BAB I BALI : SEBUAH TINJAUAN UMUM
Tinjauan umum merupakan sebuah pengantar untuk lebih mengenal segala halnya tentang Pulau Bali, mulai dari hal yang paling umum, hingga hal yang bersifat khusus yaitu hal yang hanya terdapat di Pulau Bali. Sehingga sebelum membaca lebih lanjut tiap bab yang ada, gambaran secara umum tentang hal yang ada di Bali akan menjelaskan informasi umum tentang Bali seperti keadaan geografis Bali, hingga analisis yang berkaitan dengan 4A yaitu atraksi, aktivitas, aksesibilitas, dan amenitas di setiap objek yang ada.
A. Bali Secara Umum Bali adalah sebuah pulau yang termasuk salah satu provinsi yang ada di Indonesia, sekaligus menjadi salah satu provinsi di Indonesia. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.
1
2
Sumber : Google earth
Gambar 1. Citra Ikonos Pulau Bali
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil senibudayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal sebagai Pulau Dewata. Bali terkenal dengan
keunikan
berbagai
hasil
seni-budayanya,
khususnya bagi para wisatawan baik dalam negeri maupun wisatawan mancanegara.
B. Keadaan Geografis Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain. Batas-batas Pulau Bali yaitu :
Sebelah utara
: Laut Jawa
Sebelah selatan
: Samudera Indonesia
Sebelah barat
: Selat Bali/Propinsi Jawa Timur 3
Sebelah timur
: Selat Lombok / Pulau Lombok
Relief dan topografinya menunjukan di tengahtengah
pulau
Bali,
terbentang
pegunungan
yang
memanjang dari Barat ke Timur dan diantara pegunungan itu ada pegunungan api, yaitu Gunung Agung (3140m) dan Gunung Batur (1717m). Selain itu, di Propinsi Bali terdapat empat buah danau yaitu Danau Bratan (375,6 Ha), Danau Buyan (336 Ha), Danau Tamblingan (110 Ha), dan Danau Batur (1607,5 Ha). Sungai yang bersumber dari hutan dan danau tersebut kebanyakan mengalir ke daerah selatan, seperti Sungai Unda, Sungai Petanu, Sungai Ayu, Sungai Pulukan, dan Sungai Loloan. Wilayah
Bali
termasuk
beriklim
tropis
yang
dipengaruhi oleh angin musim yang berganti setiap 6 bulan sekali. Daerah Bali memiliki 2 musim yaitu musim kemarau (April sampai Oktober) dan musim hujan (Oktober sampai April). Temperatu udara bervariasi antara 24,0 0C dan 30,8 0C. Curah hujan dalam 5 tahun terakhir bervariasi antara 893,4 mm terendah dan 2.702,6 mm tertinggi untuk rata-rata tahunan. Kelembaban udara berkisar antara 90 % dan pada musim hujan bisa mencapai 100 % sedangkan pada musim kering 60%.
4
C. Sejarah Bali Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia. Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Sansekerta dari India pada 100 SM. Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada
913
M
dan
menyebutkan
kata
Walidwipa.
Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit.
Banyak
bangsawan, 5
pendeta,
artis
dan
masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali. Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda
lewat
VOC
pun
mulai
melaksanakan
penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan
tidak
ingin
mengalami
malu
karena
menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk 6
menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah. Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah
Rai
membentuk
pasukan
Bali
'pejuang
kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang. Pada 20 November 1945, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir. Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia 7
Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara
saingan
bagi
Republik
Indonesia
yang
diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia. Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun 1963, sempat
mengguncangkan
perekonomian
rakyat
dan
menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia. Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum. Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan 8
pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini. Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa, dengan mayoritas 92,3% menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Budha, Islam, Protestan dan Katolik. Bahasa yang digunakan di Bali adalah Bahasa Indonesia, Bali dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata. Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem catur warna dalam agama Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah Bali: soroh, 9
gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisata.
D. Budaya Bali 1. Musik Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan jegog, gamelan gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan. Ada pula musik Angklung dimainkan Bebonangan
untuk
upacara
dimainkan
lainnya.
10
ngaben
dalam
serta
berbagai
musik upacara
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat
Banyuwangi
serta
musik
tradisional
pada
umumnya
masyarakat Lombok. 2. Tari Seni
tari
Bali
dapat
dikatagorikan menjadi tiga kelompok; yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung, dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung. Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali 11
misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan, dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged, serta berbagai koreografi tari modern lainnya. Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak.
Sumber: dokumentasi pribadi Gambar 2. Tari Kecak
Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagianbagian
kisah
Ramayana. 12
Wayan
Limbak
mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya. 3. Pakaian Adat Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya. 4. Rumah Adat Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China). Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspekaspek tersebut atau yang biasa disebut „‟Tri Hita Karana‟‟. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya. 13
Pada
umumnya,bangunan
atau
arsitektur
tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan
simbol-simbol
dan
penyampaian
komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
E. Transportasi Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api seperti di Pulau Jawa namun jaringan jalan yang sangat baik tersedia khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali taksi. Bali terhubung dengan Pulau
Jawa
dengan
layanan
kapal
feri
yang
menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi dengan lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui Pelabuhan Padang Bay menuju Pelabuhan Lembar yang memakan waktu sekitar empat jam.
Transportasi
udara 14
dilayani
oleh
Bandara
Internasional Ngurah Rai dengan destinasi ke sejumlah kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand serta Jepang.
F. Geomorfologi Pulau Bali terletak diantara Pulau Jawa dengan Pulau Nusa Tenggara. Pulau Bali sebagian besar merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang meliputi hampir sebagian besar dari luas wilayah seluruhnya.
Relief
Pulau
Bali
merupakan
rantai
pegunungan yang membentang dari barat ke timur. Selain itu Pulau Bali merupakan pulau yang relatif memanjang, dari arah barat ke timur. Pertama, morfologi dataran,
mencakup kurang
lebih (30 - 35)% luas Pulau Bali. Wilayah ini sudah dimanfaatkan
sebagai
pemukiman,
fasilitas
umum,
pariwisata dan sebagainya. Kedua, morfologi perbukitan bergelombang. Luas wilayah ini kira-kira (65 - 70%) dari luas Pulau Bali dengan kemiringan diatas 5 derajat dan ketinggian di atas 20 meter di atas permukaan laut (dpl). Hampir seluruhnya wilayah ini berbukit. Bila kita lihat perbandingan persentasi luasnya, wilayah perbukitan jauh lebih luas dari 15
wilayah dataran atau kira-kira dua lebih banding satu. Air hujan yang turun dari wilayah perbukitan, bila semua diloloskan ke wilayah dataran, tentu wilayah dataran akan meluap dan tidak mampu menahan air sehingga sebagian lolos ke laut, sebagian meresap ke tanah atau mungkin akan menyebabkan terjadinya banjir, erosi dan tanah longsor. Sebagian besar terbentuk dan tersusun oleh batuan vulkanik yang terbentuk dari kegiatan gunung api kuarter, sedangkan batuan sedimen dan campuran sedimen vulkanik terdapat di bagian barat (Negara), utara (Singaraja) dan selatan (Nusa Penida dan Bukit Jimbaran) yang sebarannya tidak terlalu luas.
16
Sumber : PPLH Universitas Udayana
Gambar 3. Peta Tanah Bali
G. Jenis Tanah
17
1. Jenis tanah Latosol Tanah Latosol Coklat Kekuningan terdapat pada beberapa daerah sebagian besar Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan. Tanah Latosol Kemerahan dan Litosol terdapat di sepanjang garis pantai selatan Pulau Bali. Tanah Latosol Coklat dan Litosol tersebar di sebagian Kabupaten Jembrana dan Buleleng, juga terdapat di ujung timur Pulau Bali bagian tengah yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Karangasam. 2. Jenis tanah Regosol Tanah Regosol Coklat terdapat pada bagian utara Pulau Bali yang masuk dalam wilayah Kecamatan Tejakula. Tanah Regosol Coklat Kekuningan terdapat di sebagian besara Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Klungkung. Tanah Regosol Kelabu terdapat di bagian utara Pulau Bali yang termasuk dalam Kabupaten Buleleng bagian utara. Tanah Regosol Humus terdapat di daerah yang dekat dengan Gunung Batur yaitu sebagian Kabupaten Bangli. Tanah Regosol Kelabu terdapat di daerah Gunung Agung, Gunung Batur, dan daerah yang dekat dengan Danau Buyan, Danau Bratan, dan Danau Tamblingan.
18
3. Jenis tanah Andosol Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Baturiti, Kecamatan Banjar, Kecamatan Pupuan, dan sebagian Kecamatan Petang. 4. Jenis tanah Mediteran Tanah Mediteran Coklat terdapat di sebagian daerah yang dekat dengan selat Bali yaitu di Pulau Menjangan dan ujung barat sebelah utara pulau Bali yang masuk wilayah Kecamatan Gerokgak, terdapat juga di daerah bagian barat dari Kecamatan Melaya. Kemudian untuk tanah Mediteran Coklat Kemerahan terdapat di Kepulauan Nusa Penida dan Kecamatan Kuta Selatan. 5. Jenis tanah Aluvial Tanah Aluvial Coklat Kelabu Bali terdapat di daratan Melaya, Negara, bagian utara Gerukgak, dan Manggis. Tanah Aluvial Hidromorf terdapat di daratan Kecamatan Kuta dan bagian selatan daratan Negara. H. Fisiografi Berdasarkan fisiografinya Pulau Bali dapat dibagi menjadi satuan – satuan sebagai berikut :
19
1. Daerah batugamping barat. Ujung pulau bali di sebelah barat, disekitar tempat penyeberangan Gilimanuk bahan penyusunnya berlainan dengan daerah yang ada di sebelah timur, daerah ini berbatuan batugamping. Kini daerah ini merupakan sebuah hutan tutupan, beberapa macam binatang hidup dengan mendapat perlindungan. Daerah ini juga merupakan salah satu daerah yang terkering di pulau ini yang kemungkinan disebabkan oleh angin musim barat dan angin musim timur yang sifatnya kering, berhembus sejajar dengan garis pantai. Usaha ekonomi yang dapat diharapkan dari daerah ini terbatas. pada hakikatnya daerah ini sebagian besar adalah sabana. Air tanah sukar didapatkan. 2. Daerah endapan alluvial selatan. Daerah ini sebagian besar terdiri atas endapan sungai dan sebagian lagi dari pelapukan tanah vulkanik muda. Daerah ini adalah daerah terlandai yang paling luas di Pulau Bali sehingga merupakan daerah yang paling baik dan paling mudah untuk diusahakan sebagai lahan pertanian. Daerah di sekitar Denpasar materialnya alluvial yang masih baru, sedangkan tanah di daerah selatan denpasar teksturnya lempung dan lapisannya tebal.
20
3. Daerah batugamping selatan. Daerah ini terletak di sebelah selatan pulau Bali dan meliputi juga Nusa Penida. Batuan yang ada hampir seluruhnya berupa lapisan batugamping kuarter. Daerah ini juga termasuk daerah yang kering di Bali. Air merupakan barang yang langka. Air hujan yang jatuh di atas tanah kapur, sebagian besar terus masuk ke dalam tanah melalui lubang – lubang doline, dan mengalir ke laut melalui sungai – sungai bawah tanah. Untuk keperluan sehari – hari penduduk menampung air hujan ke dalam kolam – kolam penampungan. Persawahan tidak terdapat di daerah ini. Pohon – pohon yang rindang jarang ditemukan. Penciri daerah berbatugamping ini adalah adanya cliff dengan ketinggian lebih dari 100 meter. Pada kaki cliff tersebut banyak dijumpai notch sebagai abrasi gelombang laut. 4. Daerah
vulkanik
muda.
Sebagian
besar
daerah
pedalaman Pulau Bali tertutup oleh bahan – bahan gunungapi dan dapat dibagi kedalam 2 bagian yaitu bagian sebelah barat dan bagian sebelah timur. Garis pemisah antara kedua bagian ini terletak kira – kira di sepenjang jalan Tabanan-Singaraja lewat Pupuan. Daerah vulkanik muda sebelah barat adalah daerah 21
yang bertopografi berat. Di sebelah timur garis PupuanSingaraja keadaan berlainan. Topografi di daerah ini tidak begitu terjal. Di sebelah timur masih terdapat gunungapi-gunungapi aktif. Di antara punggungpunggung gunung banyak tedapat lembah-lembah yang luas, yang lebih mudah dapat diusahakan untuk kegiatan pertanian. Tanah di daerah ini memiliki tekstur dan struktur yang baik sehingga potensial sebagai akuifer dan pertanian. Daerah Gunung Serayu di ujung Pulau Bali sebelah timur nampaknya lebih tua umur lapisannya daripada lapisan-lapisan yang ada di sebelah baratnya. Hal ini dimungkinkan karena bekas lubang kepundan yang sudah lapuk. Di sebelah barat Gunung Serayu, terdapat sebuah depresi dengan Karangasem sebagai pusatnya, yang selanjutnya dinamakan depresi Karangasem. Meskipun beriklim agak kering namun kawasan ini selalu hijau. Setidak – tidaknya lebih hijau daripada daerah – daerah yang ada di sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh adanya rembesan air tanah yang keluar dari lapisan – lapisan tanah Gunungapi Agung. Sungai – sungai yang airnya mengalir ke depresi ini tidak kering pada musim 22
kemarau. Selanjutnya di sebelah barat daripada depresi Karangasem ini terdapat sebuah daerah yang terdiri atas barisan bukit – bukit yang rendah, tingginya tidak lebih dari 800 meter. Bukit – bukit tersebut dinamakan Gugusan Bukit Sidemen. Gugusan bukit sidemen ini terpisahkan dengan Gunungapi Agung dengan sebuah pelana yang dinamakan Pelana Sibetan. Lapisan – lapisan bukit ini terdiri atas lapisan breksi yang kini banyak digali untuk tanah uruk. Lapisan ini bukan lapisan penahan air yang baik. Semua sungai yang berasal dari lapisan ini, kering pada musim kemarau. Sawah – sawah yang terdapat pada lembah – lembah daerah ini adalah sawah tadah hujan atau airnya dating dari daerah lain. 5. Daerah pantai utara. Di sepanjang pantai utara terdapat jalur alivium yang sempit. Topografi datar hingga landai dengan air tanah dangkal sebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan pemukiman.
I. Kondisi Hidrologi Sumber air di pulau bali adalah air hujan, air sungai, air danau, air tanah dan mata air. air ini digunakan untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri kecil 23
dan pariwisata. arah aliran air sungai pada umumnya ke selatan atau ke utara dengan batas pemisah aliran alamnya membujur kea rah barat timur yang berupa pegunungan atau gunungapi yang berjajar arah barat-timur. Dataran alluvial bagian utara pegunungan adalah jalur alluvium sempit yang berdasar perbandingan curah hujannya adalah daerah kering. jalur antara kubatambahan di sebelah timur dan tukad gemgem (kalisade) di sebelah barat terdapat banyak mataair, sehingga daerah ini nampak basah. Di sebelah timur kubatambahan hamper tidak ada mata air walaupun sumur-sumur gali dekat pantai airnya masih tawar, sungai-sungainya umunya kering pada musim kemarau akan tetapi akan terjadi banjir dengan arus yang sangat deras pada musim hujan. erosi dan sedimentasi terjadi cukup intensif. Endapan-endapan pasir bertumpuk dimuara-muara sungai sering dijumpai setelah terjadi banjir. Jalur pantai utara di dekat tukad gemgem gradient sungainya menonjol dan hulunya kurang basah. jika dibandingkan sungai-sungai di sebelah timurnya. Bahan sediment di pantai sebagian besar berasal dari sungai-sungai sebelah timurnya.
24
Sungai-sungai di bagian selatan sebagian besar terdiri atas jalur lembah atau jurang yang dalam, terutaa pada daerah yang aliran air sungainya mengalir melalui batuan tuff. karma batuan tuff relative lunak dan mudah terkena erosi vertical. Di sebelah utara denpasar terdiri tas alluvium yang masih muda dan bertekstur kasar sehingga merupakan akuifer yang baik. Pada musim kemarau pun air masih dapat dilihat melalui mata air. sungai yang mengalir ke selatan disebut dengan sungai permanent. Sementara di daerah batugamping bagian barat dan di nusa penida , masalah air merupakan kendala utama. Danau-danau yang terdapat di pulau bali berupa danau kawah, yaitu : 1. Danau kawah kembar buyan- tamblingan dengan lua masing-masing adalah 336 hektar dan 110 hektar dan mempunyai volume 21 juta m³ dan 9 juta m³ 2. Danau kawah bratan luasnya 3765 hektar dengan volume 27 juta m³ 3. Danau kawah batur luasnya 10675 hektar dengan volume 47 juta m³ danau-danau ini merupakan obyek wisata yang sangat berarti. Air tanah di pulau bali cukup potensial dengan debit antara 0.1 hungga 10.l per detik. air tanah pada 25
akuifer tertekan mempunyai debit antara 40 -90. l per detik yang umumnya digunakan sebagai sumber air minum. Beberapa mata air yang mempunai debit antara 10 – 20 l per detik terdapat pada lereng pegunungan atau gunungapi dan pada tebing sungai. J.
Geologi Berdasarkan lithologi penyusun yang mengontrol bentang alamnya, Pulau Bali terdiri atas batuan gunungapi (vulcanic rocks), endapan permukaan dan endapan sedimen. Semuanya ini terletak pada dua morfologi. Pada daerah yang bermorfologi dataran,
seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya di wilayah ini sudah dimanfaatkan sebagai pemukiman, fasilitas umum, pariwisata dan sebagainya. Sebagian besar terbentuk dan tersusun oleh batuan vulkanik yang terbentuk dari kegiatan gunung api kuarter, sedangkan batuan sedimen dan campuran sedimen vulkanik terdapat di bagian barat (Negara), utara (Singaraja) dan selatan (Nusa Penida dan Bukit Jimbaran) yang sebarannya tidak terlalu luas. Umumnya wilayah ini mendekati garis pantai sepanjang Pulau Bali, berada pada ketinggian:
(0 - 20) meter di atas permukaan laut
dengan kemiringan (0 - 5 derajat).
