BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jaringan Pipa Distribusi dan Transmisi Gas Bumi yang telah dibangun di dalam tanah (underground) maupun diatas permukaan tanah (above ground) berfungsi sebagai media untuk mengalirkan gas bumi sehingga diperlukan suatu sistem proteksi yang tepat (efektif dan efisien) terhadap mode-mode kegagalan. PT Perusahaan Gas Negara sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi melalui jaringan pipa, mengkhususkan sistem proteksi terhadap terjadinya korosi pada pipa mengingat faktor dominan terjadinya kegagalan opererasional pada pipa umumnya disebabkan oleh korosi. Salah satu permasalahan yang ada dalam sistem operasi pipa gas adalah pemeliharaan jaringan pipa tersebut agar umur operasinya dapat sesuai dengan yang diharapkan. Pipa transmisi dan distribusi PGN yang tertanam didalam tanah akan mengalami korosi sebagai akibat proses elektrokimia dengan lingkungannya. Korosi ini tidak dapat dicegah akan tetapi sebagai proses alam korosi ini hanya dapat dikendalikan. Melihat pada kondisi-kondisi yang timbul akibat terjadinya korosi dan untuk mengurangi biaya-biaya tak terduga yang timbul maka pemilihan terhadap metode pencegahan korosi harus ditentukan sesuai kondisi operasional pipa tersebut. Metode pengendalian korosi yang dapat digunakan adalah Sistem Proteksi Katodik, metode ini dibagi menjadi dua yaitu : Metode Anoda Korban (Sacrificial Anode) yang prinsip utamanya adalah korosi dwilogam dan Metode Arus Tanding (Impressed Current), proses yang dikendalikan secara elektrik. Tugas akhir ini berusaha membandingkan performance/kinerja antara Metode Anoda Korban (Sacrificial Anode) dengan Metode Arus tanding (Impressed Current).
Analisa Sistem Proteksi Katodik
1
1.2
Rumusan Masalah Materi yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah penerapan metode
sistem proteksi katodik pada jaringan pipa gas bumi, perbandingan antara kedua jenis metode proteksi katodik dan analisa kehandalan metode katodik proteksi tersebut.
1.3
Batasan Masalah Batasan-batasan dari permasalahan yang dibahas dalam penyusunan tugas
akhir ini adalah antara lain : 1. Pembahasan hanya dititikberatkan pada metode proteksi katodik : Metode Anoda Korban (Sacrificial Anode) dan Metode Arus Tanding (Impressed Current). 2. Metode Pengendalian karat lainnya tidak dibahas pada tugas akhir ini. 3. Hanya membahas sistem proteksi katodik yang diaplikasikan pada pipa distribusi gas bumi. 4. Proses Kimiawi tidak dibahas secara terperinci, hanya penjabaran secara umum saja. 5. Mengingat Jaringan Pipa Distribusi Gas Bumi yang sangat luas di wilayah Banten, maka perhitungan sistem proteksi katodik yang ditulis pada tugas akhir ini dengan mengambil beberapa sampel di beberapa wilayah.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penulisan tugas akhir ini yaitu antara lain :
1.
Mengetahui metode terbaik dalam pengendalian korosi pada jaringan pipa gas bumi.
2. Membuat perbandingan prinsip dan kinerja Metode Anoda Korban (Sacrificial Anode) dan Metode Arus Tanding (Impressed Current). 3. Mengetahui baik atau tidaknya pola perawatan yang sudah dilaksanakan.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
2
1.5
Metodologi Penelitian Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah :
1. Metode Studi Literatur Yaitu suatu metode untuk mendapatkan data dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi serta mengolah data tertulis dan metode kerja yang dapat dipergunakan sebagai input dalam pembahasan materi. 2. Metode Survey Lapangan Yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara melakukan survey langsung ke lokasi. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi sebenarnya pada sistem proteksi katodik serta kondisi lingkungan sekitarnya.
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penyusunan Tugas Akhir ini terdiri dari empat bab dan tiap –
tiap bab terdiri dari beberapa pokok bahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB
I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjuan umum, latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup studi, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB
II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan mengenai dasar-dasar teori yang dapat digunakan untuk analisa sistem proteksi katodik pada jaringan pipa distribusi gas bumi.
BAB III : METODOLOGI Dalam bab ini diuraikan mengenai metode yang dipakai, yaitu meliputi garis besar langkah kerja yang digunakan dalam analisa sistem proteksi katodik pada jaringan pipa distribusi gas bumi.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
3
BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan keterkaitan antara faktor-faktor dari data yang diperoleh dalam penelitian sistem proteksi katodik serta pembahasan maupun pemecahan masalah terhadap hasil analisa yang diperoleh. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini diuraikan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisa terhadap data yang didapat serta saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut atas kesimpulan yang didapat.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum Korosi atau karat terjadi secara terus menerus tanpa mau berhenti. Tidak ada suatu bahanpun di dunia ini yang sanggup menghindar dari korosi. NACE (National Association of Corrosion Engineering) mendefinisikan bahwa korosi adalah “ proses pembusukan suatu bahan, biasanya metal atau proses perubahan sifat suatu bahan akibat pengaruh atau reaksi dengan lingkungan sekitar ”. Indonesia tidak pernah menghitung secara kuantitatif jumlah kerugian akibat korosi. Namun jumlah kerugian korosi di Amerika mencapai jumlah 15 milliar Dollar per tahun atau sekitar 150 trilyun Rupiah. Jika APBN Indonesia adalah 1030 Trilyun per tahun maka kerugian korosi di Amerika adalah sama dengan setengah dari nilai APBN negara kita per tahun. Seandainya kerugian akibat serangan korosi di Indonesia kira-kira 10 % dari kerugian Amerika maka jumlahnya mencapai 15 Trilyun Rupiah per tahun, belum mencakup kehilangan jam produksi, ganti rugi kerusakan, klaim-klaim, biaya perbaikan, dan lain-lain. Seandainya Indonesia bisa mencegah kerugian korosi 0.5 trilyun saja per tahun, maka setiap 2 tahun akan muncul lahan pekerjaan baru untuk warga negara Indonesia. Sekedar ilustrasi, tidak jarang bis malam atau truk pengangkut barang kehilangan kendali karena rem blong akibat pipa hidrolis bocor terserang korosi. Kapal yang sarat penumpang tenggelam karena plat-plat bocor terserang korosi, Pesawat gagal mendarat karena “landing gear” tidak berfungsi akibat sistem hidrolisnya bocor. Semua Jenis kecelakaan ini menimbulkan kerugian materi yang sangat besar korban jiwa, raga dan moril yang tidak dapat diukur dengan uang, seperti tampak pada gambar 2.1 dan gambar 2.2 dimana pipa gas pecah dan meledak akibat adanya korosi pada pipa tersebut.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
5
Jelas serangan korosi merupakan bahaya yang sangat besar, bahkan akibatnya lebih besar daripada bencana alam, namun karena keawaman kita terhadap kejahatan serangan korosi maka bahaya dan kerugian yang sedemikian besar itu terjadi tanpa kita sadari atau ketahui. Ironinya kita dengan sukarela menerima segala resiko kerugian tersebut. Contoh yang paling mudah misalnya jika knalpot mobil/motor kita bocor, paling dengan sedikit menggerutu kita bawa kendaraan ke bengkel untuk memperbaiki atau bahkan menggantinya dengan biaya yang tidak murah. Padahal serangan korosi tersebut dapat dihambat sehingga biaya yang dikeluarkan tidak menjadi sangat mahal. Karena itulah seorang corrosion engineer selalu mengingatkan bahwa “ Pencegahan korosi dengan berbagai cara adalah sebuah investasi jangka panjang ” Kerugian – kerugian akibat korosi dapat dibagi dua yaitu kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung antara lain : a. Biaya untuk mengganti material-material logam atau alat-alat yang rusak akibat korosi. b. Biaya pengerjaan untuk penggantian material-material logam tersebut. c. Biaya untuk pengendalian korosi. d. Biaya tambahan untuk membuat konstruksi dengan logam yang lebih tebal (over design). Namun yang paling mahal adalah biaya kerugian tidak langsung yang harus ditanggung, seperti : a. Supply gas shut down b. Image perusahaan menurun c. Nilai saham anjlok d. Safety rendah
Gambar 2.1 Pipa Gas meledak di Venezuela tahun 1993
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Gambar 2.2 Pipa Gas pecah di Georgia, Amerika
6
2.2 Proses Korosi Korosi dapat terjadi karena adanya sel korosi yaitu suatu sel yang terdiri dari 4 faktor ( Kenneth R. Trethewey and John Chamberlain. 1988. Corrosion. London : Longman Group) : a. Logam yang menjadi anoda b. Logam yang menjadi Katoda c. Adanya larutan elektrolit d. Adanya konduktor listrik Katoda adalah logam yang relatif lebih mulia, yang permukaannya menjadi tempat berlangsungnya reaksi reduksi. Anoda adalah logam yang relatif lebih aktif, yang menjadi pemasok elektron bagi reaksi reduksi,sehingga terkorosi. Konduktor adalah sarana untuk transfer elektron dari anoda kekatoda. Elektrolit adalah media yang mengandung zat-zat yang korosif seperti H+ dan O2 yang cenderung terreduksi, disamping menjadi tempat bagi zat lain yang dapat mengakselerasi korosi seperti Cl. Jika salah satu faktor tersebut tidak ada, maka korosi tidak akan terjadi. Proses terjadinya korosi digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.3 Sel Korosi
Dua buah logam yang mempunyai potensial elektroda berbeda akan membuat dua kutub. Potensial yang lebih rendah akan menjadi kutub anoda dan
Analisa Sistem Proteksi Katodik
7
potensial yang lebih tinggi menjadi kutub katoda. Ketika dua buah elektroda ini dihubungkan dalam larutan elektrolit yang sama, maka akan terjadi proses elektrokimia yaitu elektron mengalir dari anoda menuju katoda melalui konduktor listrik.Pada permukaan katoda elektron akan berikatan dengan ion H+ untuk menjadi netral sebagai H2 dan elektron yang terlepas di permukaan anoda akan membuat ion-ion logam menjadi tidak stabil sehingga melarut kedalam larutan elektrolit. Proses terlepasnya ion logam inilah yang dinamakan korosi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Pada anoda : Fe Æ Fe2+ + 2ePada katoda : Elektron dari anoda mengadakan migrasi ke daerah katoda melalui metal dan bereaksi dengan berbagai cara yang tergantung pada pH dan adanya oksigen 2 H+ + 2e-Æ H2 (gas) 2 H+ + ½ O2 + 2e-Æ H2O H2O + ½ O2 + 2e-Æ 2 OHIon-ion hidroksil dari katoda ini dan ion-ion fero dari anoda membentuk : Fe2+ + 2 OH-
Æ Fe(OH)2
4 Fe(OH)2 + O2 + 2H2O Æ 4 Fe(OH)3 Dimana 4 Fe(OH)3 ini adalah 2 Fe2O3.6H2O dinamakan korosi.
2.3 Serangan Korosi Pada Pipa Kerusakan pipa mayoritas disebabkan oleh korosi, baik korosi eksternal maupun internal. Pipa dalam tanah banyak mengalami gangguan, karena itu diperlukan jenis coating yang baik. PGN saat ini menggunakan coating three layer untuk jenis pipa transmisi. Untuk pipa distribusi terkadang masih sering ditemukan coating yang rusak pada saat instalasi pipa berlangsung. Secara ilustratif pada gambar 2.4 sebuah pipa mengalami serangan korosi sebagai berikut
Analisa Sistem Proteksi Katodik
8
( Kenneth R. Trethewey and John Chamberlain. 1988. Corrosion. London : Longman Group) :
Gambar 2.4 Beberapa Serangan Korosi Yang Terjadi Pada Pipa
a. Korosi Atmosferis, yaitu korosi yang terjadi karena pipa berkontak dengan udara luar. b. Uniform Corrosion (Korosi Merata), yaitu korosi yang terjadi secara merata pada permukaan pipa. c. Stress Corrosion Cracking (Korosi regangan), yaitu korosi yang terjadi karena adanya regangan internal dan kondisi lingkungan yang korosif. d. Crevice Corrosion (Korosi celah), yaitu korosi yang terjadi pada celah yang terisi dengan elektrolit sehingga terjadi perbedaan konsentrasi asam pada dinding luar dan dalam pipa. e. Deposite Corrosion (Korosi endapan), yaitu korosi yang terjadi dibawah endapan. f. Pitting Corrosion (Korosi sumuran), yaitu korosi akibat proses elektrokimia
yang
terkonsentrasi
pada
suatu
lokasi
secara
berkesinambungan. g. Hidrogen Damage (Kerusakan akibat Hidrogen), yaitu masuknya hidrogen ke dalam material pipa hingga membuat berbagai kerusakan. h. Freeting Corrosion, yaitu korosi yang terjadi pada dua permukaan yang saling berhubungan secara rapat.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
9
2.4 Sel Korosi Pada Pipa Baja Pipa gas yang tertanam didalam tanah merupakan objek yang rentan akan terjadinya sel korosi. Sel korosi yang dialami oleh pipa gas kemungkinan besar adalah sebagai berikut : a. Sel Korosi Titik Embun
Gambar 2.5 Sel Korosi Titik Embun
Pada permukaan pipa terutama pipa besi dan baja secara alami tidak ada yang terbebas dari impurities berupa kotoran-kotoran oksida. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan potensial dipermukaan logam yang sama. Impurities akan menjadi katoda, sedangkan logam yang lebih murni menjadi anoda. Saat udara dingin dan basah maka akan terbentuk titik embun dipermukaan logam. Titik embun inilah yang akan bertindak sebagai larutan elektrolit. Sebagai konduktor adalah badan pipa itu sendiri.
b. Sel Korosi Konsentrasi Kimia Berbeda
Gambar 2.6 Sel Korosi Konsentrasi Kimia Berbeda
Analisa Sistem Proteksi Katodik
10
Instalasi pipa gas terkadang berada dalam tanah didaerah pantai. Lapisan tanah pantai mempunyai perbedaan kadar garam. Lapisan tanah atas mempunyai kadar garam yang rendah sedangkan lapisan tanah bawah mempunyai kandungan garam lebih tinggi. Pipa pada lapisan tanah bawah menjadi anoda sedangkan pipa pada lapisan tanah atas akan menjadi katoda, sehingga akan terjadi aliran elektron. c. Sel Korosi Konsentrasi Oksigen Berbeda
Gambar 2.7 Sel Korosi Konsentrasi Oksigen Berbeda
Fenomena alam bahwa logam yang berada didaerah berkadar oksigen lebih banyak akan bersifat katoda terhadap bagian logam yang berada pada daerah oksigen rendah yang bersifat sebagai anoda. Jika kedua logam tersebut berhubungan, maka korosi akan terjadi. Fenomena ini terjadi pada pipa gas yang melewati jalan aspal. d. Sel Korosi Suhu Berbeda
Gambar 2.8 Sel Korosi Suhu Berbeda
Analisa Sistem Proteksi Katodik
11
Apabila sebuah logam berada pada elektrolit yang sama namun terletak pada tempat yang berbeda suhu, maka logam yang berada pada suhu rendah akan menjadi katoda dan logam yang lebih panas akan menjadi anoda.
e. Sel Korosi Arus Liar
Gambar 2.9 Sel Korosi Arus Liar
Pipa gas yang melewati jalur kereta rel listrik (KRL) akan mengalami fenomena ini. Saat kerela lewat, maka arus listrik yang mengalir akan diteruskan oleh rel kedalam tanah dan melewati pipa kemudian kembali ke rel. Titik tempat masuknya arus liar pada pipa akan menjadi katoda dan titik tempat kembalinya arus dari pipa ke rel akan menjadi anoda.
f. Sel Korosi Regangan
Gambar 2.10 Sel Korosi Regangan
Analisa Sistem Proteksi Katodik
12
Pengelasan untuk menyambung dua buah pipa akan menimbulkan regangan suhu tinggi didaerah pengelasan dan zona terimbas panas (heat affected zones). Daerah yang mengandung regangan akan bersifat anoda, sedangkan daerah yang tidak beregangan bersifat katoda. g. Sel Korosi Lapisan Permukaan
Gambar 2.11 Sel Korosi Lapisan Permukaan
Peningkatan demand akan gas membuat perusahaan harus menambah jaringan pipa baru. Agar lebih fleksibel terhadap kemungkinan gangguan teknis dan operasional maka antara instalasi pipa baru dan lama dipasang kerangan (valve). Jika insulating joint kerangan bocor akan terjadi serangan korosi eksternal pada instalasi pipa baru karena instalasi pipa lama yang permukaannya telah berkerak dan mengandung oksida-oksida logam akan menjadi katoda terhadap pipa baru.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
13
2.5 Deret Volta dan Potensial Reduksi Setiap logam mempunyai sifat reduktor sebab cenderung melepaskan elektron atau mengalami oksidasi. Ada yang bersifat reduktor kuat (mudah teroksidasi) atau bersifat sebagai anoda seperti logam-logam alkali, namun adapula yang bersifat reduktor lemah (sukar teroksidasi) bersifat sebagai katoda seperti logam-logam mulia. Pada tahun 1825, Allessandro Giuseppe Volta (1745 – 1827) dari Italia menyusun urutan logam-logam yang dikenal saat itu yang baru berjumlah 20 jenis, dari reduktor terkuat sampai reduktor terlemah berdasarkan eksperimen. Urutan logam-logam itu kini disebut dengan deret volta. Air dan hidrogen meskipun bukan logam dimasukkan juga sebagai anggota deret.
