BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Keadaan geografis Indonesia yang berupa kepulauan dan sumber daya alam daerah yang tidak merata berpengaruh terhadap mekanisme pemerintahan negara Indonesia, untuk memudahkan pengaturan atau penataan pemerintahan, maka diperlukan adanya suatu sistem pengelolaan pemerintahan di tingkat daerah yang dapat berjalan secara efisien dan mandiri tetapi tetap terawasi dari pusat, yang disebut otonomi daerah. Sesuai Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah definisi Otonomi Daerah sebagai berikut : “Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan melakukan otonomi daerah maka kebijakan-kebijakan pemerintah akan lebih tepat sasaran, pemerintah daerah lebih mengerti keadaan dan situasi daerahnya dalam mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki sebagai upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi merupakan salah satu Perusahaan Daerah penyedia air bersih dan pelayanan air bersih untuk warga propinsi Sumatera Utara dituntut untuk dapat menghasilkan pendapatan bagi pemerintah daerah dalam pembangunan daerah sehingga terwujudnya otonomi daerah secara nyata dan bertanggung jawab.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Daftar Jumlah Penduduk Propinsi Sumatera Utara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Jumlah Penduduk Tahun 2010 PEMKO MEDAN 2,109,339 PEMKO BINJAI 246,010 PEMKO PEMATANG SIANTAR 234,885 PEMKO PADANG SIDEMPUAN 191,554 PEMKO TANJUNG BALAI 154,426 PEMKO TEBING TINGGI 145,180 PEMKO GUNUNG SITOLI 125,566 PEMKO SIBOLGA 84,444 PEMKAB DELI SERDANG 1,789,243 PEMKAB LANGKAT 966,133 PEMKAB SIMALUNGUN 818,104 PEMKAB ASAHAN 667,563 PEMKAB SERDANG BEDAGAI 592,922 PEMKAB LABUHAN BATU 414,417 PEMKAB MADINA 403,894 PEMKAB BATUBARA 374,535 PEMKAB KARO 350,479 PEMKAB LABUHAN BATU UTARA 331,660 PEMKAB TAPANULI TENGAH 310,962 PEMKAB NIAS SELATAN 289,876 PEMKAB TAPANULI UTARA 278,897 PEMKAB LABUHAN BATU SELATAN 277,549 PEMKAB DAIRI 269,848 PEMKAB TAPANULI SELATAN 264,108 PEMKAB PADANG LAWAS 223,480 PEMKAB PADANG LAWAS UTARA 223,049 PEMKAB TOBA SAMOSIR 172,933 PEMKAB HUMBANG HASUNDUTAN 171,687 PEMKAB NIAS 132,329 PEMKAB NIAS UTARA 127,530 PEMKAB SAMOSIR 119,650 PEMKAB NIAS BARAT 81,461 PEMKAB PAKPHAK BHARAT 40,481 Lainnya 881 Uraian
Total jumlah penduduk
12,985,075
Sumber : http://www.bps.go.id/hasilSP2010/Sumut
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 1.1 dengan luas wilayah Propinsi Sumatera Utara sekitar 71.680,68 kilo meter persegi, meliputi satu Pemerintahan Propinsi, 8 Pemerintahan Kota dan 25 Pemerintahan Kabupaten,
dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar
12.985.075 orang. Besarnya jumlah penduduk di Propinsi Sumatera Utara yang memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan dalam mendapatkan air bersih, sementara pelayanan PDAM Tirtanadi baru mencapai 27 persen untuk wilayah Propinsi Sumatera Utara, tapi untuk wilayah kota Medan sebenarnya sudah mencapai 78 persen, jadi tinggal 2 persen lagi PDAM Tirtanadi bisa memberi kontribusi PAD kepada Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. PDAM Tirtanadi saat ini merupakan satu-satunya PDAM milik Pemerintah Propinsi, sedangkan PDAM-PDAM yang ada di Indonesia umumnya merupakan milik Pemerintah Kabupaten/Kota. PDAM Tirtanadi didirikan pada tanggal 23 September 1905 dengan nama NV.Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang berkantor pusat di Amsterdam negeri Belanda. Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Sumatera Utara No.11 Tahun 1979 perusahaan ini resmi menggunakan nama yang sekarang (Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi) disingkat PDAM Tirtanadi yang berlokasi di Jl.Sisingamangaraja No.1 Medan. Pada tahun 1985, Peraturan Daerah ini disempurnakan dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.25 tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya pada tahun 1991 diadakan perubahan pertama Peraturan Daerah No.25 tahun 1985 dengan No.6 tahun 1991. Dalam Peraturan Daerah ini PDAM Tirtanadi
Universitas Sumatera Utara
disamping menangani air bersih juga ditugaskan mengelola air limbah. Selanjutnya pada tanggal 29 April 1999, Peraturan Daerah No.6 tahun 1991 diperbaharui lagi dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.3 tahun 1999 (www.pdamtirtanadi.co.id). Dalam kiprahnya PDAM Tirtanadi telah memperoleh berbagai penghargaan dari beberapa Instansi seperti memperoleh penghargaan sebagai berikut : 1. Piala Citra Pelayanan Prima dari Presiden Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 2002 dan tanggal 19 Desember 2002. 2. Up Grading ISO 9001 : 2000 untuk Deli Tua Water Treatment Plant, pada tanggal 7 Agustus 2003. 3. Certification ISO 9001:2000 untuk Sunggal Water Treatment Plant pada tanggal 18 Desember 2003. 4. BUMD AWARD Tanggal 22 Juli 2004. 5. AWARD Of Excellent dari Suez Environment Perancis tanggal 26 Agustus 2004. 6. Piala Citra Pelayanan Prima dari Presiden Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 2002 dan tanggal 06 Desember 2004. 7. Zero Accident Award tahun 2004 dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia untuk IPA Sunggal dan IPA Deli Tua tanggal 5 Januari 2005. 8. Penghargaan Sanggraha Krida dari Presiden RI yaitu Lembaga yang berjasa dalam Bidang Olahraga pada Hari Olah raga Nasional pada tanggal 9 September 2005.
Universitas Sumatera Utara
9. Penghargaan dari DPP PERPAMSI sebagai PDAM yang telah berhasil menjalankan KSO dengan PDAM Tingkat II di Sumatera Utara pada tanggal 27 Nopember 2005 di Makassar oleh Menteri Pekerjaan Umum. 10. Penghargaan Pekerjaan Umum tahun 2005 dan tahun 2006 dari Menteri Pekerjaan Umum atas Pencapaian Kinerja Terbaik Peringkat Pertama Dalam Bidang Cipta Karya, Sub. Bidang Penyelenggaraan Air Minum . 11. Sertifikat Akreditasi SNI 19-17025-2000 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi pada tanggal 22 Juli 2005. 12. Sertifikat ISO 14001 dalam bidang Manajemen Lingkungan untuk IPA Sunggal dan IPA Deli Tua, yang diserahkan kepada wakil Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 20 September 2005. 13. Penghargaan dari Water Fund Indonesia BV, Belanda sebagai mitra yang sangat baik dalam mencapai kerjasama pada tanggal 14 Desember 2005. 14. Sertifikat ISO 9001:2000 untuk sistem Manajemen Mutu pada Cabang Pelayanan Padang Bulan dan Sunggal dari PT TÜV Nord Indonesia, tanggal 14 Juni 2006. 15. Piala Citra Pelayanan Prima tahun 2006 dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara di Jakarta pada tgl 22 Desember 2006. 16. Penghargaan dan piala pekerjaan umum atas 3 kali berturut-turut terbaik nasional dalam pelayanan air minum di kota metropolitan tanggal 5 Desember 2007.
