BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat yang terbentuk dari hubungan pernikahan laki-laki dan wanita untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Keluarga dalam bentuk murni merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak (Ahmadi, 2007). Setiap anggota keluarga memiliki peran spesifik yang dapat dimanfaatkan dalam sistem tersebut dan setiap anggota bergantung pada anggota yang lain agar dapat memainkan perannya. Pembagian tugas di dalam keluarga telah tercipta dan terbiasa di dalam masyarakat. Pembagian tugas ini sebenarnya telah disadari oleh sebagian besar masyarakat serta membudaya dalam kehidupan masyarakat sehingga pembagian tersebut dianggap wajar. Pembagian tugas ini adalah seorang laki-laki (bapak/suami) sebagai kepala rumah tangga berkewajiban mengelola sesuatu yang berada di luar rumah, termasuk mencari nafkah sedangkan peran yang dilakukan oleh wanita sebagai ibu rumahtangga, yaitu peran sebagai orangtua, istri dan peran di dalam pekerjaan. Peran wanita tersebut bertujuan untuk mendukung kepala rumah tangga (suami) dalam memenuhi kebutuhan agar mencapai kesejahteraan. Rochaini dalam (Muhibat, 1994). Sebuah keluarga yang harmonis dengan anggota lengkap, yaitu ayah, ibu dan anak adalah impian banyak orang. Tentu bukanlah sebuah pilihan, ketika tatanan ideal itu kemudian tidak dapat berjalan dengan baik dalam sebuah 1
Universitas Sumatera Utara
keluarga. Oleh sebab itu, jika terdapat susunan dalam keluarga yang tidak lengkap seperti hanya memiliki ayah atau Ibu saja dapat menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan dalam mendidik seorang anak dan fungsi keluarga kurang dapat berjalan dengan baik. Keluarga yang hanya memiliki salah satu orang tua akibat kematian ataupun perpisahan disebut dengan keluarga dengan orang tua tunggal. Orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari orang tua tunggal baik Ayah atau Ibu sebagai akibat perceraian dan kematian. Orang tua tunggal juga dapat terjadi pada lahirnya seorang anak tanpa ikatan perkawinan yang sah dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab ibu. Keluarga orang tua tunggal dapat diakibatkan oleh perceraian, kematian, orang tua angkat, dan orang tua yang berpisah tempat tinggalnya.Suhendi dan Wahyu (2001:401) Ibu sebagai orang tua tunggal memiliki posisi yang penting dalam keluarga, hal ini justru menunjukkan kelebihan tersendiri karena selain ia tetap mengurus urusan domestik rumah tangga, Ibu tunggal juga terus meningkatkan kualitas hidup diri dan keluarga melalui bekerja. Apabila perpisahan dalam keluarga baik kematian maupun perceraian, tidak dapat dihindarkan, dapat kita lihat bahwa banyak Ibu yang terus mempertahankan hidupnya dan menyesuaikan diri dalam keadaannya sebagai orang tua tunggal tanpa ada suami disampingnya. Perubahan peran dari istri menjadi janda dan berperan sebagai Ibu sekaligus ayah yang merawat dan mendidik anak–anaknya serta mencari nafkah keluarga. Keadaan demikian tidak berarti menyurutkan semangat kaum perempuan yakni ibu untuk berdiam diri meratapi nasib, namun harus tetap menjadi pemacu untuk meningkatkan kemampuan, kembali menata kehidupan keluarga secara harmonis.
2
Universitas Sumatera Utara
Seperti seorang perempuan Indonesia Naomi Susilowati Setiono seorang Ibu tunggal yang kini sukses menjadi pengusaha batik Lasem, perjalanan hidup yang keras telah menghantarkan beliau menuju kesuksesan yang begitu membanggakan. Naomi berusaha menghidupi anaknya diawali dengan bekerja sebagai buruh cuci, pemotong batang rokok di Pabrik Djarum Kudus, bahkan kernet bus antar kota, beliau melakoni semua itu dengan ikhlas sampai akhirnya menjadi pengusaha batik serta ketua cluster batik tulis tradional Laseman Marantika.(http://tokoh.indonesiadiakses20/12/2015).