KK –– BBaa –– C Caa –– NNaa –– M Mgg –– AAll –– M Mnn –– ((HH222O O)) –– ZZnn –– C Crr –– FFee –– C Cdd –– C Coo –– NNii –– SSnn –– PPbb –– ((HH)) –– C Cuu –– HHgg –– AAgg –– PPtt -- AAuu Gambar 2.12 Deret Volta
Makin ke kiri letak suatu logam dalam deret volta sifat reduktornya makin kuat. Oleh karena itu suatu logam dalam deret volta mampu mereduksi ion-ion disebelah kanannya tetapi tidak mampu mereduksi ion-ion disebelah kirinya. Saat ini diketahui jumlah logam yang terdapat dalam sistem periodik unsur berjumlah 70 jenis yang sebagian besar tidak diketahui pada jaman volta. Sehingga tidak praktis logam tersebut disusun dalam deret volta untuk dihafalkan. Maka pada dasawarsa kedua abad ke-20 para ahli kimia mengemukakan konsep potensial reduksi (potensial elektrode) untuk mengetahui dan mengukur kekuatan sifat reduktor logam-logam. Potensial reduksi, dengan lambang E didefinisikan sebagai potensial listrik yang ditimbulkan apabila suatu ion logam menangkap elektron (mengalami reduksi) menjadi logamnya. Makin mudah suatu ion logam mengalami reduksi, makin besar potensial reduksi (E) yang ditimbulkan. Dengan demikian unsur-unsur
Analisa Sistem Proteksi Katodik
14
dalam deret volta dari kiri ke kanan memiliki harga potensial reduksi yang makin besar. Akan tetapi, harga E dari suatu reaksi reduksi tidak dapat diukur langsung sebab tidak mungkin reaksi reduksi berjalan sendiri tanpa ditemani reaksi oksidasi. Oleh karena itu harga E yang kita pakai adalah E relatif (Er) yang dibandingkan dengan suatu standar. Menurut perjanjian, unsur yang ditetapkan sebagai standar adalah hidrogen, dan bagi reaksi reduksi ion H+ menjadi H2 diberikan harga potensial reduksi E = 0.00 volt. 2H+ + 2e Æ H2 E = 0.00 volt Dengan demikian dapat ditetapkan harga Er dari logam-logam yaitu harga E relatif yang dibandingkan terhadap E hidrogen. Pada tabel 2.1 tercantum harga Er dari beberapa logam :
Tabel 2.1 Harga Er Beberapa Logam Reaksi Reduksi
Er (volt)
Reaksi Reduksi
Er volt
Li+ + e Æ Li
-3.05
Cd2+ + 2e Æ Cd
-0.40
Cs+ + e Æ Cs
-3.02
Co2+ + 2e Æ Co
-0.28
Rb+ + e Æ Rb
-2.94
Ni2+ + 2e Æ Ni
-0.25
+
3+
K +eÆK
-2.92
Mo + 3e Æ Mo
-0.20
Ba2+ + 2e Æ Ba
-2.90
Sn2+ + 2e Æ Sn
-0.14
Sr2+ + 2e Æ Sr
-2.89
Pb2+ + 2e Æ Pb
-0.13
Ca2+ + 2e Æ Ca
-2.87
W2+ + 2e Æ W
-0.12
Na+ + e Æ Na
-2.71
Ge2+ + 2e Æ Ge
-0.10
La3+ + 3e Æ La
-2.52
Sb3+ + 3e Æ Sb
+0.15
Mg2+ + 2e Æ Mg
-2.37
Bi3+ + 3e Æ Bi
+0.25
Sc3+ + 3e Æ Sc
-2.08
Cu2+ + 2e Æ Cu
+0.34
Be2+ + 2e Æ Be
-1.95
Rh2+ + 2e Æ Rh
+0.58
Al3+ + 3e Æ Al
-1.66
Hg2+ + 2e Æ Hg
+0.65
2+
3+
Ti + 2e Æ Ti
-1.60
Ti + 3e Æ Ti
+0.72
V2+ + 2e Æ V
-1.20
Ag+ + e Æ Ag
+0.80
Analisa Sistem Proteksi Katodik
15
Mn2+ + 2e Æ Mn
-1.10
Os2+ + 2e Æ Os
+0.90
Zn2+ + 2e Æ Zn
-0.76
Ir2+ + 2e Æ Ir
+1.00
Cr3+ + 3e Æ Cr
-0.71
Pd2+ + 2e Æ Pd
+1.20
Ga3+ + 3e Æ Ga
-0.55
Pt2+ + 2e Æ Pt
+1.50
Fe2+ + 2e Æ Fe
-0.44
Au3+ + 3e Æ Au
+1.70
Semakin kecil potensial reduksi dari logam maka logam tersebut makin bersifat sebagai anoda. 2.6 Proteksi Katodik Bila suatu logam/paduan terkorosi ada bagian-bagian yang bersifat sebagai anoda di mana korosi terjadi, dan ada bagian-bagian yang bersifat sebagai katoda di mana korosi tidak terjadi. Korosi terjadi di mana arus listrik meninggalkan logam menuju elektrolit, dan sebaliknya korosi tidak terjadi di mana arus listrik masuk ke dalam logam.
K
A
Tidak terkorosi
Terkorosi
Gambar 2.13 Logam yang terkorosi
Dari gejala tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa jika kita dapat memperlakukan logam secara keseluruhan sebagai katoda, maka logam tersebut tidak akan terkorosi. Perlakuan ini berarti kita harus memindahkan atau memisahkan bagian yang bersifat sebagai anoda tadi ke tempat lain yang masih
Analisa Sistem Proteksi Katodik
16
berada dalam lingkungan elektrolitik sama dan dihubungkan secara elektrikal dengan logam tadi. Ini berarti kita harus menciptakan suatu anoda tambahan baru, yang secara skematik dapat digambarkan seperti terlihat pada Gb. 2.14 Daerah anodik sekarang terisolasi, dan logam tidak terkorosi lagi. Dengan mengisolasi anoda dengan anoda baru ini, maka seluruh logam sekarang bersifat sebagai katoda dan tidak terkorosi. Ini adalah konsep dasar dari proteksi katodik.
e e e e e e
Anoda
Katoda Gambar 2.14 Prinsip Proteksi Katodik
Dalam keadaan terproteksi katodik, logam yang diproteksi dialiri arus listrik melalui anoda dan lingkungan menuju logam, atau logam dibanjiri dengan elektron. 2.6.1 Potensial Korosi Suatu logam yang terkorosi dalam lingkungan basah, mempunyai suatu nilai potensial tertentu, yang merupakan potensial campuran (mixed potential) antara potensial anodik dan katodiknya pada rangkaian terbuka (open circuit potentals). Pada nilai potensial ini pada umumnya logam akan terkorosi, dan nilai potensial tersebut dinamakan potensial korosi. Dengan memperlakukan struktur sebagai katoda (memproteksi katodik), mengakibatkan potensial logam turun menjadi lebih rendah dari potensial
Analisa Sistem Proteksi Katodik
17
korosinya. Apabila potensial suatu logam diturunkan, maka logam akan cenderung bertahan sebagai logam, karena ia lebih stabil, dan sebaliknya bila potensial dinaikkan logam akan cenderung menjadi ion (ion stabil) atau terkorosi
E,
Korosi (ion logam stabil)
M Potensial korosi
M Proteksi katodik (logam stabil)
Gambar 2.15 Potensial Korosi Logam
Pengertian dari uraian tersebut di atas adalah bahwa setiap penurunan potensial dari potensial korosi berarti sudah suatu perlakukan proteksi katodik, di mana logam cenderung lebih stabil dan laju korosinya berkurang. Makin besar arus listrik dialirkan, makin besar penurunan potensialnya dan logam makin stabil atau tingkat laju korosinya makin rendah. Dalam praktek kita tidak dapat menurunkan potensial secara sembarangan. Penurunan yang berlebihan akan merupakan suatu kerugian ditinjau dari segi biaya dan kadang-kadang juga dari segi teknis. Oleh karena itu ada suatu kriteria proteksi yang perlu diketahui dan diperhatikan. Kriteria proteksi ini umumnya berbeda untuk tiap logam dan lingkungan.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
18
2.6.2 Elektroda Standar Potensial suatu logam dapat diukur dengan elektroda pembanding standar. Elektroda standar yang dapat digunakan untuk pengkuran potensial seperti terlihat dalam Tabel 2.2 dan urutannya digambarkan pada gambar 2.16. Tabel 2.2 Elektroda Pembanding
Jenis elektroda Standar
Potensial vs potensial standar hidrogen, V
Cu/CuSO4 (CSE, Copper/Copper sulfate 0,33 Electrolite). (jenuh)
(untuk lingkungan tanah)
Ag/AgCl (Siver/Silver Chloride)
0,25 (untuk lingkungan laut )
Hg/Hg 2 Cl 2 ( Calomel ,SCE), jenuh
0,24 (untuk lingkungan klorida. lab)
Hidrogen (SHE)
0,00 (hanya untuk arbitrasi)
Zn
- 0,76 (untuk lingkungan laut, tanah dengan backfill).
0,33 0,25
Cu/CuSO4
0,24
Hg/Hg2Cl2
0,00
H/H+
-0,76
Zn/Zn++
Ag/AgCl
Gambar 2.16 Urutan Nilai Potensial Elektroda Pembanding
Analisa Sistem Proteksi Katodik
19
COPPER/COPPER SULFATE REFERENCE ELECTRODE
Copper rod
Acrylic tube
Saturated Cu/CuSO4
Excess Cu/CuSO4 crystals
Porous plug (wood or ceramic)
Gambar 2.17 Elektroda Pembanding Cu/CuSO4
2.6.3 Potensial Proteksi Di lapangan masih sering kita berbeda visi mengenai kriteria proteksi. Proteksi katodik adalah besifat sangat praktis, atau sangat teknis, sehingga pengaruh lapangan sangat dominant. Oleh karena itu kriteria proteksi katodik tercantum dalam standar RP (Recommended Practice), yang selalu berkembang sesuai dengan kondisi lapangan. Orang juga berpendapat bahwa proteksi katrodik sangat sarat dengan seni ketimbang teori ilmiah, karena pengaruh lapangan yang sangat bervariasi sangat dominan. Cathodic protection is more art than science. Dalam praktek lapangan, keinginan pemilik konstruksi juga bervariasi sesuai dengan keyakinannya, atau adanya maksud-maksud tertentu dari bidang kegiatannya. Misalnya suatu konstruksi diharapkan hanya untuk berfungsi 10 tahun, proteksinya dapat lebih ringan. Sebaliknya suatu kontruksi yang diharapkan masih dapat berfungsi untuk jangka waktu
30 tahun atau lebih,
proteksi katodiknya lebih ketat untuk diperhatikan. Akan tetapi, kita dihadapkan pada produk material proteksi katodik yang umumnya sudah dipolakan untuk umur tertentu, yaitu 20 tahun, suatu standar di negara industri yang dikaitkan dengan segi-segi ekonomi, sehingga keinginan-
Analisa Sistem Proteksi Katodik
20
keinginan pemilik konstruksi di negara berkembang juga sedikit banyak harus menyesuaikannya. Hal ini memerlukan siasat-siasat atau kiat-kiat tertentu. Menurut para praktisi proteksi katodik, pengalaman lapangan sangat diperlukan untuk memecahkannya. Theory is only one thing, experience is many things. Berdasarkan standar NACE, RP 0169-92 dan standar-standar lain potensial proteksi
untuk
beberapa
logam
adalah
sebagai
dapat
dilihat
pada
Tabel 2.3. Tabel 2.3 Kriteria Potensial Proteksi Berbagai Logam
Logam
Baja
Potensial Proteksi, -V (CSE) : kondisi aerobik kondisi anaerobik
Timbal Tembaga Aluminium Lebih dari satu logam/paduan dalam satu kesatuan
0,85 0,95 0,6 0,5 - 0,65 0,95 - 1,20 Potensial diturunkan sampai yang diperlukan untuk proteksi katodik yang paling negatif
Khusus untuk besi/baja ada beberapa kriteria yang dapat diterapkan (NACE 0169-92) yaitu : Dalam tanah : (1). ≤ -0,85 V(CSE), diukur dengan meng-kontakkan elektroda pada elektrolit yang berhubungan. (2). ≥ 100 mV, sisa polarisasi katodik (absolut) Dalam air laut : (1). ≤ - 800 mV (Ag/AgCl) (2). digeser 300 mV atau lebih besar ke arah negatif (absolut) dari potensial korosi.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
21
Perlu dicatat bahwa kriteria tersebut bukanlah suatu keharusan mutlak, tetapi atas dasar pengalaman tiap industri dapat menentukan sendiri nilai yang paling sesuai dengan kondisi setempat. Menurut ISO 15589-03, kriteria tersebut adalah sebagai berikut : 1. Potensial proteksi baja -850 mV, CSE atau lebih rendah. 2. Untuk mencegah kerusakan coating, disarankan potensial tidak lebih negatif dari -1200 mV, CSE. 3. Untuk elektrolit dengan resistivitas antara 100 – 1000 ohm-m adalah -750 mV, CSE. 4. Untuk resistivitas lebih dari 1000 ohm-m adalah -650 mV, CSE 5. Sisa polarisasi katodik minimum 100 mV, dengan ketentuan ktriteria ini tidak diaplikasikan bila : •
Pipa dioperasikan pada suhu relative tinggi.
•
Tanah mengandung SRB (sulfate reducing bacteria)
•
Ada pengaruh arus listrik tanah (telluric current).
•
Ada arus interferensi.
