perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai
komitmen
internasional,
yang
dituangkan
dalam
Millennium
Development Goals (MDGs) dengan tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV-AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya dan yang tidak terkait langsung yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan serta mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan (Dinkes Jatim, 2011). Penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir sangat kompleks. Komplikasi obstetri, yang merupakan penyebab langsung kematian ibu pada umumnya terjadi pada saat persalinan atau sekitar persalinan. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah kejadian keterlambatan di tingkat masyarakat yang dikenal sebagai 3 Terlambat yaitu (1) Terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan; (2) Terlambat mencapai tempat rujukan dan (3) Terlambat mendapat penanganan di tempat rujukan. Banyak faktor yang mempengaruhi keterlambatan tersebut antara lain: ketidaktahuan ibu dan keluarga mengenal tanda bahaya saat hamil, persalinan dan nifas, ketidaktersediaan transport, hambatan biaya, ketidakberadaan tenaga kesehatan untuk menolong ibu bersalin, ketidaksetaraan gender sehingga ibu tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan sendiri commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemana akan bersalin sampai kepada ketidaksiapan dalam penanganan di tingkat rujukan (Dirjen Binkesmas, 2006). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) 228/100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Neonatal (AKN) 19/1000 kelahiran hidup. Hal ini masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup untuk AKI dan 23/1000 kelahiran hidup untuk AKB.
Laporan Kematian Ibu (LKI) 2010 melaporkan Angka
Kematian Ibu (AKI) di Jawa Timur sebesar 101,4/100.00 kelahiran hidup, dengan kasus sebanyak 598. Namun angka tersebut belum menggambarkan kondisi sebenarnya di lapangan. Hal ini dikarenakan kasus kematian ibu belum terdata dengan baik, sehingga masih banyak kasus yang tidak tercatat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Timur menurun dari 36,65/1000 kelahiran hidup di 2005 menjadi 29,99/1000 di 2010. Namun angka ini masih jauh dari target MDGs. Dari laporan rutin tahun 2010, di Jawa Timur terdapat 5.533 kasus kematian bayi dari 589.482 kelahiran hidup (EMAS, 2012). Melihat penyebab angka kejadian dan ditilik dari sisi teknologi, sebetulnya tidak banyak kendala menurunkan angka tersebut. Sebagian besar ibu terancam kematian saat hamil dan bersalin karena adanya penyakit dan komplikasi. Satu diantara upaya menekan angka kematian itu dapat dilakukan melalui Puskesmas. Peningkatan kemampuan puskesmas dalam penanganan gawat darurat dapat mencegah kematian dan kesakitan ibu. commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
States Agency for International Development (USAID) memberikan dana hibah dan asistensi teknis untuk bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI selama 5 tahun (2012-2016) dalam mengembangkan model untuk mempercepat penurunan AKI dan AKN melalui penguatan sistem rujukan yang efektif dan efisien di Rumah Sakit dan Puskesmas melalui program EMAS. EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival) adalah sebuah program kerjasama Kementerian Kesehatan RI dan USAID selama lima tahun (2012-2016) dalam rangka mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Program EMAS mendukung pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam berjejaring dengan Organisasi Masyarakat Sipil, fasilitas kesehatan publik dan swasta, asosiasi rumah sakit, organisasi profesi, dan sektor swasta. Program ini akan berkontribusi terhadap percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir sebesar 25% di Indonesia (EMAS, 2012). Program EMAS ini dilaksanakan di 6 Provinsi yang berkontribusi terhadap 50% kematian ibu dan bayi di tingkat nasional yaitu Jawa Barat, Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Di Jawa Timur pada tahun pertama telah diimplementasikan di Malang dan Sidoarjo dan rencana pada tahun berikutnya akan dikembangkan ke 5 kabupaten lain yang akan dipilih berdasarkan AKI dan AKN pada tahun tersebut. Kabupaten Malang dan Sidoarjo dipilih karena kedua Kabupaten tersebut memiliki populasi yang padat dan AKI yang tinggi. Kedua Kabupaten ini juga menunjukkan komitmen dan usaha yang konsisten dalam menurunkan AKI dan AKN, yang disertai dengan peningkatan fasilitas kesehatan kesehatan ibu dan bayi (EMAS, 2012). commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kabupaten Malang telah melaksanakan program EMAS di 8 Puskesmas antara lain Puskesmas Turen, Dampit, Ampelgading, Donomulyo, Pagak, Pakisaji, Sumberpucung, dan Gondanglegi. Dalam pelaksanaan program EMAS dalam kurun waktu satu tahun ini, ada banyak hasil yang telah dicapai yaitu AKI dan AKB dari 26 dan 219 pada tahun 2011 menjadi 9 dan 49 pada bulan Juni 2012 (DinkesKabMalang, 2012). Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti disalah satu Puskesmas yang menjalankan program EMAS, kekurangan tenaga Bidan dan alat transportasi (Ambulan) merupakan salah satu hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program EMAS ini. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut pelaksanaan program EMAS ini di Puskesmas Turen Kabupaten Malang.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan: 1.
Bagaimana latar belakang diterapkan program EMAS di Puskesmas Turen Kabupaten Malang?
2.
Bagaimana pelaksanaan program EMAS di Puskesmas Turen Kabupaten Malang?
3.
Bagaimana hasil program EMAS di Puskesmas Turen Kabupaten Malang?
4.
Apa kendala yang dihadapi dalam program EMAS di Puskesmas Turen Kabupaten Malang?
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pelaksanaan program EMAS di Puskesmas Turen Kabupaten Malang. 2. Tujuan Khusus a)
Mengidentifikasi latar belakang diterapkan program EMAS di Puskesmas Turen Kabupaten Malang.
b)
Mengidentifikasi pelaksanaan program EMAS di Puskesmas Turen Kabupaten Malang.
c)
Mengidentifikasi hasil program EMAS di Puskesmas Turen Kabupaten Malang.
d)
Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam program EMAS di Puskesmas Turen Kabupaten Malang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan program EMAS sebagai salah satu upaya dalam menurunkan AKI dan AKB. 2. Bagi tempat penelitian Memberikan gambaran tentang pelaksanaan, hasil dan kendala yang dihadapi oleh tempat penelitian sehingga dapat dijadikan bahan masukan untuk disampaikan kepada pembuat program sebagai upaya perbaikan dan pengembangan.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Bagi pembuat program Memberikan informasi tentang kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program EMAS di Puskesmas Kabupaten Malang.
commit to user