Universitas Sumatera Utara
17. Penyerahan ISO 9001:2000 Tanggal 18 Desember 2007 dalam kategori sistem manajemen mutu untuk kantor pusat. 18. Sertifikat ISO 9001 : 2000 untuk IPA Deli Tua Dan IPA Sunggal pada tgl 7 Agustus dan 18 Desember 2003 serta IPA Limau Manis dan IPA Hamparan Perak bulan Mei 2008. 19. Sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk PDAM Tirtanadi (ISO Corporate) pada Bulan Juli 2009. Sesuai dengan Kepmendagri No.23 tahun 2009, PDAM di Indonesia tidak diperkenankan memberikan kontribusi PAD bagi daerah yang cakupan pelayanannya belum mencapai 80 persen. Dengan diberlakukannya Kepmendagri No 23 tersebut, sejak tahun 2010 PDAM Tirtanadi tidak lagi memberi kontribusi PAD kepada Pemprop Sumut, sebaliknya kondisi PDAM membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit untuk pengembangan jaringan dan pelayanan dengan adanya kerjasama organisasi dengan PDAM-PDAM Kabupaten/Kota (beritasore.com 09/05/2011 17:00:27). PDAM Tirtanadi sebagai sarana pengembangan usaha melalui program penyediaan air bersih yang merata dalam memberikan pelayanan dengan memenuhi persyaratan kualitas air (jernih, tidak berbau dan bebas dari bakteri) dan kuantitas yang dibutuhkan serta kontinuitas penyediaan air bersih untuk kebutuhan warga di Propinsi Sumatera Utara menghadapi berbagai permasalahan, antara lain : masih tingginya angka kebocoran air, masih banyaknya pelanggan yang menunggu
Universitas Sumatera Utara
pemasangan baru, banyaknya Tunggakan Rekening Air (TRA) yang terjadi setiap bulannya dan besarnya biaya dalam penambahan jaringan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. 1. Laba Perusahaan Laba (income – disebut juga earnings atau profit) merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan (Subramanyam, 2010). Pada hakikatnya manfaat laba pada perusahaan adalah untuk dapat melihat sejauh mana perusahaan dapat membiayai operasinya dan menghasilkan kembalian bagi perusahaan. Tujuan utama perusahaan dalam melakukan usaha adalah mencari laba, tetapi disamping laba, perusahaan juga harus menjaga agar tetap solvabel (solvent), artinya selalu tersedia uang tunai untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dan juga mampu mengembangkan usaha, dengan meningkatkan sumber daya yang dimiliki (Soemarso, 2004). PDAM Tirtanadi dalam perolehan laba dituntut untuk mengembangkan jaringan air bersih dalam peningkatan pelayanan yang prima dan juga mampu memenuhi 80% kebutuhan air bersih pada masyarakat sehingga
dapat memberi
kontribusi PAD ke daerah dalam pembangunan otonomi daerah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 Laba Rugi PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara Periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 (dalam satuan Rupiah) Periode
2008
2009
2010
Januari
6,500,789,955
1,901,900,648
4,411,687,705
Februari
5,956,438,464
523,181,295
2,464,197,940
Maret
2,419,001,339
921,011,720
2,928,970,461
April
2,213,935,195
427,657,403
Mei
(2,792,645,779)
229,803,677
3,405,051,630
Juni
1,365,670,642
4,375,340,286
2,080,618,363
788,746,153
467,962,558
Juli
(91,015,867)
(840,444,363)
Agustus
(173,934,556)
(1,800,678,541)
360,344,743
September
(151,829,891)
(529,512,978)
1,560,820,843
Oktober
1,358,534,884
1,008,802,633
3,858,772,247
Nopember
3,275,218,179
5,115,772,901
4,959,154,926
Desember
(13,596,610,403)
Jumlah
6,283,554,172
652,962,436
(15,932,583,335)
13,614,989,642
9,724,555,727
Sumber : PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2011.
Dari tabel 1.2 dapat dilihat kondisi keuangan dari laba perusahaan yang tidak stabil, dimana adanya laba dan rugi. Laba maksimum sebesar Rp.6,500,789,955 yaitu laba pada bulan Januari pada tahun 2008, sedangkan laba minimum atau rugi sebesar Rp. 15,932,583,335 yaitu pada bulan Desember 2010. Rata-rata keseluruhan laba sebesar Rp. 822,863,709.
