BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam proses sosialisasi, manusia berkomunikasi menggunakan bahasa yang sama agar tercapai sebuah kesepakatan terhadap hal yang dibicarakan. Menurut Walija (1996:4), bahasa adalah alat komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat kepada orang lain. Di era globalisasi seperti sekarang, beberapa orang mungkin akan menggunakan dua bahasa atau lebih dengan pertimbangan si lawan bicara juga menguasai bahasa tersebut. Dalam konteks ini, salah satu contoh penggunaan dua bahasa di kehidupan sehari-hari adalah penggunaan istilah asing. Misalnya, saat seorang komentator mengomentari pertandingan sepak bola yang sedang berlangsung, ia akan menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan sepak bola seperti golden goal, handsball, back pass dan sebagainya. Kata-kata tersebut merupakan contoh istilah sepak bola yang berasal dari kata bahasa Inggris. Kasus-kasus seperti contoh yang telah disebutkan sebelumnya juga seringkali terjadi dalam lingkup dunia kerja atau kegiatan akademik. Contohnya beberapa perusahaan, misal perusahaan tekstil di Indonesia, mengharuskan karya-
1
2
wan asing memahami istilah-istilah bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tekstil. Hal ini juga berlaku pada karyawan lokal yang bekerja di perusahaan asing. Oleh sebab itu, perlunya menambah wawasan tentang suatu istilah tidak bisa dianggap sepele. Istilah terbentuk atau muncul akibat perlunya kata untuk menggambarkan suatu proses atau kejadian secara khusus dengan alasan tidak ada kata yang bisa mengungkapan situasi/keadaan tersebut sebelumnya. Selain itu, perkembangan pesat ilmu pengetahuan juga menjadi salah satu faktor penggunaan istilah baru. Menurut Hadiwidjoyo (1994:11) istilah terbentuk akibat pergaulan antar bangsa yang semakin menjadi-jadi, sehingga mendorong pemungutan kata yang berasal dari sumber lain. Meskipun istilah sering ditemukan dalam wacana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun seseorang tidak mungkin mengerti atau mengetahui istilah dari semua bidang ilmu. Misalnya, seseorang berlatar belakang bidang kesehatan belum tentu tahu dan mengerti istilah bidang pendidikan. Salah satu cara menambah wawasan tentang istilah suatu bidang ilmu adalah dengan membaca berbagai macam teks atau membuka wawasan terhadap bidang ilmu lainnya. Salah satu bacaan ringan dan menarik yang sering memuat suatu istilah ialah komik. Pada dasarnya komik merupakan pencerminan kehidupan
3
manusia di lingkungan masyarakat sehingga dapat dijadikan alternatif bacaan untuk menambah wawasan istilah suatu bidang. Pembagian komik menjadi beberapa genre seperti, school-life (berkisah tentang kehidupan anak sekolah), komedi, sci-fi (science fiction), action (aksi laga), matrial arts, sport (olahraga), dan lain-lain, memberikan manfaat untuk pembaca komik berupa wawasan suatu istilah dari tiap genre-nya. Pengaruh kuat Hallyu menjadikan komik Korea sepopuler K-Pop serta mampu mengimbangi komik asal Jepang, Amerika, dan Eropa. Hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya jejeran judul komik Korea di toko buku maupun di website penyedia komik online. Selain itu, beberapa drama atau film Korea juga diadaptasi dari komik Korea seperti “Princess Hours” yang diadaptasi dari komik Goong (궁). Komik Korea atau yang biasa disebut manhwa (만화) merupakan istilah dalam bahasa Korea yang digunakan untuk menyebut komik ataupun animasi bergerak. Di luar wilayah Korea, istilah manhwa mengacu pada komik buatan Korea 1 . Manhwa pertama kali dibuat pada awal abad 19 atau lebih tepatnya tahun 1908 2. Artwork berciri khas serta cerita yang selingi humor atau
__________ 1
http://id.wikipedia.org/wiki/Manhwa diakses tanggal 12.6.2015 pukul 11.48
2
http://www.anneahira.com/komik-korea.htm diakses tanggal 18.6.2015 pukul 05.39
4
romance membuat komik Korea semakin diminati pembaca. Salah satu komik asal Korea yang populer karena cerita dan ilustrasi menarik adalah “Nobeulleseu” ( 노 블 레스 ) atau “Noblesse” dalam judul bahasa Inggris. Komik dengan rating tinggi di beberapa website komik online3 ini dikarang oleh Son Jae-ho dan digambar oleh Lee Kwangsoo, mulai rilis di website resminya mulai tahun 2007. Penggunaan istilah saintek dalam cerita berat namun memiliki sense komedi yang lucu menjadi daya tarik komik bergenre sains-fiksi ini untuk diteliti sebagai salah satu media pembelajaran istilah suatu bidang.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah : a.
