BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan
berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup di Indonesia. Lansia merupakan individu yang berusia 60 tahun ke atas (WHO, 2014). WHO mencatat pada awal tahun 2014, terdapat 600 juta orang yang mencapai usia 60 tahun dan akan meningkat 2 kali lipat pada tahun 2025. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2000-2005 usia harapan hidup adalah 66,4 tahun, angka ini akan meningkat pada tahun 20452050 yang diperkirakan usia harapan hidup menjadi 77,6 tahun (Susenas, 2012). Keadaan ini menyebabkan proporsi penduduk lanjut usia (lansia) menjadi bertambah. Dari data diatas dapat dilihat dari tahun ke tahun proposi lansia akan semakin meningkat begitu juga dengan permasalahan yang terjadi pada lansia akan mengalami peningkatan. Masalah terbesar yang sering terjadi pada lansia adalah gangguan keseimbangan sehingga mengakibatkan para lansia sering terjatuh. Keseimbangan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk tetap berada dalam keadaan seimbang dan menyesuaikan diri terhadap gravitasi, permukaan tanah dan objek dalam lingkungannya ketika melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (Newton, 2005).
1
2
Gangguan keseimbangan terjadi karena lansia mengalami kemunduran atau perubahan fisiologis pada sistem visual, sistem vestibular, somatosensoris dan muskuloskeletal. Keempat komponen tersebut berperan penting dalam menjaga kontrol postural pada tubuh. Kontrol postural berfungsi menjaga keseimbangan tubuh agar tidak jatuh saat berdiri, berjalan maupun beraktivitas (Darmojo, 2011). Keseimbangan terbagi menjadi dua yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis merupakan kondisi tubuh yang mempertahankan posisi tubuh dalam keadaan diam. Sedangkan keseimbangan dinamis merupakan kondisi tubuh dalam mempertahankan posisi tubuh saat bergerak (Knudson, 2007). Bagi para lansia keseimbangan dinamis sangat berperan penting dalam menunjang aktivitas fungsional. Walaupun mengalami banyak penurunan fungsi tubuh, lansia harus tetap aktif dalam beraktivitas. Keseimbangan dinamis juga berperan menjaga lansia agar tetap stabil saat bergerak maupun berpindah. Menurut Siburian, (2006), keseimbangan dinamis yang tidak terkontrol akan dapat meningkatkan terjadinya resiko jatuh pada lansia. Gunarto (2005) juga menyatakan bahwa 31% - 48% lansia terjatuh akibat gangguan keseimbangan. Data epidemiologi menunjukkan bahwa insidensi dan prevalensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur pada lanjut usia. Prevalensi jatuh sekitar 3040% pada umur 65 tahun keatas dan meningkat menjadi 50% pada umur lebih dari 80 tahun di masyarakat (Pramantara, 2003).
3
Resiko jatuh sangat rendah, ditemui pada lansia yang mempunyai mobilitas dan aktifitas fisik yang tinggi seperti, senam, jalan santai ataupun kegiatan aktivitas fisik yang lainnya. Hal tersebut, dapat meningkatkan kontrol keseimbangan tubuh pada lansia (Guccione, 2000). Mobilitas yang baik dapat diperoleh dengan melakukan latihan fisik yang dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan lansia berguna untuk menjaga agar fungsi sendisendi dan postur tubuh tetap baik (Siburian, 2006). Sekarang ini banyak muncul kelompok-kelompok senam untuk para lansia yang diadakan oleh setiap kelurahan atau desa. Pada senam lansia atau dengan nama lain senam aerobic low impact merupakan latihan yang dilakukan dengan intensitas rendah sampai sedang, terdiri dari beberapa komponen latihan yang berfungsi menguatkan otot, memperlancar peredaran darah dan memperbaiki keseimbangan dan koordinasi (Brick, 2001). Adapaun usaha salah satu pencegahan lain yang dikembangkan oleh fisioterapis untuk mengatasi terjadinya penurunan keseimbangan pada lansia, yaitu dengan memberikan suatu bentuk latihan keseimbangan di kolam renang, yaitu aquatic exercise therapy. Aquatic exercise therapy merupakan suatu bentuk latihan yang dilakukan di dalam air, sehingga berat tubuh dan anggota gerak dapat ditopang dengan adanya gaya apung yang terdapat di dalam air (buoyancy), sehingga memudahkan pergerakan dari otot yang lemah atau mengalami cedera (Brody, 2009). Latihan ini tidak terlalu banyak membebani persendian pada lansia yang mengalami masalah persendian terutama di lutut, sehingga lansia cukup mudah dalam melakukan latihan yang diberikan. Latihan yang dilakukan di dalam air banyak
4
memiliki manfaat untuk keseimbangan karena adanya prinsip-prinsip air yang dapat menimbulkan suatu hambatan, tekanan dan tahanan pada tubuh sehingga tubuh memberi respon untuk mempertahankan posisi agar stabil di dalam air. Berdasarkan uraian di atas, keseimbangan dinamis pada lansia perlu untuk dikaji dan dicari solusinya agar kemampuan lansia dalam mempertahankan tubuh saat beraktivitas menjadi lebih baik dan terkontrol. Hal ini, tentunya akan meningkatkan kemandirian lansia dan mengurangi resiko jatuh. 1.2
Rumusan Masalah 1. Apakah aquatic exercise therapy dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar? 2. Apakah senam aerobic low impact dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar? 3. Apakah ada perbedaan aquatic exercise therapy dan senam aerobic low impact dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar?
1.3
Tujuan Penelitan
1.3.1
Tujuan umum Tujuan umum dalam penelitian ini untuk membuktikan program latihan yang baik guna meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia.
1.3.2
Tujuan khusus
1. Untuk membuktikan aquatic exercise therapy dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar.
5
2. Untuk membuktikan senam aerobic low impact dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar. 3. Untuk membuktikan perbedaan antara aquatic exercise therapy dan senam aerobic low impact dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar. 1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat akademik
1. Meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuan
dalam
mempelajari,
mengidentifikasi dan mengembangkan teori-teori yang didapat dari perkuliahan dan Evidence-Based Practice dari para peneliti. 2. Memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan ilmu fisioterapi yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya aplikasi aquatic exercise therapy dan senam aerobic low impact untuk meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia. 1.4.2
Manfaat praktis Manfaat praktis penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini dapat mengungkapkan seberapa pengaruh aquatic exercise therapy dan senam aerobic low impact dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia. 2. Dengan mengetahui hal-hal yang diteliti tersebut dapat diambil langkahlangkah
yang
lebih
spesifik
keseimbangan dinamis pada lansia.
dan
efesien
dalam
meningkatkan
6
1.4.3
Bagi peneliti
1. Memperoleh satu tambahan kajian manfaat aquatic exercise therapy dan senam aerobic low impact dalam meningkatkan keseimbangan pada lansia. 2. Mendapatkan wawasan serta pengalaman dalam melakukan penelitian, sehingga hasil penelitian dapat menjadi dasar untuk penelitian berikutnya.