Universitas Sumatera Utara
2. Kebocoran Air Kebocoran pipa pada instansi PDAM umumnya sangat sulit diantisipasi dengan cepat karena keterbatasan personil PDAM yang harus men-survei setiap pipa secara langsung, apalagi kebocoran terjadi di bawah permukaan tanah yang tidak menunjukkan adanya kebocoran fisik di jaringan, berupa kebocoran pipa dan aksesorisnya, serta dapat juga sebagai kebocoran non fisik yaitu pada kesalahan pencatatan meteran air. Kebocoran air juga sangat bergantung dengan berapa besar debet air yang diberikan pompa zona dalam satu wilayah. Jika tekanan air yang diberikan lebih besar dari yang dibutuhkan, maka besar kemungkinan terjadi kebocoran. Kebocoran air akan menyebabkan kerugian yang sangat besar jika telah melebihi 20% (SK Mendagri No. 47 Tahun 1999) dari total distribusi air dan juga mengurangi ketersediaan air bersih yang akan didistribusikan ke pelanggan, dimana ketersediaan air bersih merupakan permasalahan yang dihadapi PDAM Tirtanadi pada saat ini, dimana tingkat kebocoran pasokan air yang saat ini mencapai 24 persen, juga berdampak berkurangnya penghasilan dari penjualan air bersih. Jika kebocoran air (M3) dikalikan dengan harga rata-rata penjualan air berdasarkan tarif (Rp), maka akan didapat nilai kebocoran air (Rp), sehingga nilai kebocoran air merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.
Universitas Sumatera Utara
Angka kebocoran air diperoleh dari selisih jumlah air bersih yang diproduksi (M3) dengan jumlah air yang dijual (M3) pada periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.3 Produksi Air Bersih PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara (dalam satuan meter kubik) Periode
2008
2009
2010
Januari 14,120,303 14,929,204 15,418,063 Februari 14,492,284 14,709,378 15,781,757 Maret 14,328,620 14,837,820 15,448,003 April 14,522,473 15,183,072 15,030,749 Mei 15,210,154 16,403,158 15,974,410 Juni 13,263,498 13,117,144 15,549,031 Juli 14,411,250 15,191,911 15,408,096 Agustus 14,388,808 15,206,299 15,868,636 September 14,879,831 15,763,887 15,579,232 Oktober 14,883,096 15,713,932 15,527,998 Nopember 14,883,097 15,713,932 15,527,997 Desember 11,152,786 11,301,330 16,458,088 Jumlah 170,536,200 178,071,067 187,572,060 Sumber : PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2011.
Dari tabel 1.3 produksi air bersih secara tahunan terus meningkat, seiring dengan kebutuhan air bersih oleh masyarakat yang terus meningkat juga. Tabel 1.4 Penjualan Air Bersih PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara (M3)
Universitas Sumatera Utara
Periode
2008
2009
2010
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah
10,664,779 10,512,009 10,422,401 10,614,558 10,647,390 10,685,257 10,747,343 10,844,038 10,699,641 10,749,743 11,017,206 10,651,118
10,842,637 10,864,203 10,934,771 11,026,981 11,168,293 11,255,822 11,380,565 11,387,998 11,392,922 11,404,952 11,265,997 11,253,624
11,344,523 11,297,655 11,451,255 11,553,450 11,676,384 11,784,825 11,734,259 11,532,447 11,512,220 11,674,239 11,667,819 10,120,116
128,255,483
134,178,765
137,349,192
Sumber : PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2011.