•
Pipa terhubung dengan jenis logam lain.
6. Untuk baja rentan Stress Corrosion Cracking, potensial proteksi antara (-650) sampai dengan (-750) mV, CSE. 7. Untuk suhu lebih dari 40 C, angka-angka kriteria tersebut mungkin tidak cukup memproteksi. kriteria lain harus diverifikasi. Secara umum kondisi proteksi pipa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Analisa Sistem Proteksi Katodik
22
Tabel 2.4 Kriteria Potensial Proteksi Pipa Baja Selang potensial pipa vs Cu/CuSO4
Kondisi proteksi Pipa
(Volt)
2. 7
E > - 0.70
No Protection
- 0.70 ≥ E > – 0.85
Partial Protection
- 0.85 ≥ E > - 1.50
Optimum protection
- 1.50 ≥ E > - 2.00
Slightly Over Protection
- 2.00 ≥ E
Over Protection
Sistem Proteksi katodik
2.7.1 Proteksi Katodik Sistem Sacrificial Anode Di depan sudah disinggung, bahwa untuk memproteksi katodik diperlukan arus yang dialirkan melalui elektrolit ke arah logam yang diproteksi, supaya potensial logam turun dan logam menjadi lebih stabil. Untuk menurunkan potensial dari logam/paduan yang akan diproteksi diperlukan sumber arus listrik searah. Sumber arus searah ini dapat diperoleh dari suatu reaksi galvanik yaitu bila logam yang diproteksi dihubungan dengan logam yang lebih reaktif dalam suatu elektrolit. Cara ini disebut system anoda korban atau sacrificial anode.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
23
KONEKTOR
TEST BOX
PIPA
ARUS LISTRIK
ANODA MG
ELEKTROLIT
Gambar 2.18 Prinsip kerja Sistem Sacrificial Anode
Reaksi galvanik dapat terjadi bila logam yang diproteksi dihubungkan dengan logam yang lebih aktif. Seri emf adalah deret urutan potensial standar dari logam-logam murni pada kondisi standar, yaitu pada suhu 250C. Deret galvanik adalah urutan potensial dari logam atau paduan dalam lingkungan tertentu, misalnya air laut. Seri emf (electromotive force) adalah nilai-nilai termodinamik, atau teoritis yang dalam praktek di lapangan tidak kita jumpai. Manfaatnya tentu ada, yaitu untuk meramalkan saja. Yang mempunyai arti praktis adalah deret galvanic, yang langsung melibatkan paduan-paduan logam yang digunakan dalam praktek. Urutannya dapat berbeda dengan deret emf, yang disusun dalam kondisi ideal.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
24
Tabel 2.5 Deret EMF
Jenis logam Au/Au3+ Pt/Pt++ Hg/Hg++ Cu/Cu++ H/H+ Pb/Pb++ Ni/Ni++ Fe/Fe++ Zn/Zn++ Al/Al3+ Mg/Mg++
Potensial, V(SHE)
1,50 1,20 0,85 0,337 0,00 -0,126 -0,25 -0,44 -0,76 -1,66 -2,37
Mulia
Aktif
Tabel 2.6 Deret Galvanik dalam Air Laut
Mulia Baja tahan korosi 304 pasif Titanium Nikel pasif Tembaga Kuningan Aluminium bronze Nikel aktif Timah Baja tahan korosi 304 aktif Besi tuang (cor) Baja giling Baja lunak Aluminium Seng Paduan magnesium Magnesium Aktif
Analisa Sistem Proteksi Katodik
25
Proteksi katodik dengan reaksi galvanik ini disebut metoda galvanik atau metoda anoda korban (sacrificial anode method). Pada metoda ini, logam yang lebih aktif akan bersifat sebagai anoda dan terkorosi, dan elektron yang ditinggalkan pada logam akan mengalir melalui konduktor ke logam yang diproteksi atau katoda. Tingkat proteksi ditentukan oleh besarnya arus listrik yang dapat diberikan oleh anoda. Makin besar arus listrik yang dihasilkan anoda makin tinggi tingkat proteksinya. Secara prinsip, arus listrik akan makin besar bila anoda makin besar atau beda potensial antara logam yang diproteksi dan anoda makin besar. Dari deret emf atau deret galvanik dapat dilihat bahwa logam-logam magnesium, aluminium dan seng merupakan logam-logam yang berpotensi sebagai anoda, dan dalam praktek memang logam-logam ini banyak digunakan. 2.7.1a. Jenis-Jenis Anoda Korban Ada tiga jenis anoda korban yang umum digunakan dalam praktek, yaitu paduan magnesium (Mg), paduan seng (Zn), dan paduan aluminium (Al). Anoda magnesium terutama digunakan untuk lingkungan tanah karena daya dorong listriknya paling tinggi, dan keluaran arusnya juga besar. Di samping itu anoda magnesium juga digunakan untuk air tawar/rawa, dan tangki air. Penggunaannya di lingkungan laut sangat terbatas. Anoda seng adalah yang paling dapat diandalkan dan sangat luas penggunaannya, baik untuk lingkungan tanah dengan resistivitas rendah maupun lingkungan laut. Belakangan ini anoda seng terdesak oleh anoda aluminium untuk penggunaan di lepas pantai. Tetapi untuk pipa atau struktur yang berada dalam lumpur anoda seng masih tetap unggul. Anoda aluminium yang merupakan pendatang baru telah mendesak anoda seng karena lebih ekonomis untuk penggunaan di lepas pantai. Kinerja anoda aluminium sangat dipengaruhi oleh komposisi kimianya. Anoda aluminium tidak digunakan dalam keadaan murni, karena mudah membentuk lapisan pasif. Untuk
Analisa Sistem Proteksi Katodik
26
memperbaiki kinerjanya ditambahkan logam paduan indium. Unsur pemadu merkuri pada saat ini telah tidak digunakan lagi karena dapat mencemari lingkungan. Sayangnya masih banyak dilaporkan kegagalan-kegagalan dari penggunaan logam aluminium. Di Indonesia kegagalan dari anoda ini banyak dilaporkan oleh perusahaan pelayaran. Pemilihan mana yang lebih cocok ditentukan terutama oleh lingkungan dan tegangan dorong (driving voltage). Perbandingan sifat umum dari ketiga anoda tersebut adalah seperti pada Tabel 2.7. Perlu di catat bahwa masing-masing anoda mempunyai beberapa jenis kualitas. Dalam aplikasi sering terjadi suatu selisih pendapat. Sebagai contoh, pihak pengguna menghendaki anoda yang paling baik atau kelas satu, pada hal untuk kondisi lingkungan yang dimaksud seharusnya digunakan anoda kelas lebih rendah, sehingga selain harganya mahal, dengan anoda kelas satu tadi justru menjadi lebih boros. Penggunaan anoda aluminium untuk struktur di lingkungan laut harus sangat hati-hati dalam penentuan kualitas anodanya, Kesalahan yang mungkin dilakukan adalah masalah komposisi anoda, dimana kinerja anoda ini akan banyak terpengaruh. Perselisihan yang terjadi antara kontraktor, pemilik struktur dan produsen anoda biasanya di sekitar ini. Ditinjau dari kondisi lingkungan dan sifat-sifatnya, aplikasi dari ketiga jenis anoda tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.8. Dari tabel tersebut jelas bahwa anoda Mg umumnya hanya digunakan untuk lingkungan tanah, anoda Al hanya untuk lingkungan laut, sedang anoda Zn dapat untuk kedua lingkungan.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
27
Tabel 2.7 Sifat-sifat Anoda Korban
Sifat
Anoda Mg.
Anoda Zn
Anoda Al
Masa jenis,Kg/dm3
1,7
7,5
2,7
Potensial, (-V), CSE
1,5-1,7
1,05
1.10
Tegangan dorong, V
0,6-0,8
0,25
0,25
Kapasitas, AH/Kg
1200
780
2700
Efisiensi, %
50
95
50-95
Tabel 2.8 Aplikasi Anoda Mg,Zn,Al
Lingkungan/ Resistivitas (Ohm-cm)
Anoda Mg.
Anoda Zn
Anoda Al
Air laut
--------
Zn
Al
sampai 500
Mg(-1,5V)
Zn
--------
500 - 1500
Mg(-1,5V)
Zn dengan backfill
-------
1500 - 4000
Mg(-1,5V) dengan backfill
--------
-------
4000-6000
Mg(-1,7V) dengan backfill
---------
-------
Analisa Sistem Proteksi Katodik
28
Tabel 2.9 Klasifikasi Korosi Ditinjau Dari Resistivitas Tanah Resistivitas, Ohm-cm Sampai 700 2000 5000 lebih dari
700 2000 5000 10000 10000
Klasifikasi Korosi Sangat korosif Korosif Korosif Sedang Korosif Ringan Tidak Korosif
Pada sistem proteksi katodik, untuk meningkatkan kinerja anoda digunakan backfill. Fungsi backfill untuk anoda korban berbeda dengan arus tanding. Backfill untuk anoda korban terdiri dari campuran gipsum, bentonit dan natrium sulfat dengan komposisi sebagai berikut : 75% gipsum 20% bentonit (lempung) 5% natrium sulfat Fungsi backfill untuk menurunkan resistivitas lingkungan anoda dan untuk menjaga supaya anoda selalu aktif, dan terkorosi secara merata.
Gambar 2.19 Backfill Pada Anoda Korban
Suatu jenis anoda seyogyanya bekerja secara optimal, yaitu terkorosi secara merata, keluaran arus relatif stabil dan efesiensinya maksimal. Akan tetapi dalam praktek sangat sulit untuk mencapai kinerja yang maksimal. Berdasarkan penelitian, umumnya kinerja anoda hanya mencapai sekitar 60% dari umur disain. Oleh karena itu umur disain proteksi katodik dengan anoda korban umumnya
Analisa Sistem Proteksi Katodik
29
masih harus dikalikan dengan faktor guna (utilization factor) antara 55% sampai 85% tergantung kondisi lingkungan, bentuk anoda, dan faktor-faktor lain. Karakteristik komposisi kimia dari ketiga anoda tersebut adalah sbb. : (1). Anoda Mg. : - Ada dua kelompok : 1) 1,5%Mn dan 2) 6%Al-3%Zn-0,15%Mn - Mn untuk mempertinggi tegangan dorong. - Unsur2 pengotor harus seminim mungkin. (2). Anoda Zn : - Zn murni jarang digunakan - Unsur pemadu tipikal : 0,5%Al; 0,1%Si (Cd). - Tidak digunakan pada suhu di atas 400C (3). Anoda Al : - Al murni tidak digunakan, karena membentuk lapisan pasif. - Tipikal : 3-5%Zn; 0,01-0,03%In - Unsur pemadu merkuri tidak boleh lagi digunakan. 2.7.1b. Anoda Korban Lingkungan Tanah Sistem anoda korban yang digunakan pada struktur pipa bawah tanah adalah menggunakan anoda jenis magnesium dan Zinc. Berikut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih jenis anoda tersebut, yaitu : 1. Penggunaan Anoda Magnesium •
Anoda Magnesium dapat digunakan sampai resistivitas tanah sekitar 6000 ohm-cm, di atas nilai tersebut kurang efisien dan mahal.
•
Arus proteksi dapat didistribusikan dengan mudah, dengan memasangnya sepanjang jalur pipa.
•
Proteksi katodik dengan anoda Mg. selalu lebih mahal dari yang lain.
•
Anoda menjadi lebih efisien kalau arus proteksi kecil, atau struktur yang diproteksi sedikit.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
30
2. Penggunaan Anoda Zinc •
Karena tegangan dorongnya rendah, maka anoda Zn hanya digunakan untuk tanah dengan resistivitas rendah, sampai maksimum 1500 ohm-cm. Belakangan orang menerapkan sampai resistivitas 3000 ohm-cm (publikasi tahun 1998).
•
Over-proteksi tidak terjadi seperti halnya anoda Mg.
•
Dengan anoda Zn dapat didisain umur proteksi 20
sampai 40 tahun,
sedang dengan anoda Mg. umumnya kurang dari 20 tahun. •
Bila resistivitas tanah berubah, keluaran arus anoda Zn berubah sedikit saja, dan seolah-olah bertindak sebagai sistem proteksi potensial tetap.
2.7.2 Proteksi Katodik Sistem Impressed Current Cara kedua adalah dengan sumber arus listrik searah dari luar, misalnya dengan rectifier atau aki. Cara kedua ini disebut sistem arus tanding atau impressed current.
Gambar 2.20 Prinsip kerja Sistem Impressed Current
Analisa Sistem Proteksi Katodik
31
Dalam sistem arus tanding, arus listrik searah berasal dari arus luar, umumnya menggunakan rectifier atau dengan solar cell melalui aki, atau motor listrik yang menghasilkan arus searah, yang ditampung dalam aki lebih dulu untuk memperoleh arus listrik yang mulus tanpa ripple. Arus listrik dari sumber listrik tersebut dialirkan melalui kabel, terus ke anoda yang dikubur atau direndam dalam elektrolit. Pada dasarnya semua bahan yang bersifat kondukor listrik dapat digunakan sebagai anoda; logam, keramik atau plastic yang konduktif dapat digunakan. Akan tetapi karena arus listrik searah yang dialirkan pada umumnya cukup besar (dalam orde sampai ratusan Ampere), maka segi teknis dan ekonomis harus diperhatikan. Beberapa jenis anoda yang awet dan berkapasitas besar telah dikembangkan oleh para ahli, untuk mencapai efisiensi yang tinggi ditinjau terutama dari kapasitas arus, umur anoda dan kemudahan pemasangan. 2.7.2a. JENIS – JENIS ANODA Ada banyak pilihan anoda yang dapat digunakan untuk sistem arus tanding, mulai dari yang boros (consumable) sampai yang awet (inert, mulia). Dalam aplikasi pemilihannya tergantung dari banyak faktor, di antaranya : besarnya arus yang diperlukan, lingkungan, efisiensi, umur proteksi, ekonomi, dan lain-lain. Anoda untuk metoda arus tanding umumnya diklasifikasikan ke dalam tiga tipe : (1). Anoda tipe boros (terkonsumsi cepat) : besi atau baja (2). Anoda semi-mulia (semi-terkonsumsi) : grafit, timbal, besi-silikon, magnetit, dll. (3). Anoda mulia (terkonsumsi sangat lambat) : terbuat dari lapisan platina, mixed metals oxides (MMO atau MIXMEO) Uraian lebih rinci dari jenis-jenis anoda untuk metoda arus tanding seperti berikut ini.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
32
a. Anoda Baja Baja atau baja tua dapat digunakan untuk anoda. Anoda jenis ini tentu saja murah, tetapi konsumsinya sangat tinggi, yaitu sekitar 10 kg/AY (Ampere Year) dan cepat habis. Pemasangan anoda jenis ini harus hati-hati karena mudah rusak pada daerah sambungan antara anoda dan kabel positif.
b. Anoda besi-silikon (High-Silicon-Iron,HSI atau Fe-Si) Jenis anoda ini bersifat keras, rapuh dan tidak tahan benturan dan kejutan suhu.
Komposisinya sudah standar yaitu : 14,4%Si, 0,7%Mn, 0,95%C dan
sisanya Fe.
