BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang selalu diiringi pendidikan, kehidupannya akan selalu berkembang kearah yang lebih baik. Adanya perkembangan kehidupan, pendidikan pun mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang dan semakin berkembang dan berusaha beradapatasi dengan gerak perkembangan yang dinamis tersebut. Itulah sebabnya, pendidikan yang diterapkan kepada anak di masa kini tidak sama dengan pendidikan dulu. Setiap zaman, pasti akan selalu ada perubahan yang mengarah pada kemajuan pendidikan yang semakin baik. Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan, pendidikan menekankan pada proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri manusia baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Bidang pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sering mendapatkan sorotan masyarakat di mana mereka akan hidup dan bekerja nantinya setelah lulus sekolah, terutama pendidikan dasar dan menengah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang menyiapkan peserta didiknya untuk memasuki dunia kerja dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian. Ditegaskan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal (15) yang menyatakan bahwa SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
8
9
Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) merupakan salah satu sekolah atau lembaga pendidikan formal yang memadukan antara keterampilan dengan ilmu pengetahuan. Hal ini diharapkan mampu menciptakan lulusan yang memiliki ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan tertentu, sehingga mereka mampu bersaing dan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri ataupun berwiraswasta. Pendidikan di SMK tidak hanya terpusat pada pembelajaran kejuruan atau praktek saja tetapi juga pembelajaran materi umum lainnya. Semua jenis program pendidikan di SMK hampir memiliki tujuan yang sama yaitu agar terciptanya lulusan yang memiliki pengetahuan, kemampuan, serta memiliki keterampilan dalam bidang tertentu. SMK Negeri 3 Pematangsiantar mempunyai beberapa program keahlian yaitu : 1) Tata Busana, 2) Tata Boga, 3) Tata Rias, 4) Teknik Informatika. Secara khusus tujuan kompetensi keahlian busana adalah membekali peserta didik dengan kemampuan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten. Untuk mencapai hal tersebut , maka siswa SMK dituntut untuk lebih memahami dan menguasai setiap mata pelajaran yang diterima di sekolah, karena setiap mata pelajaran saling mendukung dan saling mempengaruhi dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Negeri 3 Pematangsiantar memiliki program mata pelajaran produktif untuk mendukung tercapainya lulusan yang bermutu, diantaranya adalah mata pelajaran 1) Menggambar busana, 2) membuat pola, 3) membuat busana wanita, 4) membuat busana pria, 5) membuat busana anak, 6) memilih bahan baku busana dan 7) membuat hiasan pada busana.
10
Dalam kelompok mata pelajaran produktif keahlian Jurusan Tata Busana terdapat beberapa mata pelajaran, salah satunya mata pelajaran membuat pola yang berfungsi membekali siswa agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kerja Nasional Indonesia ( SKKNI ). Membuat pola adalah salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik pada program keahlian tata busana. Siswa menengah kejuruan diharapkan mampu menguasai setiap mata pelajaran karena setiap mata pelajaran mempunyai hubungan dan keterkaitan dengan mata pelajaran yang lainnya. Namun kenyataannya siswa kurang menguasai merubah pola rompi sesuai dengan kriteria ketuntasan Minimum ( KKM ) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 70. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar kompetensi dasar merubah pola rompi berada pada nilai cukup rendah dan bahkan masih ada nilai siswa di bawah KKM. Dari hasil observasi awal yang dilakukan penulis pada hari Senin tanggal 29 September 2014, menunjukkan bahwa nilai merubah pola pada siswa kelas X program keahlian Tata Busana SMK negeri 3 Pematangsiantar yang dikutip dari 3 tahun terakhir 2010-2013 sebanyak 67.85 % ( 95 orang) memperoleh nilai C, sebanyak 33.57 % (47 orang) memperoleh nilai B dan tidak ada yang memperoleh nilai A. Seiring dengan hal di atas, penulis juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran membuat pola kelas X pada tanggal 13 Oktober 2014, diperoleh hasil bahwa keterampilan siswa merubah pola masih kurang. Kurangnya keterampilan siswa merubah pola dipengaruhi oleh 1) Siswa kurang memahami menganalisa desain, 2) siswa kurang mengetahui langkah – langkah merubah
11
pola, 3) Siswa masih mengalami kesulitan membuat garis – garis melengkung seperti garis lingkar lengan dan lingkar leher. Rompi adalah pelengkap busana yang dipakai untuk memperindah busana yang dibuat dengan berbagai desain. Rompi adalah baju luar yang tidak berlengan di pakai sebagai pakaian tambahan di luar baju utama. Dalam Konstruksi Pola Ernawati (2008 : 236 ) mengatakan pembuatan pola harus disesuaikan dengan analisa desain bentuk sipemakai dengan teknik pengembangan pola yang tepat. Analisis desain bentuk dilakukan agar desain busana yang akan dibuat sesuai dengan keinginan sipemakai dan diukur sesuai dengan kebutuhan pola dasar yang akan dibuat sesuai dengan ukuran sipemakai. Hal ini juga dinyatakan Pratiwi ( 2009 ) kesalahan dalam merubah pola dapat mengakibatkan hasil jadi busana tidak sesuai dengan
desain model. Jadi
pembuatan pola yang baik akan menghasilkan busana yang baik pula. Peranan pola dalam pembuatan busana sangat besar karena baik dan buruknya suatu pakaian pada tubuh seseorang tergantung pada saat pengambilan ukuran, pembuatan pola, dan menjahit harus dilakukan dengan baik dan teliti. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merubah pola, diperlukan latihan yang terus menerus agar kemampuan dalam merubah pola semakin baik. Sebagaimana dari tujuan yaitu melatih kecakapan siswa dalam menguasai, memahami dan mengembangkan aktifitas kreatif
yang melibatkan imajinasi,
membuat prediksi dan bereksperimen, mengembangkan kemampuan memecah pola dan mengembangkan gagasan atau ide dalam bentuk sketsa atau desain.
12
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti apakah kemampuan siswa merubah pola sesuai dengan model/desain yang dituangkan dalam judul:“Hubungan Kemampuan Pembuatan Pola Dasar Wanita Dengan Kemampuan Merubah Pola Rompi Pada Siswa Kelas X Jurusan Tata Busana SMK Negeri 3 PematangSiantar”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penelitian ini dapat di identifikasi beberapa masalah yaitu kemampuan siswa merubah pola rendah, siswa kurang mampu menganalisa desain, siswa kurang mengetahui langkah – langkah merubah pola, siswa masih mengalami kesulitan membuat garis – garis melengkung seperti garis lingkar kerung lengan dan garis leher.
C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan identifikasi dan latar belakang masalah, maka penilitian ini dibatasi pada : 1. Kemampuan pembuatan pola dasar wanita yang dibatasi pada pola dasar wanita dewasa bagian
depan dan pola dasar wanita dewasa bagian
belakang pada siswa kelas X Jurusan Tata Busana SMK Negeri 3 Pematangsiantar. 2. Kemampuan merubah pola rompi pada siswa kelas X Jurusan Tata Busana SMK Negeri 3 Pematangsiantar.
13
3. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X Tata Busana SMK Negeri 3 Pematangsiantar T.A 2014/2015
D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat kecenderungan kemampuan pembuatan pola dasar wanita pada siswa kelas X Jurusan Tata Busana SMK Negeri 3 PematangSiantar? 2. Bagaimana tingkat kecenderungan kemampuan merubah pola rompi pada siswa kelas X Jurusan Tata Busana SMK Negeri 3 PematangSiantar? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif antara kemampuan pembuatan pola dasar wanita dengan kemampuan merubah pola rompi pada siswa kelas X Jurusan Tata Busana SMK Negeri 3 PematangSiantar?
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui tingkat kemampuan pembuatan pola dasar wanita pada siswa kelas X Jurusan Tata Busana SMK Negeri 3 PematangSiantar. 2. Mengetahui tingkat kemampuan merubah pola rompi sesuai model busana oleh siswa kelas X PematangSiantar.
Jurusan Tata Busana SMK Negeri 3
14
3. Mengetahui hubungan antara kemampuan pembuatan pola dasar wanita dengan kemampuan merubah pola busana rompi pada kelas X Jurusan Tata Busana SMK Negeri 3 PematangSiantar.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan berupa informasi kepada pihak sekolah SMK, khususnya Jurusan Tata Busana untuk meningkatkan kemampuan dalam konstruksi busana khususnya dalam hal kemampuan pembuatan busana dasar wanita dengan kemampuan merubah pola model busana yang lebih kompleks sehingga hasilnya tepat dan sempurna. 2. Sebagai penambah cakrawala pengetahuan bagi pembaca tentang permasalahan yang diteliti. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang berhubungan dengan masalah yang ditelitinya. 4. Dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti sebagai calon pendidik dalam meningkatkan keberhasilan merubah pola busana.