26
27
Sumber : Direktorat Geologi
Gambar 4. Peta Geologi Bali
Pada
daerah
yang
bermorfologi
perbukitan
bergelombang, batuan yang tersingkap di wilayah ini adalah batuan gunungapi yang terdiri atas lava dan piroklastik secara umum subur terutama untuk tanaman keras (kehutanan).
K. Struktur Geologi Regional Bali Struktur geologi wilayah Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama kala Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu gamping. Di bagian selatan terjadi pengendapan oleh batugamping yang kemudian membentuk Formasi Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi pengendapan sedimen yang lebih halus. Pada akhir kala Pliosen, seluruh daerah pengendapan itu muncul di atas permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang menyebabkan berbagai bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini terbenam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda. Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan berupa bahan yang berasal dari endapan yang kemudian menghasilkan Formasi Asah. Di barat laut 28
sebagian dari batuan muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini semakin ke barat pengendapan batuan karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen terangkat dan tersesarkan. Kegiatan gunungapi lebih banyak terjadi di daratan, yang menghasilkan gunung api dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mulamula kaldera Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali masih mengalami gerakan yang menyebabkan pengangkatan di bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke permukaan laut dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari bagian Utara. Stratigrafi regional berdasarkan Peta Geologi Bali, geologi Bali tergolong masih muda. Batuan tertua kemungkinan berumur Miosen Tengah.
L. Iklim Keadaan curah hujan tahunan Pulau Bali adalah sebagai berikut : 1. Seluruh pantai Pulau Bali curah hujan rata-rata tahunannya kurang dari 1500 mm. Makin jauh dari pantai jumlah hujan makin bertambah. Jumlah hujan 29
yang tertinggi terdapat di sekitar danau – danau di tengah – tengah pulau tersebut. Di samping itu, curah hujan yang tinggi terdapat di lereng sebelah selatan Gunung Agung. 2. Daerah kering terdapat di sekitar Kintamani, di daerah pegunungan di tengah – tengah yang disebabkan oleh letaknya yang ada di daerah bayangan hujan. 3. Sebagian besar daerah Pulau Bali yang letaknya di atas 100 meter dari permukaan air laut, hujan rata – rata tahunan lebih dari 2000 mm. 4. Perbedaan dari musim ke musim nampak jelas. Apabila diperhatikan, curah hujan bulanan tempat– tempat di Pulau Bali ternyata bahwa bulan yang sering paling kering adalah Bulan September. Bulan Juli dan Agustus sudah merupakan bulan – bulan kering yang kemudian memuncak pada bulan September. Bulan yang paling basah adalah Bulan Januari. Dengan demikian, pada umumnya rezim hujan pulau ini ada persamaannya dengan rezim hujan di kepulauan Indonesia lainnya. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan, adalah adanya perbedaan rezim hujan tempat – tempat yang terletak di sebelah utara pulau, dengan tempat – tempat yang terletak di sebelah selatan rangkaian pegunungan tengah. 30
Jumlah hujan yang jatuh dalam waktu satu tahun sama dimana-mana. Akan tetapi, musim hujan tempattempat yang terletak di sebelah utara ternyata lebih basah dan lebih pendek. Hal ini berarti, bahwa intensitas hujan di Bali bagian utara pada musim hujan lebih besar daripada di Bali selatan. Hal ini berarti musim kering di Bali utara lebih panjang daripada di Bali selatan. Intensitas hujan adalah faktor yang paling penting dalam menyebabkan banjir, tanah longsor, dan erosi.
M. Flora Dan Fauna Iklim serta jenis tanah yang sesuai, menjadi salah satu factor bagi orang Bali untuk mengutamakan usaha pertanian dan beternak. Namun tidak seluruh lahan di Pulau Bali dapat diusahakan untuk keperluan pertanian. kawasan pertanian terpenting terletak pada jalur yang terbentang antara Tabanan – Klungkung dan Kuta sampai ketinggian 100 meter. Luas hutan di Pulau Bali 124.999 ha ( 22% dari luas wilayah. Terdiri atas 86.039 ha hutan lebat, 21.099 ha hutan jarang, 15.069 ha hutan gundul, dan 2.792 ha hutan bakau. Hutan bakau terletak di sekitar Benoa sepanjang 10
31
km dan luasnya 2.792 ha. Kayu bakau ini umumnya digunakan sebagai kayu bakar. Hutan – hutan di Bali sejak dari jaman kerajaan dulu telah mendapat perhatian dari raja – raja, yakni dengan membuat peraturan bagi perlindungan hutan. Rupanya penduduk Bali dari dahulu telah melihat hubungan antara penggundulan hutan dengan banjir sebagai suatu sebab akibat. Kayu – kayu di Bali yang cukup baik untuk dijadikan sebagai bahan bangunan dan alat rumah tangga adalah jeis kepelan (Mangletia glance), cemara pandak (Podocarpus imbricate), dan tangi (Lagerstroemia speciosa). Beberapa fauna yang khas di Pulau Bali adalah Jalak Bali dan Banteng. Terutama Jalak Bali menjadi fauna maskot di Pulau ini. Burung ini juga dikenal dengan nama Jalak Putih karena burung ini berbadan putih. Sementara itu, ujung sayapnya dihiasi warna hitam. Di pipinya, terdapat pola berwarna biru membingkai matanya. Burung ini biasa bersarang berpasangan. Pada zaman dahulu, dalam satu kawanan biasanya terdapat 30 sampai 60 burung. Belakangan hutan dan savana Bali tidak lagi aman untuk tempat bernaung bagi burung yang pernah menjadi 32
maskot Provinsi Bali ini. Pembukaan lahan untuk ladang dan pertanian membuat pohon sulit ditemui. Padahal, Jalak Bali tidak bisa beradaptasi bersarang di tempat lain, selain lubang bekas sarang burung pelatuk. Di samping itu, perburuan yang tidak terkendali, pemasangan jebakan, dan penembakan liar terus mendera Jalak Bali. Binatang pemakan serangga dan buah ini pun terancam punah. Fauna khas yang lain adalah sapi Bali. Sapi Bali merupakan sapi keturunan Bos sondaicus (Bos Banteng) yang berhasil dijinakkan dan mengalami perkembangan pesat di Pulau Bali. Sapi Bali asli mempunyai bentuk dan karakteristik sama dengan banteng. Sapi Bali termasuk sapi dwiguna (kerja dan potong). Karakteristik Sapi Bali antara lain : warna bulu pada waktu pedet berwarna sawo matang dan kemerahan, sedang pada sapi betina tidak berubah warnanya dan jantan dewasa menjadi berwarna hitam; berat badan untuk jantan 450 kg, sedang pada sapi betina 350 kg; bertanduk ;mempunyai bercak putih pada pantat (bentuk setengah lingkaran); bibir bawah tepi dan bagian dalam telinga serta keempat kakinya mulai dari tarsus dan carpus ke bawah sampai kuku berwarna putih dan pada pinggiran punggung terdapat garis hitam 33
Kemudian Flora yang khas di Provinsi Bali adalah Majegau ( cempaga). Majegau yang dalam bahasa latin disebut
Dysoxylum
densiflorum
merupakan
flora
(tumbuhan) identitas provinsi Bali mendampingi jalak bali sebagai fauna identitas. Pohon majegau yang sering disebut juga sebagai cempaga merupakan anggota famili Maleaceae
(suku
mahoni-mahonian).
Tanaman
ini
memiliki kualitas kayunya yang baik sehingga di Bali banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (terutama bangunan-bangunan suci) dan sebagai bahan kerajinan ukiran. Majegau atau cempaga merupakan pohon berkayu dengan ketinggian mencapai 40 meter dan dengan diameter hingga 1,2 meter. Kayunya berat, keras namun berserat halus dengan warna coklat kuning muda hingga merah muda atau coklat-merah muda, mengkilap. Daun majegau berbentuk lanset lonjong. Buahnya berbentuk bulat telur dengan panjang antara 3-6 cm. Selain itu, di Pulau Bali juga terdapat flora khas yang lain seperti Pohon Siwalan / Lontar, Pohon Jambu Bali, dan Jeruk Bali.
34
N. Analisis 4 A ( Atraksi, aktivitas, aksesibilitas, dan amenitas ) Pulau Bali 1. Atraksi Yang dimaksud dengan atraksi atau daya tarik wisata adalah kenampakan objek yang menarik yang menjadi tujuan pengunjung objek tersebut. Atraksi wisata dapat berupa atraksi alam (natural attractions), seni budaya (cultural attractions), dan buatan (built attractions). Atraksi atau daya tarik alam adalah hal yang menarik dari alam bukan hasil karya manusia. Daya tarik budaya adalah daya tarik yang berupa hasil olah budi manusia, seperti kesenian (seni pertunjukan dan seni kerajinan), peninggalan bersejarah, cultural events atau special events, adat istiadat masyarakat (upacara
tradisional,
tata
kehidupan
sehari-hari),
museum, dll. Sedangkan daya tarik buatan adalah daya tarik yang diciptakan oleh manusia.
2. Aksesibilitas Aksesibilitas adalah sarana yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata. Aksesibilitas tidak hanya menyangkut kemudahan
transportasi 35
bagi
wisatawan
untuk
mencapai sebuah tempat wisata tetapi juga waktu yang dibutuhkan tanda penunjuk arah menuju lokasi wisata dan sebagainya.
3. Amenitas Amenitas adalah fasilitas pendukung demi kelancaran kegiatan pariwisata yang juga ditujukan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan. Fasilitas tersebut terdiri dari akomodasi, rumah makan, pusat informasi wisata, pusat/toko cinderamata, pusat kesehatan, pusat layanan perbankan, sarana komunikasi, pos keamanan, BPW, ketersediaan air bersih, dan listrik.
4. Aktivitas Aktivitas adalah kegiatan apa yang pengunjung lakukan ditempat tujuan. Aktivitas yang beraneka ragam bagi wisatawan dapat menyebabkan lama tinggal wisatawan
yang
lebih
panjang
yang
dapat
meningkatkan pengeluaran wisatawan. Selanjutnya, aktivitas
yang
dilakukan
oleh
wisatawan
dapat
menimbulkan aktivitas usaha yang dapat dikerjakan oleh penduduk setempat. Aktivitas usaha tersebut dapat 36
berupa
penjualan
jasa
maupun
barang
kepada
wisatawan. 1. Tanah Lot
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 5. Pura Tanah Lot a. Atraksi Di Tanah Lot terdapat atraksi berupa gelombang air laut yang memecahkan tebing dan terdapat Pura yang terletak diatas batu karang besar berada di tengah pantai. Di sebelahnya terdapat satu pura lagi yang terletak diatas tebing yang menjorok ke laut (mirip pura Uluwatu). Tanah Lot terkenal dengan pemandangannya yang indah, bila cuaca baik, dapat melihat matahari tenggelam (sunset) yang sangat indah. Di sekitar Pura 37
ini hidup ular dengan warna hitam putih. Ular-ular itu sehari-harinya menjadi tontonan menarik bagi para pengunjung. b. Aktivitas Karena sebagai
tempat
pura Tanah Lot memiliki potensi wisata
yang
terkenal
hingga
mancanegara, maka penduduk di sekitar pura Tanah Lot berprofesi sebagai penjual souvenir, cindera mata, berjualan makanan maupun minuman, bahkan sebagai pawang ular dan penjaga gua ular suci. c. Aksesibilitas Untuk menjangkau objek wisata ini mudah sebab bus bisa masuk dan jalan menuju tempat ini juga sudah bagus dengan pemandangan di kanan-kiri jalan begitu hijau dan alami. d. Amenitas Sarana dan prasarana yang ada di objek wisata ini cukup mendukung dengan adanya Sunset Terrace, sejumlah restoran yang menyajikan berbagai makanan dan juga toko-toko yang menjual soevernir khas bali. Selain itu juga tempak MCK yang memadai dan cukup.
38
2. Mangrove Center
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 6. Hutan Mangrove di Mangrove Center a. Atraksi Balai pengelolaan memiliki daya tarik tersendiri sehingga menarik berbagai pihak untuk mengunjungi daerah ini. Hal ini dikarenakan di Indonesia hanya ada dua balai pengelolaan mangrove, yaitu di Bali dan Sumatra. Namun, balai pengelolaan ini bukan hanya tempat untuk pengelolaan mangrove saja tetapi juga sebagai Mangrove Information Center yang hanya ada di Bali. MIC ini tidak hanya sebagai tempat informasi bagi Negara Indonesia saja, tetapi dari pihak asing juga
39
menggunakan balai ini
sebagai
pusat
informasi
mangrove. b. Aktivitas Di dalam kawasan pengelolaan dan pelestarian mangrove tersebut banyak aktivitas manusia yang dapat langsung terlihat. Petugas di Balai tersebut melakukan usaha
untuk
melestarikan
mangrove,
seperti
pembibitan, persemaian, pemilahan dan sebagainya termasuk dalam pengawasan terhadap hutan mangrove tersebut. Selain itu masyarakat sekitar juga banyak memanfaatkan hutan mangrove ini dalam kegiatan sehari-harinya, seperti mencari ikan dan hewan-hewan lainnya sebagai bahan makanan maupun untuk di jual dan memanfaatkan tanaman dari hutan mangrove untuk bahan
makanan
dan
obat-obatan.
Walaupun
masyaratkat memanfaatkan hutan mangrove, kelestarian hutan mangrove di Bali tetap terjaga karena masyarakat sekitar yang selalu ikut melestarikan dan mengawasi kelestarian hutan mangrove tersebut.
c. Aksesibilitas Dilihat dari tingkat aksesibilitasnya, BPHM Wilayah I ini termasuk tinggi aksesibilitasnya. Hal ini 40
dikarenakan tempat ini mudah untuk dijangkau, sebab letaknya sangat strategis yaitu dekat dengan jalan raya yang merupakan jalur utama. Sehingga kemungkinan untuk disinggahi oleh wisatawan domestic atau asing menjadi
besar.
Keterjangkauannya
ini
membuat
pengelolaan hutan mangrove menjadi berhasil karena pengawasanya
terhadap pembalakan dan alih fungsi
lahan lebih mudah.
d. Amenitas Di BPHM Wilayah I ini, fasilitas yang tersedia tergolong sudah cukup lengkap. fasilitas-fasilitas tersebut merupakan salah satu sarana pendukung dalam usaha pelestarian hutan mangrove di Bali. fasilitas tersebut yaitu jalan raya yang sudah beraspal, gedung BPHM Wilayah I sebagai Mangrove Information Center, jalan trek yang sudah dibuat sedemikian rupa sehingga pengunjung dapat berjalan-berjalan dengan mudah, dan juga guide khusus dari Balai tersebut serta peralatan lain yang mendukungnya. BPHM Wilayah I ini juga menyediakan paket wisata alam mengelilingi hutan mangrove, baik untuk rute pendek maupun rute panjang. rute pendek hanya 41
memperlihatkan
sebagian
kecil
dari
hutan
mangrovenya, sedangkan rute panjang memperlihatkan sebagian besar hutan mangrove sehingga zonasi hutan mangrove dapat terlihat. jika air pasang jalur yang digunakan bukan jalur darat tetapi menggunakan jalur air yaitu menggunakan perahu karet. 3. Uluwatu
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 7. Uluwatu a. Atraksi Atraksi yang ada di Uluwatu merupakan atraksi alam dan keindahan pura. Daya tarik utamanya yaitu pemandangan alam, tonjolan tebing batu karang terjal yang tinggi di pesisir pantai laut yang dipadukan dengan adanya pura dengan arsitektur khasnya. Atraksi 42
alam yaitu matahari terbenam (sunset) juga menjadi kekhasan dari obyek pariwisata Uluwatu. b. Aktivitas Aktivitas yang menonjol yaitu kegiatan ibadah di pura. Aktivitas lainnya yaitu suguhan tari kecak yang menawan pada sore hari antara pukul 16.30 sampai 19.30 yang mengiringi terbenamnya matahari. c. Aksesibilitas Objek wisata Bali paling selatan ini berjarak sekitar 30 km dari kota Denpasar ke selatan. Objek wisata
ini
berada
di
sebelah
selatan
bandara
Internasional Ngurah Rai. Jadi akses untuk menuju ke lokasi cukup mudah.
d. Amenitas Fasilitas yang terdapat di Uluwatu ini adalah tempat penginapan dan hotel mudah ditemui, toilet dan masjid juga ada. Pedagang yang menjual souvenir maupun oleh-oleh juga sudah tersedia disana.
