1
BAB I
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1.1
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN
Kerja Praktik dilaksanakan di Perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., perusahaan ini bergerak di bidang produksi baja lembaran dan gulungan yang terdiri dari Hot Rolled Coil / Sheet, Cold Rolled Coil / Sheet dan Wire Rod Coil.
1.1.1 Sejarah Perusahaan
Dicanangkan pertama kali sebagai Proyek Besi Baja Trikora oleh Presiden Soekarno, PT Krakatau Steel yang berdiri pada tahun 1970 telah berkembang menjadi produsen baja terbesar di Indonesia. Dalam kurun waktu 10 tahun, Krakatau Steel telah menunjukkan perkembangan yang pesat dengan bertambahnya berbagai fasilitas produksi seperti Pabrik Besi Spons, Pabrik Billet Baja, Pabrik Baja Batang Kawat, serta fasilitas infrastruktur pendukungnya, yaitu pembangkit listrik, pusat penjernihan air, pelabuhan dan sistem telekomunikasi. Sejak itulah Krakatau Steel dikenal sebagai produsen baja terbesar di Indonesia. Kelengkapan infrastruktur menjadikan PT Krakatau Steel sebagai industri baja terpadu yang tidak hanya mampu menyediakan suplai produk baja, tetapi turut mendorong pertumbuhan dunia industri di tanah air. Berbekal kemampuan teknis dan manajerial, PT Krakatau Steel (Persero) telah meraih Sertifikasi ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001/SMK3, ISO 17025, dan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP). Pada tahun 1973, Perseroan memproduksi pipa spiral untuk pertama kalinya dengan spesifikasi ASTM A252 dan AWWA C200.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Sejak tahun 1977, Perseroan telah memperoleh sertifikasi API 5L dan sejak 2009 juga meraih sertifikasi BC 1, yang merupakan standar Building and Construction Authority yang dikeluarkan oleh Negara Singapura. Atas komitmen Perseroan terhadap keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan, SGS International menyerahkan Sertifikasi ISO 14001 pada tahun 1997. Sebelumnya, Persero an juga telah memperoleh Sertifikasi ISO 9001 pada tahun 1993 yang kemudian diperbarui dengan Sertifikasi ISO 9001: 2000 pada tahun 2003, kemudian diperbarui kembali menjadi ISO 9001: 2008 oleh SUCOFINDO tahun 2010. Seritifikasi ISO 17025 terdiri dari Sertifikasi Laboratorium Kalibrasi, Sertifikasi Laboratorium Kimia dan Mekanik; dan Sertifikasi Laboratorium Lingkungan yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Perseroan juga telah mendapatkan JIS Marking approval untuk produk-produk HRC sejak tahun 1991, CRC dan WR sejak tahun 1993. Selain itu Perseroan juga telah menetapkan Standar Nasional Produk Indonesia melalui SNI wajib pada tahun 2011 untuk HRC dan 2012 untuk CRC. Dalam bidang pengamanan, Perseroan juga telah memperoleh sertifikasi SMP yang dikeluarkan oleh KAPOLRI dengan menerapkan Perkap 24/2007 pada tahun 2012. Pencapaian ini merupakan perwujudan komitmen Perseroan terhadap standar kualitas bertaraf Internasional. PT Krakatau Steel (Persero) meluncurkan penawaran umum perdana (IPO) pada 10 November 2010 dan sejak saat itu, saham Perseroan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan nama KRAS. Dengan kapasitas produksi yang mencapai 3,15 juta ton per tahun, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memproduksi sejumlah produk unggulan seperti Baja Lembaran Panas,Baja Lembaran Dingin, dan Baja Batang Kawat. Melalui anak usahanya, Perseroan juga mengeluarkan jenis produk baja untuk sektor industri khusus, antara lain Pipa Spiral, Pipa ERW, Baja Tulangan, dan Baja Profil. Berkat kemampuannya untuk memproduksi baja dengan spesifikasi khusus, terutama dalam mendukung infrastruktur pertahanan nasional, Perseroan dikenal sebagai salah satu industri strategis Indonesia. Saat ini, Perseroan telah menargetkan untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 4,65 juta ton pada tahun 2017. Hal ini dilaksanakan dengan menambah kapasitas produksi Baja Lembaran Panas sebesar 1,5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
juta ton. Selain menguasai pangsa pasar domestik, Perseroan juga mengandalkan ekspor produk baja untuk meningkatkan volume penjualannya.
Gambar 1.1 Lambang PT Krakatau Steel (Sumber : Krakatau Steel, 2016)
Tahun 1960, Penandatanganan kontrak pembangunan Cilegon Steel Mills antara Republik Indonesia dan Tjazpromex Pert (All Union Export-Import Corporation) dari Moskow.