Apa saja istilah saintek yang terdapat pada komik online Nobeulleseu (노블 레스)?
b.
Bagaimana proses morfologis istilah-istilah tersebut?
__________ 3
data rating diambil dari website www.mangaupdates.com (rating 8.9) diakses tanggal 18.6.2015
pukul 05.39, www.mangapark.me (rating 9.8) diakses tanggal 18.6.2015 pukul 05.39, comic.naver.com (rata-rata rating per chapter 9.0), dan www.webtoons.com/en (rating 9.41) diakses tanggal 18.6.2015 pukul 13.07
5
c.
Bagaimana perubahan makna istilah saintek setelah mengalami proses
morfologis?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah : a. Menemukan istilah saintek dalam komik online Nobeulleseu (노블레스). b. Mendeskripsikan proses morfologis istilah saintek beserta maknanya. c. Mendeskripsikan perubahan makna yang terjadi pada istilah saintek setelah mengalami proses morfologis.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah komik online berjudul Nobeulleseu (노 블 레 스 ) yang masih terus berlanjut terbit setiap minggu di situs resmi www.webtoon.com dan comic.naver.com. Objek pengumpulan data dibatasi mulai dari chapter 1 sampai dengan chapter 300. Data yang diambil berupa istilah yang berkaitan dengan sains dan teknologi. Pembatasan data berupa istilah dalam bidang saintek dengan pertimbangan komik Nobeulleseu ( 노 블 레 스 ) bergenre sains-fiksi.
6
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk perkembangan ilmu linguistik Korea di Universitas Gadjah Mada, khususnya dalam bidang ilmu linguistik cabang morfologi dan semantik. Selain itu, diharapkan memberi manfaat untuk para penggemar komik Korea, khususnya komik bergenre sains-fiksi, berupa wawasan tentang istilah saintek dalam bahasa Korea serta membantu masyarakat umum dalam pembelajaran bahasa Korea lewat komik.
1.6 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang proses morfologis pada istilah bidang ilmu tertentu sudah banyak dilakukan. Akan tetapi, penelitian tentang istilah yang dipakai dalam cerita komik, khususnya komik ber-genre sains-fiksi masih sedikit. Beberapa penelitian serupa yang menjadi acuan penelitian ini adalah tesis berjudul “Pemakaian Peristilahan Bahasa Inggris dalam Bidang Internet” oleh Rudha Widagsa. Dalam penelitian ini Rudha meneliti proses morfologi istilah bidang internet yang digunakan pada forum kaskus dalam diskusi tentang permasalah penggunaan teknologi internet dan komputer. Salah satu proses morfologi yang diteliti adalah penggunaan imbuhan bahasa Indonesia pada istilah bahasa Inggris dalam postingan di forum seperti ngehang, ngelag, dienable, dan sebagainya.