43
4. Gunung Kawi
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 8. Gunung Kawi a. Atraksi Gunung Kawi merupakan wisata budaya yang menyajikan warisan budaya peninggalan nenek moyang dari dinasti Warmadewa yang berupa pahatan-pahatan candi yang mengagumkan. Dilihat dari wisata religinya terlihat dari adanya vihara di sebelah tenggara dari kompleks candi tersebut. Adanya wihara tersebut merupakan wujud toleransi hidup beragama pada waktu itu yang patut menjadi contoh dan tauladan bagi kita di masa ini, belajar dari kearifan masa lalu. Selain itu aspek fisik yang berupa candi yang berasal dari batuan 44
breksi yang cukup keras, serta plasma nutfah di sekitar Gunung Kawi baik itu padi Bali maupun pohon-pohon besar dan tata air yang terjaga dengan baik. b. Aktivitas Aktivitas yang ada di kawasan wisata Gunung Kawi dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1) Aktivitas alam Masyarakat di Bali mempunyai kepercayaan bahwa alam bukan untuk dieksploitasi, tetapi bagi mereka
antara
alam
dan
manusia
saling
membutuhkan bahkan masyarakat Bali beranggapan bahwa semua itu sederajat dan mempunyai nyawa. Seperti terlihat dari pemasangan kain kotak-kotak berwarna hitam putih yang dililitkan di pohon-pohon dan batu besar. Masyarakat Bali menganggap bahwa pohon dan batu tersebut mempunyai nyawa, sehingga tak ada seorangpun yang berani merusak atau menebangnya, sehingga di kompleks candi tersebut banyak ditemukan pohon-pohon. Hal ini berakibat positif karena air bisa meresap dan tertahan akar-akar dari pohon-pohon tersebut. Selain itu masyarakat
Bali
tidak
pernah menyia-nyiakan
sumber air seperti umbul, situ dan sumber air 45
lainnya. Mereka mengelolanya dengan baik. Seperti kolam air yang terdapat di situs Gunung Kawi yang tertata rapi dan bersih. Terlihat dari adanya saluran air dari atas candi sampai ke bawah yang berguna untuk menjaga candi agar tidak lapuk dan rusak karena genangan air. 2) Aktivitas Manusia Aktivitas manusia yang ada seperti areal persawahan di sekitar wisata yang membuktikan penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Jenis padi yang ditanam yaitu jenis padi Bali yang sudah jarang ditemukan dan berbeda dengan padi di Jawa karena jenis padi Bali lebih tinggi pohonnya, umur panjang dan rasanya enak. Karena kemiringan yang cukup curam, lahan pertanian diolah dengan terasering agar tidak terjadi erosi. Selain sebagai petani ada juga penduduk yang menjual pernakpernik khas bali, sehingga hal tersebut dapat mendukung tumbuhnya perekonomian di Gunung Kawi.
46
c. Aksesibilitas Keterjangkauan kompleks Candi Gunung Kawi dari Denpasar kira-kira 40 kilometer. Sebelum masuk kompleks candi, kita harus terlebih dahulu menuruni 315 anak tangga dan terowongan dari batu. Jaraknya sekitar 700 meter dari areal parkir. Di sepanjang perjalanan menuju kompleks candi akan terlihat pemandangan alam berupa persawahan dan sungai, selain itu juga ada penjual pernak-pernik di kiri-kanan tangga
d. Amenitas Fasilitas yang ada di kawasan wisata Gunung Kawi adalah hotel atau penginapan di sekitar kawasan wisata dan toilet yang telah dikelola oleh penduduk setempat dengan baik. Selain itu untuk oleh-oleh di lokasi terdapat seperti pasar kecil yang menjual pernakpernik khas bali yang harganya relatif murah.
47
5. Gunung Batur
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 9. Gunung Batur
a. Atraksi Atraksi yang ada merupakan atraksi alam, yaitu berupa pemandangan alam dengan gunung yang di tengahnya terdapat Danau Batur. Di kaki Gunung Batur terdapat sebuah desa yang peradabannya masih tradisional dan belum terjamah oleh modernisasi. Desa Trunyan memiliki keunikan tersendiri yaitu tentang penguburan mayat yang hanya disandarkan pada pohon besar.
48
b. Aktivitas Aktivitas yang terjadi di daerah ini adalah aktivitas
alam
yaitu
kaldera,pertumbuhan
kegiatan
tumbuhnya
tersebut
ditandai
purna dengan
pertumbuhan kerucut Gunung Batur yang hingga kini terbentuk. Kemudian juga bisa melakukan pengamatan Gunung Batur yang terlihat jelas mulai dari puncak hingga
lereng
bawah
pada
tempat
yang
telah
disediakan, terdapat juga museum gunungapi yang dapat dikunjungi untuk menambah pengetahuan tentang Gunung Batur.
c. Aksesibilitas Wisatawan Gunung
Batur
dengan
dapat
mencapai
menggunakan
taksi
lokasi atau
menyewa mobil. Wisatawan juga dapat bergabung dengan sebuah tour untuk mengunjungi Gunung Batur dan Danau Batur. Wisatawan dapat berganti bus antara Bali Selatan dan Lovina, kemudian berhenti di Kintamani. d. Amenitas Fasilitas yang tersedia di sekitar lokasi gunung batur antara lain : restoran yang didesain view nya 49
menghadap ke Gunung Batur, hal ini bertujuan agar pengunjung itu dapat menikmati makanan yang ada dengan menikmati pemandangan yang ada pula. Toilet yang tersedia juga ada yang dikelola oleh pihak restoran. Masjid Tempat
penjualan
juga belum dikelola secara baik. oleh-oleh
juga
tidak
begitu
menyenangkan karena, sedangkan untuk aktivitas manusia berupa kegiatan jual-beli, penjual disana sangat keras dalam menawarkan barang jualannya, jadi pengunjung tidak merasa nyaman dalam memilih ataupun hanya melihat-lihat barang dagangan mereka. 6. Jatiluwih
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 10. Sawah di Desa Jatiluwih 50
a. Atraksi Budaya subak merupakan budaya yang tidak ada di daerah lain. Sistem pembagian air di subak yang menjadikan subak memiliki ciri khas tersendiri. Sistem air ini tidak ditemukan di lain tempat selain di Bali, sehingga banyak masyarakat di seluruh penjuru dunia mengagumi sistem subak ini. Kebersamaan dan kerukunan masyarakat subak juga menjadi penopang budaya subak agar tetap berkembang di Bali.
b. Aktivitas Aktivitas yang khas dalam sistem ini yaitu pengairannya yang tidak terdapat di daerah lain. Hal inilah yang membuat subak menjadi sesuatu yang mengagumkan. Kebersamaan masyarakat subak yang tergolong sangat kuat dan rukun, terlihat dalam pola pembagian air yang merata tanpa kecurangan dan permusuhan.
c. Aksesibilitas Untuk menuju persawahan yang menggunakan sistem Subak yang berada pada desa Jatiluwih cukup jauh dengan jalan yang beraspal tapi kurang begitu 51
bagus,
jalannya
hanya
dapat
digunakan
untuk
kendaraan ukuran mobil, untuk kendaraan ukuran Bus memang agak sulit dilalui. d. Amenitas Adapun fasilitas sarana dan prasarana yang ada di Jatiluwih
tidaklah
begitu
banyak/mencolok.
Di
Jatiluwuh hanya ditemukan sebuah restoran. Restoran tersebut hanya dikelola oleh salah satu masyarakat, sehingga ditinjau dari sarana ataupun prasarana di Jatiluwih dapat dikatakan kurang begitu lengkap.
7. Bedugul
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 11. Pura di Bedugul 52
a. Atraksi Atraksi alam yang dapat ditemukan disini adalah pemandangan Danau Bratan yang dikelilingi oleh
gunung-gunung.
Di
Bedugul
tedapat
gua
peninggalan zaman Jepang yang konon kabarnya gua tersebut digunakan untuk tempat penyikasaan para buruh.
b. Aktivitas Bedugul adalah salah satu obyek wisata yang dimanfaatkan untuk wisata olahraga, tempat ini merupakan obyek rekreasi perahu dan olahraga selancar yang ditarik oleh perahu motor. Beberapa training dan pertandingan ski air taraf nasional maupun internasional sering dilaksanakan di sini sebagai obyek wisata yang terletak di pegunungan. Atraksi manusia yang terjadi adalah adanya pura yang dijadikan tempat sembahyang bagi umat Hindu. Pura ini letaknya di pinggir danau. Lalu ada juga masyarakat yang memanfaatkan danau ini untuk mencari ikan.
53
c. Aksesibilitas Dengan jarak hanya sekitar 50 km dari Denpasar, Bedugul rasanya sangat mudah terjangkau. Perjalanan ke Bedugul sangat menyenangkan karena keindahan alamnya dengan jalan yang mulus dan berkelok-kelok. Pada satu sisi terlihat pemendangan sawah yang bertingkat-tingkat seperti tangga dan di bagian lain terhampar lembah menghijau.
d. Amenitas Fasilitas yang tersedia adalah pengunjung dapat menikmati
pemandangan
Danau
Bratan
dengan
menggunakan speedboat maupun perahu air. Fasilitas lain yang tersedia di sini adalah tersedianya tempattempat penginapan dan lapangan olahraga serta rumah makan. di samping itu terdapat juga hutan wisata yang sangat luas dan bagus di sebelah barat Danau Bratan.
54
8. Garuda Wisnu Kencana
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 12. Salah Satu Bagian Patung Garuda Wisnu Kencana a. Atraksi Selain terdapat bagian dari Patung Garuda Wisnu Kencana yang belum sepenuhnya rampung dan melihat keindahan Bali dari ketinggian. Di Garuda Wisnu Kencana juga terdapat pegelaran Tari Kecak yaitu tarian Khas dari Provinsi Bali.
b. Aktivitas Disediakan teropong untuk pengunjung yang ingin melihat keindahan Bali dari ketinggian, selain itu 55
pengunjung juga dapat mengamati hasil mahakarya yang berupa sebuah patung yang memang belum jadi sepenuhnya, sehingga hanya terdapat beberapa bagian patung yang akan disusun nantinya.
c. Aksesibilitas Untuk mencapai lokasi Garuda Wisnu kencana sangat mudah, karena lokasinya yang mudah dijangkau oleh semua jenis kendaraan dari sepeda motor sampai Bus besar, kualitas jalannya juga sangat baik dan kondisi dari jalannya juga baik, sehingga akan memberi kenyamanan yang lebih pada setiap pengunjung ketempat ini.
d. Amenitas Di lokasi Garuda Wisnu Kencana terdapat fasilitas yang cukup memadai mulai dari tempat parkir yang besar, toilet yang cukup terawat dengan kondisi baik hanya saja agak kotor dan tempat ibadah yang cukup baik namun kurang terawat, sehingga terkesan agak kotor.
56
9. Taman Nasional Bali Barat
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 13. Padang rumput Taman Nasional Bali Barat a. Atraksi Penangkaran Jalak Bali yang dikelola oleh Balai Taman Nasional Bali Barat dan ditujukan untuk proses reintroduksi Jalak Bali di habitat Alam. Dapat diamatinya atraksi burung Jalak Bali mulai proses pembiakan hingga remaja, dan akhirnya dilepas ke alam bebas. b. Aktivitas Terdapat berbagai tipe hutan, mulai dari tipe hutan mangrove yang terdapat di pesisir pantai, hutan 57
musim, serta hujan yang terdapat di perbukitan sehingga sangat cocok untuk kegiatan wisata alam dan tracking. c. Aksesibilitas Kawasan Taman Nasional Bali Barat memiliki aksesibilitas yang sangat baik, hampir seluruh kawasan memiliki jaringan jalan masuk, baik melalui daratan maupun perairan. Potensi ini mempunyai peranan penting dalam pengembangan wisata. Aksesibilitas yang akan masuk ke dalam penangkaran Jalak Bali agak susah untuk dilalui bus besar. d. Amenitas Untuk mendukung kegiatan wisata alam dan pengelolaan taman nasional bali barat, sarana dan prasarana yang telah tersedia antara lain Area parkir yang menunjang wisata alam telah tersedia di bumi perkemahan, kantor balai di Cekik, Penangkaran Jalak Bali di Tegal Bunder, walaupun parkir yang ada di penangkaran Jalak Bali agak susah untuk parkir kendaraan besar seperti bus pariwisata yang ukuran besar. Terdapat fasilitas yang cukup lengkap yang berupa toilet dan tempat ibadah yang bersih.
58
BAB II DESAIN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A. Pendahuluan Media pembelajaran merupakan perantara untuk mengantarkan informasi yang abstrak menjadi konkret di pikiran siswa. Selain itu media pembelajaran juga dapat digunakan sebagai perantara informasi yang konkret namun tidak memungkinkan untuk dibawa di dalam kelas, misalnya proses erupsi gunung api, tsunami, gempa bumi, dan peristiwa lainnya. Guru/ dosen harus mampu untuk mendesain media yang sesuai kaidah pengembangan dan memperhatikan desain pesan yang baik. Guru/ dosen jangan hanya sekedar memanfaatkan media yang sudah ada, tetapi harus mengembangkan produk media maupun multimedia sendiri melalui proses ujicoba berulang-ulang sehingga menghasilkan media pembelajaran yang baik. Kemajuan
di
bidang
teknologi
pendidikan
(educational technology), maupun teknologi pembelajaran (instructional technology) menuntut digunakannya berbagai multimedia serta peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated). Boleh dikatakan bahwa dunia pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia multimedia, dimana 59
pembelajaran
secara
konvensional
yang
lebih
mengedepankan metode ceramah, dan diganti dengan sistem penyampaian bahan pembelajaran modern yang lebih mengedepankan peran pebelajar dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran yang menekankan pada kompetensikompetensi yang terkait dengan keterampilan proses, peran media
pembelajaran
menjadi
semaikin
penting.
Pembelajaran geografi yang dirancang secara baik dan kreatif dengan memanfaatkan teknologi multimedia, dalam batas-batas tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan kualitas pembelajaran
geografi,
khususnya
dalam
rangka
meningkatkan ketercapaian kompetensi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan multimedia untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Meskipun banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran menggunakan
multimedia
cenderung
sama
bila
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh dengan 60
multimedia adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui multimedia materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dimana saja, disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaruhi oleh pengajar. Oleh karena perkembangan multimedia yang relatif masih baru, definisi dan implementasi multimedia sangatlah bervariasi dan belum ada standard yang baku. Vygotsky (Asri Budiningsih, 2003) berpendapat bahwa perkembangan kognitif seseorang selain ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan lingkungan sosial yang aktif pula. Inti dari teori ini adalah adanya Zona Proximal Development dalam perkembangan individu, dimana setiap anak didik dalam suatu domain mempunyai level perkembangan aktual yang dapat dinilai dengan menguji secara individual dan potensi terdekat dalam domain tersebut. Untuk memutuskan jarak antara level perkembangan aktual dan perkembangan potensial seorang individu atau siswa ditentukan melalui pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa (guru/ instruktur/ dosen) atau dalam kolaborasi dengan teman sebaya. Teori ini menunjukkan bahwa seorang anak dapat melampaui
tahap
perkembangannya 61
ke
tahap
perkembangan yang lebih tinggi. Hal inilah yang mendasari desain
dalam
pembuatan
media
berbasis
komputer
diharapkan mampu melatih kecerdasan majemuk (multiple intelegence) dengan memperhatikan aspek spasial, visual, audial dan kinestetik.
B. Pengertian Media Pembelajaran Heinich, dkk (1982) mengatakan istilah media sebagai “the term refer to anything that carries information between a source and a receiver”. Sementara media pembelajaran dimaknai sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Batasan tersebut terungkap antara lain dari pendapat-pendapat para ahli seperti Wilbur Schramm (1971), Gagne dan Briggs (1970). Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa setidaknya mereka sependapat bahwa : (a) media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurannya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, dan (b) bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan (c) bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar. Yusufhadi Miarso (1985) memberikan batasan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, 62
perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Batasan yang sederhana ini memiliki arti yang sangat luas dan mendalam, mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “medium”
yang secara harfiah berarti
“perantara” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima. Sejumlah
pakar
membuat
batasan
tentang
media,
diantaranya yang dikemukakan oleh Association of Education
and
Communication
Technology
(AECT)
Amerika. Menurut AECT, media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik. Sementara itu, Fatah Syukur (2005) memberikan definisi media sebagai berikut: Media pembelajaran adalah 63
alat, metode dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dengan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah
segala
sesuatu
yang
dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, dan kemauan
peserta
didik
sehingga
dapat
mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
C. Jenis dan Klasifikasi Media Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup beragam, mulai dari media yang sederhana sampai pada media yang cukup rumit dan canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis media, karakter, dan kemampuannya, dilakukan pengklasifikasian atau penggolongan media. Menurut Heinich, dkk (1996), salah satu klaisifikasi yang dapat menjadi acuan dalam pemanfaatan media adalah klasifikasi yang dikemukakan oleh Edgar Dale yang dikenal dengan kerucut pengalaman (cone
of
experience).
Kerucut
pengalaman
Dale
mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar 64
yang akan diperoleh peserta didik, mulai dari pengalaman belajar langsung, pengalaman belajar yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman belajar yang bersifat abstrak. Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kerucut pengalaman Dale, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Symbolic Verbal Symbols
Visual Symbols Recordings-Radio Still Pictures Iconic
Motion Pictures
Television Exhibits Field Trips Demonstrations
Enactive
Dramatized Exsperiences Contrived Experiences Direct, Puposeful Experiences
Gambar 14. Piramida Pengalaman Dale
Menurut
Seel
&
Richey
(1994),
kerucut
pengalaman Dale melukiskan analogi visual berdasarkan 65
tingkat kekonkritan dan keabstrakan metode pengajar dan bahan pembelajaran. Semakin menuju ke puncak kerucut, penggunaan media semakin memberikan pengalaman belajar yang bersifat abstrak. Penggolongan lain yang dapat dijadikan acuan dalam pemanfaatan media adalah berdasarkan pada teknologi yang digunakan, mulai dari media yang teknologinya tinggi (high technology). Jika penggolongan media ditinjau dari teknologi yang digunakan, maka penggolongannya sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, sehingga penggolongan media dapat berubah dari waktu ke waktu. Misalnya pada era tahun 1950 media televisi dikategorikan sebagai media berteknologi tinggi, tetapi kemudian pada era tahun 1970/ 1980 media tersebut bergeser dengan kehadiran media komputer. Pada masa tersebut, komputer digolongkan sebagai media dengan teknologi tinggi (Heinich, dkk, 1996). Pada tahun 1990 teknologi
komputer
tergeser
kedudukannya
dengan
kehadiran media computer conferencing melalui internet. Heinich, dkk. (1996) membuat klasifikasi media yang mudah dipelajari yaitu seperti pada tabel berikut ini.