Tahun 1962, Peletakan batu pertama Proyek Besi Baja Trikora.
Tahun 1967, Perubahan status Proyek Besi Baja Trikora menjadi Perseroan Terbatas (PT) sesuai dengan keputusan Presiden (Inpres) No.17 tanggal 28 Desember 1967.
Tahun 1970, Pengumuman resmi untuk mendirikan PT Krakatau Steel (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.35 tanggal 31 Agustus 1970. PT Krakatau Steel (Persero) diberikan mandat yang luas untuk membangun industri baja di Indonesia.
Tahun 1975, Pembangunan PT Krakatau Steel (Persero) Tahap I dengan kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun.
Tahun 1977, Peresmian pabrik Reinforcing Bar, Section Steel dan Pelabuhan Khusus Cigading PT Krakatau Steel (Persero).
Tahun 1979, Peresmian Pabrik Besi Spons PT Krakatau Steel (Perseo) yang memanfaatkan Teknologi Direct Reduction dari Hylsa, Pabrik Billet Steel (Electric Arc Furnace), Pabrik Wire Rod Mill, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 400MW, dan Fasilitas Pengolahan Air (2000 Liter/detik) serta PT KHI Pipe oleh Presiden Soeharto.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Tahun 1983, Peresmian Pabrik Slab Steel Plant (Electric Arc Furnace), Pabrik Hot Strip Mill dan Unit II Direct Reduction PT Krakatau Steel oleh Presiden Soeharto.
Tahun 1989, Pengelompokan PT Krakatau Steel (Persero) dan Sembilan Usaha Strategis Milik Negara lainnya ke dalam Badan Pengelola Industri Strategis.
Tahun 1990, Peletakan batu pertama proyek ekspansi dan modernisasi PT Krakatau Steel oleh Menteri Muda Perindustrian Tunky Ariwibowo untuk meningkatkan kapasitas produksi baja kasar dari 1,5 juta ton menjadi 2,5 juta ton/tahun, meningkatkan kualitas dan variasi produk baja Perusahaan, meningkatkan efisiensi produk.
Tahun 1991, Penggabungan PT Cold Rolling Mill Indonesia Utama (CRMIU) dan PT Krakatau Baja Permata ke dalam PT Krakatau Steel (Persero).
Tahun 1992, Pemisahan pabrik Reinforcing Bar, Section Steel and Wire Rod menjadi PT Krakatau Wajatama.
Tahun 1993, Peresmian proyek perluasan PT Krakatau Steel oleh Presiden Soeharto, termasuk modernisasi dan perluasan produksi HSM dari 1,2 juta ton menjadi 2,0 juta ton/tahun, peningkatan kualitas dna efisiensi HSM, perluasan pelabuhan bijih besi dari kapasitas bongkar tahunan 3 juta ton menjadi 6 juta ton.
Tahun 1995, Penyelesaian proyek ekspansi dan modernisasi PT Krakatau Steel oleh Menteri Muda Perindustrian Ir. Tunky Ariwibowo, meliputi Pabrik Direct Reduction Hyl III, Pabrik Slab Steel Plant 2, Sizing Press HSM, Pusat Cross-connecting listrik II dan Compensating installation untuk PLTU 400MW, Production Control Sytem II PPC.
Tahun 1996, Pemisahan dari unit pendukung otonom menjadi anak perusahaan PT Krakatau Steel, PLTU 400MW menjadi PT Krakatau Daya Listrik, Pusat Pengolahan Air di Kerenceng menjadi PT Krakatau Tirta Industri, Pelabuhan Khusus Cigading menjadi PT Krakatau Bandar Samudera, Rumah Sakit Krakatau Steel menjadi PT Krakatau Medika.
Tahun 1998, Perubahan Status PT Krakatau Steel (Persero) menjadi anak perusahaan PT Pakarya Industri (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 35 tanggal 10 Agustus 1998.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Tahun 1999, Perubahan nama PT Pakarya Industri (Persero) menjadi PT Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS).
Tahun 2002, Pembubaran PT BPIS dan transfer aset Badan UsahaStrategis Milik Negara kepada Pemerintah (dengan Kantor Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara sebagai penghubung Menteri Keuangan) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 28 Maret 2002 dan PP no.52 Tahun 2002 tanggan 23 September 2002.
Tahun 2007, Dimulainya upaya perubahan haluan melalui perbaikan terusmenerus dalam efisiensi proses bisnis PT Krakatau Steel (Persero) secara keseluruhan, Pada tahun 2007, Perseroan membukukan laba bersih sebesarRp 313,81 miliar setelah tahun sebelumnya rugi Rp 135,4 miliar.