Anoda ini dikenal sejak th 1915, dan sebagai anoda HSI akan
membentuk lapisan film protektif yang akan terbaharui bila rusak. Filmnya 50% berpori dan 75% terdiri dari SiO2 yang cukup sebagai konduktor elektronik. Laju konsumsinya sekitar 1 kg/AY.
c. Anoda besi-silikon-krom (High-Silicon-Iron-Chromium, Fe-S-Cr) Jenis anoda ini mulai digunakan sejak 1960. Komposisi tipikalnya adalah : 14,4%Si, 0,7%Mn, 1,0%C, 4,25%Cr dan sisanya Fe. Penambahan krom dimaksudkan untuk ketahanan terhadap korosi sumuran (pitting), dan dapat digunakan dalam lingkungan yang mengandung klorida. Laju konsumsinya sekitar 0,5 kg/AY.
d. Anoda timbal-perak (Lead-Silver, Pb-Ag) Anoda paduan timbal ini digunakan mulai sekitar 1954. Penggunaan yang umum di lingkungan air laut. Dalam aplikasi, anoda jenis ini akan membentuk lapisan PbO2 yang relatif keras dan bersifat konduktor elektronik (1/10 dari timbal). Anoda ini tahan asam, tetapi tidak tahan basa sekitar pH=10. Komposisi yang biasa digunakan : 6%Sb, 1%Ag, sisanya Pb. Laju konsumsinya bervariasi antara 0,06 sampai 0,12 kg/AY.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
33
e. Anoda grafit Anoda grafit banyak digunakan untuk lingkungan laut, karena grafit imun terhadap klorida. Sejarah anoda grafit sangat panjang, karena grafit telah lama digunakan sebagai anoda dalam industri kimia. Laju konsumsinya sekitar 0,05 kg/AY. tetapi di lumpur sangat tinggi yaitu sekitar 1,4 kg/AY.
f. Anoda plastik-konduktif Anoda jenis platik-konduktif umumnya berupa anyaman (mesh) atau mastik. Penggunaannya terutama untuk proteksi katodik tulangan beton, di mana distribusi arus merupakan masalah utama. Dengan bentuk mesh atau mastik, anoda dapat disebar merata di seluruh permukaan beton.
g. Anoda keramik Ini tergolong anoda terbaru, dikembangkan mulai tahun 1970. Anoda jenis ini dapat berupa “bulk” oksida atau lapisan tipis oksida. Contoh anoda jenis ini adalah magnetit (bulk) dan mixed metal oxide (Mixmeo) untuk jenis lapisan oksida. Jenis terakhir dipatenkan sebagi DSA (Dimensionally Stable Anode) atau oxide/meta composite anode. Anoda jenis DSA yang digunakan untuk lingkungan yang mengandung klorida, terdiri dari campuran oksida RnO2, TiO2 dan PtO yang dilapiskan pada titanium murni. Oksida-oksida ini bersifat konduktif, tahan baik oksidasi maupun reduksi, di lingkungan asam atau basa. Kapasitas arusnya sangat tinggi, antara 100 - 500 A/m2 dan laju konsumsinya sangat rendah.
h. Anoda lapis platina Logam platina digunakan sebagai anoda karena kapasitas arusnya sangat tinggi (100A/m2). Platina dilapiskan secara listrik sebagai film yang sangat tipis pada logam Ti, Nb, atau Ta. Tebal lapisan umumnya adalah 2,5 μm untuk umur penggunaan sekitar 5 tahun. Ketebalan 5μm dam 7,5μm biasanya dibuat atas pesanan konsumen. Penggunaan anoda jenis ini harus hati-hati, karena banyak
Analisa Sistem Proteksi Katodik
34
kegagalan telah dialami. Anoda ini memang merupakan satu-satunya pilihan untuk lingkungan laut dengan keperluan arus yang besar. Backfill untuk anoda arus tanding fungsinya menghantarkan arus listrik, oleh karena itu digunakan bahan yang konduktif, yaitu bahan dari bahan karbon. Dalam aplikasi bentuknya sebagai padatan, bubuk halus atau fluida. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai backfill adalah :
Coal coke breeze
Calcined petroleum coke granules
Natural graphite granules
Man-made graphite, crushed.
Backfill ini selain menghantarkan listrik, juga mempunyai resistivitas rendah. Fungsi lain backfill ini adalah memperbesar ukuran anoda, sehingga tahanan anoda terhadap lingkungan menjadi lebih kecil. Backfill hanya digunakan untuk lingkungan tanah. Contoh anoda dengan backfill sperti terlihat pada Gambar. 2.21
Anoda
Kabel anoda
Gambar 2.21 Backfill Pada Arus Tanding
Analisa Sistem Proteksi Katodik
35
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan
dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan dari masalah yang ada beserta parameter-parameter yang berpengaruh untuk tujuan-tujuan tertentu seperti memberikan gambaran tentang keadaan dari hal-hal yang ditinjau. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi sistem proteksi katodik antara lain : a. Tujuan yang ingin dicapai Tujuan dari analisis yang dilakukan. Apakah untuk operasional, evaluasi atau perencanaan. Hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat kedalaman dari suatu analisa. b. Kelengkapan data yang diperlukan. c. Persyaratan ketepatan analisis yang dilakukan sangat di tentukan ketepatan data yang ada, sedangkan ketepatan data tergantung dari kualitas peralatan yang digunakan dan kemampuan surveyor dalam menggunakannya. d. Ketepatan permodelan penyederhanaan masalah. e. Ketersediaan sumber daya. f. Persyaratan pemprosesan data. g. Kemampuan dari pihak yang melakukan analisis tersebut. Adapun diagram alir dalam melaksanakan analisa terhadap sistem proteksi katodik pada jaringan pipa distribusi di wilayah banten adalah sebagai berikut :
Analisa Sistem Proteksi Katodik
36
MULAI
STUDI PUSTAKA
PERSIAPAN
PENGAMATAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI MASALAH
PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA (Data Primer)
ANALISIS SISTEM PROTEKSI KATODIK EKSISTING
LAYAK
OPTIMASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM PROTEKSI KATODIK
TIDAK
YA
SUDAH MENCUKUPI ?
YA TIDAK PERENCANAAN SISTEM PEMELIHARAAN BARU
SELESAI
LAYAK
Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir
Analisa Sistem Proteksi Katodik
37
3.2
PERSIAPAN DAN PENGAMATAN PENDAHULUAN Pada tahap persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Survey lokasi untuk mendapatkan gambaran umum lokasi studi. 2. Mendapatkan data geometrik posisi proteksi katodik yang terpasang. 3. Mengadakan pengamatan pendahuluan untuk mengidentifikasikan masalah yang terjadi sehingga mempermudah tahapan proses selanjutnya. 4. Studi pustaka terhadap materi untuk menentukan garis besar. 5. Menentukan kebutuhan data yaitu data primer dan sekunder. 6. Mendata instansi dan institusi yang dijadikan nara sumber data. 7. Pembuatan proposal penyusunan Tugas Akhir Langkah-langkah tersebut diatas harus dilakukan secara cermat untuk menghindari pekerjaan yang berulang sehingga tahap selanjutnya lebih optimal.
3.3
METODE PENGUMPULAN DATA Tahap ini diperlukan sebagai langkah awal dalam menganalisa kondisi
lokasi studi serta untuk mengidentifikasi data-data yang diperlukan dalam memecahkan permasalahan yang timbul. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk merumuskan dan mengidentifikasikan jenis serta tipe data yang dibutuhkan untuk analisis yang akan dilakukan. Berdasarkan fungsinya data yang diperoleh dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Data Teknis Merupakan data-data yang berhubungan langsung dengan kinerja sistem proteksi katodik. Data tersebut antara lain data inspeksi sistem proteksi katodik (jumlah dan jenis proteksi katodik, hasil pengukuran potensial proteksi katodik), peta jaringan pipa distribusi gas bumi, kendala – kendala yang dihadapi. 2. Data Non Teknis Merupakan data yang bersifat sebagai data penunjang untuk pertimbangan perkembangan sistem proteksi katodik di wilayah tersebut seperti arah
Analisa Sistem Proteksi Katodik
38
perkembangan jaringan pipa distribusi gas bumi dan rencana penggantian sistem proteksi katodik.
3.3.1
Pengumpulan Data Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mendapatkan seluruh data mentah yang
akan dipergunakan dalam analisis terhadap kinerja sistem proteksi katodik di pada jaringan pipa distribusi gas bumi di wilayah banten. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah : 3. Metode Literatur Yaitu suatu metode untuk mendapatkan data dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi serta mengolah data tertulis dan metode kerja yang dapat dipergunakan sebagai input dalam pembahasan materi. 4. Metode Survey atau Observasi Yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara melakukan survey langsung ke lokasi. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi sebenarnya pada sistem proteksi katodik serta kondisi lingkungan sekitarnya. Berdasarkan sumbernya data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : a. Data primer Adalah data yang diperoleh secara langsung dengan mengadakan pengamatan di lapangan, pengamatan yang dilakukan adalah : •
Jumlah dan posisi sistem proteksi katodik
•
Jenis sistem proteksi katodik dan posisinya
•
Potensial sistem proteksi katodik yang terukur
•
Arus sistem proteksi katodik yang terukur
•
Kondisi tiang ukur
b. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait, meliputi : 1. Peta Jaringan Pipa Distribusi Gas Bumi di wilayah banten 2. Rencana pengembangan jaringan pipa distribusi gas bumi
Analisa Sistem Proteksi Katodik
39
3.3.2 Survey sistem proteksi kaktodik terpasang Survey yang dilakukan adalah survey terhadap sistem proteksi katodik. Data survey yang didapat anatara lain jenis sistem proteksi katodik yang terpasang, potensial dan arus yang terukur pada sistem proteksi katodik. Metode survey yang digunakan dalam pelaksanaan survey pada jaringan pipa distribusi gas bumi di wilayah bante adalah survey secara manual . Peralatan-peralatan yang diperlukan pada pelaksanaan survey lapangan antara lain : 1. Multi Tester Alat ini digunakan untuk mengukur potensial dan arus pada proteksi katodik. 2. Form Inspeksi Sistem Proteksi Katodik Digunakan untuk pencatatan hasil pengukuran setelah diukur oleh surveyor. 3. Peta Posisi Sistem Proteksi Katodik Terpasang Untuk memepermudah proses survey terhadap sistem proteksi katodik maka digunakan juga peta proteksi katodik yang terpasang pada jaringan pipa distribusi gas bumi di wilayah banten.
3.4
ANALISIS DATA Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data dari data yang diperoleh
baik dari data sekunder maupun data primer yang diperoleh dari survey langsung ke lapangan maupun yang didapat dari instansi terkait. Hasil pengumpulan data dianalisa untuk mendapatkan kinerja dari sistem proteksi katodik pada jaringan pipa distribusi gas bumi di wilayah banten. Metode analisis yang digunakan salah satunya adalah metode analisis kuantitatif, analisis-analisis ini meliputi : a. Analisis data sistem proteksi katodik Analisis ini meliputi potensial dan arus proteksi katodik yang terukur, hasil pengukuran sangat berpengaruh terhadap evaluasi kinerja sistem proteksi katodik yang terpasang dan akan dibandingkan dengan besarnya potensial yang diizinkan. b. Analisis kondisi lingkungan sekitar sistem proteksi katodik terpasang
Analisa Sistem Proteksi Katodik
40
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor lain diluar proteksi katodik yang dipasang yang juga cukup mempengaruhi kinerja dari proteksi katodik.
3.5
PEMECAHAN MASALAH Kinerja sistem proteksi katodik sangat dipengaruhi oleh kondisi lapis
lindung pipa dan kondisi tahanan tanah, namun kedua kondisi tersebut bukanlah hal yang dapat diatur sehingga hal terpenting yang dapat dilakukan yaitu pemeliharaan secara berkesinambungan dengan tujuan untuk memaksimalkan kinerja sistem proteksi katodik yang terpasang. Jenis penanganan sistem proteksi katodik pada jaringan pipa distribusi gas bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pemeliharaan sistem proteksi katodik a.
Sacrificial Anode (Sistem Anoda Korban) Pengukuran dilakukan pada test box sebagai berikut: •
Pengukuran potensial: Pipa terhadap tanah/tidak terproteksi (mVolt) Pipa terproteksi (mVolt) Potensial anoda (mVolt)
•
Pengukuran arus Anoda (mA)
Dari hasil pengukuran ini dapat diketahui kondisi pipa masih terproteksi atau tidak, perbaikkan segera dilakukan jika kondisinya tidak memenuhi syarat.
b. Impressed Current (Sistem Arus Tanding) Pemantauan dilakukan pada test box di jaringan dan di transformer rectifier. Pada test box:
Pengukuran potensial pipa terproteksi (mVolt)
Pada transformer rectifier
Pemeriksaan kondisinya
Analisa Sistem Proteksi Katodik
41
Pemeriksaan potensial (Volt) dan arus (Ampere) yang keluar dari transformer rectifier kemudian masuk ke pipa dan groundbed. Arus proteksi yang keluar dapat diatur, potensial proteksi dekat groundbed
(Draint point) tidak lebih minimum dari –2000 mvolt. 2. Back fill Pada sistem proteksi katodik, untuk meningkatkan kinerja anoda digunakan backfill. Fungsi backfill untuk anoda korban berbeda dengan arus tanding.
3.6
TABEL DATA Data hasil pengamatan akan dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut :
No.
Lokasi 2
1
No.
Jarak Antar
Tiang
Tiang Ukur
Ukur
(Meter)
3
4
Potensial (-mV) Proteksi 5
Arus (mAmp)
Anoda Natural Anoda 6
7
8
Kondisi Tiang Ukur
Rectifier
Terminal
Input Output
Point
9
10
11
Cable
Tutup
Cat
Keterangan
Connecting Tiang Ukur Tiang Ukur 12
13
14
15
SISTEM IMPRESSED CURRENT ( IC )
SISTEM SACRIFICIAL ANODE ( SA )
Analisa Sistem Proteksi Katodik
42
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
Umum Jaringan pipa PGN distrik banten sudah cukup kompleks, melewati
daerah-daerah bawah tanah yang padat struktur dan lingkungan sekitar yang padat bangunan serta jalan raya membuat banyak terjadi gejala-gejala kerusakan proteksi katodik. Pada umumnya gejala kerusakan proteksi katodik terjadi karena kondisi lapis lindung yang mulai rusak dan resistivitas tanah yang berbeda untuk lingkungan yang berbeda. Bila kondisi lapis lindung pipa sudah cukup rusak maka kebutuhan arus proteksi akan meningkat dan anoda akan mengeluarkan arus lebih besar. Sebaliknya bila kondisi lapis lindung baik, kebutuhan arus relatif kecil dan arus keluaran anoda akan semakin kecil. Lingkungan
yang
kering
(resistivitas
tinggi)
akan
menghambat
kemampuan anoda untuk mengeluarkan arus proteksi, sehingga meskipun kebutuhan arus proteksi tinggi jumlah arus yang disuplai anoda tidak mencukupi. Dengan kata lain kondisi pipa akan kurang terproteksi. Sebaliknya lingkungan yang basah dan resistivitas tanah rendah akan memungkinkan anoda mengeluarkan arus secara maksimal sehingga mungkin arus keluaran yang dihasilkan lebih dari kebutuhan dan perhitungan desain. Kondisi ini dapat mengakibatkan konsumsi anoda lebih cepat dari perhitungan desain.
4.2
Analisa Sistem Proteksi Katodik Permasalahan pada sistem proteksi katodik yang ada sampai saat ini di
jaringan pipa distribusi gas bumi wilayah banten antara lain :
Analisa Sistem Proteksi Katodik
43
a. Sistem Proteksi Katodik jalur Batu ceper – Serpong. Pipa kurang terproteksi di daerah PT. Argo Pantes – Stasiun gas Serpong. Kemungkinan Penyebab Masalah
Tindakan Penyelesaian
Insulating Flange pada MR/S industri Cek kondisi insulating flange kits bocor,
sehingga
arus
terkonsumsi (Gasket, sleeve, washer) jika rusak,
hingga ke dalam pabrik.
segera diganti.