Walaupun
menyandang
status sebagai orang tua tunggal dimana seluruh beban keluarga adalah tanggung jawabnya namun tidak menyurutkan dirinya untuk berprestasi yang didasari atas berbagai dorongan dan motivasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebenarnya , para orang tua tunggal wanita sudah menjadi suatu kelompok besar di masyarakat. Mengacu pada data yang diperoleh dari PEKKA pada tahun 2005 di Indonesia terdapat 8.926.387 yang berstatus orang tua tunggal wanita. Lebih dari separuh orang tua tunggal wanita yang menjadi kepala keluarga itu hidup dalam kemiskinan. Bahkan sebagian mereka masuk dalam jerat rentenir. Sesuai dengan dinamika perubahan yang terjadi, peran perempuan kini tidak hanya mengurus pekerjaan domestik. Di sisi lain mereka yang dulunya tidak bekerja menjadi daya dorong untuk bekerja keluar rumah semakin meningkat. Berdasarkan data dari PEKKA tahun 2005, orang tua tunggal yang menjadi kepala keluarga 60% disebabkan oleh kematian, 6% karena perceraian,dan 6% karena ditinggalkan.(http://www.pekka.or.id/media/kompas/Republika_19Juli2004.doc diakses pada 17 November 2015 pukul 15.00 WIB ).
3
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2010, Biro Pusat Statistik (BPS) memperkirakan bahwa di Indonesia terdapat 65 juta keluarga dan sekitar 14 persen atau 9 juta dikepalai oleh perempuan. Angka 14 persen dan kenaikan jumlah ibu tunggal tersebut bukanlah angka yang sedikit. Ada beberapa ibu tunggal yang benar-benar mandiri dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Namun, tidak sedikit ibu tunggal yang menjadi beban bagi keluarga asalnya. (www.bps.go.id/data-single parent 2012, diakses pada 20 November 2015 pukul 17.00 WIB). Bercerai atau pasangan hidup yang meninggal, menjadi alasan yang paling sering kita temukan di lingkungan sekitar kita. Ayah yang menjadi orang tua tunggal akan lebih mudah dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga karena adanya peralatan rumah tangga berteknologi modern, sehingga dapat lebih cepat menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga. Sebaliknya, banyak Ibu yang menjadi orang tua tunggal kesulitan dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ayah yang menjadi orang tua tunggal secara ekonomi lebih baik daripada Ibu, salah satu alasannya karena ayah memiliki tingkat pendidikan yang jauh lebih baik (Nortan & Glick dalam Friedman, 1998). Menurut Glasser & Navarre (1999), kesulitan yang dihadapi orangtua tunggal yaitu kesulitan ekonomi dalam hal ini pendapatan dan keuangan yang terbatas memang merupakan masalah utama bagi wanita yang menjadi orangtua tunggal. Kemudian menurut Hurlock (1999), masalah umum yang dihadapi ibu sebagai orang tua tunggal karena kematian suami adalah masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah tempat tinggal, masalah sosial, masalah praktis dan masalah seksual. Wanita yang menjadi orang tua tunggal, akan mengalami kemiskinan dalam hal perekonomian tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan
4
Universitas Sumatera Utara
kehidupan keluarga yang memiliki orangtua yang utuh/lengkap. Kemiskinan tersebut terjadi karena rendahnya kemampuan seorang ibu dalam meningkatkan pendapatan dan kemampuan mereka dalam melakukan pekerjaan hanya beberapa jam saja. Ibu tunggal dan anak-anaknya harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi
dengan
hal
yang
baru,
menjadi
suatu
hal
penting
bagi
keberlangsungan hidup mereka. Untuk dapat melewati situasi sulit sebagai ibu tunggal yaitu dengan cara berpikir logis seperti tidak larut dalam kesedihan, mengikhlaskan kepergian pasangan, menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri bahwa dapat melewati kehidupan sebagai ibu tunggal, serta berpikir apa yang akan dilakukan bagi kehidupannya yaitu dengan bekerja sebagai upaya mempertahankan dan memastikan kondisi ekonomi keluarga dalam keadaan baik dan bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar dengan baik. Kemandirian dalam jiwa
Ibu
tunggal sangat
dibutuhkan untuk