7
Selanjutnya, penelitian Ari Listiyorini (2003) berjudul “Istilah-istilah dalam Register Burung Perkutut dalam Budaya Jawa” juga menjadi acuan penelitian ini. Di dalam tesisnya, Ari mengkaji istilah yang digunakan dalam register burung perkutut dan dihubungkan dengan kebudayaan Jawa. Penelitian lain yang juga menjadi acuan penelitian ini yaitu skripsi berjudul “Pembentukan Kata pada Istilah Kemiliteran dalam Tiga Film Bertema Kemiliteran Kajian Morfosemantis” oleh Nineu Rahmi Yulikasih dari Universitas Padjajaran. Penelitian oleh Nineu memiliki kesamaan dengan penelitian ini karena mengkaji proses pembentukan kata suatu istilah yang ditemukan dalam sebuah media hiburan dengan tema tertentu. Sementara itu, penelitian tentang istilah suatu bidang dalam lingkup ilmu bahasa Korea masih jarang. Sebuah penelitian yang juga menjadi acuan penelitian ini adalah skripsi berjudul “Istilah-Istilah Ekonomi dalam Bahasa Korea di Buku 한국 경제의 길 (hanguk gyeongje-eui gil (HGG)) : Memahami Perekonomian Korea Selatan” oleh Novita Isnaini. Novita mengkaji istilah ekonomi yang ditemukan kemudian dikaitkan dengan sejarah dan perkembangan ekonomi Korea Selatan. Berdasarkan penelitian-penelitian yang menjadi acuan, penelitian ini memiliki kesamaan dalam penganalisisan istilah suatu bidang, namun berbeda objek data dan permasalahan yang diteliti. Sedangkan dalam perkembangan ilmu
8
linguistik Korea, penelitian tentang pembentukan kata pada istilah bidang ilmu tertentu masih sangat baru.
1.7 Landasan Teori Teori yang menjadi landasan penelitian ini adalah teori tentang pembentukkan istilah, morfologi dan semantik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Dalam bahasa Korea, istilah atau yongeo ( 용 어 ) bermakna penggunaan kata khusus dalam suatu bidang. Berdasarkan penggunaannya, istilah dibagi menjadi dua jenis yakni istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu kemudian menjadi unsur kosakata umum karena dipakai secara luas. Sebaliknya, istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu. Contohnya kata aritmatika dalam bidang ilmu matematika dan hacker dalam bidang teknologi komputer. Sebuah kata disebut sebagai istilah bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Makna yang dikandungnya tetap atau relatif tidak berubah. b. Hanya mempunyai makna tunggal. c. Tidak memiliki padanan atau perlawanan makna.
9
d. Istilah harus memiliki sebuah batasan atau pengertian yang relatif pasti karena istilah merupakan suatu konvensi keilmuan, maka memiliki batasan-batasan yang lebih jelas daripada kata-kata pada umumnya. e. Istilah dapat diwakili oleh sebuah rumus atau lambang.4 Pada umumnya, sebuah istilah bersumber dari kosakata bahasa itu sendiri, kosakata bahasa yang serumpun atau kosakata bahasa asing. Istilah bahasa asing yang diutamakan adalah bahasa Inggris, tetapi bisa juga bersumber dari bahasa asing lain dengan syarat merupakan bahasa yang dipakai secara internasional. Menurut Suwardjono (1990) sumber istilah yang berasal dari bahasa asing mempunyai syarat yang harus dipenuhi, yaitu : a. Istilah asing dipilih karena konotasinya cocok b. Istilah asing dipilih karena lebih singkat jika dibandingkan kata dari bahasa sumber c. Corak keinternasionalannya memudahkan pengalihan bahasa d. Dapat mempermudah tercapainya sebuah kesepakatan jika suatu istilah sudah terlalu banyak sinonimnya.