Pada tabel 1.4 dapat dilihat penjualan air bersih PDAM Tirtanadi secara tahunan terus meningkat, dikarenakan jumlah pelanggan yang terus bertambah. Tabel 1.5 Kebocoran Air Bersih PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Rata-rata
2008 meter kubik 3,455,524 3,980,275 3,906,219 3,907,915 4,562,764 2,578,241 3,663,907 3,544,770 4,180,190 4,133,353 3,865,891 501,668 42,280,717 3,523,393
% 24.47 27.46 27.26 26.91 30.00 19.44 25.42 24.64 28.09 27.77 25.98 4.50 24.33
2009 meter kubik 4,086,567 3,845,175 3,903,049 4,156,091 5,234,865 1,861,322 3,811,346 3,818,301 4,370,965 4,308,980 4,447,935 47,706 43,892,302 3,657,692
% 27.37 26.14 26.30 27.37 31.91 14.19 25.09 25.11 27.73 27.42 28.31 0.42 23.95
2010 meter kubik 4,073,540 4,484,102 3,996,748 3,477,299 4,298,026 3,764,206 3,673,837 4,336,189 4,067,012 3,853,759 3,860,178 6,337,972 50,222,868 4,185,239
% 26.42 28.41 25.87 23.13 26.91 24.21 23.84 27.33 26.11 24.82 24.86 38.51 26.70
Sumber : PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 1.5 dapat dilihat selisih dari jumlah produksi air bersih (M3) dengan jumlah penjualan air bersih (M3) didapat angka kebocoran air (M3). Kebocoran air terbesar pada Desember 2010 sebesar 6,337,972 m3 dengan 38.51%, sedangkan kebocoran air terkecil pada Desember 2009 sebesar 47,706 M3 dengan 0.42%. Persentase kebocoran air setiap bulannya masih tinggi, jika dirata-ratakan pertahun melebihi 20%, berdasarkan SK Mendagri No. 47 Tahun 1999, kebocoran air yang melebihi 20% menyebabkan kerugian yang sangat besar karena mengurangi ketersediaan air bersih yang akan didistribusikan ke pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.6 Harga Penjualan Air Bersih berdasarkan Golongan Golongan Pelanggan A. Golongan Sosial 1. Sosial Umum (S1) 2. Sosial Khusus (S2) B. Golongan Non Niaga 1. Rumah Tangga - Rumah Tangga 1 - Rumah Tangga 2 - Rumah Tangga 3 - Rumah Tangga 4 - Rumah Tangga 5 - Rumah Tangga 6 2. Kedutaan / Konsulat 3. Instansi Pemerintah/TNI/POLRI C. Niaga / Usaha 1. Niaga Kecil /N1 2. Niaga Menengah /N2 3. Niaga Besar / N3 D. Golongan Industri 1. Industri Kecil /IN 1 2. Industri Besar (IN 2) E. Golongan Pelanggan Khusus Rata-rata keseluruhan
0 - 10 M3 11 - 20 M3 > 20 M3
Rata-Rata
575 575
575 630
575 690
575 632
575 725 990 1,170 1,675 2,100 1,625 1,310
630 1,335 1,885 2,930 3,355 3,780 2,665 1,935
690 2,355 3,105 4,600 5,035 5,460 6,500 5,185
632 1,472 1,993 2,900 3,355 3,780 3,597 2,810
2,045 3,355 4,565
2,180 3,400 4,655
3,620 4,820 5,450
2,615 3,858 4,890
3,400 4,550 12,800
3,400 4,560 12,800
6,025 7,750 12,800
4,275 5,620 12,800 3,488
Sumber : PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2011. Dari tabel 1.6 harga penjualan air besih yang berlaku sejak tahun 2006 sampai sekarang dapat dilihat rata-rata harga penjualan air minimum pada golongan sosial umum (S1) sebesar Rp. 575/M3, sedangkan rata-rata harga penjualan air maksimum pada golongan pelanggan khusus sebesar Rp. 12,800/M3. Angka kebocoran air dalam satuan meter kubik yang merupakan selisih dari jumlah produksi air dengan jumlah penjualan air, jika dikalikan dengan rata-rata keseluruhan harga penjualan air yaitu Rp. 3.488/M3 akan didapat kebocoran air dalam satuan rupiah, seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.7 Biaya Kebocoran Air Bersih PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara (dalam satuan Rupiah) Periode
2008
2009
2010
Januari 12,052,867,712 14,253,945,696 14,208,507,171 Februari 13,883,199,200 13,411,970,400 15,640,548,125 Maret 13,624,891,872 13,613,834,912 13,940,657,024 April 13,630,807,520 14,496,445,408 12,128,818,912 Mei 15,914,920,832 18,259,209,120 14,991,514,688 Juni 8,992,904,608 6,492,291,136 13,129,550,528 Juli 12,779,707,616 13,293,974,848 12,814,343,456 Agustus 12,364,157,760 13,318,233,888 15,124,627,232 September 14,580,502,720 15,245,925,920 14,185,737,856 Oktober 14,417,135,264 15,029,722,240 13,441,911,392 Nopember 13,484,227,808 15,514,397,280 13,464,300,864 Desember 1,749,817,984 166,398,528 22,106,846,336 Jumlah 147,475,140,896 153,096,349,376 175,177,363,584 Sumber : PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2011.
