BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Batubara menempati posisi strategis dalam perekonomian nasional. Penambangan batubara memiliki peran yang besar sebagai sumber penerimaan negara, sumber energi primer, bahan baku industri serta memiliki efek ekonomi berganda yang besar. Pertambangan pun memiliki peran pula dalam pemberdayaan masyarakat. Secara nasional, tambang batubara bersama-sama dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar 2,84% di tahun 2004 dan menjadi 5,63% di tahun 2012 serta turut memberikan kontribusi yang besar dalam penerimaan negara. Batubara menyumbang sekitar 14% pasokan energi primer nasional. Porsi ini berada di posisi ketiga setelah minyak dan gas bumi. Khusus untuk pembangkit listrik, pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara menyumbang 26% dari jumlah kapasitas daya terpasang listrik nasional. Cadangan batubara nasional pun relatif tinggi dibandingkan dengan sumber energi primer lainnya seperti minyak dan gas bumi. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bahwa jumlah cadangan batubara nasional mencapai 19 milyar ton sehingga diharapkan kontribusi batubara dalam memenuhi kebutuhan energi nasional diharapkan semakin tinggi dan dapat menggantikan minyak bumi yang memiliki cadangan relatif lebih terbatas dibandingkan batubara.
1
Kegiatan penambangan termasuk memiliki efek ekonomi berganda yang tinggi. Menurut hasil kajian Price Waterhouse Coopers, kegiatan pertambangan di Indonesia memiliki nilai penggandaan (multiplier effect) sebesar 1,6 - 1,9 kali. Oleh sebab itu, kegiatan penambangan batubara dapat menjadi salah satu daya dorong kegiatan ekonomi di suatu kawasan. Kegiatan pertambangan batubara dan mineral memberikan kontribusi yang besar dalam pemberdayaan masyarakat. Jumah total dana pemberdayaan masyarakat dari kegiatan tambang mencapai 771 milyar rupiah pada tahun 2005. Cadangan batubara nasional sebagian besar berada di Sumatera bagian selatan serta Kalimantan bagian timur dan selatan. Diperkirakan bahwa sekitar 39% cadangan batubara nasional berlokasi di propinsi Sumatera Selatan, 34% di Kalimantan Timur dan 15% di Kalimatan Selatan. Lebih dari 85% batubara nasional diperkirakan berada di ketiga propinsi ini dan sisanya berada pada propinsi lain. Batubara nasional memiliki kualitas beragam. Menurut data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), sebagian besar dari batu bara nasional memiliki kualitas sedang dengan kandungan energi 5.000 – 6.000 kcal / kg. Sebanyak 24% batubara nasional berkualitas rendah dengan kalori kurang dari 5.000 kcal. Batubara dengan kualitas tinggi dan sangat tinggi masing masing sebesar 13 dan 1%. Kondisi kualitas batubara nasional ini merupakan tantangan tersendiri dalam pemanfaatannya. Ditinjau dari pelaku kegiatan penambangan batubara, sebagian besar batubara digali oleh kontraktor perjanjian karya perusahaan pertambangan
2
batubara (PKP2B). Kontraktor besar batubara dengan produksi diatas 10 juta ton per tahun adalah Adaro, Kideco, Arutmin, Kaltim Prima Coal (KPC), Berau coal dan Indominco. Sedangkan sisanya diproduksi oleh BUMN PT Bukit asam dan dari kuasa pertambangan. Indonesia merupakan negara pengekspor batubara terbesar kedua setelah Australia. Total ekspor batubara Australia sekitar 224 juta ton atau 26,6% sedangkan Indonesia sebesar 202 juta ton atau 22%. Cina merupakan penghasil batubara terbesar dunia, namun bukan negara pengekspor batubara terbesar di dunia. Ada laporan bahwa lebih dari 98% batubara Cina digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ini sangat berbeda dengan kondisi Indonesia, lebih dari 75% batubara yang dihasilkan dijual ke luar negeri. Kondisi ini perlu mendapat perhatian karena Indonesia bukan negara yang sangat kaya dengan cadangan batubara. Menurut kementerian ESDM, cadangan batubara dapat ditambang hanya sekitar 13 milyar ton. Jumlah ini jauh dibawah Australia yang memiliki cadangan batubara mencapai lebih dari 80 milyar ton. Sisi penting dari realitas batubara nasional adalah alokasi atau penggunaan batubara nasional. Sampai saat ini, sebagian besar batubara nasional diekspor ke luar negeri dengan porsi terbesar ke Cina (50%) dan negara Asia lainnya.