66
Tabel 1. Klasifikasi Media Pembelajaran KLASIFIKASI Media
yang
JENIS MEDIA tidak Realia, model, bahan grafis
diproyeksikan (non projected (graphical meida)
material),
display
Media yang diproyeksikan OHT, slide, opaque (projected media) Media Audio (audio)
Audio kaset, audio vision, active audio vision
Media
berbasis
komputer Computer
(computer based media)
Assisted
Instruction Computer
(CAI) Managed
Instruction (CMI) Multimedia kit
Perangkat praktikum
Sumber : Heinich, 1996 Pengklasifikasian yang dilakukan Heinich, dkk. ini pada dasarnya adalah penggolongan media berdasarkan bentuk fisiknya yaitu apakah media tersebut masuk dalam golongan media yang tidak diproyeksikan atau yang diproyeksikan, atau apakah media tertentu masuk dalam golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat secara visual. 67
D. Peranan dan Fungsi Media Pembelajaran Media
pembelajaran
yang
digunakan
dalam
kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah
alat
bantu
audio-visual.
Sejalan
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang penididikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Dalam proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajaran dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal maupun media yang sederhana dan murah. Kemp & Dayton (1985) menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain: 1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar; 68
2. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik; 3. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif; 4. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi; 5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan; 6. Pembelajaran dapat disajikan dimana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan; 7. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar mengajar menjadi lebih kuat/ baik; 8. Memberikan nilai positif bagi pengajar. Menurut Heinich, dkk. (1996), kontribusi media dalam proses pembelajaran ditinjau dari kondisi proses berlangsungnya, sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran yang bergantung pada kehadiran pengajar. Pada kondisi ini, penggunaan media dalam proses pembelajaran umumnya bersifat sebagai pendukung bagi pengajar. Perancangan media yang tepat akan sangat membantu menguatkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh pengajar secara langsung. 2. Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar Ketidakhadiran pengajar dalam proses pembelajaran dapat disebabkan oleh tidak tersedianya pengajar atau 69
pengajar sedang bekerja dengan peserta didik lain. Media dapat digunakan secara efektif pada pendidikan formal dimana pengajar yang karena suatu hal tidak dapat hadir di kelas atau sedang bekerja dengan peserta didik lain. 3. Pendidikan jarak jauh Pendidikan jarak jauh telah berkembang dengan cepat di seluruh dunia. Hal utama yang membedakan antara pendidikan jarah jauh dengan pendidikan tatap muka adalah adanya keterpisahan antara pengajar dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Adanya keterpisahan ini membutuhkan suatu media yang berperan sebagai jembatan antara pengajar dengan peserta didik. Peranan media dalam pendidikan jarak jauh mampu mengatasi masalah jarak, ruang dan waktu. 4. Pendidikan khusus Media
memiliki
pembelajaran bagi
peran
yang
peserta didik
penting
dalam
yang memiliki
keterbatasan kemampuan, misalnya bagi mereka yang memiliki keterbelakangan mental, tuna netra, atau tuna rungu.
Penggunaan
media
tertentu
akan
sangat
membantu proses pembelajaran bagi mereka. Media
70
yang digunakan adalah jenis-jenis media yang sesuai dan tepat bagi masing-masing keterbatasan. Menurut
Yusufhadi
Miarso
(2007),
media
pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya: 1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor
pengalaman
anak,
yang seperti
menentukan
kekayaan
ketersediaan
buku,
kesempatan ke lapangan, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka objeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Objek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. 2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu objek, yang disebabkan, karena : a) objek terlalu besar; b) objek terlalu kecil; c) objek yang bergerak terlalu lambat; d) objek yang bergerak terlalu cepat; e) objek yang terlalu kompleks; f) objek yang bunyinya 71
terlalu halus; g) objek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek itu dapat disajikan kepada peserta didik. 3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. 4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. 5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis. 6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. 7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. 8. Media
memberikan
pengalaman
yang
integral/
menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Kaitannya
dengan
fungsi
media,
Pupuh
Fathurrohman & Sobry Sutikno (2007) mengatakan bahwa: Fungsi
penggunaan
media
dalam
proses
pembelajaran, diantaranya: 1.
Menarik perhatian siswa
2.
Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran
3.
Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistik 72
4.
Mengatasi keterbatasan ruang
5.
Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif
6.
Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
7.
Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
8.
Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu menimbulkan gairah belajar
9.
Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam
10. Meningkatkan kadar keaktifan/ keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan media baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contohnya adalah bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau 73
kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat
kriteria
lainnya
yang
bersifat
melengkapi
(komplementer), seperti: biaya; ketepatgunaan; keadaan peserta didik; keterbatasan; dan mutu teknis.
E. Pengertian Multimedia Pembelajaran Vaughan (2006), mengatakan bahwa “multimedia adalah kombinasi teks, seni, suara, animasi, dan video yang disampaikan kepada orang dengan komputer atau peralatan manipulasi elektronik dan digital lainnya”. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun
yang
dapat
dioperasikan
oleh
pengguna.
Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Menurut Phillips (1997), multimedia interaktif didefinisikan sebagai berikut: Interactive multimedia is a catcha-all phase to describe the new wave of computer software that primary deals with the provision of information. The ‘multimedia’ component is characterized by the presence of text, pictures, sound, animation and video; some or all of which into some coherent program. The ‘ínteractive’ 74
component refers to the process of empowering the user to control the environment usually by a computer. Berdasarkan interaktif
merupakan
pendapat tempat
tersebut, untuk
multimedia menguraikan
gelombang software komputer yang berhubungan dengan penyampaian informasi. Komponen multimedia ditandai dengan adanya teks, gambar, suara, animasi dan video yang diorganisasi
secara
terpadu.
Multimedia
interaktif
merupakan suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya melalui komputer. Menurut Oemar Hamalik (2005), “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”. Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar sesuai karakteristiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce, dkk. (2004) bahwa setiap individu memiliki keunikan sendiri-sendiri dalam berhubungan dengan manusia lain, situasi dan objek. Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam aktifitas belajar adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan 75
menata unsur-unsurnya sehingga dapat mengubah perilaku siswa. Dari uraian di atas, apabila kedua konsep tersebut kita gabungan maka multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar
terjadi,
pengembangan
bertujuan sebuah
dan
terkendali.
instructional
media,
Proses harus
dipertimbangkan beberapa faktor yang disebut dengan instructional strategies, karena faktor ini akan menentukan bentuk dan wujud dari media yang akan digunakan. Instructional strategies dapat diwujudkan dalam dua bentuk dasar, baik pada level mikro maupun level makro. Kaitannya dengan definisi multimedia, Azhar Arsyad (2009) mengatakan sebagai berikut: “Meskipun definisi multimedia masih belum jelas, secara sederhana ia diartikan sebagai lebih dari satu media”. Media ini dapat berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara dan video. Unsur-unsur yang ada dalam multimedia tersebut dijelaskan sebagai berikut: 76
1. Teks Teks adalah sejenis data yang paling mudah dan hanya memerlukan sedikit ingatan saja. Untuk membuat tulisan yang baik dalam desain produk diperlukan beberapa pengetahuan dasar seperti penggunaan teks, ukuran huruf, jenis huruf, huruf besar, huruf kecil, pemberian warna, spasi, judul teks, outline, heading, sequencing list, number in teks, panjang paragraf, panjang kalimat, panjang kata dan mengklarifikasi teks. Faktor-faktor
yang
perlu
dipertimbangkan
untuk
memilih typeface dijelaskan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Kesesuaian Jenis Huruf Kesesuaian Jenis Huruf
Desain untuk pokok bahasan Kesesuaian tipe yang bisa digunakan : Child care centre Painter and decorator Informal formal Book shop
77
Desain dasar untuk
Pilihan jenis huruf yang
huruf
seimbang, sehingga tampak baik, misalnya: Avant garade Times new roman Helvetica black Garamond bold
Sumber: Phillips (1997)
a. Grafik Grafik dapat diartikan sebagai sebuah cetakan, lukisan, gambar dan huruf dengan menggunakan berbagai
media
baik
secara
manual
maupun
menggunakan teknologi computer. Teknik ini dapat menampakkan
atau
memvisualisasikan
suatu
imajinasi seseorang pada layer komputer. b. Animasi Wikipedia (2010) mendefinisikan animasi sebagai berikut : Animation is the rapid display of a sequence of images of 2-D or 3-D artwork or model positions in order to create an illusion of movement. It is an optical illusion of motion due to the phenomenon of persistence of vision, and 78
can be created and demonstrated in a number of ways. The most common method of presenting animation is as a motion picture or video program, although several other forms of presenting animation also exist. Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sehingga
menghasilkan
gerakan.
Animasi
mewujudkan ilusi (illusion) bagi pergerakan dengan memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar yang berubah sedikit demi sedikit (progressively) pada kecepatan yang tinggi. Animasi digunakan untuk memberi gambaran pergerakan bagi sesuatu objek. Ia membolehkan sesuatu objek yang tetap atau statik dapat bergerak dan kelihatan seolah-olah hidup.
Animasi
multimedia
memberikan
memberikan kesan menyenangkan dan membantu proses pembelajaran. Animasi di dalam sebuah aplikasi multimedia menjanjikan suatu visual yang lebih dinamik serta menarik kepada user, karena animasi memungkinkan sesuatu yang mustahil atau kompleks direalisasikan di dalam aplikasi tersebut sehingga terlihat nyata. Animasi dapat berbentuk dua dimensi, dua dimensi ataupun melalui berbagai kesan yang khas. Meskipun bentuk animasi beraneka 79
macam, ia mampu menghasilkan perbedaan dalam program yang mendukungnya karena sifat manusia yang menyukai sesuatu yang dinamik dan bukan statik. c. Audio Audio memainkan peranan penting dalam teknologi multimedia. Adanya suara dalam kemasan produk media pembelajaran dapat menimbulkan kesan hidup dan merasa sedang berkomunikasi dengan manusia lain. Suara tersebut dapat dalam bentuk instruktur, wacana dan musik. Adi W. Gunawan (2006) mengatakan bahwa: Musik membantu proses pembelajaran dengan tiga cara. Pertama, musik membantu mencharge otak. Kedua, musik membantu merilekskan otak sehingga otak siap untuk belajar. Ketiga, musik dapat digunakan untuk membawa informasi yang ingin dimasukkan ke dalam memori. Menurut Adi W. Gunawan (2006), syarat musik yang digunakan dalam pembelajaran adalah jangan menggunakan musik yang mengandung kata-kata ataupun musik instrumental yang berasal dari lagu yang ada liriknya, karena jika sedang belajar dengan menggunakan lagu maka informasi yang dipelajari 80
akan berbaur dengan lirik lagu tersebut dan ini akan menyebabkan
interferensi
dalam
proses
penyimpanan informasi dalam memori. Lebih lanjut, Adi W. Gunawan (2006), mengatakan keuntungan menggunakan musik dalam prose pembelajaran adalah membuat murid rileks dan mengurangi stress, mengurangi masalah disiplin, merangsang kreativitas dan kemampuan berpikir, membantu kreativitas dengan membawa otak pada gelombang tertentu, merangsang minat baca, keterampilan motorik dan perbendaharaan kata. Adi W, Gunawan (2006) memberikan beberapa contoh musik yang sesuai digunakan untuk situasi dalam belajar sebagai berikut: 1)
Musik sebagai pembukaan Contoh musiknya adalah: a) Sonara for Two Pianos in D Wolfgang Mozart b) Paganini for Two
Nicolo Paganini
c) The Universal (The Great Escape) Blur 2) Musik untuk memperbaiki dan meningkatkan mood Contoh musiknya adalah: 81
a) Tubthumping
Chumbawamba
b) Great Hist
Gipsy Kings
3) Musik untuk membangkitkan semangat dan energi Contoh musiknya adalah: a) Sonata in C Major
Wolfgang Mozart
b) Walking in the Sun
Usura/ Datura
c) The Final Count Down Europe 4) Musik untuk membantu dan mengarahkan visualisasi Contoh musiknya adalah: a) Air (Suite for Orchestra no 3) Johan Sebastian Bach b) Symphonies no 94, 100 dan 101 Franz Joseph Haydn c) Clarient Quintet in A Wolfgang Mozart 5) Musik
menemani
kegiatan
fisik
membantu sinkronasi otak Contoh musiknya adalah a) Lets Twist Again
Chubby Checker
b) Dancing Queen
ABBA
c) La Bamba
Los Lobos 82
untuk
6)
Musik untuk penutup Contoh musiknya adalah: a) We Are the Champion
Queen
b) Celebration Fun Factory
d. Image Image adalah ruang persembahan bagi suatu objek yang ditayangkan dalam bentuk dua tiga dimensi, berupa gambar-gambar yang memiliki unsur warna. File-file image atau gambar yang sesuai dengan berbagai jenis tipe komputer biasanya dalam format jpg, rgb dan gif yang digunakan untuk menyimpan lukisan, grafik maupun gambar.
e. Warna Warna memiliki banyak kegunaan antara lain dapat mengubah
rasa
dan
ketidaksempurnaan,
cara dan
pandang, membangun
menutupi suasana
kenyamanan. Eko Nugroho (2008) mengatakan bahwa “warna adalah salah stau inspirasi paling berharga yang mudah didapati”. Pemilihan dan pengelolaan warna dalam pembuatan multimedia pembelajaran sangat menentukan respons dari 83
pebelajar. Phillips (1997) mengemukakan pendapat mengenai kesesuaian warna latar belakang dan warna objek di depannya seperti dijelaskan pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Kesesuaian Penggunaan Warna Latar Belakang
Biru tua
Warna yang
Warna yang
Digunakan
Dihindari
Kuning,
orange Orange terang,
pucat, putih, biru merah, hitam lembut Hijau tua
Merah
muda, Orange terang,
putih Kuning pucat
Warna
merah hitam sedang Putih, warna-
hingga biru tua, warna terang, hingga ungu tua, warna-warna hitam
yang relative memiliki bayangan terang
Hijau pucat
Hitam, hijau tua
Merah, kuning, putih, warna-
84
warna yang relatif memiliki bayangan terang Putih
Hitam, hingga
Warna-warna
warna-warna
terang
yang tidak terlalu
khususnya
gelap
warna kuning
Sumber : Phillips (1997) Kesesuaian warna latar belakang dengan objek di depannya harus benar-benar diperhitungkan, karena ketidaksesuaian warna justru akan membuat produk yang
dibuat
tidak
efektif
digunakan
dalam
pembelajaran. Disamping pertimbangan kekontrasan warna,
perlu
diketahui
juga
bahwa
warna
mempunyai asosiasi terhadap emosi. Berikut ini makna dari warna yang bervariasi dengan emosi disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Makna Warna yang Berhubungan dengan Emosi Warna
Asosiasi
Merah muda
Kedekatan, kelembutan, feminism
Merah
Cinta, kemarahan, kekuatan,
85
kejantanan Ungu
Melankolis, kegilaan
Violet
Mistis, meditasi, kecemburuan, rahasia
Nila
Nostalgia, mimpi, fantasi
Hijau
Harapan, kelembutan, kesegaran, muda
Kuning
Humor, terbuka, optimis
Orange
Dinamis, kekuatan, stimulasi
Hitam
Kematian, putus asa, pemberontakan, kecanggihan
Putih
Kehidupan, kesucian, keadaan tidak berdosa
Abu-abu
Takut, keraguan, ketenangan
Coklat
Kepadatan, kejujuran, alami
Biru
Spiritual, kedalaman, kedewasaan, ketidakterbatasan
Sumber : Phillips (1997) Konsep teknologi multimedia bukan sekadar penggunaan media secara majemuk untuk pencapaian kompetensi tertentu, namun mencakup pengertian perlunya integrasi berbagai jenis media yang digunakan dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik 86
(sistemik dan sistematik). Masing-masing media dalam teknologi multimedia ini dirancang untuk saling melengkapi sehingga secara keseluruhan media yang digunakan akan menjadi lebih besar peranannya daripada sekedar penjumlahan dari masing-masing media. Dengan demikian teknologi multimedia yang dimaksud
dalam
tulisan
ini
tidak
semata-mata
penggunaan berbagai media secara bersamaan, namun mensyaratkan atau identik dengan teknologi multimedia yang berbasis komputer, interaktif dan pembelajaran mandiri. Dengan teknologi multimedia yang berbasis komputer juga terkandung sifat interaktif antara siswa dengan
media
secara
individual.
Maka
konsep
teknologi multimedia selalu berkonotasi atau identik dengan media pembelajaran yang berbasis komputer, interaktif dan mandiri. Bentuk-bentuk
teknologi
multimedia
yang
banyak digunakan di kelas/ sekolah adalah kombinasi multimedia dalam bentuk satu kit (perangkat) yang disatukan. Satu perangkat (kit) multimedia adalah gabungan bahan-bahan pembelajaran yang meliputi lebih dari satu jenis media dan disusun atau digabungkan berdasarkan atas satu topik tertentu. 87
Perangkat (kit) ini dapat mencakup slide, film, suara, gambar diam, grafik, peta, buku, chart, dan lain-lain menjadi satu model. Misalnya: CD pembelajaran atau CD interaktif. Sejumlah karakteristik yang menonjol dari teknologi multimedia diantaranya adalah: (1) small steps, (2) active responding, dan (3) immediate feedback. (Burke, dalam Pramono, 1996). Sementara Elida dan Nugroho (2003:111) yang mengutip Roblyer dan Hanafin mengidentifikasi adanya 12 karakteristik TM yaitu: (1) dirancang berdasarkan kompetensi/ tujuan pembelajaran, (2) dirancang sesuai dengan karakteristik pebelajar, (3) memaksimalkan interaksi, (4) bersifat individual, (5) memadukan berbagai jenis media, (6) mendekati pebelajar secara positif, (7) menyiapkan bermacam-macam umpan balik, (8) cocok dengan
lingkungan
pembelajaran,
(9)
menilai
penampilan secara patut, (10) menggunakan sumbersumber komputer secara maksimal, (11) dirancang berdasarkan prinsip desain pembelajaran, (12) seluruh program sudah dievaluasi. Dengan melihat sejumlah karakteristiknya, maka teknologi multimedia memiliki sejumlah manfaat 88
diantaranya:
(1)
mengatasi
pembelajaran
kelompok
kelemahan
maupun
pada
individual,
(2)
membantu menjadikan gambar atau contoh yang sulit didapatkan di lingkungan sekolah menjadi lebih konkrit,
(3)
memungkinkan
pengulangan
sampai
berkali-kali tanpa rasa malu bagi yang berbuat salah, (4) mendukung pembelajaran individual, (5) lebih mengenal
dan
terbiasa
dengan
komputer,
(6)
merupakan media pembelajaran yang efektif, (7) menciptakan pembelajaran yang “enjoyment” atau “joyful learning”.