Tahun 2009, Di tengah krisis ekonomi global, PT Krakatau Steel (Persero) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 494,7 miliar dari pendapatan bersih sebesar Rp 16,9 triliun.
Tahun 2020, Perubahan nama PT Krakatau Steel (Persero) menjadi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terkait dengan kesuksesan Penawaran Saham Perdana pada 10 November 2010, Peletakan batu pertama dari fase I proyek konstruksi PT Krakatau Steel Posco pada tanggal 28 Oktober 2010. Proyel ini adalah joint-venture antara PT Krakatau Steel (Perseo) Tbk dengan Posco dari Korea untuk memproduksi 3 juta ton.
Tahun 2011, Rapat Umum Pemegang Saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbl yang pertama kali diseleggarakan tanggal 6 Juni 2011 semenjak menjadi perusahana terbuka, Penyelesaian revitalisasi pabrik Hot Strip Mill yang meningkatkan kapasitas produksi menjadi 2,4 juta ton dari sebelumnya 2 juta ton per tahun.
Tahun 2012, Proyek ekspansi iron making pembangunan Pabrik Meratus Jaya Iron & Steel (MJIS) hasil kerja sama Perseroan antara PT Aneka Tambang (Persero) Tbk di Batulicin, Kalimantan Selatan telah selesai dan mulai beroperasi pada November 2012.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
1.1.2 Lokasi Perusahaan
Gambar 1.2 Peta Lokasi PT Krakatau Steel (Sumber : Google maps, 2016) 1.1.3 Budaya Perusahaan
Visi Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia.
Misi Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa.
Nilai Perusahaan : a.
Competence Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang berkesinambungan. Yang disimbolkan dengan gambar Pohon Kelapa dan Warna Merah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
b.
Integrity Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan ketentuan serta undang-undang yang berlaku, melalui loyalitas profesi
dalam
memperjuangkan
kepentingan
perusahaan.
Yang
disimbolkan dengan gambar Lebah dan Warna Biru Tua. c.
Reliable Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam merespon komitmen dan janji, dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan. Yang disimbolkan dengan gambar Kudan dan Warna Hitam.
d.
Innovative Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan implementasi yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja diatas standar. Yang disimbolkan dengan gambar Cakrawala dan Warna Silver/Abu-abu.
Falsafah Perusahaan Partnership for Sustainable Growth.
1.2
BIDANG USAHA PERUSAHAAN
Perseroan merupakan produsen baja lembaran panas (HRC) dan baja lembaran dingin (CRC) terbesar serta produsen batang kawat baja (WR) terbesar kedua di Indonesia.
1.2.1 Hot Rolled Coil/Sheet
Baja lembaran panas yang berupa coil dan pelat adalah jenis produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan panas. Pabrikan dan para pengguna jenis baja ini umumnya menyebut produk ini 'baja hitam' sebagai pembeda terhadap produk baja lembaran dingin yang juga biasa dikenal sebagai 'baja putih'. Krakatau Steel juga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
memproduksi baja plain carbon dan baja micro-alloyed yang dapat digunakan untuk berbagai penggunaan, dari kualitas umum atau komersial hingga kualitas khusus, seperti struktur rangka baja, komponen dan rangka kendaraan bermotor, tiang pancang, komponen alat berat, fabrikasi umum, pipa dan tabung umum, pipa dan tabung untuk jalur pipa dan casing, tabung gas, baja tahan korosi cuaca, bejana bertekanan, boilers, dan konstruksi kapal. Ketebalan pelat baja lembaran panas berkisar antara 0,18 hingga 25 mm, sedangkan lebarnya antara 600 hingga 2060 mm. Produk baja lembaran panas dapat diberikan dalam bentuk coil dan pelat. Kondisinya dapat berupa gulungan atau sebagai produk yang melalui proses pickling dan oiling (hot rolled coil-pickled oiled atau HRC-PO). PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk mampu menghasilkan baja lembaran panas berkualitas tinggi untuk penggunaan khusus karena telah menjalankan proses kontrol thermomekanik dan proses desulfurisasi menggunakan ladle furnace. Penggunaan baja lembaran panas meliputi aplikasi-aplikasi seperti yang tercantum di bawah ini:
Konstruksi Umum & Las
Pipa & Tabung
Komponen & Rangka Otomotif
Jalur Pipa untuk Minyak & Gas
Casing & Tubing Pipa Sumur Minyak
Tabung Gas
Baja Tahan Korosi Cuaca
Rerolling
Konstruksi Kapal
Boiler & Pressurized Container
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
1.2.2 Cold Rolled Coil/Sheet
Baja lembaran dingin yang banyak dikenal dengan nama 'baja putih' ('white steel') adalah salah satu bentuk produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan dingin. 'Baja putih' ini memiliki sifat tipikal yang berbeda secara signifikan dengan 'baja hitam' atau baja lembaran panas. Baja lembaran dingin memiliki kualitas permukaan yang lebih baik, lebih tipis dan dengan ukuran yang lebih presisi, serta mempunyai sifat mekanis yang baik dan formability yang sangat bagus. Baja dalam kategori ini umumnya dimanfaatkan dalam proses pembentukan karena material ini memiliki formability, weldability, dan kualitas roughness yang lebih baik. Baja putih ini juga dipakai untuk aplikasi dalam industri galvanizing (zinccoating), enamelware (porcelain-coating), dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan kaleng makanan berlapis timah (tin mill-black plate) dalam industri makanan dan minuman. Untuk lembaran baja yang dikuatkan (annealed sheet), kisaran ketebalan baja putih yang dihasilkan Krakatau Steel adalah 0,20 hingga 3,00 mm, sedangkan untuk unannealed (dalam bentuk gulungan) ketebalan maksimumnya adalah 2,00 mm. Krakatau Steel memiliki fasilitas vacuum degasser dan ladle metallurgy untuk menghasilkan baja dengan kualitas khusus, seperti baja karbon sangat rendah dan Interstitial Free Steel (IF Steel) yang cocok digunakan untuk menghasilkan produk dengan kualitas extra deep drawing. Untuk dapat memenuhi kebutuhan baja lembaran dingin dengan formability dan kualitas permukaan yang tinggi, Krakatau Steel menggunakan fasilitas batch annealing furnace khusus dengan atmosfer hidrogen murni. Aplikasi baja lembaran dingin yang diproduksi Krakatau Steel antara lain dalam bidang-bidang sebagai berikut:
Penggunaan Umum
Otomotif
Galvanized Sheet
Pipa & Tabung
Porcelain Enamelware
Tin Mill Black Plate
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
1.2.3 Wire Rod Coil
Batang kawat dibuat dari baja billet, oleh sebab itu batang kawat dikategorikan sebagai produk batangan, untuk membedakannya dari baja lembaran panas dan baja lembaran dingin yang dibuat dari baja slab. Batang kawat biasanya dikelompokkan berdasarkan kandungan karbonnya, yaitu batang kawat dengan karbon rendah, sedang, atau tinggi. Selain itu batang kawat juga dikategorikan berdasarkan aplikasinya. Batang kawat karbon rendah dan sedang memiliki kandungan karbon kurang dari 0,25%. Baja jenis ini umumnya digunakan untuk kawat, paku, wire mesh, dan sebagai bahan baku untuk welded fabrication (kisi-kisi jendela atau pintu, pagar, dan jeruji). Aplikasi khusus seperti untuk kawat elektroda berlapis untuk keperluan pengelasan, memerlukan kontrol yang sangat ketat dalam hal kandungan alloy seperti yang diinginkan oleh pelanggan. Aplikasi-aplikasi lainnya memerlukan kuat tarik yang lebih tinggi. Aplikasi tersebut memerlukan kandungan karbon yang tinggi (biasanya lebih dari 0,40%) dengan tambahan beberapa alloy seperti Nb, V, dan Cr, sehingga dapat dihasilkan baja batangan yang memiliki kuat tarik dan formability yang lebih baik. Batang kawat karbon tinggi umumnya dimanfaatkan untuk spring bed, jari-jari roda sepeda (motor), rangka payung, dan konstruksi-konstruksi lainnya. Aplikasi batang kawat meliputi:
Kawat, Paku, dan Mesh
Mur & Baut
Spring Bed, Spoke, dll.