Dari tabel 1.7 dapat dilihat nilai kebocoran air setiap bulannya lebih besar dari pada laba yang diperoleh PDAM Tirtanadi setiap bulannya, dimana nilai kebocoran air ini merupakan kehilangan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Nilai kebocoran air yang besar ini merupakan permasalahan PDAM Tirtanadi yang harus dianalisis dan dievaluasi oleh perusahaan dalam mengatasi keterbatasan ketersediaan air bersih, kemampuan untuk memperoleh laba, dan kelangsungan perusahaan pada saat ini maupun dimasa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
3. Penambahan Pelanggan Kebutuhan air bersih oleh masyarakat terus meningkat seiiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Sementara PDAM Tirtanadi Sumatera Utara mengakui sedang kekurangan distribusi air minum, bahkan sumber yang seharusnya diandalakan untuk memenuhi persediaan air tidak mampu memenuhi pelayanan air sampai ke masyarakat karena kapasitas produksi belum memungkinkan, sehingga jumlah pelanggan yang menunggu sambungan air terus meningkat setiap bulannya. Tabel 1.8 Jumlah Pelanggan Air PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara (dalam satuan unit) Periode
2008
2009
2010
Januari 374,068 391,825 Februari 375,547 392,115 Maret 376,876 392,479 April 378,845 393,045 Mei 380,757 393,572 Juni 382,253 393,970 Juli 384,158 394,736 Agustus 384,158 395,408 September 387,265 395,689 Oktober 388,805 396,152 Nopember 389,791 396,648 Desember 391,450 397,006 Sumber : PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2011.
397,511 398,126 398,939 400,055 401,300 402,830 404,138 402,096 402,906 403,797 405,232 406,005
Dari table 1.8 dapat dilihat penambahan jumlah pelanggan terjadi setiap bulannya, selisih jumlah pelanggan bulanan dengan bulan sebelumnya merupakan pelanggan baru ditambah dengan jumlah pelanggan yang mengundurkan diri dan mengalami pemutusan setiap bulannya. Peneliti tidak menjelaskan secara rinci jumlah
Universitas Sumatera Utara
pelanggan baru, tetapi peneliti ingin meneliti dan menganalisa jumlah pelanggan yang menunggu sambungan air setiap bulannya, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.9 Jumlah Pelanggan Air yang belum terealisasi Periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 (dalam satuan unit) Periode
2008
2009
2010
Januari 35 237 Februari 38 261 Maret 43 273 April 47 298 Mei 49 327 Juni 52 359 Juli 56 386 Agustus 64 406 September 86 439 Oktober 97 488 Nopember 118 517 Desember 163 624 Sumber : PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2011.
683 726 849 894 918 941 973 1,186 1,353 1,592 1,759 2,165
Dari tabel 1.9 dapat dilihat jumlah pelanggan air yang belum terealisasi terus meningkat, artinya ketidakmampuan PDAM Tirtanadi dalam memenuhi pelayanan air sampai ke masyarakat karena kapasitas produksi belum memungkinkan. Jika jumlah pelanggan air yang belum terealisasi dapat direalisasikan, maka perusahaan akan mendapatkan pendapatan dari biaya pemasangan dalam memperoleh laba. Ratarata biaya pemasangan untuk tahun 2008 sebesar Rp. 1,300,000 untuk setiap unit, tahun 2009 sebesar Rp. 1,500,000/unit, tahun 2010 sebesar Rp. 1,750,000/unit, sehingga jumlah biaya penambahan pelanggan dalam satuan rupiah dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.10 Jumlah Biaya Penambahan Pelanggan Air yang belum terealisasi Periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 (dalam satuan rupiah) Periode
2008
2009
2010
Januari 45,500,000 355,500,000 1,195,250,000 Februari 49,400,000 391,500,000 1,270,500,000 Maret 55,900,000 409,500,000 1,485,750,000 April 61,100,000 447,000,000 1,564,500,000 Mei 63,700,000 490,500,000 1,606,500,000 Juni 67,600,000 538,500,000 1,646,750,000 Juli 72,800,000 579,000,000 1,702,750,000 Agustus 83,200,000 609,000,000 2,075,500,000 September 111,800,000 658,500,000 2,367,750,000 Oktober 126,100,000 732,000,000 2,786,000,000 Nopember 153,400,000 775,500,000 3,078,250,000 Desember 211,900,000 936,000,000 3,788,750,000 Sumber : PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2011.
