06 14,25 14,41 6,74 6,87 15,56 14,40 100,0 100,0
Sumber : Kantor Statistik Propinsi Bali, 2014
Dari Tabel 1.1. dan 1.2. di atas terlihat bahwa sektor industri mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian Daerah Bali, baik dalam
4
penyerapan tenaga kerja maupun dalam sumbangannya terhadap PDRB. Pembinaan dan pengembangan industri kecil dan kerajinan dilakukan guna mencapai sasaran peningkatan produktivitas, kualitas, efisiensi, proses produksi, dan penganekaraaman hasil produksi. Pembinaan yang telah dilakukan menunjukkan perkembanan yang cukup baik (Bappeda,2013) Sejalan dengan hal itu jumlah unit usaha industri kecil dan kerajinan di Kabupaten Karangasem pada tahun 2009 sebanyak 13.324 unit usaha terdapat di Kabupaten Karangasem, dan pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 13.584 unit usaha. (Biro Pusat Statistik, 2014d). Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karangasem menunjukkan bahwa besarnya tenaga kerja yang mampu terserap pada sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga mencapai 26.567 orang. Adapun jenis industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang paling banyak terdapat di Karangasem adalah industri anyaman sejumlah 6.045 unit dan menyerap 9.373 orang tenaga kerja serta industri agro (makanan dan minuman) sejumlah 3.699 unit dengan tenaga kerja sebanyak 6.623 orang. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya peranan industri kecil baik sebagai mata pencarian pokok ataupun sebagai mata pencarian tambahan. Adapun banyaknya perusahaan/usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga menurut golongan industri di Kabupaten Karangasem sebagaimana disajikan pada Gambar 1.1.
5
6045 3699 1984
a An ek
ks t il Te
si
m
Be
Lo n
162
Ko m
ik
Lo ga
ta r
an m
234
134
93
An ya
Ka
yu
515
Ag ro
Ki
m
ia
709
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014
Gambar 1.1 Banyaknya Perusahaan/Usaha Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga Menurut Golongan Industri di Kabupaten Karangasem
Menurut Suparta, Desa Tumbu merupakan salah satu desa penghasil anyaman pandan tebaik yang berkembang pesat dimana jika dilihat dari sisi bahan baku pandan yang tidak tersentuh oleh bahan Pengawet/ bahan kimia yang dapat mengganggu kesehatan. Tidak seperti anyaman pandan dari luar menggunakan bahan pewarna atau bahan kimia untuk pemutih agar penampilan warnanya menjadi cerah atau kelihatan produk anyamannya putih. produk kerajinan pandan, terlihat natural, asli, bahkan kebanyakan/mayoritas produk tidak menggunakan bahan phinishing, pewarna sehingga tidak merusak lingkungan, bahkan dapat dimanfaatkan untuk menunjang ekonomi masyarakatnya. Produk kerajinan pandan merupakan produk kerajinan rumah tangga, dikerjakan mayoritas oleh kaum ibu-ibu/perempuan di desa Tumbu, sehingga dapat menambah pendapatan keluarga. Kelompok Pandan Wangi Desa Tumbu merupakan kelompok petani-perajin anyaman pandan yang berada di Banjar Dinas Tumbu Kaler dengan jumlah
6
anggota 25 orang. Keseluruhan anggota nya merupakan ibu-ibu petani yang memiliki potensi keterampilan menganyam, sehingga ada keinginan untuk membentuk kelompok perajin. Berdirinya Kelompok Pandan Wangi ini memberikan dampak positif bagi ibu-ibu petani yang tercatat sebagai anggota kelompok. Pendapatan tambahan yang diperoleh melalui hasil penjualan produk kerajinan yang dipasarkan dianggap mampu menutupi kebutuhan rumah tangga anggota kelompok perajin tersebut. Sejalan dengan berkembangnya pariwisata dan perekonomian Daerah Bali, anyaman pandan di Desa Tumbu semakin berkembang terkait dengan meningkatnya permintaan dari sektor pariwisata. Selain itu, selama ini belum ada penelitian tentang karakteristik petani-perajin. Hal ini penting sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut. Bila ditinjau dari sisi permintaan akan hasil produksi, anyaman pandan ini mempunyai prospek yang cukup bagus sejalan dengan perkembangan sektor pariwisata. Berdasarkan hal tersebut, perlu diketahui karakteristik petani-perajin anyaman pandan di Desa Tumbu Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut. 1. Bagaimana karakteristik petani-perajin anyaman pandan kelompok Pandan Wangi?
7
2. Bagaimanakah hubungan antara petani-perajin dengan pengepul anyaman pandan dalam kaitanya dengan bahan baku, produksi, dan pemasaran produk anyaman pandan? 3. Berapa perbandingan pendapatan petani-perajin dari sektor kerajinan anyaman pandan dengan pendapatan dari sektor ushatani? 1.3
Tujuan Penndgielitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian adalah sebagai
berikut. 1. Mengetahui karakteristik petani-perajin anyaman pandan kelompok Pandan Wangi. 2. Mengetahui hubungan antara petani-perajin dan pengepul anyaman pandan dalam kaitanya dengan bahan baku, produksi, dan pemasaran produk anyaman pandan. 3. Mengetahui besar perbandingan pendapatan petani-perajin dari sektor kerajinan anyaman pandan dengan pendapatan dari sektor ushatani. 1.4
Manfaat penelitian Hasil penelitian ini secara teoritis diharapakan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan bahan informasi penelitian lanjutan yang terkait dengan penelitian ini. Secara praktis dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi perumus dalam pengembangan dan pemanfaatan potensi pedesaan khusus nya industri kecil dan kerajinan rumah tangga.