89
BAB III BENTUK MUKA BUMI
Bumi merupakan salah satu planet yang ada di alam semesta. Bumi merupakan planet yang terus bergerak dan berubah. Bumi bergerak melakukan rotasi pada sumbunya dan berevolusi mengelilingi matahari secara periodik. Bumi berubah karena mengalami pergerakan akibat tenaga geologi. Pergerakan pada permukaaan bumi menghasilkan beragam relief muka bumi. Tenaga geologi apakah yang menghasilkan keragaman relief muka bumi ? bagaimanakah dampaknya bagi kehidupan ? Pada Bab III akan dijelaskan lebih lanjut mengenai fenomena bentuk muka bumi di Pulau Bali disesuaikan berdasarkan Standar Kompetensi SMP Kelas VII Standar
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Memahami
Mendeskripsikan
keragaman
bentuk
lingkungan
muka bumi, proses pembentukan, dan
kehidupan manusia dampaknya terhadap kehidupan A. Bentuk Muka Bumi Benua – benua di muka bumi dan dasar lautan tidaklah rata, melainkan memiliki relief – relief tertentu. 90
Relief adalah tinggi rendahnya permukaan bumi. Bentuk permukaan bumi ada yang melengkung ke atas ( berbentuk kubah ) atau ke bawah ( berbentuk cekung / basin ), berbukit – bukit, bahkan menjulang tinggi membentuk gunung. Timbulnya bentuk – bentuk relief muka bumi seperti itu diengaruhi oleh dua macam tenaga, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi, sedangkan tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga endogen cenderung bersifat membangun ( konstruktif ), dalam arti mampu membentuk atau membangun relief muka bumi. Sebaliknya, tenaga eksogen cenderung bersifat merusak. Relief permukaan bumi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu relief daratan dan relief dasar laut. 1. Relief daratan Relief
daratan
adalah
tinggi
rendahnya
bentuk
permukaan bumi di daratan. Relief daratan terdiri atas dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan. a. Dataran rendah Dataran rendah adalah tanah datar yang luas dan tingginya kurang dari 200m di atas permukaan laut. 91
Lapisan tanah yang ada di dataran rendah berbentuk lapisan horizontal. b. Dataran tinggi Dataran tinggi adalah tanah datar luas di daerah yang tinggi, memiliki ketinggian antara 200 – 1.500 meter diatas permukaan air laut. c. Bukit Bukit merupakan gunung yang ketinggiannya tidak lebih dari 600 m di atas permukaan air laut. Bukit dapat berdiri sendiri atau dapat pula menjadi bagian dari suatu gunung dan rangkaian pegunungan. d. Gunung Gunung adalah permukaan bumi yang menjulang ke atas, lebih tinggi daripada daerah sekitarnya dan dibatasi oleh lereng di sekelilingnya
e. Pegunungan Pegunungan adalah permukaan bumi yang berupa rangkaian atau kumpulan gunung – gunung besar dan kecil
92
Sumber : http://atlasnasional.bakosurtanal.go.id
Gambar 15. Bentuk muka bumi Gunungapi
2. Relief dasar laut Relief dasar laut adalah tinggi rendahnya bentuk permukaan bumi di dasar laut. Relief dasar laut terdiri atas berikut : a. Gunung laut, yaitu gunung yang kaki – kakinya terletak di atas permukaan laut dan puncaknya menjulang di atas permukaan air laut
93
b. Dangkalan,
yaitu
dasar
laut
yang
memiliki
kedalaman kurang dari 200 meter dan dianggap sebagai bagian daratan yang masuk ke dalam laut. c. Lereng benua, yaitu dasar laut yang merupakan kelanjutan dari dangkalan yang memiliki kedalaman kurang dari 1.500 meter d. Punggung laut, yaitu pegunungan atau rangkaian bukit – bukit dalam laut yang dapat muncul di atas atau di bawah permukaan laut e. Palung laut, merupakan dasar laut yang dalam, sempit, curam dan memanjang yang terjadi akibat penenggelaman terus menerus
Sumber : www. alam.leoniko.or.id Gambar 16. Relief dasar laut 94
B. Proses pembentukan Muka Bumi Bumi merupakan jagad raya yang memiliki berbagai macam fungsi kehidupan. Secara berturut – turut, struktur lapisan bumi terdiri atas lapisan – lapisan berikut : 1. Kerak bumi atau kulit bumi, merupakan lapisan bumi bagian luar yang tersusun atas berbagai jenis batuan yang membentuk lempeng – lemeng kaku dan selalu bergerak serta bergeser. 2. Selimut bumi, merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi dengan ketebalan mencapai 2.900 km 3. Inti bumi, merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi
Sumber : http://haristepanus.files.wordpress.com/ Gambar 17 . Struktur lapisan bumi 95
Pada lapisan ini terdapat tenaga geologi
yang
membentuk permukaan bumi, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.
C. Studi Kasus Gunung Batur dan Danau Batur Bali Dalam mempelajari bentuk muka bumi, di SMP Kelas VII pada SKD Memahami lingkungan kehidupan manusia, KD Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan,
studi kasus yang diambil adalah mengenai
Gunung Batur dan Danau Batur Bali. 1. Proses terjadinya Gunung Batur dan Danau Batur Gunung batur terbentuk akibat adanya proses dari tenaga endogen. Tenaga endogen merupakan tenaga geologi yang berasal dari dalam bumi. Dalam tenaga endogen
terjadi
proses
/
aktivitas
vulkanisme.
Vulkanisme merupakan proses keluarnya cairan magma dari dalam bumi menuju ke permukaan bumi. Aktivitas vulkanisme ini terjadi pada Gunung Batur Bali serta terjadinya Danau Batur.
96
Sumber : Dokumentasi pribadi Gambar 18. Gunung dan Danau Batur
Adapun kronologi terbentuknya gunung serta Danau Batur ini adalah sebagai berikut : a. Pada awal mendekati zaman pliosin akhir Gunung Batur purba meletus yang menghasilkan kaldera besar berbentuk lonjong atau elips dengan sumbu panjang kurang lebih 10 km dari barat sampai tenggara. Pada zaman pliosin akhir mendekati plestosen awal terjadi ledakan besar, Sebuah Gunung Batur Purba menjulang tinggi sekitar 100 ribu tahun yang lalu. Kemudian gunung tersebut mengalami letusan
terus
menerus 97
sehingga
terbentuk
kawah/kaldera yang pertama. Saat fase kaldera 1 Gunung Purba tua hilang menyisakan Gunung Abang. Saat fase kaldera 2 muncul gunung baru yaitu Gunung Payang dan Tunung Tumbulan, kemudian pada tahun 1800- an muncul gunung batur muda yang telah mengalami erupsi selama 28 kali. Endapan yang dihasilkan berupa endapan lahar perselang selingan glowing avalan yang panas berwarna
hitam.
Tanahnya
relatif
muda
dan
berwarna hitam juga. Gunung Batur Muda pada letusan pertama bernuansa asam, material basilt tipe efusi linier kadang kadang trombolian. Saat fase kaldera 3 muncul gunung batur muda lagi dengan kenampakan teras teras akibat longsoran yang bertingkat dari endapan lava. b. Dengan adanya fase tersebut secara bertahap sehingga membentuk danau kawah. Danau kawah tersebut sangat dalam, kanan-kirinya terdapat igirigir yang sangat tinggi dan sebagaian banyak muncul gunungapi baru. Salah satunya gunung batur yang masih aktif hingga saat ini. c. Dengan adanya letusan-letusan tersebut terbentuklah kaldera baru. Akan tetapi ada hipotesis lain yang 98
mengatakan bahwa kaldera tersebut merupaka kaldera lama yang terbelah karena erupsi terakhir dari gunungapi tua. Endapan tersebut membelah kawah purba menjadi dua. Belahan tersebut seperti pematang sehingga disebut teras kintamani yang membelah danau purba menjadi dua. Pematang kaldera tingginya berkisar antara 1267 m - 2152 m (puncak G. Abang). Teras Kintamani tersusun oleh batuan beku andesit. Setelah terjadi pembelahan tersebut di kawah baru terjadi kemunculan Gunung Padang dan Gunung Buburan. Sedangkan di kawah lainnya muncul gunung batur baru yang muncul melalui pinggir yang seakan membentuk danau yang berbentuk
bulan
sabit.
Gunung
Batur
ini
dikeramatkan oleh tradisi Bali selain Gunung Agung. d. Mulai sekitar tahun 1800 sampai sekarang, Gunung Batur telah berulang kali meletus, sekitar 26 kali letusan tapi kecil. Gunung Batur ini pernah terjadi letusan yang besar pada 2 agustus sampai 21 september 1926. Letusan itu membuat aliran lahar panas yang menimbun Desa Batur dan pura ulun Danau Batur. Letusan Gunung Batur berubah-ubah komposisi, kadang asam kadang basa atau sedang. 99
Lahar yang keluar tidak terlalu banyak, sedikit tapi sering. Adapun ketinggian Gunung Batur adalah 1.717 m. Gunung ini memiliki kaldera berukuran 13,8 x 10 km dan merupakan salah satu yang terbesar dan terindah di dunia. Gunung ini dikelilingi danau yang pada hakekatnya merupakan sebuah kaldera atau danau kawah. Danau kawah ini terjadi akibat proses vulkanik.
Sumber : Dokumentasi pribadi Gambar 19. Sisa lahar Gunung Batur Muda berwarna hitam
100
Berdasarkan
studi
kasus
tersebut,
dapat
dianalisis bahwa terbentuknya muka bumi berupa gunung dan kaldera terjadi akibat vulkanisme.
Dalam
aktivitas
adanya aktivitas ini
menghasilkan
gunungapi. Salah satu contoh gunung api di provinsi Bali adalah gunung batur. Akan tetapi, salah satu keunikan Gunung Batur adalah di samping kanan dan kirinya terdapat Danau Batur. Dalam kaitannya dengan aktivitas vulkanisme, proses menyusupnya magma menuju permukaan bumi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu intrusi magma dan ekstrusi magma. 1). Intrusi magma, merupakan proses penerobosan magma ke dalam lapisan batuan kulit bumi dan belum mencapai permukaan bumi. Magma sudah membeku sebelum sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma menghasilkan bentukan magma antara lain : a) Batolit, merupakan magma yang membeku di dalam dapur magma. b) Lakolit, merupakan batuan beku yang terbentuk dari resapan magma dan membeku di antara dua lapisan batuan 101
c) Sill, merupakan batuan beku yang terbentuk dari resapan magma dan membeku di antara dan melebar d) Korok, merupakan batuan beku yang berbentuk pipih atau melebar hasil instruksi magma yang memotong lapisan – lapisan bayuan dengan arah tegak atau miring e) Apofisa, merupakan gang yang relatif kecil dan merupakan cabang dari sebuah gang. Magma yang dapat mencaai permukaan bumi disebut lava. Ketika pertama kali keluar, lelehan lava masih sangat pans. Beberapa kemudia, suhu lava berubah menjadi dingin dan akhirnya menjadi batuan beku. Apabila berlangsung terus menerus, dapat menjadi tumpukan batuan beku yang semakin tinggi hingga terbentuklah gunungapi. Pada bagian atas gunung api terdapat lubang kepundan tempat elarnya magma dari dalam bumi. Area lubang kepundan ini disebut dengan kawah 2). Ekstrusi magma, merupakan proses penerobosan magma yang mencapai permukaan bumi Berdasarkan bentuknya, Gunung Batur merupakan gunungapi
strato.
Gunungapi 102
strato
merupakan
gunungapi yang berbentuk kerucut dan berlapis – lapis. Jenis gunungapi ini terbentuk karena sering kali terjadi letusan dan lelehan yang mengeluarkan lava disertai bahan – bahan yang padat ( kerikil, pasir, batu apung, dan abu vulkanik ). Pada kaldera Batur tersebut merupakan
kaldera
lama yang terbelah karena erupsi terakhir dari gunungapi tua, sehingga pada saat ini terlihat jelas keindahan dan keunikan gunung batur dan danau batur yang letaknya saling berdekatan.
D. Dampak
positif
dan
Dampak
Negatif
Adanya
Gunungapi Adanya gunungapi serta Danau Batur memberi pengaruh terhadap kehidupan, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Berikut manfaat dari gunungapi Batur : 1. Dampak positif a. Dengan
adanya
abu
vulkanis,maka
dapat
menyuburkan tanah b. Material gunungapi berupa batu, kerikil dan pasir dapat digunakan untuk bahan bangunan
103
c. Kawasan gunungapi ini bisa dimanfaatkan untuk lahan hutan, perkebunan, serta aspek pariwisata ( berupa keindahan alamnya ) 2. Dampak negatif a. Lava pijar yang bercampur dengan air pada kawah gunungapi membentuk lahar panas yang dapat meluncur menuruni lereng dan menghancurkan apa pun yang dilaluinya b. Abu vulkanis yang membumbung ke udara dapat mengganggu jalur penerbangan
104
BAB IV PETA
Gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi pada bidang datar dengan skala disebut peta. Peta memudahkan seseorang untuk mempelajari dan melihat permukaan bumi. Bagaimana
cara
mempelajari
peta
?
bagaimana
cara
menganalisis peta ? Pada Bab IV akan dijelaskan lebih lanjut mengenai peta Pulau Bali disesuaikan berdasarkan Standar Kompetensi SMP Kelas VII Standar
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Memahami usaha
Menggunakan peta, atlas, dan globe
manusia untuk
untuk
mengenali
keruangan
mendapatkan
informasi
perkembangan lingkungannya
A. Pengetahuan Peta Saat kita melakukan pendakian, melakukan perjalanan, dan lain sebagainya untuk memudahkan menemukan sebuah lokasi kita perlu sebuah peta. Dalam peta tersebut 105
menggambarkan arah dan lokasi yang ditemui, seperti jalan, sungai, lembah sawah, dan lain sebagainya. Dengan demikian, hasilnya dapat digunakan bagi manusia dalam memberi petunjuk perjalanan, lokasi, bahkan menganalisis informasi yang tersajikan dalam peta. Jadi, apakah makna peta ? untuk mengetahui jawabannya, silahkan ikuti sajian materi berikut ! 1. Sejarah pembuatan peta a. Periode Awal Pemetaan (Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta. Pertama kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan dijaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pemetaan di Yunani dan Roma mencapai kejayaannya oleh Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar 85 – 165 M). Peta dunia yang dihasilkannya menggambarkan dunia lama dengan pembagian Garis Lintang (Latitude) sekitar 60° Lintang Utara (N) sampai dengan 30° Lintang Selatan (S). b. Periode Pertengahan Sepanjang periode pertengahan, Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang agama, yang 106
dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti ini, Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian atas peta. c. Periode Kejayaan Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir muncul pada abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan 16. d. Periode Modern Peta terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih akurat dan nyata dengan menggunakan metode-metode yang ilmiah. Pemetaan Modern berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh (Remote Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground Observation).
Geographic
Information
Systems
(GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan peta. Pemetaan secara tradisional (berupa kertas) menuju pemetaan 107
yang menampilkan gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan Informasi geografi. Pada GIS, database, analisa dan tampilan secara fisik dan konseptual dipisahkan dengan penanganan data geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat keras computer (hardware), perangkat lunak (software), data digital, Pengguna, sistem kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan, menganalisa
dan
menampilkan
informasi
georeferensi mengenai bumi.
2. Pengertian peta Peta ialah permukaan
gambaran
bumi
yang
konvensional diperkecil
dari seperti
kenampakannya bila dilihat dari atas dan diberi tulisan serta keterangan bagi kepentingan pengenalan ( Erwin Raisz: 1948 ). Secara
umum
peta
merupakan
gambaran
konvensional dan selektif yang diperkecil biasanya dibuat pada bidang datar, dapat meliputi perujudan dari permukaan bumi atau benda angkasa maupun data yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda angkasa. 108
Geografi menelaah objek studinya dalam kaitannya dengan
posisinya
menunjukkan
di
posisi
ruang
muka
bumi.
Peta
absolut
setiap
obyek
yang
ditampilkan. Peta juga memperlihatkan posisi relatif obyek yang satu terhadap obyek lainnya. Bahkan unsur elevasi dapat diketahui dengan baik. Selain itu aspek metrik obyek, seperti bentuk, ukuran dipresentasikan bersamaan
aspek
semantiknya,
sejauh
skalanya
memungkinkan.
3. Fungsi, tujuan pembuatan dan macam peta Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang untuk : a. Menunjukkan posisi atau lkasi relatif b. Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat dikukur luas daerah dan jarak jarak di atas permukaan bumi c. Menyimpan informasi d. Membantu
suatu
pekerjaan,
misalnya
konstruksi jalan, navigasi, perencanaan e. Menyajikan data tentang potensi suatu daerah f. Analisis data spasial.
109
untuk
4. Macam peta Ditinjau dari informasinya, peta dibedakan atas dua macam, yaitu : a. Peta umum Peta umum merupakan peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah. b. Peta khusus / peta tematik Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan kenampakan – kenampakan tertentu di permukaan bumi. Contoh peta tematik antara lain: peta geologi, peta tanah, peta penggunaan tanah, peta kepadatan penduduk, dan lain sebagainya.