menjalankan peran ganda di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan rumah tangga seperti memasak, mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah, menyiapkan makanan untuk keluarga, merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya dan di sektor publik yaitu bertugas secara ekonomi agar kebutuhan tetap terpenuhi yaitu dengan mencari nafkah bagi keluarganya dan secara sosial yaitu bersosialisasi dengan masyarakat. Keseimbangan peran domestik dan publik perlu dicapai dengan usaha ekstra, hal demikian melalui proses kesabaran, ilmu, dan konsistensi untuk menjalankannya. Sebagai seorang Ibu tunggal untuk bekerja mencari nafkah tentunya dengan banyak yang harus dipertimbangkan mulai dari sumber penghasilan yang relatif, waktu yang efisien agar tetap dapat menjalankan
5
Universitas Sumatera Utara
tugas utama sebagai seorang Ibu tunggal tanpa mengesampingkan tugas-tugas rumah tangga. Walaupun demikian Ibu sebagai orang tua tunggal masih mempunyai kemampuan untuk bertahan dalam berbagai kondisi. Mereka telah mempunyai strategi yang handal dalam menghadapi goncanagan, walaupun di satu sisi strategi yang dibangun berdampak hal yang lain misalnya anak yang tidak mampu disekolahkan. Edi Suhartono seorang pengamat masalah kemiskinan dari IPB menyatakan bahwa defenisi dari strategi bertahan hidup (coping strategies) sebagai kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagi permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola segenap aset yang dimilikinya. (Suhartono. 2007. http://www.policy.hu diakses pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 15.00 WIB) . Kemampuan menghadapi permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa
upaya yang mereka lakukan untuk mempertahankan hidup dari himpitan ekonomi maupun non ekonomi. strategi bertahan hidup dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Strategi bertahan hidup dapat digolongkan menjadi 3 kategori yaitu srategi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan. (Suhartono. 2007. http://www.policy.hu diakses pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 15.00 WIB) Rumah tangga orang tua tunggal wanita yang menerapkan strategi bertahan hidup biasanya identik dengan pengeluaran rumah tangga didominasi oleh pengeluaran kebutuhan pangan, memiliki anggota rumah tangga yang besar, dalam acara kegiatan sosial seperti pernikahan atau kerja bakti, rumah tangga
6
Universitas Sumatera Utara
dengan strategi bertahan hidup biasanya menyumbang tenaga karena tidak mampu memberi sumbangan berupa uang, rumah tangga dengan strategi bertahan hidup memiliki rumah yang sederhana dan kecil, umumnya Ibu sebagai orang tua tunggal yang menerapkan strategi bertahan hidup banyak pula yang terpaksa menjadi buruh tani, buruh cuci dan bekerja secara serabutan. Pertumbuhan keluarga yang berorang tua tunggal saat ini merupakan fenomena yang berlangsung terus. Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang terjadinya orang tua tunggal wanita dikarenakan kematian suami. Perjuangan hidup orang tua tunggal sangatlah berarti bagi keluarganya. Ibu sebagai orang tua tunggal yang harus berjuang untuk menghidupi keluarga, baik kebutuhan sehari-hari maupun biaya sekolah anaknya. Ibu sebagai orang tua tunggal menjalani pekerjaannya tanpa rasa lelah dan mengeluh. Karena seorang Ibu yang menjadi orang tua tunggal tidak ingin melihat anak-anaknya terlantar dan menjadi putus asa karena tidak memiliki seorang ayah. Orang tua tunggal di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang sebagaimana penelitian awal peneliti (29 November 2015)mengatakan bahwa anak-anak merupakan bagian penting dalam hidup mereka, yang membantu memotivasi hidup dan menguatkan mereka. Hal terpenting bagi orang tua tunggal di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang adalah masalah pendidikan anak, persoalan yang mendasar terutama bagi orang tua tunggal yang setiap hari menghadapi anak-anak yang membutuhkan pendidikan. Orang tua tunggal yang ada di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ini dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup sangatlah sulit dijalankan dalam dua peran ganda.