Kondisi lapis lindung yang melewati Tambahkan magnesium anoda untuk jalan
tol
sudah
buruk
sehingga meningkatkan kapasitas arus proteksi
kebutuhan arus proteksi menjadi tinggi.
yang dapat disuplai.
b. Sistem Proteksi Katodik jalur Slugcatcher – Stasiun Gas Bitung. Pipa kurang terproteksi di daerah Pertigaan Galeong – Stasiun gas Serpong. Kemungkinan Penyebab Masalah
Tindakan Penyelesaian
Insulating Flange pada MR/S industri Cek kondisi insulating flange kits bocor,
sehingga
arus
terkonsumsi (Gasket, sleeve, washer) jika rusak,
hingga ke dalam pabrik.
segera diganti.
Kondisi lapis lindung yang melewati Tambahkan
sistem
Anoda
korban
sungai cisadane sudah buruk sehingga sepanjang pipa yang kurang terproteksi kebutuhan arus proteksi menjadi tinggi.
untuk
mengembalikan
jaringan
terproteksi normal kembali.
c. Sistem Proteksi Katodik jalur Stasiun gas Bitung – Balaraja. Pipa kurang terproteksi di daerah Pertigaan PT Metosu. Kemungkinan Penyebab Masalah
Tindakan Penyelesaian
Resistivitas tanah tinggi, jangkauan Tambahkan magnesium anoda untuk proteksi berkurang.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
menutupi blank spot tersebut.
44
d. Sistem Proteksi Katodik Kawasan Industri Dumpit. Pipa kurang terproteksi di daerah PT Interworld – Pertigaan Telkom. Kemungkinan Penyebab Masalah
Tindakan Penyelesaian
Insulating Flange pada MR/S industri Cek kondisi insulating flange kits bocor,
sehingga
arus
terkonsumsi (Gasket, sleeve, washer) jika rusak,
hingga ke dalam pabrik. Kondisi
lapis
dilakukan
segera diganti.
lindung
rusak
pengeboran
saat Pasang Insulating Joint tambahan pada
sehingga valve
kebutuhan arus proteksi menjadi tinggi.
untuk
permukaan
meminimalisasi
yang
tidak
luas
terproteksi.
Setelah itu pasang magnesium anode Terjadi kebocoran arus ke struktur lain Tambahkan magnesium anoda untuk di dekat pipa atau yang bersinggungan meningkatkan kapasitas arus proteksi dengan pipa, sehingga kebutuhan arus yang dapat disuplai. menjadi besar.
e. Sistem Proteksi Katodik Kawasan industri Eternal. Pipa kurang terproteksi di daerah Kawasan Industri. Kemungkinan Penyebab Masalah
Tindakan Penyelesaian
Insulating Flange pada MR/S industri Cek kondisi insulating flange kits bocor,
sehingga
arus
terkonsumsi (Gasket, sleeve, washer) jika rusak,
hingga ke dalam pabrik.
segera diganti.
Kondisi lapis lindung pipa sudah buruk Tambahkan magnesium anoda untuk sehingga
kebutuhan
arus
proteksi meningkatkan kapasitas arus proteksi
menjadi tinggi.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
yang dapat disuplai.
45
f. Sistem Proteksi Katodik PT Indobrick. Pipa tidak terproteksi Kemungkinan Penyebab Masalah
Tindakan Penyelesaian
Insulating Flange pada MR/S industri Cek kondisi insulating flange kits bocor,
sehingga
arus
terkonsumsi (Gasket, sleeve, washer) jika rusak,
hingga ke dalam pabrik.
segera diganti.
Kondisi lapis lindung pipa sudah buruk Tambahkan magnesium anoda untuk sehingga
kebutuhan
arus
proteksi meningkatkan kapasitas arus proteksi
menjadi tinggi.
yang dapat disuplai.
Terjadi kebocoran arus ke struktur lain Tambahkan magnesium anoda untuk di dekat pipa atau yang bersinggungan meningkatkan kapasitas arus proteksi dengan pipa, sehingga kebutuhan arus yang dapat disuplai. menjadi besar. Pipa terpasang mempunyai kualitas Tambahkan magnesium anoda untuk yang
rendah
magnesium
sedangkan
anode
yang
berat meningkatkan kapasitas arus proteksi dipasang yang dapat disuplai.
kurang sehingga arus proteksi tidak mencukupi.
g. Sistem Proteksi Katodik Jalan Olex. Pipa tidak terproteksi di Pertigaan Jl. Olex. Kemungkinan Penyebab Masalah
Tindakan Penyelesaian
Magnesium Anode sudah mulai habis, Ganti magnesium anode yang baru sehingga arus proteksi yang dikeluarkan tidak mencukupi
h. Sistem Proteksi Katodik Kawasan PT. ITS. Potensial natural pipa sangat tinggi. Kemungkinan Penyebab Masalah
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Tindakan Penyelesaian
46
Terjadi interferensi arus DC oleh Koneksikan semua pipa yang terletak magnesium anode yang dipasang dan berdekatan dengan kabel sehingga arus pengaruh arus liar sistem IC.
liar tidak terjadi.
Selain permasalahan yang ada di lapangan, sering sekali ditemukan kesalahan pemasangan atau penerapan proteksi katodik yang entah karena disengaja atau karena memang ketidaktahuan petugas proteksi katodik . kesalahan – kesalahan tersebut antara lain : a. Pemasangan Insulating Kit Pada Sambungan Pipa yang tidak tepat Perusahaan
Gas
Negara
berdasarkan
referensi
gambar
nomor
DPCE/CPC/SPK/006M tahun 2000 memberikan standard bahwa insulating kit harus terdiri dari insulating washer, steel washer, insulating sleeve, dan insulating gasket. Namun dilapangan sering ditemukan tidak adanya insulating gasket, seperti pada gambar 32 berikut :
Gambar 4.1. Sambungan Pipa Tanpa Insulating Gasket
Saat kondisi kering, maka hal ini tidak mempengaruhi sistem proteksi katodik. Namun saat hujan dan ruang-ruang kosong tempat insulating gasket terisi air maka arus proteksi akan mengalir masuk ke dalam struktur pabrik sehingga sistem proteksi katodik akan terganggu.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
47
b. Pemasangan Kabel ke Pipa Untuk Anoda Korban Yang Tidak Tepat Berdasarkan
gambar
standard
Perusahaan
Gas
Negara
nomor
DPCE/CPC/SPKJ/006L untuk penyambungan kabel ke pipa pada proteksi katodik sistem anoda korban hanya menggunakan satu CP plat untuk dua kabel. Hal ini tidak sesuai dengan British Standard 7361 yang menggunakan dua CP plate dengan jarak antar plate lebih kurang 30 cm. Seperti gambar 33. berikut : KOTAK UJI
UNTUK MENGUKUR POTENSIAL
30 CM
ANODA
Gambar 4.2. Pemasangan Kabel Pada Sistem Anoda Korban
Pengaruh secara langsung tidak ada, menggunakan satu CP plat pun proteksi katodik dapat berjalan dengan baik. Namun fungsi dua CP Plat adalah sebagai bentuk pencegahan jika seandainya CP plat terlepas dari pipa maka masih ada satu CP plat lagi. Selain itu juga berfungsi agar pengukuran lebih akurat, sebab arus proteksi harus melewati pipa terlebih dahulu sepanjang 30 cm.
Adapun data kondisi sistem proteksi katodik yang didapat dari hasil survey lapangan yaitu sebagai berikut :
Analisa Sistem Proteksi Katodik
48
No.
Lokasi 2
1
No.
Jarak Antar
Tiang
Tiang Ukur
Ukur
(Meter)
3
4
Potensial (-mV)
Arus (mAmp)
Proteksi Anoda Natural Anoda 5
6
7
8
Kondisi Tiang Ukur
Rectifier
Terminal
Input Output
Point
9
10
Cable
Tutup
Keterangan
Cat
Connecting Tiang Ukur Tiang Ukur
11
12
13
14
15
SISTEM IMPRESSED CURRENT ( IC ) I
SERPONG - CIKOKOL - BATU CEPER
1
Depan St. Serpong
IC
I - 01
1,267
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
2
Dekat jembatan tol Kb. Nanas
IC
I - 02
1,631
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
3
DP TR Cikokol
IC
I - 03
1,865
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
4
Dekat jembatan pipa Bt. Ceper
IC
I - 04
908
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
II
CISADANE - GALEONG - BITUNG
5
Depan PT. Hilex
IC
II - 01
1,205
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
6
DP TR Cisadane
IC
II - 02
1,721
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
7
Depan PT. Bata Api Surya
IC
II - 03
1,302
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
8
Depan PT. ITS
IC
II - 04
1,102
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
9
Pertigaan Galeong
IC
II - 05
905
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
10
Jembatan Sangiang
IC
II - 06
803
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Drop
11
Galeong
IC
II - 07
798
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Drop
12
Depan Tip-Top
IC
II - 08
817
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Drop
13
Samping MR/S PT. Lucky Indah Keramik
IC
II - 09
820
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Drop
14
Pertigaan Pasar Kemis depan
IC
II - 10
823
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Drop
15
Setelah Arhanud
IC
II - 11
-
Baik
-
Baik
Baik
Koneksi kabel ke Pipa Putus
16
Pertigaan PT. Metosu
IC
II - 12
964
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
III
BITUNG - BALARAJA Bitung
17
Depan PT. Kadu Manis
IC
III - 01
1,401
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
18
Dekat Bak Valve ( warung ) St. Bitung
IC
III - 02
1,652
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
19
DP TR St. Bitung
IC
III - 03
1,824
Baik
-
Baik
Baik
Drain Point TR Bitung
20
Depan PT. Sparta Prima
IC
III - 04
1,453
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
21
Dekat Pom Bensin Cikupa
IC
III - 05
1,504
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
Balaraja
22
Dekat bengkel motor Tigaraksa
IC
III - 06
1,554
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
23
Depan RM. Majalengka ( Rudal )
IC
III - 07
1,608
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
24
DP TR Balaraja
IC
III - 08
1,686
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
25
Turab sebelum s.cimanceri
IC
III - 09
1,502
Baik
-
Baik
Baik
Proteksi Baik
26
Jembatan Cimanciri
IC
III - 10
1,413
Baik
-
Baik
Kusam
Proteksi Baik
27
Depan Kantor Pos Balaraja
IC
III - 11
-
-
-
-
-
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Test Box Hilang
49
No.
Lokasi 2
1
No.
Jarak Antar
Tiang
Tiang Ukur
Ukur
(Meter)
3
4
Potensial (-mV)
Kondisi Tiang Ukur
Arus (mAmp)
Proteksi
Anoda
Natural Anoda
5
6
7
8
Rectifier
Terminal
Cable
Tutup
Keterangan
Cat
Input
Output
Point
9
10
11
12
13
14
Connecting Tiang Ukur Tiang Ukur 15
SISTEM SACRIFICIAL ANODE ( SA ) IV
SERPONG - KARAWACI - BT. CEPER - MAUK SERPONG
28
Samping Off Take Serpong
SA
IV - 01
1,226
1,706
923
2.05
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Proteksi Baik
JALAN SK KERIS 29
Pertigaan Asshobirin
SA
IV - 02
1,425
1,721
1,125
5.14
Baik
Baik
Baik
Baik
30
Sebelum Jembatan
SA
IV - 03
-
-
-
-
-
-
-
-
31
Pertigaan Gading Raya
SA
IV - 04
1,403
1,692
1,058
4.13
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Depan PT. SK Keris
SA
IV - 05
1,416
1,618
1,035
3.19
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
SA
IV - 06
1,252
1,416
672
5.31
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Proteksi Baik
32
Test Box Hilang
MR/S INDAH KIAT 33
Samping MR/S PT. Indah Kiat LOOPING KARAWACI
34
Pertigaan Looping
SA
IV - 07
1,322
1,524
1,106
15.47
Baik
Baik
Baik
Baik
35
Sebelum jembatan Karawaci baru
SA
IV - 08
-
-
-
-
-
-
-
-
36
Setelah jembatan Karawaci baru
SA
IV - 09
1,227
1,516
1,050
12.39
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Samping Ruko Karawaci baru
SA
IV - 10
1,231
1,552
1,027
15.73
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Proteksi Baik
37
Test Box Hilang
KARAWACI - CIMONE 38
Dekat MR/S PT Laksana (Pipa CB)
SA
IV - 11
1,397
1,651
897
7.42
Baik
Baik
Baik
Baik
39
Samping MR/S PT. Sulindafin (Pipa CB)
SA
IV - 12
1,305
1,612
899
16.05
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
40
Depan PT. CRC (Dekat Bak Valve)
SA
IV - 13
1,204
1,712
901
22.19
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
41
Depan SLB Karawaci
SA
IV - 14
1,122
1,562
916
33.46
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
42
Pertigaan Shinta
SA
IV - 15
1,197
1,722
917
35.19
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
43
Depan M/RS Cimone (Dekat Warung)
SA
IV - 16
1,109
1,718
923
29.16
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
44
Depan MR/S Perum Karawaci (Pipa CB)
SA
IV - 17
922
1,331
851
7.03
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
45
Depan Perum Cimone Permai
SA
IV - 18
-
-
-
-
-
-
-
-
46
Samping MR/S Cimone (Pipa CB)
SA
IV - 19
897
1,312
824
8.72
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Test Box Hilang
SA
IV - 20
1,082
1,602
712
9.05
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
Proteksi Baik
CIKOKOL 47
PT. Kumatex (Pipa CB) BATU CEPER
48
Jembatan Batu Ceper
SA
IV - 21
1,035
1,612
894
22.19
Baik
Baik
Baik
Baik
49
Sebelum PT. Tunas Alpin - Batu Ceper
SA
IV - 22
1,227
1,716
919
92.08
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
50
Depan PT. Murni Karetindo Lestari Batu Ceper
SA
IV - 23
1,012
1,612
913
31.19
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Depan PT. Fajar Sun Master Batu Ceper (Pipa CB)
SA
IV - 24
1,394
1,751
1,208
2.09
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Proteksi Baik
51
JL. PEMBANGUNAN 52
Pertigaan Depan Pool Taxi Blue Bird
SA
IV - 25
977
1,655
899
41.09
Baik
Baik
Baik
Baik
53
Depan PT. Industira /Jl. Pembangunan
SA
IV - 26
1,120
1,482
913
22.72
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
54
Samping MR/S PT. Intan Pertiwi (Pipa CB)
SA
IV - 27
1,418
1,625
1,108
6.12
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Jl. MAUK 55
Depan MR/S PT. Istem (IB PT.ISTEM)
SA
IV - 28
1,488
1,648
1,108
19.71
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
56
Samping MR/S PT. ITS (S.A LAMA PT ITS)
SA
IV - 29
1,456
1,708
1,215
7.16
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
57
Dekat MR/S PT ITS (S.A. BARU PT. ITS)
SA
IV - 30
1,407
1,756
1,003
12.08
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
58
Dekat MR/S PT. PNR ( Pipa CB )
SA
IV - 31
901
1,491
819
33.07
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
59
Sebelum PT. Supta Steel
SA
IV - 32
-
-
-
-
-
-
-
-
60
Depan PT. Supta Steel
SA
IV - 33
-
-
-
-
-
-
-
-
61
Dekat PT. Firfec Kota Bumi (Pipa CB)
SA
IV - 34
1,172
1,394
894
3.21
Baik
Baik
Baik
Baik
Jalur Pipa Induk 6" ke PT. Firpec
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Test Box Hilang Test Box Hilang Proteksi Pipa CB Baik
50
No.