5. Beberapa unsur / komponen kelengkapan peta Bagian – bagian pokok peta antara lain sebagai berikut . a. Judul peta. Peta harus diberi judul yang mencerminkan isi dan tipe peta. Judul dapat diletakkan pada : bagian atas tengah diluar peta pokok, bagian kiri atau kanan di luar peta pokok, atau di sembarang tempat dalam peta tetapi di luar peta pokok.
110
b. Garis astronomis Garis astronomis berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat. Biasanya, garis astronomis hanya dibuat tanda di tepi atau pada garis tepi dengan menunjukkan angka derajat dan detiknya tanpa membuat garis lintang dan garis bujur. c. Inset Inset menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar ang lebih luas d. Garis tepi peta ( border ) Garis tepi merupakan garis yang berada di bagian pinggir peta yang membatasi gambar peta. Garis tepi dapat berupa sebuah garis sederhana atau kerap kali dua buah garis yang paralel. e. Skala peta Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan
jarak
di
peta
dengan
jarak
sesungguhnya. f. Sumber peta Sumber peta dicantumkan supatya pembaca peta mengetahui dari mana sumber peta diperoleh.
111
g. Tahun pembuatan Tahun
pembuatan
menyajikan
data
sangat
yang
diperlukan
cepat
berubah
untuk dan
menyuguhkan data aktual. h. Mata angin / orientasi Dengan mata angin, maka memudahkan pembaca peta untuk mengetahui suatu arah. i. Legenda Legenda merupakan kolom keterangan tentang simbol – simbol yang terdapat dalam peta. Simbol peta merupakan tanda – tanda khusus dalam peta, baik berupa simbol titik garis, bidang yang mewakili keadaan sesungguhnya di lapangan.
B. Studi Kasus Peta Geologi Bali Dalam mempelajari mengenai pengetahuan peta, dalam materi ini akan mengambil studi kasus mengenai peta geologi Bali. Berdasarkan peta geologi dapat diketahui bahwa komponen – komponen yang ada pada peta tersebut sudah lengkap, akan tetapi mata angin / orientasinya belum tercantumkan. Peta geologi Bali merupakan peta tematik. Hal ini disebabkan karena peta geologi menyajikan 112
informasi mengenai geologi, struktur batuan yang ada di wilayah tersebut. Agihan spasialnya hanya berada pada provinsi Bali.
113
114
Sumber : Direktorat Geologi
Border
Legenda
Inset
Skala
Judul peta
Gambar 20. Peta Geologi Bali
Sumber dan tahun pembuatan
Peta utama ( map face )
C. Analisis Spasial Salah
satu
manfaat
adanya
peta
adalah
untuk
menganalisis secara spasial kondisi permukaan bumi. Berikut analisi spasial mengenai geologi Bali berdasarkan peta Geologi Bali. Kondisi geologi Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama kala Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu gamping. Di bagian selatan terjadi pengendapan oleh batu gamping yang kemudian membentuk Formasi Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi pengendapan sedimen yang lebih halus. Pada akhir kala Pliosen, seluruh daerah pengendapan itu muncul di atas permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang menyebabkan berbagai bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini terbenam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda. Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan berupa bahan yang berasal dari endapan yang kemudian menghasilkan Formasi Asah. Di barat laut sebagian dari batuan muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini semakin ke barat pengendapan batuan karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen terangkat dan tersesarkan. 115
Kegiatan gunungapi lebih banyak terjadi di daratan, yang menghasilkan gunungapi dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mula-mula kaldera Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali masih mengalami gerakan yang menyebabkan pengangkatan di bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke permukaan laut dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari bagian Utara. Stratigrafi regional berdasarkan Peta Geologi Bali geologi Bali tergolong masih muda. Batuan tertua kemungkinan berumur Miosen Tengah. Menurut Purbohadiwidjoyo, (1974). dan Sandberg, (1909) dalam K.M Ejasta (1995), secara geologi Pulau Bali masih muda, batuan tertua berumur miosen. Secara garis besar batuan di Bali dapat dibedakan menjadi beberapa satuan yaitu: 1. Formasi Ulakan Formasi ini merupakan formasi tertua berumur Miosen Atas, terdiri dari stumpuk batuan yang berkisar dari lava bantal dan breksi basal dengan sisipan gampingan. Nama formasi Ulakan diambil dari nama kampung Ulakan yang terdapat di tengah sebaran formasi itu.
116
Bagian atas formas ulakan adalah formasi surga terdiri dari tufa, nafal dan batu pasir. Singkapan yang cukup luas terdapat dibagian tengah daerah aliran sungai Surga. Di sini batuan umumnya miring ke arah selatan atau sedikit ke tenggara (170-190o) dengan kemiringan lereng hingga cukup curam (20-50o). singkapan lain berupa jendela terdapat di baratdaya Pupuan, dengan litologi yang mirip. 2. Formasi Selatan Formasi ini menempati semenanjung Selatan. Batuannya sebagian besar berupa batugamping keras. menurut Kadar, (1972) dalam K.M Ejasta, (1995) tebalnya berkisar 600 meter, dan kemiringan menuju ke selatan antara 7-10o.
Kandungan fosil
yang terdiri dari
Lepidocyclina emphalus, Cycloclypeus Sp, Operculina Sp, menunjukan berumur Miosen. Selain di semananjung selatan, formasi ini juga menempati Pulau Nusa Penida. 3. Formasi Batuan Gunungapi Pulaki Kelompok batuan ini berumur pliosin, merupakan kelompok batuan beku yang umumnya bersifat basal, terdiri dari lava dan breksi. Sebenarnya terbatas di dekat Pulaki. Meskipun dipastikan berasal dari gunungapi, tetapi pusat erupsinya tidak lagi dapat dikenali. Di daerah 117
ini terdapat sejumlah kelurusan yang berarah barat-timur, setidaknya
sebagian
dapat
dihubungkan
dengan
persesaran. Mata air panas yang terdapat di kaki pegunungan, pada perbatasan denga jalur datar di utara, dapat
dianggap sebagai
salah satu
indikasi
sisa
0
vulkanisme, dengan panas mencapai 47 C dan bau belerang agak keras. 4. Formasi Prapatagung Kelompok
batuan ini berumur Pliosin, menempati
daerah Prapatagung di ujung barat Pulau Bali. Selai batugamping dalam formasi ini terdapat pula batu pasir gampingan dan napal. 5. Formasi Asah Kelompok batuan ini brumur Pliosen menyebar dari baratdaya Seririt ke timur hingga di baratdaya Tejakula. Pada lapisan bawah umumnya terdiri dari breksi yang beromponen kepingan batuan bersifat basal, lava, obsidian. Batuan ini umumnya keras karena perekatnya biasanya gampingan. Di bagian atas tedapat lava yang kerapkali
menunjukan
rongga,
kadang-kadang
memperlihatkan lempengan dan umunya berbutir halus. Kerapkali nampak struktur bantal yang menunjukan suasana pengendapan laut. 118
6. Formasi batuan gunungapi kuarter bawah Kwarter di Bali didominasi oleh batuan bersal dari kegiatan gunungapi. berdasarkan morfologinya dapat diperkirakan bahwa bagian barat pulau Bali ditempati oleh bentukan tertua terdiri dari lava, breksi dan tufa. Batuan yang ada basal, tetapi sebagian terbesar bersifat andesit, semua batuan vulkanik tersebut dirangkum ke dalam
batuan
Gunungapi
Jemberana.
Berdasarkan
kedudukannya terdapat sedimen yang mengalasinya, umur formasi ini adalah kuarter bawah, seluruhnya merupakan kegiatan gunung api daratan. Pada daerah Candikusuma sampai Melaya terdapat banyak bukit rendah yang merupakan trumbu terbentuk pada alas konglomerat dan di atasnya menimbun longgokan ke dalam formasi Palasari, suatu bentukan muda karena pengungkitan endapan di sepanjang tepi laut. 7. Formasi batuan gunungapi kwarter Kegiaan
vulkanis
pada
kwarter
menghasilkan
terbentuknya sejumlah kerucut yang umumnya kini telah tidak aktif lagi. Gunungapi tersebut menghasikan batuan tufa dan endapan lahar Buyan-Beratan dan Batur, batuan gunungapi
Batur, batuan gunungapi Agung, batuan 119
gunungapi Batukaru, lava dari gunung Pawon dan batuan gunungapi dari kerucut-kerucut subresen Gunung Pohen, Gunung Sangiang dan gunung Lesung. Gunungapigunungapi tersebut dari keseluruhannya hanya dua yang kini masih aktif yaitu Gunung Agung dan Gunung Batur di dalam Kaldera Batur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya peta, maka seorang pembaca akan mengetahui informasi yang diperoleh dari peta tersebut. Salah satu contoh peta tematik adalah peta geologi Bali. Peta ini menyajikan agihan batuan yang ada di Pulau Bali. Adapun analisis spasialnya dapat diketahui bahwa secara geologi Pulau Bali masih muda, batuan tertua berumur miosen. Secara garis besar batuan di Bali dapat dibedakan menjadi beberapa satuan yaitu:
Formasi Ulakan, Formasi Selatan,
Formasi Batuan Gunungapi Pulaki, Formasi Prapatagung, Formasi Asah, Formasi batuan gunungapi kuarter bawah, Formasi batuan gunungapi kwarter, sehingga secara spasial, zona di Bali terbagi atas tiga , yaitu : a. Topografi
zona
selatan
Bali,
terdiri
dari
batugamping yang merupakan plato-plato yang terbentuk karena pengangkatan dan dataran aluvial pantai
120
b. Topografi zona tengah Bali, termasuk vulkanik muda yang terdiri dari Gunung Agung, Gunung Batur c. Topografi zona utara Bali berupa aluvial pantai dan di
bagian selatan terdiri atas perbukitan.
121
BAB V JENIS SERTA PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA BERIKUT UPAYA PELESTARIANNYA
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan fauna. Dalam pembahasan bab ini disesuaikan berdasarkan Standar Kompetensi bagi SMP kelas VIII yaitu Mendeskripsikan Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk. A. Flora dan Fauna Flora adalah semua tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah tertentu, sedangkan fauna adalah semua hewan yang hidup di suatu daerah tertentu. 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora a. Iklim Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. 122
Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan
selalu
hijau
sepanjang
tahun
karena
bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. b. Keadaan Tanah Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar
kimiawi
kesuburan
berpengaruh
tanah.
Keadaan
terhadap
tingkat
struktur
tanah
berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga
memungkinkan
akar
tanaman
dapat
bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas 123
menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan
tanaman.
Perbedaan
jenis
tanah
menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur. c. Topografi Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis,
124
tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering. Kondisi topografi ini yang menentukan varietas jenis flora karena faktor suhu udara (panas, sejuk, dingin).
2. Jenis-Jenis Flora Di Indonesia memiliki flora yang sangat bervariasi, salah satunya hutan mangrove. Hutan mangrove sebenarnya berbeda dengan hutan bakau. Mangrove merupakan kumpulan beberapa jenis flora di daerah pasang surut (intertidal area) yang tanahnya basah dan mudah bergerak. Di dalam hutan mangrove terdapat berbagai jenis mangrove salah satunya bakau. Mangrove dapat ditemukan di wilayah tropis dengan temperatur sekitar 24o C dengan curah hujan 1250 mm. Daerah yang cocok untuk pertumbuhan mangrove di daerah intertidal yang cukup dengan hasil sedimentasi dari sungai yang terjaga dari adanya gelombang dan angin. Mangrove mengembangkan sistem adaptasi di daerah yang memiliki salinitas (kadar garam) yang tinggi di tanah yang labil. Persebaran mangrove tidak tumbuh di seluruh pesisir pantai. 125
Mangrove sendiri bukan membutuhkan garam akan tetapi mentoleransi garam untuk tumbuh. Bukti dari mangrove dapat mentoleransi garam yaitu adanya bintik-bintik kristal garam yang berwarna putih. Jadi mangrove
mengelola
air
garam
kemudian
mengeluarkan kristal garam. Di Bali salah satu flora khasnya adalah mangrove, karena di Bali terdapat tempat konservasi mangrove yaitu Mangrove Information Center (MIC) yang bekerjasama dengan JICa suatu lembaga dari Jepang yang berkompeten dalam masalah mangrove agar pelestarian mangrove di Indonesia khususnya di Bali tidak punah. Secara alami mangrove membagi diri dengan kelompok vegetasi yang berbeda-beda. Berikut ini zonasi yang terdapat dalam kawasan mangrove: a. Zona Depan (Coastal Zone) Ciri-ciri: 1. Di daerah yang tergenang 2. Kondisi salinitas yang tinggi 3. Ciri-ciri vegetasinya memiliki akar nafas 4. Ketika surut terkena udara akar nafas ini menjalar sehingga muncul ke permukaan 126
b. Zona tengah (Central Zone Mangrove) Secara
umum
zona
tengah
memiliki
keanekaragaman jenis yang kompleks. Vegetasi dari marga Rhizopora s.p sampai dengan Bruguiera tumbuh
mendominasi
membentuk
komunitas
serta
mampu
untuk
atau
tegakan
murni.
Bruguiera dan Ceriops tumbuh dibelakang tegakan Rhizopora s.p. Ciri-cirinya sebagai berikut: 1. Akarnya jangkang 2. Umumnya tumbuh spesies Rhizopora s.p 3. Vegetasi pada zona tengah mempunyai tingkat toleransi kadar garam lebih rendah berkisar 510ppt dan berlumpur dalam. 4. Frekuensi genangan hanya beberapa kali dalam sebulan yaitu 10-19 hari per bulan.
127
Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 21. Jenis Mangrove Bruguiera s.p (
Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 22. Jenis Mangrove Rhizopora s.p 128
c. Zona Belakang Ciri-cirinya sebagai berikut: 1. Wilayahnya di dekat darat 2. Salinitasnya lebih rendah dari zona tengah 3. Umumnya spesies yang tumbuh adalah spesies yang sudah berasosiasi. Contoh Bruguiera gymnorrhiza. 3. Fauna Kekayaan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh letak geologisnya. Pembagian fauna di indonesia menurut Alfred Weber dan Wallace dibagi atas tiga golongan, yaitu: a. Fauna Asiatis Jenis fauna ini menempati wilayah bagian barat. Wilayah ini meliputi Pulau Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, sampai Makassar dan Selat Lombok. Jenis fauna Asiatis antara lain harimau, gajah, badak, kera, beruang, dan tapir. b. Fauna Peralihan Hewan yang berada di daerah ini merupakan peralihan dari fauna Australiatis dan fauna Asiatis. Wilayahnya meliputi Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Nusa Tenggara. Jenis fauna peralihan 129
antara lain burung kakatua, burung maleo, Kus-Kus, Babi Rusa, Anoa dan Komodo. c. Fauna Australiatis Fauna jenis ini menempati wilayah indonesia bagian timur. Wilayah ini meliputi Pulau Irian, Kepulauan Aru, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Fauna Australiatis antara lain burung cendrawasih, kasuari, dan kangguru. Berdasarkan
penggolongan
menurut
Weber
dan
Wallace, fauna yang terdapat di Pulau Bali termasuk kedalam kelompok Asiatis. 1) Jalak Bali
Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 23. Jalak Bali 130
Dikatagorikan sebagai jenis satwa endemik Bali, yaitu satwa tersebut hanya terdapat di Pulau Bali (saat ini hanya di dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat), dan secara hidupan liar tidak pernah dijumpai dibelahan bumi manapun di dunia ini. Oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bali dijadikan sebagai sauna Simbol Propinsi Bali. Pertama kali dilaporkan penemuannya oleh Dr. Baron
Stressmann
seorang
ahli
burung
berkebangsaan Inggris pada tanggal 24 Maret 1911. Atas rekomendasi Stressmann, Dr. Baron Victor Von Plessenn mengadakan penelitian lanjutan (tahun 1925) dan menemukan penyebaran burung Jalak Bali mulai dari Bubunan sampai dengan Gilimanuk dengan perkiraan luas penyebaran 320 km2. Pada tahun 1928 sejumlah 5 ekor Jalak Bali di bawa ke Inggris dan berhasil dibiakkan pada tahun 1931. Kebun Binatang Sandiego di Amerika Serikat mengembangbiakkan Jalak Bali dalam tahun 1962 (Rindjin, 1989).
131
a) Status Sejak tahun 1966, IUCN (International Union for Conservation of Natur and Natural Resources) telah memasukan jalak bali ke dalam Red Data Book, yaitu buku yang memuat jenis flora dan fauna yang terancam punah. Dalam
konvensi
perdagangan
internasional bagi jasad liar CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of wild fauna and flora) Jalak bali ter daftar dalam Appendix I, yaitu kelompok yang terancam
kepunahan
dan
dilarang
untuk
diperdagangkan.
Surat
Pemerintah
Indonesia
Keputusan
Menteri
mengeluarkan Pertanian
No.
421/Kpts/Um/8/70 tanggal 26 Agustus 1970, yang menerangkan antara lain burung Jalak Bali dilindungi undang-undang. b) Morfologi Dalam Biologi, Jalak Bali mempunyai klasifikasi sebagai berikut : Phylum (Chordata), Ordo
(Aves),
(Leucopsar
Family
rothschildi 132
(Sturnidae), Stressmann
Species 1912)
dengan nama lokal Jalak Bali, Curik Putih, Jalak Putih Bali. Adapun ciri-ciri/karakteristik dari Jalak Bali dapat dikemukakan berikut : a.
Bulu Sebagian besar bulu Jalak Bali berwarna putih bersih, kecuali bulu ekor dan ujung sayapnya berwarna hitam.
b.
Mata Mata berwarna coklat tua, daerah sekitar kelopak mata tidak berbulu dengan warna biru tua.
c.
Jambul Burung Jalak Bali mempunyai jambul yang indah, baik pada jenis kelamin jantan maupun pada betina.
d.