3
Tabel 1.1 Negara Tujuan Ekspor Batubara Indonesia Lainnya; 9% Thailand; 3% Malaysia; 4% Cina Taipe; 5% Jepang; 6%
Cina; 50%
Korea Selatan; 11% India; 12%
Sumber : www.intracen.org
Komposisi jumlah ekspor dan penggunaan dalam negeri juga perlu mendapat perhatian. Indonesia memerlukan penambahan energi untuk menopang pertumbuhan perekonomian. Elastisitas kebutuhan energi terhadap pertumbuhan
ekonomi
Indonesia
masih
tinggi.
Ini
berarti,
untuk
menumbuhkan perekonomian nasional diperlukan tambahan pasokan energi yang besar. Melihat komposisi cadangan sumber daya energi nasional, Indonesia dapat mengembangkan sektor ini, dimana batubara dapat menjadi alternatif sumber energi selain minyak buni, terlebih saat ini harga minyak bumi yang semakin tinggi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pertambangan batubara masih menjadi komoditas primadona di Indonesia sehingga masih menjadi
4
daya tarik bagi investor untuk berinvestasi pada perusahaan yang terdapat pada sub sektor pertambangan batubara.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang, peneliti tertarik untuk menjadikan perusahaan pada sub sektor pertambangan batubara untuk dijadikan objek pada penelitian ini. Belum banyaknya variasi model ekonomi yang tepat untuk mengukur pengaruh market risk terhadap return saham batubara sehingga diharapakan model ekonomi ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan bagi investor.
1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh harga batubara, harga minyak mentah, nilai kurs, indeks Hang Seng, terhadap return saham sub sektor pertambangan batubara ? 2. Seberapa besar pengaruh harga batubara, harga minyak mentah, nilai kurs, indeks Hang Seng, terhadap return saham sub sektor pertambangan batubara ?
5
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh harga batubara, harga minyak mentah, nilai kurs, indeks Hang Seng, terhadap return saham sub sektor pertambangan batubara 2. Mengetahui besarnya pengaruh harga batubara, harga minyak mentah, nilai kurs, indeks Hang Seng, terhadap return saham sub sektor pertambangan batubara 1.5 Manfaat Penelitian Secara umum, manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini, sebagai berikut: a. Peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman penulis dalam membuat model ekonomi yang tepat untuk mengukur pengaruh market risk terhadap return saham batubara. b. Bagi perusahaan sub sektor pertambangan batubara, diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan di dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimalkan kinerja perusahaan dan pemegang saham, sehingga saham perusahaannya dapat terus bertahan dan mempunyai return yang besar. c. Bagi investor, diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan investasi saham sub sektor pertambangan batubara.
6
1.6 Ruang Lingkup Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari www.idx.co.id, dimana perusahaan sub sektor pertambangan batubara terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia dibatasi oleh penulis, dengan kriteria sebagai berikut : 1. Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten sepanjang periode minggu pertama bulan Desember 2008 – minggu keempat bulan Mei 2012. 2. Saham sub sektor pertambangan batubara yang aktif diperdagangkan setiap tahun selama periode minggu pertama bulan Desember 2008 – minggu keempat bulan Mei 2012. 3. Tidak pernah suspend (dihentikan sementara) perdangannya oleh BEI sepanjang periode minggu pertama bulan Desember 2008 – minggu keempat bulan Mei 2012.
1.7 Sistematika Pembahasan Dalam penulisan tesis ini, sistematika pembahasannya disusun sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Dalam Bab Pendahuluan ini diuraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan
masalah,
pertanyaan
penelitian,
tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup atau batasan penelitian dan sistematika penulisan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai uraian sistematis mengenai beberapa teori dan hasil penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham perusahaan sub pertambangan batubara dan pengembangan hipotesa.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan secara jelas mengenai rancangan penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan metode analisa data.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan secara teoritik atas hasil penelitian.
BAB V
PENUTUP Dalam bab ini penulis mencoba merumuskan beberapa kesimpulan, keterbatasan penelitian dan beberapa saran yang dapat berguna untuk menyempurnakan hasil penelitian ini atau bagi penelitian selanjutnya.
8