Lokasi 2
1 V
No.
Jarak Antar
Tiang
Tiang Ukur
Ukur
(Meter)
3
4
Potensial (-mV)
Arus (mAmp)
Proteksi Anoda Natural Anoda 5
6
7
8
Kondisi Tiang Ukur
Rectifier
Terminal
Input Output
Point
9
10
Cable
Tutup
Keterangan
Cat
Connecting Tiang Ukur Tiang Ukur
11
12
13
14
15
50.16
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
KALI SABI - DUMPIT - MANIS - JL. TELESONIC CIBODAS Jl. Cibodas
62
Dekat PT. Bumi Tangerang II (End Cap)
SA
V - 01
1,182
1,724
863
Pipa CB Industri Cibodas 63
Depan PT. Bumi Tangerang II (Pipa CB)
SA
V - 02
1,335
1,671
904
5.18
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
64
Samping MR/S PT. Bumi Tangerang I (Pipa CB)
SA
V - 03
1,312
1,662
918
11.08
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
SA
V - 04
1,308
1,625
977
5.17
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Pipa CB PT. Bintang Mashindo 65
Samping MR/S PT. Bintang Masindo (Pipa CB) KALISABI
66
Sebelum Pertigaan PT. Indo Taichen
SA
V - 05
914
1,765
875
21.07
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
67
Jalur Pipa menuju PT. Dunia Keramik
SA
V - 06
1,324
1,766
994
25.19
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
68
Depan PT. Indo Taichen
SA
V - 07
1,207
1,733
928
12.47
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
69
Pertigaan menuju PT. Jabatex
SA
V - 08
984
1,752
902
29.40
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Depan PT. Jabatex
SA
V - 09
1,227
1,706
827
52.18
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
70
KAWASAN DUMPIT 71
Depan PT. Telkom Dumpit
SA
V - 10
647
1,392
562
23.72
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Sistem SA Drop
72
Dekat PT. Inter Nusa
SA
V - 11
632
1,497
557
45.13
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Sistem SA Drop
73
Samping PT. Inter World Steel
SA
V - 12
626
1,446
573
11.08
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Sistem SA Drop
SA
V - 13
1,356
1,712
974
12.08
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
PT. Sembada 74
Depan PT. Sembada Jalur PT. Indah Jaya
75
Pertigaan PT. Indah Jaya
SA
V - 14
1,023
1,412
922
14.71
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
76
Depan Warung sate Ps. Dumpit
SA
V - 15
1,107
1,317
994
15.82
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
TELESONIC 77
Pertigaan PT. Metosu
SA
V - 16
1,055
1,483
915
6.81
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
78
Depan PT. Delli food
SA
V - 17
1,094
1,481
891
5.73
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
KAWASAN INDUSTRI MANIS 79
Pertigaan Manis (Dekat Tambal Ban)
SA
V - 18
1,161
1,712
894
16.08
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
80
Depan PT. Gajah Putih
SA
V - 19
1,182
1,722
905
20.76
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
81
Depan PT. Naga Tara (Dekat PT. Sinar Ancol)
SA
V - 20
1,235
1,705
912
24.81
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
82
Depan PT. Bukit Sugih Manis/ PT. Pacinesia
SA
V - 21
962
1,443
903
33.47
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Dalam PT Gajah Putih (Pipa CB)
SA
V - 22
1,153
1,598
897
13.21
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
SA
V - 23
743
1,468
565
22.19
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Sistem SA Drop
83
Jalur PT. ACC 84
Depan PT. Nitto Manis
Analisa Sistem Proteksi Katodik
51
No.
Lokasi 2
1
No.
Jarak Antar
Tiang
Tiang Ukur
Ukur
(Meter)
3
4
Potensial (-mV)
Arus (mAmp)
Proteksi Anoda Natural Anoda 5
6
7
8
Kondisi Tiang Ukur
Rectifier
Terminal
Input Output
Point
9
10
Cable
Tutup
Keterangan
Cat
Connecting Tiang Ukur Tiang Ukur
11
12
13
14
15
VI
PERTIGAAN PASAR KEMIS - CIKUPA
85
Samping MR/S Mitsuba (Pipa CB)
SA
VI - 01
772
1,621
643
30.18
Baik
Baik
Baik
Baik
86
Pertigaan menuju PT. Dekormas
SA
VI - 02
1,132
1,761
843
181.02
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
87
Samping MRS Dekormas
SA
VI - 03
1,146
1,724
852
120.73
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
88
Pertigaan Trafoindo Jatiuwung
SA
VI - 04
851
1,328
734
19.05
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
89
Pertigaan Jl. Kasir ( Depan PT. APP )
SA
VI - 05
-
-
-
-
-
-
Baik
Baik
Kabel ke Pipa Putus
90
Depan Bidan Nasriyah
SA
VI - 06
892
1,512
837
155.71
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
91
Pertigaan Ke PT. Bestari
SA
VI - 07
954
1,327
821
20.72
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
92
Depan PT. Kopin
SA
VI - 08
993
1,523
862
10.81
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
93
Depan PT NASA
SA
VI - 09
1,142
1,586
864
9.51
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
94
Pertigaan PT. NASA
SA
VI - 10
984
1,624
832
88.76
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
95
Depan Pasar Cilongok Ps. Kemis
SA
VI - 11
957
1,664
845
60.84
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
96
Batas Desa Sukamantri ( Jembatan )
SA
VI - 12
946
1,501
795
24.83
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
97
Pertengahan Jl. Kasir
SA
VI - 13
954
1,748
881
54.92
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
PASAR KEMIS Proteksi Pipa CB Bocor
JL. KASIR
KAWASAN INDUSTRI 98
Depan PT. Hilon I Kws.Industri (Pipa CB)
SA
VI - 14
1,275
1,622
730
8.08
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Pipa CB Baik
99
Depan PT. Hilon II Kws.Industri (Pipa CB)
SA
VI - 15
1,397
1,652
682
2.12
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Pipa CB Baik
100
Samping MR/S PT. Unicer
SA
VI - 16
973
1,342
824
13.78
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
101
Pertigaan dekat PT. Unicer
SA
VI - 17
1,184
1,414
832
8.74
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
Proteksi Baik
JL. PT HANKOOK - Cikupa 102
Depan Gerbang Hankook Keramik
SA
VI - 18
891
1,354
591
11.08
Baik
Baik
Baik
Baik
103
Samping Gardu PLN ( Arah PT. Hankook )
SA
VI - 19
971
1,416
910
20.18
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
104
Samping Kantor Desa Sukasih
SA
VI - 20
1,120
1,452
897
42.19
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
105
Samping PT. Kemasindo Indah Triutama
SA
VI - 21
1,202
1,415
925
7.59
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
106
Depan Kedaton Indah
SA
VI - 22
1,015
1,452
908
28.15
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
107
Depan PT. Riset Farm ( Dekat Telaga Bestari )
SA
VI - 23
1,140
1,397
915
16.17
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
108
Samping PT. Daisin Cikupa
SA
VI - 24
1,003
1,742
965
45.13
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
109
Dekat ROW Pertamina Cikupa
SA
VI - 25
-
-
-
-
-
-
-
-
110
Depan TPU Desa Telaga Sari
SA
VI - 26
1,207
1,749
1,039
24.70
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
111
Depan Toko Klontong (Depan Counter HP)
SA
VI - 27
1,105
1,773
896
85.90
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
112
Depan PT. New Red & White (PT ALCAM)
SA
VI - 28
938
1,471
905
31.08
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
113
Setelah PT. New Red
SA
VI - 29
915
1742
893
11.07
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Test Box Hilang
52
No.
Lokasi
1
2
VII
No.
Jarak Antar
Tiang
Tiang Ukur
Ukur
(Meter)
3
4
Potensial (-mV)
Arus (mAmp)
Proteksi Anoda Natural Anoda 5
6
7
8
891
1,598
632
Kondisi Tiang Ukur
Rectifier
Terminal
Input Output
Point
9
10
Cable
Tutup
Keterangan
Cat
Connecting Tiang Ukur Tiang Ukur
11
12
13
14
15
145.18
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
R O W PERTAMINA
114 TB ROW PE Km 143 - 144 / Belakang Torabika
SA
VII - 01
115 TB ROW PE Km 144-145/Sebelum Tata Rubindo (depan warung)
SA
VII - 02
832
1,501
661
33.42
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
116 TB ROW PE Km 145-146/Sesudah Tata Rubindo
SA
VII - 03
822
1,498
648
22.48
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
117 TB ROW PE Km 145-146/Dekat TB PE 146
SA
VII - 04
711
1,288
674
41.05
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
118 TB ROW PE Km 146-147/ Dekat tiang sutet PLN (Ps kemis)
SA
VII - 05
812
1,496
617
22.43
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
119 TB ROW PE Km 146-147/ Dekat Jl. Cikupa - Ps. Kemis
SA
VII - 06
850
1,549
698
40.11
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
120 TB ROW PE Km 146-147,2 Depan Warung
SA
VII - 07
741
1,387
677
35.71
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
121 TB ROW PE Km 146-147,8 Depan Pesantren
SA
VII - 08
724
1,382
672
37.16
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
122 TB ROW PE Km 147-148/Dekat patok 148
SA
VII - 09
743
1,371
655
30.42
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
123 TB ROW PE Km 147-148/Pohon nangka samp kabel PLN
SA
VII - 10
702
1,439
661
55.18
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
124 TB ROW PE Km 147-148/Kawasan Industri Cikupa Mas
SA
VII - 11
799
1,622
650
102.42
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
125 TB ROW PE Km 147-148/Dekat SMU Wipama
SA
VII - 12
721
1,598
641
88.17
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
126 TB ROW PE Km 149-150/Samping jalan raya Balaraja
SA
VII - 13
812
1,439
658
10.46
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Drop
127 TB ROW PE Km 149-150/100 m dari South East Rattan
SA
VII - 14
1,022
1,521
689
20.18
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
128 TB ROW PE Km 150-151
SA
VII - 15
721
1,542
681
65.73
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
129 TB ROW PE Km 150-151/300 m dari Km 150
SA
VII - 16
762
1,607
710
44.05
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
130 TB ROW PE Km 150-151/650 m dari Km 150
SA
VII - 17
922
1,511
615
31.49
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
131 TB ROW PE Km 150-151/Tengah sawah
SA
VII - 18
741
1,613
625
30.08
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
132 TB ROW PE Km 151-152/Dekat Masjid
SA
VII - 19
747
1,522
641
33.71
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
133 TB ROW PE Km 150-157/Sawah
SA
VII - 20
735
1,239
621
33.42
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Drop
Analisa Sistem Proteksi Katodik
53
No.
Lokasi 2
1 VIII
No.
Jarak Antar
Tiang
Tiang Ukur
Ukur
(Meter)
3
4
Potensial (-mV) Proteksi 5
6
Kondisi Tiang Ukur
Arus (mAmp)
Anoda Natural Anoda 7
8
Rectifier
Terminal
Input Output
Point
9
10
11
Cable
Tutup
Keterangan
Cat
Connecting Tiang Ukur Tiang Ukur 12
13
14
15
CURUG - CIKUPA - BALARAJA - DOULTON BITUNG Jl. RY CURUG
134
Depan M/RS PT. Selamet Sempurna
SA
VIII - 01
1,386
1,722
991
16.82
Baik
Baik
Baik
Karatan
Proteksi Baik
135
Samping MR/S PT. Fatra Polindo
SA
VIII - 02
1,164
1,462
1,005
42.74
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
136
Samping MR/S PT. Indo Brick (Pipa CB)
SA
VIII - 03
585
1,702
492
49.86
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
SA
VIII - 04
1,332
1,648
974
34.81
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
PT. CIPTA KEMAS ABADI 137
Dalam Cipta Kemas Abadi (Pipa CB) JL. PT. ETERNAL
138
Pertigaan PT. Akrilik Cikupa
SA
VIII - 05
1,246
1,428
889
19.43
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Sistem SA Baik
139
Depan PT. Akrilik
SA
VIII - 06
1,183
1,475
883
22.48
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Sistem SA Baik
140
Depan PT. Eternal
SA
VIII - 07
1,215
1,486
859
20.59
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Sistem SA Baik
SA
VIII - 08
1,312
1,624
878
3.16
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Pipa CB PT. GIZI 141
Dalam PT Gizi (Pipa CB) Jalur Pipa PT. Keramindo
142
Pertigaan Sebelum PT. Keramindo
SA
VIII - 09
1,339
1,726
1,184
50.14
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
143
Depan PT. Keramindo
SA
VIII - 10
1,315
1,707
1,192
35.49
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
144
Depan PT. Citra Cipta (Pipa 6")
SA
VIII - 11
998
1,678
625
115.93
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
145
Depan PT. Kwarsa (Pipa CB)
SA
VIII - 12
1,339
1,641
918
11.42
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
146
Dekat Lina Keramik ( Sebelum Olex )
SA
VIII - 13
1,219
1,568
1,016
10.45
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
147
Gang Kp. Cengkok Balaraja ( depan Cucian mobil )
SA
VIII - 14
1,021
1,522
922
41.18
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
148
Depan PT JAKEFU Balaraja KM. 26.8
SA
VIII - 15
1,023
1,628
921
55.47
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
149
Dekat Pom Bensin Sentul Balaraja
SA
VIII - 16
1,114
1,468
928
11.15
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
150
Dekat Klinik Sentul Balaraja
SA
VIII - 17
1,024
1,385
895
20.17
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
151
Depan PT. Langford
SA
VIII - 18
887
1,374
856
21.46
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
152
Sebelum RM.Cide
SA
VIII - 19
879
1,485
758
15.49
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
153
Depan TB. Hidup Abadi ( Pertigaan Cisoka )
SA
VIII - 20
1,048
1,623
891
22.41
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
154
Dekat tambal ban (Sebelum Charoen Phokpand)
SA
VIII - 21
1,192
1,780
997
25.43
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
155
Dalam PT. Charoen Popkhand (Pipa CB)
SA
VIII - 22
1,422
1,720
1,102
10.49
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
156
Depan PT Doulton
SA
VIII - 23
1,021
1,564
994
8.16
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
JL. OLEX
Jalur Pipa Induk 6" - PT. Doulton
Analisa Sistem Proteksi Katodik
54
No.
Lokasi 2
1 IX
No.