__________ 4dikutip
dari http//annisafitriani.blogspot.com/2008/05/membedakan-istilah-dengan-kata-acuan.html diakses tanggal 6.8.2015 pukul 10.19
10
Telah disebutkan sebelumnya bahwa istilah merupakan konvensi suatu ilmu. Salah satu ilmu yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah ilmu sains dan teknologi atau saintek. Berdasarkan kata penyusunnya, kata saintek merupakan gabungan dari kata ‘sains’ dan ‘teknologi’. Menurut Sasmojo (2004), sains atau ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakakan himpunan informasi berupa pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dirasakan. Sedangkan teknologi dalah pengetahuan dalam melakukan hal-hal yang bersifat teknis. Jasin (1992) menyebutkan bahwa yang termasuk ilmu pengetahuan adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Dengan kata lain, saintek adalah ilmu pengetahuan yang diterapkan dengan ilmu teknologi, kemudian menghasilkan inovasi-inovasi untuk membantu kelangsungan hidup manusia. Misalnya dengan teknologi rekayasa genetik dapat dihasilkan bibit unggul padi yang tahan terhadap penyakit. Dari pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa istilah saintek adalah kata khusus yang sering digunakan pada bidang ilmu sains dan teknologi. Bentuk morfologi istilah bahasa Korea dapat berupa kata dasar, gabungan akar kata, atau kata dari hasil penurunan kata. Sementara itu, istilah bahasa Korea yang bersumber dari bahasa asing haruslah istilah lazim dan ejaannya disesuaikan dengan pelafalan orang Korea. Secara umum, terbentuknya istilah baru tidak
11
terlepas dari proses morfologis. Morfologi dalam cabang ilmu linguistik mempunyai arti yaitu ilmu linguistik atau kebahasaan yang mempelajari morfem dan proses pembentukan morfem menjadi sebuah kata. Pada abad 19 istilah morfologi
sebagai
bidang
linguistik
dipahami
sebagai
studi
tentang
perubahan-perubahan secara sistematis tentang bentuk kata yang dihubungkan dengan maknanya (Bauer, 1988:4). Menurut Ramlan (1978:19), morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan kata dan arti kata. Dengan kata lain, morfologi juga mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsi perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Menurut Kim (2011), objek pengkajian ilmu morfologi adalah satuan kata paling kecil yaitu morfem atau dalam bahasa Korea disebut juga dengan hyeongtaeso (형태소). Dalam linguistik Korea, penambahan sebuah morfem pada suatu kata mampu mengubah makna dan arti kata tersebut. Berikut adalah contoh yang dikutip dalam buku Chinjeolhan Gugeo Munbeob ( 친 절 한 국 어 문 법 ) (Kim, 2011): a.
Ja (자)
+ n (ㄴ) +
da
(다)
→
janda
(잔다) ‘sedang tidur’
b.
Ja (자)
+ ss (ㅆ) + da
(다)
→
jatta (잤다) ‘sudah tidur’
12
c.
Ja (자)
+ gess (겠) + da
(다)
→ jagetta (자겠다) ‘akan tidur’
Ketiga kalimat diatas menunjukkan bahwa penambahan morfem n (ㄴ), ss (ㅆ ), dan gess (겠) pada kata jada (자다), memberikan makna tambahan. Ketiga contoh tersebut mendapat tambahan makna kala yaitu ‘sedang’ (kala sekarang), ‘sudah’ (kala lampau), dan ‘akan’ (kala yang akan datang). Ilmu linguistik Korea membagi morfem berdasarkan bentuk dan artinya. Berdasarkan bentuknya, morfem dibagi menjadi morfem bebas atau dalam bahasa Korea disebut dengan jarib hyeongtaeso ( 자 립 형 태 소 ) dan morfem terikat euijon hyeongtaeso ( 의 존 형 태 소 ). Morfem bebas yaitu morfem yang dapat berperan sebagai pembentukan kata secara bebas, sedangkan morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan selalu melekat pada morfem lain. Selanjutnya, berdasarkan arti atau maknanya, morfem dibagi menjadi morfem leksikal dan gramatikal. Morfem leksikal atau siljil hyeongtaeso ( 실 질 형태소) adalah morfem yang mempunyai arti sebenarnya atau makna yang sesuai dengan kamus, sedangkan morfem gramatikal atau hyeongsik hyeongtaeso (형식 형 태 소 ) adalah morfem yang hanya memiliki arti secara gramatikal yang dapat membentuk artian atau makna baru setelah dilekati unsur lain. Proses morfologis atau proses morfemis juga dikenal dengan proses gramatikal adalah salah satu cara pembentukan sebuah kata. Menurut Yule (1985)
13