Dari tabel 1.10 dapat dilihat jumlah biaya penambahan pelanggan yang belum terealisasi jika direalisasikan setiap bulannya akan menambah pendapatan perusahaan dalam memperoleh laba.
PDAM Tirtanadi harus segera mengatasi permasalahan
ini untuk dapat memberikan pelayanan dan mampu memenuhi kabutuhan air secara berkelanjutan, dengan meningkatkan distribusi air dengan mengoptimalkan sumber daya alam yang ada, sehingga tidak ada lagi pelanggan yang menunggu sambungan baru. Berdasarkan
permasalahan
ini
peneliti
melakukan
penelitian
untuk
menganalisa hubungan antara jumlah penambahan pelanggan yang belum terealisasi dengan laba, untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh PDAM Tirtanadi.
Universitas Sumatera Utara
4. Penagihan Tunggakan PDAM Tirtanadi menerbitkan rekening air setiap bulannya, berdasarkan pemakaian pelanggan yaitu angka yang tertera di meteran air dikalikan dengan tarif pelanggan, yang terdiri dari rumah tangga, sosial, niaga dan instansi. Penagihan rekening air dilakukan sepenuhnya oleh Koperasi Karyawan Tirtanadi (KopKarTir). Pembayaran rekening berjalan dari tanggal 1 sampai dengan 20 setiap bulannya. Pelayanan yang dilakukan oleh Kopkartir adalah dengan melakukan dua kali kunjungan untuk setiap pelanggan, kunjungan pertama untuk memberikan struk atau lembar informasi tagihan, dan selanjutnya adalah untuk mengutip pembayaran tagihan pelanggan setiap bulannya. Pelanggan juga dapat membayar langsung tagihan rekening air di loket pembayaran tagihan air Kopkartir di setiap cabang. Rekening air yang belum diterima perusahaan setelah batas waktu pembayaran disebut dengan Tunggakan Rekening Air (TRA), dengan dikenakan denda berdasarkan tarif, pada bulan ke dua akan mendapatkan surat peringatan pemutusan air, dan apabila lewat 3 bulan akan dilakukan pemutusan. Jumlah tunggakan rekening air periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.11 Jumlah Tunggakan Rekening Air PDAM Tirtanadi Periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 (dalam satuan rupiah) Periode
2008
2009
2010
Januari 52,096,237 90,235,848 65,259,877 Februari 51,533,215 90,552,413 65,842,328 Maret 52,098,757 89,887,564 64,258,618 April 51,998,522 89,256,855 64,835,089 Mei 52,210,008 89,821,483 65,644,752 Juni 51,726,951 91,862,752 66,108,098 Juli 51,935,729 91,258,357 65,724,603 Agustus 51,351,257 89,869,576 65,069,541 September 51,634,821 88,528,238 64,992,107 Oktober 50,548,329 89,756,833 63,428,686 Nopember 51,930,988 88,321,285 63,358,978 Desember 51,658,598 88,506,597 63,498,395 Jumlah 620,723,412 1,077,857,801 778,021,072 Sumber : PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2011.