Jarak Antar
Tiang
Tiang Ukur
Ukur
(Meter)
3
4
Potensial (-mV) Proteksi 5
Arus (mAmp)
Anoda Natural Anoda 6
7
8
Kondisi Tiang Ukur
Rectifier
Terminal
Input Output
Point
9
10
11
Cable
Tutup
Keterangan
Cat
Connecting Tiang Ukur Tiang Ukur 12
13
14
15
CIKANDE - CILEGON CIKANDE KAWASAN INDS.LANGGENG SAHABAT
157
Sebelum PT. ICI
SA
IX - 01
1,237
1,657
1,107
7.19
Baik
Baik
Baik
Baik
158
Setelah Jemb. Langgeng Shbt (Dpn Off-take Cikande)
SA
IX - 02
936
1,792
889
44.76
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
159
Depan PT. Kedaung
SA
IX - 03
1075
1768
857
155.86
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Setelah PT. Kedaung
SA
IX - 04
916
1348
863
15.72
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
160
Proteksi Baik
JL. RAYA CIKANDE - KRAGILAN 161
Pintu masuk Langgeng Sahabat / Bak Valve
SA
IX - 05
1,231
1,704
1,107
5.19
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
162
Timur Jembatan Timbang / Pangkalan Ojek
SA
IX - 06
1,318
1,774
1,139
108.42
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
163
Depan PT. Starmon
SA
IX - 07
1,227
1,668
1,002
44.76
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
164
Depan PT Japindo Kencana
SA
IX - 08
1,238
1,752
1,181
42.93
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
165
Jl. Ke Bidan depan Ruko
SA
IX - 09
1,291
1,792
1,108
77.52
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
166
Dekat Wartel Moro Seneng Ps.Tambak Kragilan
SA
IX - 10
1,108
1,496
991
18.74
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
167
Depan Dinas PU Cabang Cikande
SA
IX - 11
916
1,522
877
31.05
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
168
Sebelah Barat Tol / Menara telepon
SA
IX - 12
1,012
1,422
896
14.33
Tidak ada
Tidak ada
Baik
Kusam
169
Seberang bengkel Per Ciagel Jaya (End Cap)
SA
IX - 13
1,163
1,734
1,041
22.09
Baik
Baik
Baik
Baik
Kabel pendek Proteksi Baik
KAWASAN INDUSTRI MODERN CIKANDE 170
Kawasan Modern Cikande (depan putaran)
SA
IX - 14
1,232
1,702
1,103
5.91
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
171
Kawasan Modern Cikande Perempatan PT. Cargill
SA
IX - 15
1,108
1,355
985
6.13
Baik
Baik
Baik
Kusam
Proteksi Baik
172
Kawasan Modern Cikande Arah ke PT. Cargill
SA
IX - 16
1,216
1,772
1,162
3.05
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
173
Dekat PT. Kwang Lin Cikande
SA
IX - 17
1,208
1,492
1,012
3.24
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Jaringan Pipa Ke PT. Superfeed & PT Arwana 174
Sebelum Jembatan Tol
SA
IX - 18
1,015
1,628
992
34.18
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
175
Setelah Jembatan Tol / Dekat PT. Superfeed
SA
IX - 19
1,078
1,772
983
7.27
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
176
Jl.Sebelum ke PT. Arwana (dekat pertigaan)
SA
IX - 20
1,275
1,708
1,194
15.36
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
177
Jl.Sebelum ke PT. Arwana (dekat pabrik)
SA
IX - 21
1,146
1,622
897
32.06
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
178
Samping M/RS PT. Arwana (Pipa CB)
SA
IX - 22
1,082
1,655
874
21.15
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Pipa CB Baik
SA
IX - 23
855
1,372
691
25.18
Baik
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
CILEGON 179
Dekat PT. Jaya Boral Cilegon
Analisa Sistem Proteksi Katodik
55
No.
Lokasi 2
1 X
No.
Jarak Antar
Tiang
Tiang Ukur
Ukur
(Meter)
3
4
Potensial (-mV) Proteksi 5
Arus (mAmp)
Anoda Natural Anoda 6
7
8
Kondisi Tiang Ukur
Rectifier
Terminal
Input Output
Point
9
10
11
Cable
Tutup
Keterangan
Cat
Connecting Tiang Ukur Tiang Ukur 12
13
14
15
JUNCTION BOX
180
Pertigaan SK Keris (Jl. Raya Serpong)
JB
X - 01
1322 / 1245
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
181
Depan PT. Indah Kiat
JB
X - 02
1405 / 1307
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
182
Samping MR/S PT. Argo Pantes
JB
X - 03
1522 / 898
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
183
Pertigaan Looping Karawaci
JB
X - 04
1564 / 1115
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
184
Depan Liga Mas Karawaci
JB
X - 05
1133 / 986
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik (Sudah ditambah Anoda)
185
Depan PT. Superex
JB
X - 06
1252 / 925
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
186
Depan PT ITS (JB PT ITS)
JB
X - 07
1312 / 1008
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
187
Depan PT. Bintang Masindo
JB
X - 08
1332 / 765
Baik
Baik
Baik
Proteksi Sistem IC Drop
188
Pertigaan Dumpit ( Sabar Subur )
JB
X - 09
1008 / 589
Baik
Baik
Baik
Proteksi Sistem SA Drop
189
Pertigaan Palm Manis Dumpit ( Depan Telkom )
JB
X - 10
923 / 616
Baik
Baik
Baik
Proteksi Sistem SA Drop
190
Pertigaan PT. Sembada
JB
X - 11
1302 / 569
Baik
Baik
Baik
Proteksi Sistem SA Drop
191
Pertigaan PT. Nitto Manis
JB
X - 12
933 / 457
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
192
Depan PT. ACC Manis
JB
X - 13
695 / 625
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
193
Jembatan setelah PT. Osram Ps. Kemis
JB
X - 14
1422 / 636
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
194
Pasar Doyong Ps. Kemis
JB
X - 15
893 / 851
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
195
Pertigaan PT. NASA
JB
X - 16
982 / 862
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
196
Dekat Pintu Tol Cikupa
JB
X - 17
899 / 903
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
197
Pertigaan Ps. Cikupa
JB
X - 18
1451 / 852
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
198
JB Jalan Raya Curug (Depan PT. IndoBrick)
JB
X - 19
1144 / 479
Baik
Baik
Baik
Proteksi Pipa CB Bocor ke Industri
199
Depan Cipta Kemas Abadi
JB
X - 20
1223 / 1725
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
200
JB Pertigaan PT. Galvindo Inti
JB
X - 21
1692 / 914
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
201
Depan Wartel Pertigaan PT. Tata Rubberindo
JB
X - 22
1156 / 858
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
202
Depan Jl. Raya PT. Akrilik
JB
X - 23
1195 / 1093
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik (Ins. Joint telah terpasang)
203
Pertigaan PT. Adil Makmur Fajar / MS Cikupa
JB
X - 24
1431 / 725
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
204
Pertigaan PT. SRKI Balaraja
JB
X - 25
1316 / 928
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik (Sudah ditambah Anoda)
205
Pertigaan Jl. OLEX
JB
X - 26
1215 / 942
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
206
Depan PT. Charoen Popkhand Balaraja
JB
X - 27
1447 / 1011
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
207
Kws. Modern ( Cargill ) Cikande (Yasunaga)
JB
X - 28
1322 / 1125
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
208
Depan PT. Waru Biscuit Cikande
JB
X - 29
1108 / 1022
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
209
Depan SDN Gorda Cikande
JB
X - 30
1205 / 1312
Baik
Baik
Baik
Proteksi Baik
Tabel 4.1. Data Survey Lapangan
Analisa Sistem Proteksi Katodik
56
Berikut rangkuman hasil survey diatas beserta grafik data survey pengukurannya : 1. Hasil Pengukuran Proteksi Sistem Impressed Current Tabel 4.2. Hasil pengukuran Wilayah Serpong - Balaraja
Wilayah Serpong - Balaraja
Posisi I - 01 I - 02 I - 03 I - 04 II - 01 II - 02 II - 03 II - 04 II - 05 II - 06 II - 07 II - 08 II - 09 II - 10 II - 11 II - 12 III - 01 III - 02 III - 03 III - 04 III - 05 III - 06 III - 07 III - 08 III - 09 III - 10 III - 11
Proteksi [-mV] 1267 1631 1865 908 1205 1721 1302 1102 905 803 798 817 820 823 0 964 1401 1652 1824 1453 1504 1554 1608 1686 1502 1413 0
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Standard Proteksi [-mV] Min 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850
Maks 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
57
Grafik Proteksi Sistem Im pressed Current (Wilayah Serpong - Balaraja) 2500
2000
1500
1000
500
0 I - 01 I - 02 I - 03 I - 04 II - 01 II - 02 II - 03 II - 04 II - 05 II - 06 II - 07 II - 08 II - 09 II - 10 II - 11 II - 12 III - 01 III - 02 III - 03 III - 04 III - 05 III - 06 III - 07 III - 08 III - 09 III - 10 III - 11 1267
Pr ot eksi [ - mV] St andar d Pr ot eksi Minimum [ - mV] St andar d Pr ot eksi Maksimum [ - mV]
850
1631 1865
908
1205
850
850
850
850
1721 1302
1102
905
803
798
817
820
823
0
964
1401 1652 1824 1453 1504
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
1554 1608 1686 1502 850
850
850
850
1413
0
850
850
2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
Grafik 4.1. Grafik hasil pengukuran Wilayah Serpong - Balaraja
Mengacu pada hasil pengukuran pada sistem proteksi katodik dengan sistem impressed current diketahui bahwa ada 5 titik yang potensial proteksinya berada dibawah potensial mimimum yang diijinkan, adapun kelima titik tersebut berada pada posisi sebagai berikut : 1. Jembatan Sangiang 2. Galeong 3. Jalan di depan tip-top 4. Disamping MR/S PT Lucky Indah Keramik 5. Pasar Kemis Selain hal tersebut diatas, juga terdapat 2 titik yang tidak bisa dilakukan pengukuran potensial proteksi diakibatkan adanya kabel koneksi pipa yang putus dan test box yang hilang.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
58
2. Hasil Pengukuran Proteksi Sistem Sacrificial Anode 2.a. Wilayah Serpong – Karawaci – Batu Ceper – Mauk Tabel 4.3. Hasil pengukuran Wilayah Karawaci – Batu Ceper - Mauk
Posisi IV - 01 IV - 02 IV - 03 IV - 04 IV - 05 IV - 06 IV - 07 IV - 08 IV - 09 IV - 10 IV - 11 IV - 12 IV - 13 IV - 14 IV - 15 IV - 16 IV - 17 IV - 18 IV - 19 IV - 20 IV - 21 IV - 22 IV - 23 IV - 24 IV - 25 IV - 26 IV - 27 IV - 28 IV - 29 IV - 30 IV - 31 IV - 32 IV - 33 IV - 34
Proteksi [-mV]
Standard Proteksi [-mV]
1226 1425 0 1403 1416 1252 1322 0 1227 1231 1397 1305 1204 1122 1197 1109 922 0 897 1082 1035 1227 1012 1394 977 1120 1418 1488 1456 1407 901 0 0 1172
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Min 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850
Maks 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
59
Grafik Proteksi Sistem Sacrificial Anode (Wilayah Serpong - Karaw aci - Bt. Ceper - Mauk) 2500
2000
1500
1000
500
0
IV -
IV -
IV - IV -
IV -
IV -
IV - IV -
IV -
IV -
IV - IV -
IV -
IV -
IV - IV -
IV -
IV -
IV -
IV - IV -
IV -
IV -
IV - IV -
IV -
IV -
IV - IV -
IV -
IV -
IV - IV -
01
02
03
05
06
07
09
10
11
13
14
15
17
18
19
20
22
23
24
26
27
28
30
31
32
33
34
1227 1231 1397 1305 1204 1122 1197 1109 922
0
0
0
1172
0
04
08
1403 1416 1252 1322 0
12
16
21
25
29
897 1082 1035 1227 1012 1394 977 1120 1418 1488 1456 1407 901
IV -
Prot eksi [ -mV]
1226 1425
St andar d Prot eksi Minimum [ -mV]
850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850
St andar d Prot eksi Maksimum [ - mV] 2000 2000 20002000 2000 2000 20002000 2000 2000 20002000 2000 2000 20002000 2000 2000 2000 20002000 2000 2000 20002000 2000 2000 20002000 2000 2000 20002000 2000
Grafik 4.2. Grafik hasil pengukuran Wilayah Karawaci – Batu Ceper - Mauk
2.b. Wilayah Dumpit – Manis – Telesonic Tabel 4.4. Hasil pengukuran Wilayah Dumpit – Manis - Telesonic
Posisi V - 01 V - 02 V - 03 V - 04 V - 05 V - 06 V - 07 V - 08 V - 09 V - 10 V - 11 V - 12 V - 13 V - 14 V - 15 V - 16 V - 17 V - 18 V - 19 V - 20 V - 21 V - 22 V - 23
Proteksi [-mV]
Standard Proteksi [-mV]
1182 1335 1312 1308 914 1324 1207 984 1227 647 632 626 1356 1023 1107 1055 1094 1161 1182 1235 962 1153 743
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Min 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850
Maks 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
60
Grafik Proteksi Sistem Sacrificial Anode (Wilayah Kalisabi - Dum pit - Manis - Telesonic) 2500
2000
1500
1000
500
0
V - 01
V - 02
V - 03
V - 04
V - 05
V - 06
V - 07
V - 08
V - 09
V - 10
V - 11
V - 12
V - 13
V - 14
V - 15
V - 16
V - 17
V - 18
V - 19
V - 20
V - 21 V - 22
Prot eksi [ - mV]
1182
1335
1312
1308
914
1324
1207
984
1227
647
632
626
1356
1023
1107
1055
1094
1161
1182
1235
962
1153
V - 23
St andard Prot eksi Minimum [ -mV]
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
St andard Prot eksi Maksimum [ -mV]
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
743
Grafik 4.3. Grafik hasil pengukuran Wilayah Dumpit – Manis - Telesonic
2.c. Wilayah Pasar Kemis - Cikupa Tabel 4.5. Hasil pengukuran Wilayah Pasar Kemis - Cikupa
Posisi VI - 01 VI - 02 VI - 03 VI - 04 VI - 05 VI - 06 VI - 07 VI - 08 VI - 09 VI - 10 VI - 11 VI - 12 VI - 13 VI - 14 VI - 15 VI - 16 VI - 17 VI - 18 VI - 19 VI - 20 VI - 21 VI - 22 VI - 23 VI - 24 VI - 25 VI - 26 VI - 27 VI - 28 VI - 29
Proteksi [-mV]
Standard Proteksi [-mV]
772 1132 1146 851 0 892 954 993 1142 984 957 946 954 1275 1397 973 1184 891 971 1120 1202 1015 1140 1003 0 1207 1105 938 915
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Min 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850
Maks 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
61
Grafik Proteksi Sistem Sacrificial Anode (Wilayah Pasar Kem is - Cikupa) 2500
2000
1500
1000
500
0
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
772
1132 1146
851
0
892
954
993
1142
984
St andard Prot eksi Minimum [ -mV]
850
850
850
850
850
850
850
850
850
St andard Prot eksi Maksimum [ -mV]
2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
Prot eksi [ -mV]
850
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
VI -
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
957
946
954 1275 1397
973
1184 891
971
1120 1202 1015 1140 1003
1207 1105
938
915
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
VI - 11
850
850
850
850
850
850
850
0 850
850
VI -
Grafik 4.4. Grafik hasil pengukuran Wilayah Pasar Kemis - Cikupa
2.d. Wilayah ROW Pertamina Tabel 4.6. Hasil pengukuran Wilayah ROW Pertamina