7
Universitas Sumatera Utara
Kondisi Sosial ekonomi keluarga orang tua tunggal merupakan fenomena yang dalam hidupnya sangatlah berat untuk dijalankannya. Dalam arti untuk memenuhi kebutuhan untuk anak-anaknya dan memberi pendidikan, kebutuhan pokok dan lain-lainnya. Ibu sebagai orang tua tunggal memiliki beban berat untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mengasuh anak-anaknya. Dalam penggalian data awal, peneliti menemukan seorang orang tua tunggal yang mengalami masalah ekonomi keluarga semenjak kematian suaminya. Dari penelitian awal pada tanggal 29 November 2015 pada seorang orang tua tunggal,informan bernama Ibu Romauli. Peneliti mendapat informasi bahwa sejak suami informan meninggal sekitar 7 tahun yang lalu perekonomian keluarga informan menurun drastis. Hal ini menjadi masalah bagi informan karena informan menjadi kesulitan dalam membiayai sekolah anak-anaknya dan dalam membiayai ekonomi keluarganya secara umum. Kesulitan finansial ini juga membuat informan terbelit masalah utang. Kondisi ekonomi informan ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan kondisi ekonomi keluarga informan ketika almarhum suaminya masih hidup. Pendapatan bersih keluarga yang sehari bisa mencapai seratus ribu sampai dua ratus ribu rupiah, sekarang hanya berkisar lima puluh sampai tujuh puluh ribu sehari. Dalam situasi tertentu juga, informan terkadang masih sulit menerima kenyataan yang dialaminya. Menghadapi masalah ekonomi yang dialami keluarganya, orang tua tunggal di Desa Namo Bintang juga sebenarnya sudah melakukan beberapa strategi seperti bekerja, berhemat, mencari pinjaman, dan berdoa. Ibu sebagai Orang tua tunggal sudah bekerja giat setiap hari namun tetap saja sedih karena dengan bekerja Ibu tunggal menjadi jauh dari anak-anaknya dan juga menurut Ibu
8
Universitas Sumatera Utara
sebagai orang tua tunggal pendapatannya masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan keluarganya. Pada bentuk usaha yang lain seperti berhemat dan mencari pinjaman terjadi hal yag sama dengan strategi bekerja yang justru menimbulkan masalah baru bagi Ibu tunggal seperti perasaan tidak tega melihat anak, perasaan bersalah, sulit menerima kenyataan, atau kesulitan melunasi utang. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi Ibu sebagai orang tua tunggal terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Hal ini mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul “Strategi Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga“ ( Studi Kasus Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang)” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Strategi Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ?” 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pada Ibu yang menjalani peran sebagai orang tua tunggal terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga.
1.3.2
Manfaat Penelitian
9
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka : 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam upaya memperluas wawasan dan pengetahuan tentang penyelesaian masalah yang dialami oleh orangtua tunggal dalam menghadapi permasalahannya. Hasil penelitian ini secara otomatis akan memberikan kontribusi pengembangan keilmuan kesejahteraan sosial. 2. Secara Praktis Manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagi Mahasiswa Memberikan informasi khususnya kepada mahasiswa untuk lebih peka dan memahami terjadinya realita sosial perjuangan Ibu sebagai orang tua tunggal. 2. Bagi Ibu sebagai Orang Tua Tunggal Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan khususnya Ibu sebagai kepala keluarga dan orang tua tunggal untuk terus berjuang tanpa lelah demi masa depan kehidupan yang baik dan untuk anaknya. 3. Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kehidupan Ibu sebagai orang tua tunggal tidaklah mudah, namun perlu didukung secara mental dan spiritual. 4. Bagi Penelitian Lain
10
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran dan acuan bagi penelitian lain yang berminat terhadap penelitian dengan pokok permasalahan Orang tua tunggal.
1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Bab
ini
berisikan
latar
belakang
masalah,
perumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian,
kerangka
pemikiran
dan
defenisi konsep. BAB III
: METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sample, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.
BAB IV
: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian.
BAB V
: ANALISA DATA Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya.
11
Universitas Sumatera Utara