Kawat Elektroda
Hal ini memposisikan Perseroan sebagai produsen baja terbesar di Indonesia dan pemain baja penting di kawasan Asia Tenggara. Fasilitas produksi baja terintegrasi yang dimiliki Perseroan meliputi fasilitas produksi pembuatan besi (ironmaking)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
berupa Direct Reduction Plant, pengolahan baja (steelmaking) yang terdiri dari 10 (sepuluh) dapur busur listrik (electric arc furnace/EAF) dan 5 (lima) fasilitas continuous casting machine, pabrik pengerolan baja (rolling mill) yang terdiri dari pabrik baja lembaran panas (hot strip mill), pabrik baja lembaran dingin (cold rolling mill), pabrik batang kawat baja (wire rod mill), pabrik baja tulangan (bar mill), pabrik baja profil (section mill) dan pabrik pipa baja (pipe mill). Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016, Perseroan memproduksi 1.468.329 ton dan 955.650 ton produk HRC, 559.450 ton dan 267.078 ton produk CRC, serta 134.595 ton dan 83.978 ton produk batang kawat baja (WR), 66.077 ton dan 33.571 ton baja profil (steel section), 124.481 ton dan 46.830 ton baja tulangan (steel bar), dan 71.802 ton dan 34.512 ton pipa baja (steel pipe). Perseroan menggunakan HRC yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan CRC dan pipa baja dalam jumlah besar. Perseroan menjual sebagian besar produknya di Indonesia terutama pada pelanggan Perseroan di Jakarta dan sekitarnya, dan Surabaya, Jawa Timur. Fasilitas produksi Perseroan terletak di Kota Cilegon, Provinsi Banten, dengan pasar utama produk Perseroan berada di Jakarta yang dapat dicapai melalui akses jalan tol sejauh 94 kilometer. Kegiatan operasional Perseroan didukung oleh berbagai infrastruktur pendukung serta pasokan utilitas yang disediakan oleh anak usaha Perseroan, yaitu: pembangkit listrik, jasa kepelabuhanan, dan fasilitas pengolahan air. Pelabuhan Cigading yang terletak di Selat Sunda merupakan akses utama Perseroan kepada pelanggan domestik di luar Jawa, pasar ekspor, serta pasokan bahan baku dari dalam dan luar negeri. Dalam rangka menurunkan biaya produksi serta pengembangan usaha dengan meningkatkan pasokan produk HRC, Perseroan telah memulai pelaksanaan program pembangunan Blast Furnace Complex yang akan memproduksi besi cair sebanyak 1,2 juta ton per tahun serta pabrik baja lembaran panas (hot strip mill) baru berkapasitas 1,5 juta ton per tahun. Pabrik Blast Furnace Complex direncanakan mulai beroperasi pada Desember 2016, sedangkan pembangunan HSM #2 direncanakan selesai pada 2019. Perseroan berencana untuk menggunakan hasil Penawaran Umum Terbatas untuk mendanai beberapa proyek yang termasuk di dalam pengembangan usaha
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Perseroan, yaitu peningkatan kapasitas produksi di fasilitas pembuatan baja lembaran panas (hot strip mill) serta pembangunan PLTU Batubara 1x150 MW. Jumlah penjualan konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2015 adalah masing-masing sebesar USD 1.868.845 ribu, dan USD 1.321.823 ribu. Sedangkan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 dan 2016 adalah masing-masing sebesar USD 677.238 ribu dan USD 659.121 ribu.
1.3
STRUKTUR ORGANISASI
Superintendent ITS Mechanic CRM Senior Engineer
Engineer
Supervisor CPL-ARP
Supervisor CTCM-RC
Supervisor BEECTPM-RS-CRF
Supervisor Crane, Aux. & Utility
Foreman
Foreman
Foreman
Foreman
Petugas
Petugas
Petugas
Petugas
Gambar 1.3 Struktur Organisasi ITS Mechanic CRM
1.3.1 Human Capital Information
Seiring dengan perkembangan dan tantangan bisnis yang ada, Perseroan berkomitmen untuk mendukung peningkatan keunggulan kompetitif secara berkesinambungan melalui strategi dan program-program terkait organisasi dan pengelolaan karyawan. Pendekatan yang dilakukan adalah dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan melalui modal insani dan kapabilitas organisasi. Pendekatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
ini dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dengan titik berat untuk saat ini meliputi: 1. Effective Executive Team. 2. High Performance Team Leader/Excellence in Leadership performance. 3. Key Person Excellence at Key Position. 4. Structure, System and Innovation Culture. 5. Execution, focus on business results achievement. 6. Improved effectiveness in execution, alignment and integration for all Human Capital Programs. Dengan adanya jumlah karyawan Perseroan di tahun 2015 sebanyak 4.690 orang, Perseroan berkeyakinan memiliki karyawan yang mempunyai kapabilitas tinggi dalam bekerja. Usaha-usaha untuk meningkatkan kapabilitas dan berkontribusi terhadap pencapaian target dan tujuan perusahaan juga terus dilakukan. Berikut adalah komposisi jumlah karyawan aktif berdasarkan level, pendidikan, dan usia.