Posisi VII - 01 VII - 02 VII - 03 VII - 04 VII - 05 VII - 06 VII - 07 VII - 08 VII - 09 VII - 10 VII - 11 VII - 12 VII - 13 VII - 14 VII - 15 VII - 16 VII - 17 VII - 18 VII - 19 VII - 20
Proteksi [-mV]
Standard Proteksi [-mV]
891 832 822 711 812 850 741 724 743 702 799 721 812 1022 721 762 922 741 747 735
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Min 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850
Maks 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
62
Grafik Proteksi Sistem Sacrificial Anode (Wilayah ROW Pertam ina) 2500
2000
1500
1000
500
0
VII - 01
VII - 02
VII - 03
VII - 04
VII - 05
VII - 06
VII - 07
VII - 08
VII - 09
VII - 10
VII - 11
VII - 12
VII - 13
VII - 14
VII - 15
VII - 16
VII - 17
VII - 18
VII - 19
Pr ot eksi [ - mV]
891
832
822
711
812
850
741
724
743
702
799
721
812
1022
721
762
922
741
747
VII - 20 735
St andard Prot eksi Minimum [ -mV]
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
St andard Prot eksi Maksimum [ -mV]
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
Grafik 4.5. Grafik hasil pengukuran Wilayah ROW Pertamina
2.e. Wilayah Curug – Cikupa – Balaraja Tabel 4.7. Hasil pengukuran Wilayah Curug – Cikupa - Balaraja
Posisi VIII - 01 VIII - 02 VIII - 03 VIII - 04 VIII - 05 VIII - 06 VIII - 07 VIII - 08 VIII - 09 VIII - 10 VIII - 11 VIII - 12 VIII - 13 VIII - 14 VIII - 15 VIII - 16 VIII - 17 VIII - 18 VIII - 19 VIII - 20 VIII - 21 VIII - 22 VIII - 23
Proteksi [-mV]
Standard Proteksi [-mV]
1386 1164 585 1332 1246 1183 1215 1312 1339 1315 998 1339 1219 1021 1023 1114 1024 887 879 1048 1192 1422 1021
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Min 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850
Maks 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
63
Grafik Proteksi Sistem Sacrificial Anode (Wilayah Curug - Cikupa - Balaraja) 2500
2000
1500
1000
500
0 VIII - 01 1386
Pr ot eksi [ - mV]
VIII -
VIII -
VIII -
VIII -
VIII -
VIII -
VIII -
VIII -
02
03
04
05
06
07
08
09
1164
585
1332
1246
1183
1215
1312
1339
VIII - 10 VIII - 11 VIII - 12 VIII - 13 VIII - 14 VIII - 15 VIII - 16 VIII - 17 VIII - 18 VIII - 19 1315
998
1339
1219
1021
1023
1114
1024
887
879
VIII 20 1048
VIII - 21 1192
VIII -
VIII -
22
23
1422
1021
St andar d Pr ot eksi Minimum [ - mV]
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
St andar d Pr ot eksi Maksimum [ - mV]
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
Grafik 4.6. Grafik hasil pengukuran Wilayah Curug – Cikupa - Balaraja
2.f. Wilayah Cikande - Cilegon Tabel 4.8. Hasil pengukuran Wilayah Cikande - Cilegon
Posisi IX - 01 IX - 02 IX - 03 IX - 04 IX - 05 IX - 06 IX - 07 IX - 08 IX - 09 IX - 10 IX - 11 IX - 12 IX - 13 IX - 14 IX - 15 IX - 16 IX - 17 IX - 18 IX - 19 IX - 20 IX - 21 IX - 22 IX - 23
Proteksi [-mV]
Standard Proteksi [-mV]
1237 936 1075 916 1231 1318 1227 1238 1291 1108 916 1012 1163 1232 1108 1216 1208 1015 1078 1275 1146 1082 855
Analisa Sistem Proteksi Katodik
Min 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850 850
Maks 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
64
Grafik Proteksi Sistem Sacrificial Anode (Wilayah Cikande - Cilegon) 2500
2000
1500
1000
500
0
IX - 13
IX - 14
IX - 15
IX - 16
IX - 17
IX - 18
IX - 19
IX - 20 IX - 21 IX - 22 IX - 23
Prot eksi [ - mV]
IX - 01 IX - 02 IX - 03 IX - 04 IX - 05 IX - 06 IX - 07 IX - 08 IX - 09 IX - 10 1237
936
1075
916
1231
1318
1227
1238
1291
1108
IX - 11 IX - 12 916
1012
1163
1232
1108
1216
1208
1015
1078
1275
1146
1082
St andard Prot eksi Minimum [ -mV]
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
850
St andard Prot eksi Maksimum [ - mV]
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
855
Grafik 4.7. Grafik hasil pengukuran Wilayah Cikande - Cilegon
Mengacu pada hasil pengukuran pada sistem proteksi katodik dengan sistem Sacrificial Anode diketahui bahwa ada beberapa titik yang potensial proteksinya berada dibawah potensial mimimum yang diijinkan, adapun titik tersebut berada pada posisi sebagai berikut : 1. Kawasan Dumpit (4 Titik) 2. Kawasan Pasar Kemis (1 Titik) 3. ROW Pertamina (17 Titik) Selain hal tersebut diatas, juga terdapat 8 titik yang tidak bisa dilakukan pengukuran potensial proteksi diakibatkan adanya kabel koneksi pipa yang putus dan test box yang hilang. Berdasarkan data survey yang didapat, diketahui bahwa masih terdapat sistem proteksi katodik yang kinerjanya tidak optimal dalam memproteksi jaringan pipa distribusi gas bumi di wilayah Banten baik itu pada sistem proteksi katodik arus tanding maupun sistem proteksi katodik anoda korban. Untuk perawatan terhadap pipa terproteksi dengan sistem katodik diperlukan pemantauan minimal setiap 3 bulan atau sesuai dengan kebutuhan. Pada proses ini dilakukan pengukuran terhadap potensial proteksi dan arusnya.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
65
Permasalahan yang sering terjadi pada sistem proteksi katodik adalah potensial proteksi drop hingga dibawah potensial proteksi, hal ini disebabkan antara lain 1. Pada sistem anoda korban • Sambungan kabel antara anoda dan pipa hilang • Sambungan kabel antara anoda dan kabel karatan sehingga aliran elektron tidak sempurna • Kekurangan jumlah anoda • Pemasangan anoda tidak sesuai dengan kondisi tanah • Kondisi tanah kering sehingga kerja anoda tidak optimal 2. Pada sistem impressed current • Sambungan kabel antara groundbed dengan TR putus • Sambungan kabel antara pipa dan TR putus • Sumber listrik PLN mati • Terjadi kontak antara pipa gas dengan struktur lain seperti: a. Kontak dengan pipa PAM b. Kontak dengan struktur jembatan c. Kontak dengan besi beton bak valve d. Kontak dengan pagar pengaman • Tidak ada insulating joint pada MR/S yang menyebabkan arus mengalir ke dalam instalasi pabrik Pada waktu pipeline patrol secara visual dapat memeriksa kondisi test box dan transformer rectifier terutama yang terletak ditempat padat penduduk perbaikkan dilakukan apabila kondisinya tidak memenuhi syarat. Pemantauan setiap tiga bulan dengan menggunakan alat multi tester dan halfcell Cu/CuSO4 dilakukan sebagai berikut : a.
Sacrificial Anode (Sistem Anoda Korban) Pengukuran dilakukan pada test box sebagai berikut: Pengukuran potensial: Pipa terhadap tanah/tidak terproteksi (mVolt) Pipa terproteksi (mVolt)
Analisa Sistem Proteksi Katodik
66
Potensial anoda (mVolt) Pengukuran arus Anoda (mA) Dari hasil pengukuran ini dapat diketahui kondisi pipa masih terproteksi dan ada beberapa bagian yang kurang terproteksi, sehingga perbaikan perlu segera dilakukan jika kondisinya tidak memenuhi syarat. Pengukuran Arus Proteksi (SA)
Pengukuran Potensial Natural Pipa Thp. Elektroda Pembanding Multimeter
Multimeter
Test Box Test Box Cu/CuSo4
Pipa Baja
Pipa Baja Anoda Korban Pengukuran Potensial Proteksi Pipa Thp. Elektroda Pembanding
Pengukuran Potensial Anoda Thp. Elektroda Pembanding Multimeter
Multimeter
Test Box Test Box
Cu/CuSo4
Cu/CuSo4
Pipa Baja
Pipa Baja Anoda Korban
Anoda Korban
Gambar 4.3. Gambar Pengukuran Potensial dan Arus Proteksi pada Sistem Anoda Korban
b. Troubleshooting Anoda Korban 1. Arus anoda nol atau sangat rendah.
anode hampir habis, perlu diganti.
hubungan anoda ke struktur (kabel) rusak.
tanah mengering (kemarau).
anoda terpolusi.
2. Arus anoda tetap atau bertambah.
ada kontak dengan struktur baru.
kegagalan peralatan isolasi.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
67
perubahan lingkungan yang menyebabkan terjadinya cepat terpolarisasi, karena kandungan oksigen naik.
ada tambahan struktur yang diproteksi.
degradasi atau kerusakan coating.
c. Impressed Current (Sistem Arus Tanding) Pemantauan dilakukan pada test box di jaringan dan di transformer rectifier Pada test box:
Pengukuran potensial pipa terproteksi (mVolt)
Pada transformer rectifier
Pemeriksaan kondisinya
Pemeriksaan potensial (Volt) dan arus (Ampere) yang keluar dari transformer rectifier kemudian masuk ke pipa dan groundbed. Arus proteksi yang keluar dapat diatur, potensial proteksi dekat groundbed
(Draint point) tidak lebih minimum dari –2000 mvolt.
Pengukuran Arus Proteksi (IC) Multimeter
Pengukuran Potensial Proteksi Pipa Thp. Elektroda Pembanding Multimeter
Transformer Rectifier Junction Box
Drain Point
Test Box Cu/CuSo4
Pipa Baja
Groundbed
Pipa Baja
Pengukuran Tegangan ProteksiPada Drain Point (DP) Multimeter
Junction Box, Sebagai Titik Pengikuran 2 Bh Sistem Katodik Yg Berbeda
Transformer Rectifier Multimeter Junction Box Junction Box
Draint Point Cu/CuSo4
Cu/CuSo4 Pipa Baja Groundbed
Insolating Joint
Gambar 4.4. Gambar Pengukuran Potensial dan Arus Proteksi pada Sistem Arus Tanding
Analisa Sistem Proteksi Katodik
68
d. Troubleshooting Arus Tanding 1. Potensial struktur menjadi lebih positif setelah TR di-on-kan.
Ini menunjukkan terjadinya hubungan terbalik, sangat berbahaya, karena struktur justru akan terkorosi cepat.
2. Tegangan TR sangat rendah atau nol.
Fuse rusak atau putus, atau tripping.
AC supply gagal.
TR rusak.
Ada kerusakan anoda atau groundbed.
Groundbed kering.
Akumulasi gas hasil reaksi di sekitar anoda.
Kerusakan beberapa kabel anoda.
Kerusakan beberapa kabel negatif.
3. Tegangan TR normal, tetapi arus rendah sekali. Ada kerusakan anoda atau groundbed.
Groundbed kering.
Akumulasi gas hasil reaksi di sekitar anoda.
Kerusakan beberapa kabel anoda.
Kerusakan beberapa kabel negatif.
4. Tegangan dan arus rendah Setting TR terlalu rendah. Rectifier mengalami kerusakan. Kerusakan sumber listrik. 5. Tegangan dan arus tinggi Setting TR terlalu tinggi. 6. Tegangan dan arus normal, tapi struktur kurang proteksi Kerusakan kontinuitas struktur. Tahanan antara titik ukur dan titik uji naik. Tahanan tanah naik (kering). Polarisasi cepat, kandungan oksigen naik. Isolasi struktur tidak berfungsi.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
69
Struktur yang terproteksi terhalang atau Pengaruh struktur lain. Kegagalan sistem CP atau terhubung dengan struktur lain Tambahan Struktur yang diproteksi. Pengaruh sistem proteksi katodik lain. Pengaruh arus AC 7. Tegangan dan arus normal, potensial struktur negatif berlebihan Kontinuitas struktur putus (oleh insulating flanges). Aerasi pada titik ukur berkurang. Arus relatif electrolit turun. Struktur kedua ditiadakan atau bonding putus. Pengaruh arus AC pada struktur. 8. Tegangan dan arus normal, tetapi potensial struktur berfluktuasi. Pengaruh arus listrik dari kereta listrik atau arus listrik bumi (telluric current) atau geomagnetic. Beberapa perbedaan antara sistem proteksi katodik dengan anoda korban dan immpressed current yaitu : Tabel 4.9. Perbedaan Sistem Proteksi Katodik
Sistem Anoda Korban
Sistem Impressed Current
1. Arus Anoda Kecil dan dapat mengatur 1. Arus Proteksi yang diperlukan dapat diatur. sendiri.
2. Dapat terjadi over proteksi dan penggunaan
2. Kemungkinan Over Proteksi Kecil.
anoda sedikit.
3. Tidak memerlukan arus listrik dari luar.
3. Memerlukan sumber arus listrik dari luar.
4. Jika proteksi menurun anoda dapat 4. Jika proteksi menurun arus bisa dinaikkan ditambah. 5.
Memerlukan
sampai potensial maksimal. tanah
hanya
pemasangan test box.
untuk 5. Diperlukan tanah untuk pemasangan groundbed, TR dan test box.
6. Proteksi dapat dilakukan secara merata 6. Arus proteksi yang merata sukar dilakukan dan biasanya untuk pipa yang relatif dan biasanya untuk pipa yang relatif panjang. pendek.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem perpipaan gas bumi akan mengalami proses korosi karena terdapat anoda, katoda, elektron dan penghubung pada pipa yang tertanam didalam tanah tersebut. 2. Dari segi instalasi Sistem Proteksi Katodik Anoda Korban akan lebih efektif dan efisien untuk digunakan pada pipa dengan jarak pendek sementara Sistem Proteksi Katodik Arus Tanding untuk pipa dengan jarak yang lebih panjang. 3. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa Sistem Proteksi Katodik Arus Tanding memiliki kinerja lebih baik dibandingkan dengan Sistem Proteksi Katodik Anoda Korban karena kegagalan yang terjadi lebih kecil dimana dengan Sistem Proteksi Katodik Arus Tanding hanya terdapat 5 lokasi yang mengalami potensial drop dan 2 lokasi yang tidak dapat dideteksi sementara dengan Sistem Proteksi Katodik Anoda Korban terdapat 22 lokasi yang mengalami potensial drop dan 8 lokasi yang tidak dapat dideteksi, berikut tabel hasil kesimpulan yang didapat :
Analisa Sistem Proteksi Katodik
71
Proteksi Katodik Impressed Current
Posisi Potensial Drop Jembatan Sangiang
Posisi Potensial tidak terdeteksi Arhanud (Koneksi kabel ke pipa Putus)
(-803 mV) Galeong (-798 mV)
Balaraja (Test Box hilang)
Jalan Tip-Top (-817 mV) MR/S PT Lucky (-820 mV) Pasar Kemis(-823 mV)
Sacrificial Anode
Telkom Dumpit (-647mV)
PT APP (Koneksi kabel ke pipa Putus)
PT Internusa (-632 mV)
ROW Pertamina (Test Box hilang)
PT Interworld (-798 mV)
Menara Telepon Cikande (Kabel Pendek)
PT Nitto (-743 mV)
Jembatan Karawaci (Test Box hilang)
MR/S Mitsuba (-772 mV)
Looping Karawaci (Test Box hilang)
ROW Pertamina (17 titik)
Perum Cimone (Test Box hilang) Sebelum PT Supta Steel (Test Box hilang) Depan PT Supta Steel (Test Box hilang)
5.2. SARAN 1. Penanggulangan
korosi
hendaknya
dilakukan
sejak
perencanaan
dan
pemasangannya sesuai prosedur dilanjutkan dengan pemeliharaan secara berkala, pola pemeliharaan harus dilakukan 1 minggu sekali sehingga potensi kegagalan dapat diminimalisir. 2. Proses pemasangan pipa yang diproteksi agar dilaksanakan sesuai prosedur supaya tidak kontak dengan struktur metal lainnya yang mengakibatkan sistem proteksi katodik tidak dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. 3. Persediaan material pengganti lebih diperbanyak sehingga proses penggantian bagian yang rusak dapat dilakukan dengan cepat.
Analisa Sistem Proteksi Katodik
72