proses pembentukan kata adalah cara untuk membentuk kata baru atau membuat istilah baru dari kata sebelumnya. Proses ini berupa penciptaan kata baru, peminjaman, pencampuran kata, mencampur kata, memotong suatu kata, pengubahan, penyingkatan, dan penurunan kata. Sama seperti bahasa Indonesia, proses morfologis bahasa Korea dapat dilakukan dengan menambahkan imbuhan. Kata yang mengalami proses morfologis dengan pemberian imbuhan selanjutnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Kata derivatif atau pasaengeo (파생어) yaitu hasil proses morfologis kata yang ditempeli oleh imbuhan (awalan atau akhiran). 2) Kata bentukan atau hapseongeo ( 합성어 ) yaitu kata yang terbentuk dari dua atau lebih akar kata yang merupakan morfem leksikal. Selanjutnya dalam penganalisaan perubahan makna istilah saintek menggunakan teori semantik. Semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna. Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘sema’ yang berarti ‘makna’ atau ‘tanda’. Menurut Chaer (1994) semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik. Secara umum, makna kata adalah suatu maksud yang terkandung dalam kata, pembicaraan, atau pikiran. Chaer (1994) mengungkapkan
14
bahwa makna dapat digolongkan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantik, makna kata dibagi menjadi makna leksikal dan makna gramatikal. Berdasarkan ada atau tidaknya referen pada kata/leksem, makna dibedakan menjadi makna referensial dan makna nonreferensial. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif. Berdasarkan ketepatan maknanya dikenal makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Kemudian yang terakhir pengelompokkan berdasarkan kriteria lain yaitu makna asosiatif, makna kolokatif, makna reflektif, makna idiomatik dan sebagainya. Perubahan makna-makna pada kata terjadi sebagai akibat atau hasil dari proses gramatikal/morfologis serta konteks kalimat. Secara garis besar perubahan makna pada kata yang telah mengalami proses morfologis dibagi menjadi : a. Perubahan makna meluas yaitu perubahan makna yang pada awalnya bersifat sempit dalam penggunaannya, namun berkembang menjadi lebih luas. Contoh : kata ‘bapak’ yang tadinya berarti ‘orang tua (laki-laki) kandung’, sekarang maknanya sudah meluas menjadi ‘sebutan hormat untuk orang tua (laki-laki), dan tidak mempunyai hubungan darah’. b. Perubahan makna menyempit yaitu perubahan pada makna kata yang sebelumnya bersifat meluas, menjadi terbatas atau menyempit. Misalnya kata
15
‘sarjana’ yang bermakna ‘orang pandai, cendekiawan’, sekarang sudah berubah maknanya menjadi ‘orang yang lulus dari suatu perguruan tinggi’. c. Perubahan makna total yaitu perubahan makna yang berbeda sama sekali dengan kata yang sebenarnya. Misalnya kata mouse yang berarti tikus. Di bidang teknologi, kata mouse sama sekali tidak mengandung makna yang berhubungan dengan ‘tikus’.
1.8 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pustaka dengan langkah penelitian (1) penjaringan data menggunakan teknik catat dengan alasan data yang diambil dari bersumber dari website komik online. Komik Nobeulleseu ( 노 블 레 스 ) merupakan salah satu komik populer di situs www.webtoon.com dan comic.naver.com antara tahun 2007-2015 dan bergenre sains-fiksi sehingga menarik diteliti mengingat perkembangan saintek semakin maju. Pada langkah (1), peneliti membaca komik Nobeulleseu (노블레스) yang menjadi objek penelitian dan mencari istilah saintek kemudian disesuaikan dengan kriteria istilah saintek. Data yang diperoleh kemudian dituliskan pada kartu data berupa tabel microsoft excel untuk memudahkan peneliti dalam pengklasifikasian data.
16
Metode selanjutnya adalah (2) pengklasifikasian data berdasarkan proses morfologis yang terjadi. Pengklasifian data terbagi menjadi data yang berupa istilah yang mengalami proses morfologis dan istilah yang berasal dari bahasa asing. (3) Terakhir, data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa menggunakan metode analisis deskriptif. Proses morfologis dan perubahan makna setelah proses morfologis dijabarkan dengan skema, tabel atau paragraf penjelas.
1.9 Sistematika Penyajian Penyajian hasil penelitian ini dibagi menjadi empat bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Dua bab selanjutnya merupakan isi mencakup proses morfologis istilah saintek serta pembahasan masalah yang ditemukan dalam objek penelitian. Bab II berisi istilah saintek yang ditemukan dalam komik Nobeulleseu ( 노 블 레 스 ) dan pengelompokan istilah berdasarkan proses pembentukannya. Bab III berisi pendeskripsian perubahan makna yang terjadi pada istilah saintek setelah mengalami proses morfologis. Penyajian hasil penelitian ini kemudian ditutup dengan bab IV yaitu simpulan dan saran.