Kaki Jalak Bali mempunyai kaki berwarna abuabu biru dengan 4 jari jemari (1 ke belakang dan 3 ke depan).
e.
Paruh Paruh runcing dengan panjang 2 - 5 cm, dengan bentuk yang khas dimana pada 133
bagian atasnya terdapat peninggian yang memipih tegak. Warna paruh abu-abu kehitaman dengan ujung berwarna kuning kecoklat-coklatan. f.
Ukuran Sulit membedakan ukuran badan burung Jalak Bali jantan dan betina, namun secara umum yang jantan agak lebih besar dan memiliki kuncir yang lebih panjang.
g.
Telur Jalak Bali mempunyai telur berbentuk oval berwarna hijau kebiruan dengan rata-rata diameter terpanjang 3 cm dan diameter terkecil 2 cm.
c) Musim Berbiak di Habitat Di habitat (alam) Jalak Bali menunjukkan proses berbiak pada periode musim penghujan, berkisar pada bulan November sampai dengan Mei. d) Habitat, Penyebaran dan Populasi Habitat terakhir Jalak Bali di Taman Nasional
Bali
Barat
134
hanya
terdapat
di
Semenanjung Prapat Agung (tepatnya Teluk Brumbun dan Teluk Kelor). Di alam jalak bali menunjukan proses berbiak pada periode musim penghujan pada bulan November sampai dengan Mei.
Hal ini menarik karena dalam catatan
sejarah penyebaran Jalak Bali pernah sampai ke daerah Bubunan - Singaraja (± 50 km sebelah Timur kawasan). e) Penangkaran Terletak ± 6 km dari kantor Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yaitu blok hutan
tegal
bunder Desa Sumber Kelampok , Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali. f) Asal-usul induk Dari peninggalan proyek penyelamtan jalak bali, taman burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Safari Indonesia (TSI), Kebun Binatang Surabaya (KBS), BKSDA DKI, hasil pertukaran induvidu dengan penangkar di Bandung, Madiun, dan Denpasar, serta berasal dari hasil sitaan.
135
g) Sarang biak Sarang biak disesuaikan dengan kebiasaan jalak bali menggunakan sarang biak alam. Di penangkaran media tersebut terbuat dari bahan kayu berbentuk silindris.
B. Upaya Pelestarian Flora dan fauna Pelestarian flora dan fauna di Indonesia dilakukan dengan cara membuat cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional. Cagar alam adalah kawasan hutan yang dilindungi untuk mempertahankan atau melestarikan jenis flora tertentu agar dapat berkembang biak secara alami. Suaka margasatwa adalah wilayah alam yang dilindungi dan digunakan untuk melindungi fauna. Sedangkan Taman nasional merupakan suatu wilayah alam yang bebas yang digunakan untuk melindungi flora dan fauna. 1. Taman Nasional Bali Barat Di Pulau Bali terdapat suatu wilayah untuk pelestarian flora dan fauna, yaitu Taman Nasional Bali Barat. Taman Nasional Bali Barat merupakan kawasan pelestarian alam sebagai perlindungan terakhir dari populasi burung jalak bali (leucopsar rothschildi) di alam liar. Selain fungsi diatas, Taman Nasional Bali 136
Barat juga mamiliki keanekaragaman hayati yang tinggi serta obyek wisata alam yang memilki daya tarik yang khas bahkan menjadi salah sau tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Bali. Di tengah trend wisata untuk menikmati alam alam (back to nature), serta ketenaran nama pulau bali sebagai tempat tujuan wisata utama indonesia di mancanegara.
Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 24. Taman Nasional Bali Barat
Keberadaan Taman Nasional Bali Barat tidak dapat dikesampingkan karena obyek wisata alam yang ditawarkan sangat berpotensi baik panorama alam,
137
atraksi satwa hingga panorama bawah laut yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. a. Letak dan Luas Secara
administrasi
pemerintahan,
Taman
Nasional Bali Barat (TNBB) terletak dalam dua Kabupaten Buleleng dan Jembrana, Propinsi Bali. Secara geografis terletak antara 80 15‟ 25” LS dan 1140 25‟ 00” sampai dengan 1140 56‟ 30” BT. Berdasarkan
surat
keputusan
dirjen
perlindungan dan konservasi alam no. 186 / kpts / DJ-V /1999 tanggal 13 Desember 1999 tentang penunjukan zona pada TNBB, zonasi yang ada di Taman Nasional Bali Barat yaitu : a) Zona inti : merupakan zona yang mutlak dilindungi, tidak diperbolehkan adanya perubahan apapun oleh aktivitas manusia kecuali yang berhubungan dengan kepentingan penelitian dan ilmu
pengetahuan
meliputi:
daratan
seluas
7.567,85 Ha, perairan seluas 455,37 Ha. b) Zona rimba : pada zona rimba dapat dilakukan kegiatan seperti pada zona inti dan kegiatan wisata alam terbatas, daratan seluas 6.099,46 Ha, perairan luas 243,96 Ha 138
c) Zona pemanfaatan intensif : dapat dilakukan kegiatan
seperti
pada
kedua
zona
diatas,
pembangunan sarana dan prasarana pariwisata alam dan rekreasi atau penggunaan lain yang menunjang fungsi konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya ; daratan seluas 1.645,33 Ha, perairan seluas 2.745,66 Ha d) Zona pemanfaatan budaya : zona ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan terbatas untuk kepentingan budaya atau religi zona terletak di daerah daratan TNBB di P.Menjangan, Teluk Terima, Prapat Agung, Bakungan, dan Klatakan seluas 245,26 Ha Zonasi pada Taman Nasional Bali Barat bila dilihat dari kantor Taman Nasional Bali Barat sampai dengan kandang penagkaran burung jalak bali dapat digambarkan adanya tumbuhan sawo kecik, kemudian terdapat zona pohon kelapa, dilanjutkan
dengan
zona
savana,
savana
merupakan suatu padang rumput yang luas yang hanya diselingi sedikit pohon besar disini hidup beberapa fauna salah satunya adalah kerbau. Zonasi ini dapat dilihat langsung dilapangan 139
berbeda dengan zonasi mangrove yang tidak bisa dilihat langsung dilapangan.
b. Topografi Topografi kawasan terdiri dari dataran landai (sebagian
besar
datar),
agak
curam,
dengan
ketinggian tempat antara 0 s.d 1.414 mdpl. Terdapat 4 buah gunung yang cukup dikenal dalam kawasan, yaitu Gunung Prapat Agung setinggi yaitu 310 mdpl dan Gunung Banyuwedang 430 mdpl, Gunung Klatakan 698 mdpl dan Gunung Sangiang yang tertinggi yaitu 1002 mdpl. Di perairan laut terdapat 4 pulau yang masuk dalam kawasan tnbb yaitu P.Menjangan 175 Ha, P.Burung, P.Gdung, dan P.Kalong.
c. Geologi dan Tanah Berdasarkan peta tanah hijau P.Bali skala 1: 250.000 (pola rehabilitasi lahan dan konservasi tanah wilayah DAS pancoran, Teluk Terima, balingkang anyar unda dan sema bor) tahun 1984 formasi geologi, TNBB sebagian besar terdiri dari latosol dan aluvial. 140
d. Iklim dan Hidrologi Berdasarkan schmidt dan ferguson, kawasan TNBB termasuk tipe klasifikasi D, E, C dengan curah hujan rata-rata D : 1.064 mm/tahun, E : 972 mm/tahun, dan C : 1.559 mm/tahun. Temperatur udara rata-rata 330 C pada beberapa lokasi, kelembapan udara di dalam hutan sekitar 86%. Sungai-sungai yang ada dalam kawasan TNBB meliputi S. Labuan Lalang, S.Teluk Terima, S.Trenggulun, S. Bajra / klatakan, S. Melaya, dan S.Sangiang Gede.
e. Taman Nasional Bali Barat sebagai Wilayah Pelestarian Fauna dan Flora 1) Fauna Taman Nasional Bali Barat dibentuk untuk memberikan perlindungan bagi kelangsungan atau keberadaan satwa endemik yang termasuk apedik I pada red data book IUCN yaitu burung jalak bali (leucopsar rothschildi). Fauna lain yang terdapat di Taman Nasional Bali Barat antara lain terdiri dari 7 jenis mamalia, 2 jenis
reptilia,
diantaranya 141
yang
langka
dan
dilindungi:
Cervus
Timorensis
(menjangan),
Muntiacus Muntjak (kijang), Felis Marmorata (kuwuk), Tragulus Javanicus (kesih trenggiling), Presbytis
Cristata
(kera
hitam),
Macaca
Fascicularis (kera ekor panjang), Ratufa Bicolor (jelarang), Sus sucrofa (babi hutan), veranus salvator (biawak), Phyton Reticulatus (ular piton). Lepidochelis Olivceae (penyu rider). Di Taman Nasional Bali Barat juga terdapat lebih dari 160 jenis burung (aves), yang juga dilindungi undang-undang dan langka, diantaranya jalak putih (Stumus Melanopterus), paok
biru
(pitta guajana), cekakak (halcyon chloris), kuntul (egretta sp), rangkong (bucheros rhinocheros), elang ular (spilornis cheela), serta TNBB memiliki perairan, lamun dan terumbu karang yang kaya akan potensi ikan. Terdapat 120 jenis ikan diantaranya siganus guttatus cheilinus chlrurus, pomacentrus sp, apogon aureus.
2) Flora Berdasarkan ketinggian tempat maka kawasan TNBB dibagi dalam 2 ekosistem yakni tipe 142
ekosistem darat yang meliputi : ekosistem hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hingga hutan hujan dataran rendah, sedangkan tipe ekosistem laut meliputi ekosistem coral reef, padang
lamun
hingga
perairan
laut
dalam.
Beberapa flora langka dan dilindungi antara lain : bayur
(pterospermum
diversifolium),
bungur
(lagerstomia speciosa), sawo kecik (manilkara kauki), keruing bunga (dipterocarpus haseltii), kesambi
(schleicheraoleosa),
(santalum album).
143
dan
cendana
BAB VI PERSEBARAN TANAH DI INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA
Kata
tanah
dapat
digunakan
dalam
beberapa
pengertian, baik pengertian sehari-hari maupun pengertian ilmiah. Tanah menurut pengertian sehari-hari menyangkut penggunaan tanah secara umum dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan secara ilmiah, tanah merupakan media tempat tumbuh tanaman. Menurut Simonson (1957; Tatat Sutarman 1992) tanah itu merupakan permukaan lahan yang kontinu menutupi kerak bumi kecuali di tempat-tempat berlereng terjal, di puncak-puncak pegunungan, dan di tempat-tempat bersalju abadi. Menurut Soil Survey Staff (1975; Tatat Sutarman 1992) tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dapat dibuat oleh manusia dari penyusun-penyusunnya yang meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman. Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanah merupakan sumberdaya alam yang dapat memenuhi kebutuhan hidup yang diperlukan manusia dalam mempertahankan dan melangsungkan kehidupannya. Tanah 144
dapat diartikan secara lebih singkat yaitu sebagai bagian teratas dari permukaan bumi yang merupakan tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan dan tempat permukiman dunia. Tanah dapat pula diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan yang banyak mengandung bermacam-macam bahan organik dan bahan anorganik. Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor yang bekerja sama dalam berbagai proses, baik prosesfisik maupun kimia. Kelima faktor tersebut adalah iklim, makhluk hidup, bahan induk, topografi, dan waktu. Dalam pembahasan bab ini disesuaikan berdasarkan Standar
Kompetensi
bagi
SMP
kelas
VIII
Mendeskripsikan Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk.
145
yaitu
146
Sumber : PPLH Universitas Udayana Gambar 25. Peta Tanah Bali
A. Jenis-jenis Tanah a. Tanah Vulkanis/Andosol Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah sekitar gunung api. Tanah ini terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Jenis tanah ini umumnya mempunyai ciri berbutir halus, umumnya berwarna hitam, sifatnya tidak mudah tertiup angin, dan jika terkena hujan lapisan tanah bagian atas menutup sehingga tanah ini tidak mudah tererosi. Jenis tanah ini sangat subur. Tanah vulkanis umumnya digunakan untuk lahan pertanian dan perkebunan. Di Bali, jenis tanah vulkanis dapat dijumpai di Bedugul, Gunung Batur dan Gunung Kawi. b. Tanah Aluvial Tanah aluvial sering juga disebut tanah endapan, yaitu berupa lumpur dan pasir halus yang terbawa oleh air sungai, lalu diendapkan di dataran rendah, lembah, dan cekungan sepanjang daerah aliran sungai. Tanah
aluvial
tidak
semuanya
mempunyai
kandungan unsur hara yang sama. Tinggi rendahnya kandungan unsur hara tergantung pada bahan induk penyusunnya. Di pulau bali jenis tanah aluvial dapat di 147
jumpai di Taman Nasional Bali Barat dan di Mangrove Center. c. Tanah Latosol Tanah dengan pelapukan lanjut, tekstur yang paling dominan adalah lempung (>60%), tipe strukturnya remah
(crumb)
hingga
gumpal
(blocky),
derajad
sturukturnya gembur, solum tanahnya dalam, batas-batas horizon baur, kandungan mineral primer dan unsur hara rendah, pH rendah 4,5-5,5, kandungan bahan organik rendah, stabilitas agregat tinggi, terjadi akumulasi seskuioksida akibat pencucian silika. Warna tanahnya umumnya merah, coklat kemerahan, coklat, coklat kekuningan, atau kuning. Di Indonesia tanah latosol umumnya terdapat pada bahan induk vulkanik baik berupa tufa ataupun batuan beku. Ditemukan dari muka air laut dengan ketinggian hingga 900 meter. Berada di daerah iklim tropika basah dengan curah hujan antara 2500mm – 7000 mm. Di Pulau Bali jenis tanah latosol dapat ditemukan di sebagian wilayah Taman Nasional Bali Barat dan Jatiluwih. Tanah di Jatiluwih yaitu Latosol Coklat kemerahan.
148
Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 26. Tanah Latosol Coklat Kemerahan di Jatiluwih
149
BAB VII KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Manusia dan lingkungan hidupnya merupakan satu kesatuan. Keduanya saling berinteraksi dan mempengaruhi. Lingkungan adalah suatu kajian fenomena atau gejala kehidupan manusia yang antarhubungannya ditinjau dengan lingkungan tempat hidupnya. Lingkungan disini dapat berupa lingkungan alam (biofisik), lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Manusia dengan lingkungan alam memiliki keterkaitan yang sangat erat yaitu saling membantu dan juga saling menguasai. Seringkali manusia melakukan manipulasi terhadap alam.
Jika
manusia
tidak
memperhatikan
kelestarian
lingkungan alam maka manusia akan dikuasai oleh lingkungan alam berupa bencana yang dahsyat. Apabila kita lihat saat ini, laju pertumbuhan manusia berkembang sangat pesat dalam waktu yang singkat yang memnyebabkan terjadinya potensi persaingan ketat dalam perolehan sumber daya alam dan penurunan partisipasi masyarakat dalam lingkungan. Dalam pembahasan bab ini disesuaikan berdasarkan Standar Kompetensi bagi SMP kelas VIII yaitu Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup 150
dan
upaya
penanggulangannya
dalam
pembangunan
berkelanjutan.
A. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Faktor Alam 1. Abrasi Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Di Bali terdapat potensi kerusakan lingkungan akibat faktor alam, contohnya di Tanah Lot. Tanah Lot berada pada koordinat astronomis 8o 37‟ 17,3” LS dan 113o 05‟ 14,6” BT dengan elevasi sebesar 7m. Tanah Lot tersusun atas formasi tuff dan deposit endapan lahar dari Gunung Batur dan Gunung Bratan. Secara geomorfologi pantainya cliff dan bukan merupakan kawasan karst. Pura Tanah Lot mengalami abrasi akibat semakin derasnya hantaman gelombang laut seiring dengan perubahan lingkungan di Bali maupun dunia pada umumnya.
151
Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 27. Abrasi Tanah lot berupa pelapukan
Abrasi Tanah Lot berupa pelapukan yang bentuknya berlapis-lapis sehingga terjadi rock canning. Karena sifatnya yang tidak seperti karst sehinggab tidak ada kekar maupun join di situ yang menyebabkan material-materialnya yang mengalami proses pelapukan menjadi runtuh/fault.
152
Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 28. Hasil Proses Rock canning
Karena lokasinya yang menjorok di tengah laut, keberadaan Pura Tanah Lot ini tidak luput dari ancaman abrasi dan erosi oleh deburan ombak selama beratusratus tahun yang makin lama semakin kencang. Pura ini pada tahun 1980 mulai secara signifikan terlihat mengalami abrasi dan pada beberapa bagian sudah mulai mengalami longsor. Oleh karena itu diperlukan sebuah upaya untuk mempertahankan keberadaan pura yang unik dan bersejarah ini.
153
B. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Faktor Manusia Kerusakan lingkungan hidup yang mengancam kelangsungan dan kelestarian hayati sebagian besar disebabkan oleh faktor kecerobohan manusia. Latar belakang kecerobohan manusia sebagai penyebab kerusakan lingkungan hidup antara lain keserakahan dan kemiskinan, keterbelakangan serta penerapan teknologi yang tidak tepat guna. Ketidakmampuan manusia sebagai subyek pengatur keseimbangan antara jumlah kebutuhan yang tidak terbatas dengan ketersediaan sumber daya yang jumlahnya terbatas akan selalu menjadi sumber masalah lingkungan yang mengancam kehidupan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia antara lain sebagai berikut: a. Penurunan Luas Hutan Mangrove Estimasi hutan mangrove tidak begitu jelas data terakhir menyebutkan hutan mangrove di Indonesia sebesar 35 juta Ha atau telah kehilangan sebesar 750.000 Ha dalam kurun waktu tiga tahun dari data terdahulu.
penurunan
luas
hutan
disebabkan oleh hal-hal sebagi berikut: 154
mangrove
1) pengembangan tambak, karena hutan mangrove sebagian besar merupakan daerah yang tak bertuan maka banyak orang yang menebang hutan mangrove dan dijadikan sebagi tambak. Hasil yang di dapat sangat besar karena dapat di ekspor hingga Jepang. 2)
Kegiatan penebangan hutan mangrove, hutan mangrove sangat bermanfaat bagi manusia baik dari akar, batang, daun, hingga buah. Batang pohon mangrove dapat digunakan sebagi kayu bakar dan bahan bangunan, daun dan buahnya dapat digunakan sebagi bahan pengawet dan obat-obatan.
