BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahasa adalah salah satu ciri manusiawi yang membedakannya dari makhluk lain. Dengan bahasa seseorang dapat mengekspresikan pikirannya, gagasannya, dan perasaannya, dan dengan bahasa pula seseorang dapat memperoleh pengetahuan serta informasi. Hubungan dekat antara bahasa dan masyarakat menyebabkan bahasa mempunyai fungsi sosial yang begitu luas, seperti fungsi budaya, fungsi pendidikan, fungsi kemasyarakatan dan fungsi perorangan. Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, sebagai sarana untuk menciptakan hubungan dengan orang lain, tetapi juga berfungsi memberi informasi tentang si pemakai bahasa itu sendiri, seperti faktor sosial. Bahasa dan gender adalah topik yang menarik untuk dibahas. Membahas tentang gender sangatlah penting untuk membedakan arti atau maksud dari istilah gender dan sex. Menurut Holmes (1992: 25), sex digunakan untuk membagi atau membedakan manusia pada fisik atau organ reproduksinya, seperti penis pada laki–laki dan vagina pada perempuan. Pendapat lainnya yaitu, sex berdasarkan kromosomnya: XX untuk perempuan dan XY untuk laki–laki (Sunderland,
1994: 2).
Sex, baik laki-laki atau perempuan, adalah sebuah identitas yang memberikan ciri pada manusia sejak lahir, yang membentuk anatomi tubuh manusia, khususnya pada bagian organ reproduksinya.
Istilah gender adalah sebuah identitas yang memberikan pemahaman masyarakat kepada laki-laki dan perempuan sebagai ekspresi pada tingkah laku laki-laki dan perempuan di dalam bermasyarakat. Sunderland (1994: 64) menyatakan bahwa aspekaspek seperti kepercayaan, agama, dan budaya mempunyai konsep dasar tentang gender. Kepercayaan dan agama mengajarkan masyarakat bagaimana bertingkah laku dan berbuat. Contohnya tentang kebiasaan bermasyarakat, adat istiadat dan lain sebagainya. Istilah gender berbeda dengan sex, karena kata gender menjelaskan seorang lakilaki dan perempuan di dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut berarti adalah gender digunakan oleh masyarakat untuk mengubah manusia dalam kehidupan bermasyarakat sebagai seorang laki-laki atau perempuan (Bonvilllain, 1997: 249). Proses ini meliputi harapan-harapan, evaluasi tingkah laku manusia di dalam kehidupan bermasyarakat, juga sebagai simbolis untuk mendukung laki-laki dan perempuan di komunitasnya. Berhubungan dengan pengharapan masyarakat tentang perbedaan gender, peranan laki-laki dan perempuan adalah berbeda di kehidupan. Perbedaan gender di dalam kehidupan manusia adalah hal yang paling mendasar dan hal itu tidak mengherankan jika perbedaan tentang gender mencerminkan banyak sekali perbedaan, salah satunya adalah perbedaan gaya bahasa yang digunakan. Perbedaan gender juga mempengaruhi tingkah laku manusia. Perbedaan gaya bahasa dalam berkomunikasi adalah salah satu contohnya. Ketika laki-laki dan perempuan melakukan percakapan, mereka menggunakan dalam berbagai aspek, seperti penggunaan kosa kata yang berbeda, itu merupakan bahasa mereka, walaupun mereka menggunakan bahasa yang sama (Trudgill, 1983: 87). Sehubungan dengan bahasa dan gender, aspek tata bahasa sangat penting terutama bahasa Inggris.
“Grammar plays a great role in deciding the sense of the language, for example, to whom or to what type of gender we are speaking with” (Spolsky, 1998: 108) Perbedaan gender terjadi dalam berbagai aspek, salah satu aspek adalah di dalam bahasa. Perbedaan laki-laki dan perempuan dalam menggunakan bahasa adalah salah satu fenomena yang menarik untuk diteliti. Dan salah satunya adalah tentang perbedaan penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan organ reproduksi manusia yang terjadi di dalam RT 06/IV Tegalsari Sendang Semarang. “Taboo words that are not to be used or at least, not to be used in polite society” (Fromkin, 1983: 230). Kata-kata tabu merupakan salah satu cara yang dipergunakan oleh masyarakat untuk mengekspresikan kemarahan atau kejengkelan. Meskipun demikian, setiap bahasa memiliki standard yang berbeda dalam menentukan suatu kata tabu. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan budaya yang berbeda-beda. Walaupun kata-kata tabu sebaiknya kita hindari pengucapannya dalam situasi tertentu, tetapi itu merupakan salah satu fenomena bahasa. Laki-laki dan perempuan sering menggunakan berbagai macam kosa kata atau bahasa yang berbeda, walaupun terkadang mereka menggunakan bahasa yang sama. Hubungan bahasa dan gender erat sekali, khususnya dalam bahasa Inggris. Misalnya pada kata “he“ yang menunjukkan laki-laki dan kata “she“ yang menunjukkan perempuan.
B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pendapat laki-laki dan perempuan setelah melihat gambar organ reproduksi manusia?
2. Kata-kata apa saja yang akan digunakan oleh laki-laki dan perempuan untuk menyebut gambar reproduksi manusia? Apakah termasuk kata-kata tabu (vulgar)? 3. Mengapa laki-laki dan perempuan berbeda dalam menyebut atau menamai gambar organ reproduksi manusia? Apakah termasuk kata-kata tabu (vulgar)?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pendapat laki-laki dan perempuan setelah melihat gambar organ reproduksi manusia. 2. Untuk menganalisis kata-kata apa saja yang digunakan laki-laki dan perempuan untuk menyebut atau menamai gambar organ reproduksi manusia. Apakah itu termasuk kata-kata tabu (vulgar)? 3. Untuk mendiskripsikan alasan laki-laki dan perempuan menggunakan kata-kata yang berbeda dalam menjelaskan gambar organ reproduksi manusia. Apakah termasuk kata-kata tabu (vulgar)? D. Pembatasan Masalah Di dalam penulisan ini penulis akan memfokuskan hanya pada kata-kata tabu di dalam bahasa Jawa saja. Karena bahasa Jawa adalah bahasa ibu pada mayoritas responden, tetapi bahasa lain juga dapat dipakai, seperti bahasa Indonesia.
E. Sistematika Penulisan Pada bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan. Pada bab II berisi tentang tinjauan pustaka yang terdiri dari sosiolinguistik, sex dan gender, taboo dan
taboo words, nilai-nilai tabu, perbedaan gender pada kata tabu. Pada bab III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis-jenis data, populasi dan sample, kuisioner, metode analisis data. Pada bab IV berisi tentang analisis data. Sedangkan pada bab V berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.