BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Makmur merupakan sebuah organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang sosial yang dibentuk guna menanggulangi kemiskinan di wilayah Desa Pleret, Kabupaten Bantul. BKM ini memiliki tiga unit pengelola yang membantu dalam melaksanakan program kerjanya. Salah satu unit yang bergerak dalam kegiatan ekonomi adalah Unit Pengelola Keuangan (UPK). UPK merupakan sebuah unit pengelola yang dibentuk oleh BKM sebagai unit mandiri untuk melaksanakan tugas – tugas yang telah ditetapkan mengenai pengelolaan dana pinjaman bergulir dan administrasi keuangannya yang berasal dari Dana Stimulan BLM P2KP, maupun dari pihak – pihak lain yang bersifat hibah. Agar unit tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan lancar, maka dibutuhkan kas. Kas adalah sebuah alat pembayaran baik dalam bentuk uang kertas/ logam/ benda – benda lain yang digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Dilihat dari sifatnya, kas merupakan salah satu aset dari UPK BKM Maju Makmur yang paling tinggi tingkat likuiditasnya dan mudah dipindahtangankan, sehingga kas sangat rawan untuk disalahgunakan atau digelapkan. Oleh karena itu diperlukan sistem pengendalian intern yang ketat terhadap kas.
1
Menurut Michell Suharli (2006), Sistem pengendalian intern adalah seluruh sistem dan prosedur yang diterapkan manajemen untuk menjaga harta perusahaan dari kelalaian, kesalahan, dan kejahatan. Sistem pengendalian intern bertujuan untuk menjaga aset perusahaan dari pencurian, pembobolan, perampokan, manipulasi, korupsi yang dilakukan (fraud) oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, serta penggunaan harta kekayaan perusahaan yang tidak diotorisasi. Disamping itu juga meningkatkan akurasi dan kepercayaan dari catatan akuntansi dengan cara mengurangi risiko kesalahan (error) dalam proses akuntansi yang dilakukan. Agar tujuan tersebut dapat dicapai dengan maksimal, maka perusahaan harus memahami dan menerapkan unsur pokok sistem pengendalian intern yang terdiri dari pemisahan tanggung jawab secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang jelas, serta praktik yang sehat ke dalam perusahaan. Sistem pengendalian intern tidak dirancang untuk dapat mendeteksi adanya kesalahan – kesalahan, tetapi lebih mengutamakan pada usaha-usaha pencegahan dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan serta penyalahgunaan yang tidak diinginkan perusahaan. Sistem pengendalian intern pada kas dapat dilakukan dengan cara memisahkan fungsi – fungsi yang ada seperti fungsi penyimpanan kas dengan fungsi akuntansi. Disamping itu penerimaan dan pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat berwenang serta adanya praktik yang sehat. Begitu pula dengan UPK BKM Maju Makmur yang telah menerapkan unsur – unsur sistem pengendalian intern pada kas dalam proses bisnisnya. Dengan diterapkannya sistem pengendalian intern tersebut, diharapkan dapat mencegah adanya
2
kecurangan, penyelewengan, serta pemborosan dana. Sistem pengendalian intern pada kas yang sudah diterapkan di UPK BKM Maju Makmur perlu dianalisis untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern tersebut sudah memadai atau belum. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dan mengambil judul tugas akhir : “Analisis Sistem Pengendalian Intern pada Kas di Unit Pengelola Keuangan (UPK) Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Makmur Bantul”.
1.2. Rumusah Masalah UPK merupakan salah satu unit di BKM Maju Makmur Bantul yang bergerak dalam kegiatan ekonomi. Unit ini memiliki tugas – tugas seperti pengelola dana pinjaman bergulir dan administrasi keuangannya yang berasal dari dana stimulan BLM P2KP, maupun dari pihak – pihak lain yang bersifat hibah. Agar unit tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan lancar maka dibutuhkan kas. Kas merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling likuid sehingga sangat mudah diselewengkan dan disalahgunakan untuk itu dibutuhkan sistem pengendalian intern yang ketat pada kas. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : a.
Bagaimana sistem pengendalian intern pada kas di UPK BKM Maju Makmur Bantul?
3
b.
Apakah sistem pengendalian intern pada kas di UPK BKM Maju Makmur Bantul telah memadai?
1.3. Tujuan Penulisan Penulisan tugas akhir ini memiliki tujuan sebagai berikut : a.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai sistem pengendalian intern pada kas di UPK BKM Maju Makmur Bantul.
b.
Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern pada kas di UPK BKM Maju Makmur Bantul sudah memadai.
1.4. Manfaat Penulisan Manfaat yang diperoleh dari penulisan tugas akhir ini antara lain : 1.4.1. Bagi Penulis a.
Untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan perkuliahan di Program Studi Akuntansi, Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
b.
Menambah wawasan serta memperoleh gambaran yang jelas mengenai sistem pengendalian intern pada kas di UPK BKM Maju Makmur Bantul.
c.
Untuk mengembangkan pengetahuan yang didapat penulis selama proses perkuliahan tentang sistem pengendalian intern pada kas.
4
1.4.2. Bagi Perusahaan a.
Temuan dalam penulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Manajer UPK BKM Maju Makmur untuk memperbaiki kelemahan - kelemahan sistem pengendalian intern pada kas yang telah diterapkan di organisasi tersebut.
b.
Membantu organisasi menganalisis sistem pengendalian intern pada kas yang sudah ada.
1.4.3. Bagi Pihak Ketiga Dapat
dijadikan referensi
bagi pihak
–
pihak
yang
ingin
memanfaatkan penelitian tersebut.
1.5. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan suatu proses yang sistematis dan menyeluruh untuk memecahkan suatu masalah penelitian yang dituangkan dalam bentuk bagan. Untuk lebih jelasnya penulis akan menyajikan kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut :
5
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
6