Karena
hal-hal
itulah
pohon
mangrove banyak ditebang. Selain itu pohon mangrove untuk pelebaran jalan.
b. Pencemaran di Hutan Mangrove Hutan mangrove yang berda di muara sungai banyak mendapat suplai sampah yang berasal dari darat. Sampah yang dibuang oleh manusia ke sungai terbawa hingga ke hutan mangrove. Jenis sampah yang dominan terbawa adalah sampah plastik atau sampah yang tidak bisa diuraikan. 155
Selain itu pada saat air pasang sampah akan terbawa ke laut dan akan mencemari air laut, sehingga secara tidak langsung akan menyebabkan berkurangnya tangkapan ikan oleh nelayan. Hal ini berbahaya bagi hutan mangrove selain dapat menghambat laju air sungai juga dapat menutup akar pernafasan dari pohon api-api sehingga akan menyebabkan kematian pada pohon tersebut.
Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 29. Pencemaran Mangrove di Taman Nasional Bali Barat
156
BAB VIII PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT BALI
Dalam
kehidupan
sehari-hari,
tentu
kita
pernah
membandingkan kehidupan sosial budaya saat ini dengan kehidupan sosial budaya masa lampau. Antara yang terjadi di masa lampau dengan masa sekarang merupakan perubahan yang hampir tidak kita sadari karena kebanyakan perubahan berlangsung secara lambat. Selama terdapat kehidupan bermasyarakat, tentu akan mengalami suatu perubahan yang tingkat perubahannya berkaitan dengan besar tidaknya pengaruh perubahan tersebut terhadap masyarakat. Bali pun demikian, dimana kehidupan bermasyarakat yang eksis akan menghasilkan
perubahan-perubahan
berpengaruh
langsung
terhadap
sosial
budaya
pelaku
yang
kehidupan
bermasyarakat itu sendiri, yakni masyarakat Bali. Pada Bab VIII ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai perubahan sosial budaya masyarakat Bali, sesuai dengan standar kompetensi berikut:
157
Standar Kompetensi Dasar Perubahan sosial budaya
Materi Menjelaskan mengenai budaya
dengan
rinci
perubahan
sosial
dengan
mengambil
studi kasus perubahan sosial budaya masyarakat Bali.
A. Pengertian Perubahan Sosial Budaya Di dalam kehidupan masyarakat yang eksis, baik disadari maupun tidak disadari akan terjadi perubahan baik sosial maupun budaya. Dapat dimengerti bahwa struktur sosial di dalam masyarakat tidak akan selalu stagnan, karena adanya pengaruh baik intern ataupun ekstern akan mempengaruhi kondisi sosial budaya di dalam suatu daerah. Begitu juga dengan masyarakat Bali yang memiliki akses luas dengan dunia luar melalui kepariwisataan yang maju tak bisa lepas dari perubahan sosial dan budaya. Sebelum berbicara lebih jauh mengenai perubahan sosial dan budaya masyarakat Bali, terlebih dulu akan dijelaskan mengenai hakikat perubahan sosial dan budaya oleh beberapa tokoh berikut: 1. John Lewis Gillin dan John Philips Gillin yang menyebutkan bahwa perubahan sosial budaya adalah 158
suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, yang disebabkan
oleh
perubahan-perubahan
kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, serta karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat. 2. Selo Sumarjan, menyatakan bahwa perubahan sosial budaya adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. 3. William F. Ogburn, mengemukakan bahwa perubahan sosial budaya mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun nonmaterial. 4. Mac Iver, menyatakan bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan sosial tersebut. 5. Kingsley Davis, mendefinisikan perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat. 6. Samuel Koening, mengatakan bahwa perubahan sosial budaya menunjuk pada modifikasi yang terjadi dalam
159
pola
kehidupan
manusia.
Modifikasi-modifikasi
tersebut terjadi karena sebab-sebab intern dan ekstern.
Dari definisi-definisi di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa
perubahan
sosial
merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam unsur-unsur sosial suatu kehidupan masyarakat. Dalam pengertian umum lain disebutkan juga bahwa perubahan sosial budaya
merupakan
perubahan-perubahan
yang
diakibatkan oleh perubahan geografis, perubahan penduduk
(demografi),
kebudayaan,
keyakinan, serta aspek lain
keragaman
yang menyebabkan
perubahan dalam unsur sosial masyarakat dari masa ke masa.
B. Bentuk Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Bali Perubahan sosial budaya pada suatu masyarakat memerlukan kurun waktu untuk mencapai suatu keadaan sosial budaya yang berbeda dari masa sebelumnya. Karena perubahan
sosial
budaya
dalam
suatu
masyarakat
memerlukan kurun waktu yang berbeda, maka ditinjau dari kurun waktu yang dibutuhkan untuk mengalami sebuah perubahan
dibedakan
dalam 160
dua
kategori
yakni:
1. Perubahan sosial budaya yang berlangsung lambat, dan 2. Perubahan sosial budaya yang berlangsung cepat. Di masyarakat Bali yang terkenal dengan leading sector di bidang pariwisata, telah mengalami bentuk perubahan sosial budaya baik yang berlagsung lambat ataupun yang berlagsung secara cepat. Utnuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Perubahan sosial
budaya
masyarakat
Bali
yang
berlangsung secara lambat Perubahan sosial budaya yang berlangsung secara lambat disebut evolusi, yang dicirikan dengan perubahan sosial budaya seolah-olah tidak terjadi, perubahannya berlangsung secara lambat, dan pada umumnya
tidak
menimbulkan
perpecahan
dalam
masyarakat. Dalam bahasan mengenai evolusi di Bali ini akan dikaji dari sektor pariwisata yang menjadi denyut nadi masyarakat Bali. Tentu saja semua objek wisata di Bali tidak tercipta dengan waktu yang sangat singkat. Ada beberapa objek wisata yang dalam prosesnya menjadi kawasan wisata memerlukan waktu yang cukup lama. Terlebih apabila objek yang dijadikan kawasan wisata tersebut merupakan budaya nyata yang menjadi warisan sejarah dari yang terdahulu. 161
Dapat dicontohkan Pura yang terdapat di Tanah Lot. Saat ini, Tanah Lot merupakan salah satu masterpiece objek wisata di Bali. Dalam kronologinya, Tanah Lot merupakan sebuah pura yang digunakan untuk sembahyang umat Hindu di sekitar pura Tanah Lot tersebut.
Sumber : Dokumentasi pribadi Gambar 30 . Pura di Tanah Lot yang Menjadi Kawasan Wisata
Namun
seiring
berkembangnya
waktu,
perubahan perlahan-lahan terjadi di Pura Tanah Lot. Dengan sentuhan pantai cliff yang indah dan fenomena 162
geografi yang menarik perlahan-lahan membuat Tanah Lot dilirik untuk dijadikan kawasan wisata andalan di Bali. Meski telah menjadi kawasan wisata yang dibanjiri turis asing ataupun turis domestik, Pura Tanah Lot tetap menjalankan fungsinya sebagai tempat sembahyang bagi pemeluk agama Hindu. 2. Perubahan sosial
budaya
masyarakat
Bali
yang
berlangsung secara cepat Perubahan sosial budaya yang berlangsung cepat atau lebih sering disebut revolusi mencirikan perubahan terjadi secara cepat dan menyangkut hal-hal yang mendasar. Masih berbicara mengenai masyarakat Bali
dalam kaitannya
dengan revolusi,
terdapat
perubahan yang bisa dilihat secara nyata seiring berkembangnya kawasan wisata di Bali yakni dalam penggunaan lahan bisa dilihat secara nyata seiring berkembangnya kawasan wisata di Bali yakni dalam penggunaan lahan di sekitar kawasan wisata. Kawasan wisata selalu identik dengan industri souvenir yang mendominasi lahan suatu kawasan wisata. Dalam bahasan ini akan diambil kajian mengenai perubahan sosial budaya yang terdapat di objek wisata Gunung Kawi. Pada awal belum 163
dijadikannya Gunung Kawi sebagai kawasan wisata, masyarakat sekitar berkutat dalam sektor agragria. Namun dengan dijadikannya Gunung Kawi sebagai kawasan wisata yang menarik minat wisatawan, terutama turis asing, menjadikan sebagian masyarakat sekitar beralih menekuni sektor perdagangan souvenir. Perubahan ini tentu saja terjadi dengan cepat. Banyak masyarakat sekitar yang mengambil kesempatan untuk meramaikan kegiatan pariwisata di Gunung Kawi dengan menjajakan souvenir.
Sumber : Dokumentasi pribadi Gambar 31 . Perubahan sosial budaya masyarakat Bali yang berlangsung secara cepat
164
Perubahan sekecil apapun akan membawa pengaruh dalam
satu
atau
beberapa
aspek
kehidupan.
Perubahannya pun bisa berdampak perubahan yang membawa pengaruh kecil ataupun membawa pengaruh besar. Begitu juga yang terjadi pada perubahan sosial budaya di masyarakat Bali, tentu membawa pengaruh yang skalanya kecil dan skala besar. a. Perubahan sosial budaya masyarakat Bali yang pengaruhnya kecil Perubahan yang membawa pengaruh kecil sebenarnya tidak membawa pengaruh berarti bagi masyarakat
secara
keseluruhan,
seperti
mode
berpakaian atau cara berpakaian yang mengalami perubahan, namun tidak berarti apa-apa bagi kehidupan bermasyarakat. Akses yang begitu mudah dengan dunia luar ataupun dari masyarakat luar, membawa
pengaruh
tersendiri
terhadap
mode
berpakaian di Bali. Layaknya yang terjadi di daerah lain, setiap daerah tentunya memiliki pakaian adat tersendiri yang dulunya digunakan untuk kegiatan sehari-hari, namun akibat banyaknya pengaruh dari luar
yang
menjadikan
mendominasi perubahan 165
cara
budaya
setempat,
berpakaian
yang
sebenarnya memang tak memberikan pengaruh yang berarti dalam masyarakat. Di Bali pun begitu juga, seiring dengan adanya percampuran
budaya
dengan
masyarakat
luar,
menjadikan cara berpakaian dari pakaian adat berjenis semacam kebaya menjadi cara berpakain biasa. Namun perubahan tersebut memang tidak menjadikan permasalahan besar di dalam suatu kehidupan masyarakat, terlebih pakaian adat asli Bali memang masih digunakan apabila ada upacara atau ketika melakukan sembahyang.
Sumber : Dokumentasi pribadi Gambar 32. Perubahan sosial budaya yang berpengaruh pada pola berpakaian Masyarakat Bali
166
b. Perubahan sosial budaya masyarakat Bali yang pengaruhnya besar Dalam kepariwisataan Bali, perubahan sosial budaya membawa pengaruh yang besar, yakni terletak pada industrialisasi souvenir. Industrialisasi ini menyangkut hubungan kerja, sistem pembagian kerja, sistem kepemilikan tanah, dan aspek lain yang begitu luas. Kenyataan bahwa industri ini di Bali sangat
berpengaruh
terhadap
keberlangsungan
perekonomian masyarakat Bali, maka tidak heran
bila
perubahan
sosial
budaya
dikatakan membawa pengaruh yang besar.
Sumber : Dokumentasi pribadi
167
tersebut
Gambar 33. Perubahan sosial budaya yang berpengaruh besar terhadap industri souvenir
C. Faktor
Pendorong
Terjadinya
Perubahan
Sosial
Budaya Masyarakat Bali Secara garis besar, faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya dibedakan menjadi dua, yakni perubahan sosial budaya yang disebabkan oleh faktor intern, dan perubahan sosial budaya yang disebabkan oleh faktor ekstern. 1. Faktor intern penyebab terjadinya perubahan sosial budaya di Bali Faktor intern merupakan penyebab yang ditimbulkan dari dalam masyarakat itu sendiri. Faktor intern yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya di Bali adalah bertambahnya jumlah penduduk. Jika ditilik lebih jauh, dengan majunya sektor kepariwisataan di Bali berpengaruh pula terhadap demografinya. Dengan bertambahnya penduduk, otomatis terjadi perubahan sosial budaya masyarakat Bali yang merupakan faktor intern penyebab terjadinya perubahan sosial budaya di wilayah
tersebut
karena
168
pertambahan
penduduk
menyebabkan
adanya
perubahan
struktur
sosial
masyarakat di Bali. 2. Faktor ekstern penyebab terjadinya perubahan sosial budaya di Bali Faktor
ekstern
merupakan
penyebab
terjadinya
perubahan sosial budaya yang timbul dari luar suatu masyarakat. Faktor ekstern penyebab perubahan sosial budaya masyarakat Bali yang dominan adalah adanya kontak dengan kebudayaan masyarakat luar. Dengan banyaknya wisatawan yang visit di Bali menyebabkan masyarakat Bali mengenal budaya luar dan terjadi akulturasi budaya. Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur budaya asing, sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
169
GLOSARIUM
Aksesibilitas
: sarana
yang
memberikan
kemudahan
kepada wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata. Aktivitas
: kegiatan apa yang pengunjung lakukan ditempat tujuan.
Amenitas
: fasilitas
pendukung
demi
kelancaran
kegiatan pariwisata Atraksi
: kenampakan objek yang menarik yang menjadi tujuan pengunjung objek tersebut
Cliff
: pantai dengan batuan keras yang terjal dengan tebing yang curam
Erupsi
: fenomena keluarnya magma dari dalam bumi
Fauna
: semua
kehidupan
hewan
dari
setiap
wilayah tertentu atau waktu tertentu Fleksibilitas
: penyesuaian diri secara mudah dan cepat; keluwesan
Flora
: semua kehidupan tumbuhan dari setiap wilayah tertentu atau waktu tertentu
Habitat
: tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak 170
Kerucut pengalaman
: pengklasifikasian
media
berdasarkan
pengalaman belajar yang akan diperoleh peserta didik
Leading
: sektor utama atau sektor pemimpin yang
sector
: lebih maju, yang seiring perkembangannya mampu mengangkat sektor-sektor lain
Litosfer
: lapisan kerak bumi yang mencapai 100 m
Masterpiece
: bagian
yang
paling
menonjol
dan
: merupakan puncak dari bagian lainnya Morfologi
bentuk bentanglahan
Motorik
: gerak dan aktivitas
Multimedia
: kombinasi teks, seni, suara, animasi, dan video yang disampaikan kepada orang : dengan komputer peralatan manipulasi : elektronik dan digital lainnya
Relief
: tinggi rendahnya permukaan bumi
Sekuensial
: berurutan
Software
: suatu system yang menghubungkan suatu komputer(hardware)
dengan
user(pengguna) agar dapat tercipta seuatu sistem yang dapat di berfungsi sesuai kemauan user Topografi
: bentuk permukaan bumi 171
Tsunami
: serangkaian gelombang ombak raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi
Verbalistik
bentuk kata-kata tertulis atau lisan
Vulkanisme
proses keluarnya cairan magma dari
172
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kondisi Geologi dan topografi Pulau Bali, diakses pada alamat http://dexnachicharito.blogspot.com/2012/01/kondisigeologi-dan-topografi-pulau.html. Alessi, S.M. & Trollip, S.R. 1991. Multimedia for learning : methods and development (3 rd ed.). Massachusetts : Ally & Bacon A Pearson Education Company. ARL. 2007. Definition of Instructional Design, Applied Resesarch Laboratory, Penn State University, diakses pada alamat http://www.umich.edu/-ed626/define.html Baron, Ann E and Orwig, Gary W. 1995. Multimedia Technologies for Training: an Introduction, Englewood, Colorado : Libraries Unlimited, Inc. Darkono. 2012. Sejarah Singkat Peta Dan Pembuatan Peta, diakses pada alamat http://darkono.wordpress.com/2008/02/23/sejarahsingkat-peta-dan-pembuatan-peta/ Heinich, Molenda, Russel, Smaldino. (1996), Instructional Media And Technologies For Learning 5 Th. Merril an Imprint of Prentice Hall Englewood Cliff, New Jersey, Columbus, Ohio. Joliffe, Alan, et.al. (2001). The Online Learning Handbook, London: Sage Publication. Kurnia, Anwar. 2009. IPS Terpadu SMP Kelas VII. Jakarta : Yudhistira 173
Lee, William W. and Owens Diana L. 2004. Multimedia-Based Instructional Design, San Francisco, USA: Pfeiffer, an imprint of Wiley. Newby, Timothyet. J, et. al. (2000). Instructional Technology for Teaching and Learning, New Jersey, USA: Merril an Imprint of Prentice-Hall. Phillips, Rob. (1997). Online Multimedia Education Apllication for Teaching Multimedia Contents: An experiment with student in Highre Education dalam Instructional Technologies: Cognitive Aspect of Online Programs, Editor by Darbyshire, Paul. Harshey, USA: IRM Press, Idea Group. Purnomo, doni. 20120. Kintamani, diakses pada alamat http://dony.blog.uns.ac.id/2010/06/02/kintamani/ Sean Timberlake.Thebasic of navigate on. www.efuse.com/Design/navigation.html Thorn. (2006). _______ ,diakses pada alamat http://pk.ut.ac.id/jp/52sept04/ 52benny.html Tim abdi guru.2008 Ips geografi Untuk SMP kelas VIII . Jakarta : Penerbit erlangga Troupin, Peggy, (2000). The Role of Instructional Design in Multimedia Develompent, diakses pada alamat: http://www.learningcircuits.org/ 2000/feb2000/Troupin.htm
174