Komposisi Karyawan Berdasarkan Level
Jenjang karir yang ada di Perseroan dibagi menjadi enam level, yaitu General Manager, Manager, Superintendent, Supervisor, Foreman, dan Pelaksana. Tabel 1.1 Komposisi Karyawan Perseroan berdasarkan Level
Dengan kondisi saat ini, Perseroan tetap memperhatikan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki oleh karyawan. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya tingkat pendidikan di perguruan tinggi dari tahun 2014 – 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Tabel 1.2 Komposisi karyawan berdasarkan Pendidikan
Tahun 2015, sebaran demography karyawan banyak diisi oleh karyawan berusia 50 tahun ke atas. Hal ini menuntut kegiatan transfer knowledge harus lebih digiatkan agar generasi selanjutnya di Perseroan mampu memiliki pengetahuan yang lebih matang. Tabel 1.3 Komposisi Karyawan berdasarkan Usia
Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi Karyawan
Tahun 2015, Perseroan menganggarkan biaya pelatihan pengembangan sebesar 0,4% dari overhead Perseroan. Program pengembangan yang dilakukan Perseroan meliputi program pelatihan dan pengembangan kompetensi yang meliputi (knowledge, skill, dan attitude). Pelatihan yang dilaksanakan oleh Perseroan adalah antaralain pelatihan karyawan baru, pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi.
Pelatihan Karyawan Baru
Selama tahun 2015, Perseroan telah merealisasikan program-program onboarding bagi karyawan baru. Untuk karyawan level operator, Perseroan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
melakukan program on-boarding yang terdiri dari pelatihan bina mental,induction course selama 148 jam per orang dan pelatihan dasar bagi operator selama 320 jam per orang. Kemudian dilanjutkan dengan on the job training dan masa percobaan. Untuk karyawan baru dari D3 dan S1, Perseroan melakukan pelatihan bina mental selama satu bulan, induction course selama 136 jam per orang dan dilanjutkan dengan on the job training selama 10 bulan. Total waktu yang dihabiskan adalah sekitar 1 tahun yang merupakan program management trainee.
Pelatihan Berbasis Kompetensi
Pengelolaan kompetensi karyawan dilakukan dengan sistem yang terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Kompetensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu hard competency dan soft competency. Soft competency menggunakan Kompetensi
Dasar
yang
merupakan standard
competency
generic,
dan
Kompetensi Managerial yang merupakan kompetensi yang didefinisikan sesuai dengan kebutuhan Perseroan. Hard competency di-review dan di-update dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan Perseroan. Untuk meningkatkan kompetensi karyawan, Perseroan membuat programprogram pengembangan, termasuk didalamnya program pelatihan. Selain pelatihan eksternal dengan mengirim ke lembaga eksternal, Perseroan juga melakukan pelatihan secara internal dan in-house. Realisasi pelatihan Perseroan untuk tahun 2015 adalah sebesar 95 jam per orang per tahun, diluar pelatihan untuk proyek strategis. Pelatihan untuk proyek strategis merupakan adalah pelatihan intensif untuk construction maupun operasional. Penyelenggaraan
pelatihan
dititikberatkan
untuk
memperkecil gap karyawan dan juga mendukung pengembangan kompetensi karyawan dalam mengeksekusi proyek-proyek strategis Perseroan. Untuk karyawan tingkat operator dan foreman, Perseroan juga melaksanakan programprogram sertifikasi pada area-area utama Perseroan dengan menggunakan fasilitas LSP yang dimiliki.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Selama tahun 2015, pencapaian tingkat pemenuhan kompetensi karyawan terhadap persyaratan jabatannya adalah sebesar 80,1%. Angka ini akan berfluktuasi seiring dengan adanya perubahan dalam struktur organisasi, perpindahan orang dan rekrutmen. Selain itu, Perseroan juga membuat program pelatihan berjenjang yang berisi program-program pengembangan kompetensi sesuai dengan level masing-masing karyawan. Selama tahun 2015, terdapat 47 pimpinan Perseroan dan Group yang sudah mengikuti paket program Leadership Development Program, 75 karyawan yang sudah mengikuti paket program Supervisor Development Program dan 90 karyawan yang mengikuti paket program Foremen Development Program.
Sertifikasi
Perseroan memiliki 4 kategori sertifikasi, antara lain: Sertifikasi Peralatan Produksi, Sertifikasi Produk, Sertifikasi Sistem & Manajemen, dan Sertifikasi Profesi. Dimana, sertifikasi profesi yang dibagi menjadi 2 yaitu ekternal dan internal. Sertifikasi profesi ekternal terkait compliance dengan regulasi dan standard, sedangkan sertifikasi profesi internal terkait dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Sejak tahun 2012, Perseroan memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dapat melakukan pengujian dan mengeluarkan sertifikasi profesi yang diakui secara nasional. Standar-standar kompetensi, alat ukur dan metoda pengujian terus dikembangkan dan diperbaharui sesuai dengan kondisi lapangan dan juga standar nasional
yang
diakui.
