BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Kualitas kebersihan lingkungan menjadi pokok utama dalam menjaga kelangsungan hidup manusia. Salah satu aspek utama yang mencerminkan kondisi kualitas kebersihan lingkungan ialah adanya sistem sanitasi yang baik. Terwujudnya sistem sanitasi yang baik tidaklah mudah, diperlukan upaya – upaya pengendalian terhadap seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi, salah satunya dengan melakukan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi, misalnya penyediaan fasilitas pengeloaan sampah yang baik. Penyediaan
sarana
dan
prasarana
tersebut
terkendala
akibat
kurangnya tingkat kesadaran masyarakat, pemerintah, ataupun legislatif dalam menempatkan pembangunan sanitasi di urutan utama atau masuk dalam skala prioritas pembangunan suatu daerah ( Bappeda Jombang, 2011). Kendala tersebut berimbas pada menurunya kondisi sanitasi di Kabupaten Jombang, dilihat dari adanya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan yang terjadi semakin besar karena limbah – limbah tidak mampu terkelola dengan baik dan pada akhirnya mengancam kesehatan masyarakat. Namun pada kenyataan yang ditemui di lapangan, pembangunan sanitasi masih kalah prioritas dengan pembangunan fasilitas yang lain. Hal inilah yang perlu terus diperbaiki demi mewujudkan sanitasi yang baik.
1
Demi perwujudan sanitasi yang baik dibutuhkan perubahan pola pikir dari masyarakat dan pemerintah bahwa sanitasi itu penting. Realitanya pola pikir masyarakat Kabupaten Jombang pada umumnya, masih menganggap bahwa pemenuhan sanitasi itu belum terlalu penting. Dilihat dari perilaku masyarakat Kabupaten Jombang sendiri, yang masih belum disiplin dalam mempraktikan gaya hidup bersih dan sehat, seperti aktifitas pembuangan yang langsung ke sungai. Kondisi yang demikian menjadi salah satu point kajian bagi seluruh warga Kabupaten Jombang untuk terwujudnya sanitasi yang baik. Daerah atau kota yang memiliki kondisi sanitasi yang baik , maka daerah atau kota tersebut mempunyai potensi yang luar biasa untuk menunjang pertumbuhan ekonomi ataupun meningkatkan daya saing kota dalam bidang apapun, kota yang bersih dan tertata akan mempunyai nilai plus yang cukup tinggi (POKJA Jombang, 2011). Penjelasan di atas menjadi bahan kajian dari peneliti, yang kemudian di kaitkan dengan penerapan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG). Penggunaan Sistem Informasi Geografi yang selanjutnya akan disebut dengan SIG, berperan sebagai teknologi yang akan memudahkan dalam mewujudkan penyusunan strategi pembangunan sanitasi, yaitu dengan memetakan daerah yang berisiko sanitasi. Pemetaan daerah berisiko nantinya akan diolah dan dianalisis dengan software yang merupakan integrasi dari aplikasi SIG. Tampilan aplikasi SIG standar yang tampak di layar monitor mencangkup berbagai menu yang 2
berguna dalam pengolahan data, misalnya penggunaan menu geoprocessing, dan
lainnya.
Pengolahan
data
yang
terjadi,
tentunya
juga
akan
menggabungkan beberapa data yang mengandung berbagai informasi, informasi inilah yang nantinya akan ditampilkan dalam sebuah output atau hasil dari pengolahanan software GIS. Berkaitan dengan pengolahan data, seperti telah di sebutkan pada penjelasan
sebelumnya
bahwa
SIG
memiliki
kemampuan
dalam
menganalisis data. Menurut Suryantoro (2007), terdapat dua jenis fungsi analisis, yaitu fungsi analisis spasial dan fungsi analisis atribut. Penganalisisan spasial data sanitasi salah satu yang mungkin dilakukan ialah dengan melakukan overlay ataupun dissolve, karena untuk mengetahui suatu kondisi sanitasi yang dipetakan, dibutuhkan berbagai macam parameter atau indikator, dan masing – masing memiliki nilai tersendiri. Sementara untuk analisis atribut, akan sangat berguna untuk membantu mendeskripsikan hasil dari penetapan kondisi sanitasi. Kemampuan SIG dalam mengolah dan menganalisis data sanitasi, diharapkan mampu menjadi jalan keluar atas permasalahan dalam bidang sanitasi di Kabupaten Jombang. Sehingga langkah – langkah yang diambil nantinya dalam menangani masalah sanitasi dapat
terselesaikan dengan
menggunakan atau mengaplikasikan Sistem Informasi Geografis (SIG).
3
1.2
Perumusan Masalah
. Rumusan masalah ini berkaitan dengan bagaimana cara mengolah data agar mampu menghasilkan sebuah output (peta). Peta ini berguna untuk mendukung terciptanya kondisi sanitasi yang baik di Kabupataen Jombang, Jawa Timur. Rumusan masalah yang hendak di kaji oleh penulis, ialah sebagai berikut : a) Bagaimana aplikasi Sistem Informasi Geografi dalam menyatakan sebuah kondisi sanitasi di Kabupaten Jombang b) Bagaimana
mengetahui
tingkat
risiko
sanitasi
di
setiap
daerah/kecamatan di Kabupaten Jombang c) Bagaimana keterkaitan data (peta) kondisi risiko sanitasi di Kabupaten Jombang dengan bidang sosial (kependudukan), dan kesehatan (persebaran penyakit diare), sebagai variabel yang sangat berpengaruh pada tingkat zona sanitasi prioritas (priority setting) di Kabupaten Jombang 1.3
Tujuan Penelitian Pengajuan penelitian yang terkait dengan “Penetapan Zona Sanitasi
Prioritas (Priority Settng)” ini bertujuan, sebagai berikut ini : a) Mengetahui mengenai kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat yang berkaitan sanitasi di Kabupaten Jombang dengan memanfaatkan aplikasi SIG
4
b) Mengetahui tingkat area berisiko sanitasi di setiap daerah/kecamatan, Kabupaten Jombang c) Mengetahui keterkaitan data (peta) kondisi sanitasi di Kabupaten Jombang dengan bidang sosial (kependudukan), dan kesehatan (persebaran
penyakit
diare),
sebagai
variabel
yang
sangat
berpengaruh pada tingkat zona sanitasi prioritas (priority setting) di Kabupaten Jombang 1.4
Manfaat Penelitian Mengacu kepada dilakukannya penelitian ini dan diperjelas dengan tujuan,
maka penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi beberapa pihak, yaitu sebagai berikut : 1) Akademis Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan penelitian dengan tema yang sama, yaitu dengan tema penelitian mengenai penetapan zona sanitasi prioritas di suatu daerah. 2) Pemerintah Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk membantu menentukan kebijakan yang diambil oleh instansi terkait. 3) Masyarakat Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan masyarakat mengetahui tingkat sanitasi di lingkungan tempat tinggal mereka.
5