Dari tabel 1.11 dapat dilihat jumlah tunggakan rekening terjadi setiap bulannya dalam jumlah yang cukup besar, TRA tidak seharusnya terjadi, karena merugikan pelanggan dan PDAM Tirtanadi. Kerugian pada pelanggan adalah denda tagihan yang harus dibayarkan, sedangkan bagi PDAM Tirtanadi adalah berkurangnya profit margin dan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagih, yang pada akhirnya akan mempengaruhi perusahaan mendapatkan laba. Berdasarkan
permasalahan
ini
peneliti
melakukan
penelitian
untuk
menganalisa hubungan antara jumlah tunggakan rekening air dengan laba, untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh PDAM Tirtanadi.
Universitas Sumatera Utara
5. Penambahan Jaringan Penambahan jaringan untuk bahan baku air bersih membutuhkan biaya yang besar yang dapat mempengaruhi laba pada PDAM Tirtanadi. Akan tetapi banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan adanya penambahan jaringan ini, antara lain adalah agar mampu memenuhi besarnya kebutuhan air bersih masyarakat dan secara jangka panjang tentunya akan dapat meningkatkan laba bagi perusahaan. Tabel 1.12 Jumlah Biaya Penambahan Jaringan Air PDAM Tirtanadi Periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 (dalam satuan rupiah) Periode
2008
2009
Januari 277,786,400 741,638,966 Februari 727,419,037 1,341,052,216 Maret 1,889,236,785 935,836,341 April 913,976,737 1,107,465,073 Mei 980,477,047 821,549,728 Juni 1,210,462,018 934,800,747 Juli 411,241,961 724,900,567 Agustus 432,218,284 987,450,500 September 1,553,265,233 1,200,875,455 Oktober 356,976,489 1,850,500,700 Nopember 2,194,028,227 975,500,400 Desember 2,403,736,111 2,389,236,785 Jumlah 13,350,824,328 14,010,807,478 Sumber : PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2011.
2010 851,436,080 1,250,520,757 1,382,926,713 956,445,332 2,462,267,880 1,469,590,408 1,424,826,187 1,259,848,642 709,810,220 1,511,104,099 922,904,867 2,258,940,318 16,460,621,504
Dari tabel 1.12 dapat dilihat besarnya biaya penambahan jaringan air PDAM Tirtanadi untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, mengatasi permasalahan keterbatasan ketersediaan air bersih, dapat mewujudkan pelayanan prima yang dapat memenuhi 80 persen pelayanan kepada masyarakat Sumatera Utara sehingga mampu memberikan konstribusi PAD pada Perusahaan Daerah.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : Apakah faktor-faktor (kebocoran air, penambahan pelanggan, penagihan tunggakan dan penambahan jaringan) mempengaruhi laba secara simultan dan secara parsial pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : Untuk menganalisis faktor-faktor (kebocoran air, penambahan pelanggan, penagihan tunggakan dan penambahan jaringan) yang mempengaruhi laba secara simultan dan secara parsial pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi.
1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi penulis terutama dalam mengimplementasikan teori-teori dan literatur-literatur yang diperoleh semasa kuliah dengan realita yang ada di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi perusahaan, khususnya PDAM Tirtanadi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laba dalam pertimbangan dan pengambilan keputusan. 3. Dunia ilmu pengetahuan, Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan perbandingan maupun literature dan referensi bagi karya ilmiah maupun penelitan selanjutnya.
1.5 Originalitas Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Damanik (2002) dengan judul : Analisis Pengaruh Faktor Kebocoran Air, Penagihan Tunggakan dan Penembahan Pelanggan Terhadap Rentabilitas (studi kasus pada PDAM Kabupaten Semarang). Beda penelitian ini dengan penelitian Damanik adalah : 1. Variabel bebas, dalam penelitian Damanik (2002) adalah kebocoran air, penagihan tunggakan dan penambahan pelanggan. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah kebocoran air, penambahan pelanggan, penagihan tunggakan dan penambahan jaringan. Variabel terikat, dalam penelitian Damanik adalah rentabilitas, sedangkan pada penelitian ini variabel terikatnya adalah laba 2. Periode penelitian Damanik adalah 1997 sampai dengan 2001, sedangkan periode penelitian ini 2008 sampai dengan 2010.
Universitas Sumatera Utara
3. Lokasi penelitian Damanik adalah PDAM Kabupaten Semarang, Sedangkan penelitian ini adalah PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara