BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat memberikan dampak yang besar dalam persaingan usaha. Setiap perusahaan akan bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar terbesar. Masing-masing perusahaan dituntut untuk melakukan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat. Perusahaan harus selalu kreatif dan inovatif dalam menghadapi lingkungan yang terus berubah dan berkembang. Selain itu, konsumen yang semakin menuntut, juga memaksa perusahaan untuk dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan daya saingnya. Mudah beradaptasi dan peka terhadap kondisi akan membuat perusahaan menjadi tahu dan tanggap terhadap keinginan konsumennya. Salah satu industri di Indonesia yang memiliki tingkat persaingan yang tinggi adalah industri teknologi. Hal ini terbukti dengan banyaknya merek baru yang muncul dan siap bersaing dengan pemain lamanya. Namun, persaingan dalam industri teknologi yang ketat justru semakin mendorong pasar untuk terus tumbuh karena produsen menjadi lebih kreatif dalam melakukan inovasi terhadap produknya untuk mempertahankan bahkan memperluas pangsa pasarnya. Industri teknologi mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Salah satu yang dilakukan perusahaan untuk memperluas pangsa pasar, yaitu dengan meningkatkan loyalitas konsumen.
1
Universitas Sumatera Utara
Menurut Tjiptono (2000) loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang. Loyalitas konsumen sangat penting artinya bagi perusahaan yang menjaga kelangsungan usahanya maupun kelangsungan kegiatan usahanya. Konsumen yang setia adalah mereka yang sangat puas dengan produk dan pelayanan tertentu, sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal. Selanjutnya pada tahap berikutnya pelanggan yang loyal tersebut akan memperluas “kesetiaan” mereka pada produk-produk lain buatan produsen yang sama, dan pada akhirnya mereka adalah konsumen yang setia pada produsen atau perusahaan tertentu untuk selamanya. Philip Kotler (2001) menyatakan bahwa loyalitas tinggi adalah pelanggan yang melakukan pembelian dengan presentasi makin meningkat pada perusahaan tertentu daripada perusahaan lain. Dalam upaya untuk mempertahankan pelanggan harus mendapatkan prioritas yang lebih besar dibandingkan untuk mendapatkan pelanggan baru. Oleh karena itu, loyalitas konsumen berdasarkan kepuasan murni dan terus-menerus merupakan salah satu aset terbesar yang mungkin didapat oleh perusahaan. Hal inilah yang dilakukan perusahaan PT National Panasonic Gobel (NPG) untuk dapat mempengaruhi benak atau pikiran konsumen dalam rangka meningkatkan loyalitas konsumen dengan melakukan perubahan merek (rebranding). Menurut American Marketing Associations (AMA) dalam Kotler (2003:418), merek (brand) merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau panduan dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk memberi identitas bagi barang atau jasa 2 Universitas Sumatera Utara
yang dibuat atau disediakan suatu penjual atau kelompok penjual serta untuk membedakannya dari barang atau jasa yang disediakan pesaing. Merek mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjukkan identitas suatu produk. Dengan adanya merek, perusahaan dapat mempermudah konsumen untuk mengetahui keberadaan suatu produk, sehingga perusahaan akan lebih mudah mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam rangka meningkatkan loyalitas konsumen. Salah satunya adalah dengan melakukan perubahan merek. Hal inilah yang dilakukan oleh PT National Panasonic Gobel (NPG) yang melakukan perubahan merek terhadap produknya dalam rangka efisiensi program pemasaran, yang semula menggunakan merek National menjadi Panasonic yang secara resmi dilakukan di Indonesia pada tanggal 18 Desember 2003 (www.tempo.co) National adalah salah satu merek produk elektronik yang memiliki image baik dalam benak konsumen. Perusahaan ini telah memproduksi berbagai macam alat-alat elektronik seperti televisi, mesin cuci, lemari es, air conditioner (AC), dan lain-lain. Merek National telah dikenal oleh masyarakat sejak tahun 1970. Sebagai perusahaan elektronik dalam negeri, PT National Panasonic Gobel telah meraih kepercayaan dari masyarakat. Di tahun 2003 merek National telah menguasai 23% pasar dari keseluruhan pasar elektronik (www.kapanlagi.com) Perubahan merek (rebranding) adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau lembaga merubah total atau memperbaharui sebuah brand yang telah ada agar menjadi lebih baik, dengan tidak mengabaikan tujuan awal perusahaan, yaitu berorientasi profit perubahan merek mengindikasikan adanya tujuan 3 Universitas Sumatera Utara
penghapusan pernyataan atas sesuatu yang sebelumnya, misalnya penghapusan citra atau reputasi yang terbentuk sebelumnya. Sejalan dengan Indonesia yang merupakan salah satu negara tropis. Pemanasan global yang terjadi telah menyebabkan peningkatan suhu udara di Indonesia hingga 300C. Kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan pada setiap penduduk Indonesia dalam melakukan kegiatan rutinitas. Ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh pemanasan global memberikan dampak positif bagi bisnis air conditioner (AC). AC dapat memberikan kesejukan di dalam ruangan, meskipun udara di luar ruangan panas.