Sertifikasi
ini
difokuskan
pada
spesifik hard
competency perusahaan terkait dengan pabrik dan produksi besi dan baja. Proses sertifikasi yang dilakukan berupa evaluasi, tes, dan asesmen. Karyawan akan menjalani pengukuran kompetensi secara tertulis, praktik, lisan, ataupun observasi untuk dapat dinilai sejauh mana kompetensi yang dimiliki dan dicatatkan profil individunya. Profil individu karyawan, bersama-sama dengan persyaratan jabatan, persyaratan sertifikasi oleh standard dan regulasi serta kebutuhan dari proyek strategis, menjadi input untuk melakukan proses training need analysis untuk menyusun program pengembangan bagi perseroan. Tahun 2015, LSP telah mengeluarkan sebanyak 95 Sertifikat untuk level operator dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
foreman. Selain itu, ada 21 skema sertifikasi yang dikembangkan dan sudah didaftarkan ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Pengelolaan Talenta
Perseroan mengembangkan program pengelolaan talenta untuk dapat melakukan program development bagi calon ahli maupun calon pemimpin perusahaan baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Program ini akan mengidentifikasi dan mengembangkan karyaran yang diidentifikasikan memiliki potensi tinggi dan juga menunjukkan kinerja yang baik. Untuk program Leadership Development Program, Karyawan akan melalui proses identifikasi dan seleksi. Setelah itu, peserta akan diberikan pembekalan mengenai tata kelola perusahaan, bisnis dan industri baja sebagai bagian dari pengembangan future business leader. Selanjutnya, setelah talenta ditempatkan dan dimonitor dalam jangka waktu tertentu, maka talenta berhak untuk mendapatkan program retention sesuai dengan kinerjanya masing-masing. Penerapan program ini dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Diharapkan penerapan manajemen talenta ini akan meningkatkan efektivitas pengelolaan karyawan.
Perencanaan Karir dan Suksesi
Career dan Succession Planning dilakukan berdasarkan pada prinsip “the right man on the right place” sehingga seluruh perencanaannya berdasarkan kepada kesesuaian profil antara kompetensi individu karyawan dan persyaratan jabatan yang ada. Untuk itu Perseroan juga telah menetapkan career path, terutama bagi jabatan-jabatan
yang
dianggap
vital
bagi
Perseroan.
Selain
digunakan
untuk succession plan, career path juga digunakan untuk memberikan arah pengembangan bagi karyawan (career plan) dengan mempertimbangkan kebutuhan Perseroan serta minat dan bakat karyawan. Succession Planning dilakukan dengan menyusun Replacement Table Chart (RTC) terutama untuk posisiposisi kunci yang ada di Perseroan, baik melalui jalur promosi maupun melalui jalur mutasi. Selain itu, Perseroan juga harus memastikan keberadaan talenta untuk mampu mengisi posisi-posisi kunci
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
agar dapat terus berkinerja dengan baik. Salah satu program pengembangan individual yang dilakukan Persero yaitu penugasan karyawan ke anak perusahaan dan joint venture. Tahun 2015, sebanyak 21 karyawan yang ditugaskan ke anak perusahaan dan joint venture. Dengan adanya pengembangan individu, Perseroan meyakini
mampu
melahirkan
karyawan-karyawan
yang
unggul
secara
berkesinambungan.
Pengelolaan Pengetahuan
Dengan kondisi bisnis yang semakin menantang, Perseroan menyadari pentingnya pengetahuan dan keahlian yang dimiliki karyawannya untuk dapat terus meningkatkan kinerja dan daya saing Perseroan. Untuk itu, Perseroan berupaya untuk terus memetakan, mengeksplorasi, memelihara dan mengembangkan pengetahuan-pengetahuan, terutama yang terkait dengan proses produksi baja agar senantiasa terpelihara dan terbina dengan baik. Selain itu, Perseroan juga terus mendorong pemanfaatan pengetahuan ini untuk dapat meningkatkan kompetensi dan kinerja karyawan. Perseroan menggunakan teknologi informasi dengan membangun Web
Knowledge
Management untuk
memudahkan
proses
pemeliharaan dan pemanfaatan pengetahuan ini. Aktivitas Web Knowledge Management selama 2015 adalah sebagai berikut:
Gambar 1.4 Jumlah materi knowledge (Sumber : Krakatau Steel, 2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Gambar 1.5 Pencapaian Target Pengumpulan Pengetahuan Karyawan (Sumber : Krakatau Steel, 2016)
Untuk tahun 2015, terdapat 155 materi yang dapat diserap dan didokumentasikan ke dalam Web Knowledge Management. Hal ini menunjukan bahwa setiap tahunnya, pengumpulan pengetahuan karyawan mengalami pencapaian melebihi target yang ditetapkan. Setiap upaya pengelolaan pengetahuan karyawan merupakan tanggung jawab dari seluruh insan Perseroan. Salah satu program yang digalakan oleh Perseroan selain Web Knowledge Management adalah dengan melaksanakan program transfer knowledge terkait dengan karyawan yang memasuki masa pensiun. Oleh sebab itu, Manajemen harus mampu mengidentifikasi key person dan karyawan baru untuk melakukan transfer knowledge. Transfer Knowledge ini didasarkan atas kompetensi yang dimiliki masing-masing individu di unit-unit, sehingga program ini dapat dilakukan secara optimal.