Kegiatan perubahan merek yang dilakukan oleh PT National Panasonic Gobel menjadi PT Panasonic Gobel Indonesia dan mengganti seluruh merek produknya, dikarenakan adanya upaya untuk membuat perusahaan benar-benar memasuki dunia global. Di mana nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan menyatukan merek semua produk dengan satu merek global yaitu Panasonic dan menggunakan slogan ‘Panasonic ideas for life.’ (Panasonic.co.jp) Kegiatan perubahan merek yang dilakukan oleh PT Nasional Panasonic Gobel ini dapat mengancam brand positioning produknya karena dapat mempengaruhi persepsi konsumen yang telah terbentuk dalam produk sebelumnya. Di tahun 2002 produk AC National meraih peringkat pertama ICSA (Indonesian Customer Satisfaction Award) 2002, namun dengan adanya kegiatan perubahan merek terhadap seluruh home appliances produk National maka peringkat pertama dalam kategori AC belum tentu didapatkan kembali dalam masa mendatang. Dari hasil survei Top Brand yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group khususnya dalam kategori AC,
4 Universitas Sumatera Utara
dapat dilihat bahwa merek yang masih bertahan dari tahun 2003 hingga 2012 masih sama yaitu LG dan Panasonic.
Sumber : www.topbrand-award.com Gambar 1.1 : Grafik Indeks Top of Mind Kategori AC 2003-2012 Top Of Mind Panasonic yang awalnya berada pada peringkat pertama mengalami penurunan terus menerus hingga saat ini. Sedangkan LG kebalikannya, yang awalnya berada pada peringkat kedua di tahun 2008 terus meningkat meninggalkan Panasonic. Di tahun 2012, Sharp juga berhasil mengalahkan Panasonic dalam hal Top Of Mind-nya. Ini menunjukkan bahwa LG sudah berhasil membangun mereknya di Indonesia dan sampai dengan saat ini masih menjadi merek nomor 1 di kategorinya. LG menawarkan produk yang berkualitas, inovasi dan juga terjangkau harganya.
5 Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah perubahan Air Conditioner (AC) Merek National menjadi Panasonic berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen di Kecamatan Medan Area?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perubahan merek air conditioner (AC) National menjadi Panasonic terhadap Loyalitas Konsumen di Kecamatan Medan Area. 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi perusahaan Penelitian ini dapat memberikan bahan masukan dan dapat dijadikan saran dalam memberikan informasi yang berguna bagi PT Panasonic Gobel Indonesia.
6 Universitas Sumatera Utara
b. Bagi peneliti Penelitian ini dilaksanakan untuk mempraktekkan dan mengembangkan ilmu yang telah diajarkan selama kuliah serta dengan harapan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang dunia kerja, khususnya mengenai pemasaran yang berkaitan dengan perubahan merek (rebranding). c. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau masukan bagi penulis lain dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan penelitian di masa yang akan datang.
7 Universitas Sumatera Utara