Remunerasi dan Kinerja
Perseroan menerapkan sistem manajemen kinerja untuk mengontrol dan mengukur pencapaian Sasaran Rencana Kerja (SRK). Sasaran Rencana Kerja unit kerja merupakan penjabaran dari strategi Perseroan (LTDP, RJPP dan RKAP). Penjabaran sasaran kerja ini dilakukan dari tingkat Perseroan, Unit kerja, sampai ke tingkat individu Karyawan (SKI). Untuk penilaian kinerja karyawan, Perseroan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
melakukan penilaian pada dua kriteria besar, yaitu aspek kinerja dan aspek perilaku yang mengacu kepada nilai-nilai Perseroan, CIRI (Competence, Integrity, Reliable, Innovative). Perseroan juga memberikan insentif dan dorongan motivasi, baik kepada unit kerja maupun kepada karyawan dengan memberikan penghargaan melalui proses penilaian yang diadakan secara rutin setiap tahun.
Aktivitas Gugus Mutu
Untuk mendorong peningkatan kinerja dan performansi, Perseroan secara aktif terus mendorong budaya inovasi. Untuk itu Perseroan mentargetkan inisiatif dan program-program yang pada akhirnya diharapkan akan mampu meningkatkan performansi Perseroran. Selama 2015 terdapat 45 Proyek Kendali Mutu, 142 Gugus Kendali Mutu dan 201 Suggestion System. Seluruh unit kerja di Perseroan mentargetkan minimum 5% dari jumlah karyawannya untuk aktif dalam aktivitas aktivitas ini. Tabel 1.4 Aktivitas gugus mutu
Keseluruhan hasil kegiatan gugus tersebut telah memberikan kontribusi terhadap upaya efisiensi, perbaikan kualitas hasil dan proses kerja. Gugus mutu yang dinilai terbaik ditampilkan dalam ajang IQ Day di masing-masing Direktorat. Mereka juga diberikan kesempatan untuk bertanding di Konvensi Mutu tingkat nasional dan internasional. Pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai aset tenaga kerja menjadi perhatian khusus dari Perseroan. Perseroan
menekankan
pentingnya
kesejahteraan,
keselamatan
kerja,
pembentukan lingkungan kerja yang sehat dan kondusif terhadap peningkatan kinerja, serta kesetaraan kesempatan dari Insan Krakatau Steel dalam beraktivitas dan bersinergi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Di samping itu, Perseroan menuntut seluruh karyawan Krakatau Steel untuk berperilaku sesuai pedoman Kode Etik dan Budaya Perseroan. Pengendalian gratifikasi juga dilakukan Perseroan untuk menjauhkan karyawan Krakatau Steel dari kasus hukum yang akan merugikan baik Perseroan maupun karyawan Krakatau Steel sendiri.
Hubungan Industrial dan Kebebasan Berorganisasi
Melalui pengembangan hubungan industrial yang sehat antara Perseroan, manajemen dan seluruh karyawan. Perseroan berkenan atas kemerdekaan berserikat dan berkumpul dari karyawan Krakatau Steel, yang dituangkan dalam keberadaan Serikat Pekerja. Sejak tahun 1999 telah dibentuk Serikat Karyawan Krakatau Steel (SKKS) yang menjadi wadah untuk menampung aspirasi karyawan dan memperjuangkan kepentingan karyawan. SKKS diposisikan sebagai mitra oleh Perseroan dengan maksud untuk membangun sinergi dalam mencapai atau mewujudkan tujuan Perseroan, dengan slogan “Perusahaan Jaya, Karyawan Sejahtera”. Manajemen Perseroan dan Serikat Pekerja secara periodik dua tahunan melakukan perundingan yang hasilnya dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang juga merupakan landasan peraturan kekaryawanan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/