BAB 9 PENUTUP Pada Bab ini mencakup kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk penelitian selanjutnya. 9.1. Kesimpulan Berdasarkan pemodelan matematis, analisis, dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Model total biaya gabungan yang merupakan pengembangan model Banerjee (1986) dan Prasetyo dan Fauza (2006) dinyatakan dengan persamaan berikut:
b. Kebijakan ukuran lot yang digunakan dalam penelitian untuk menentukan harga jual produk per unit dari sudut pandang pemasok meliputi EOQ, EPQ, dan ukuran lot gabungan. c. Berdasarkan contoh numerik, ukuran lot terendah diperoleh dengan menggunakan kebijakan EOQ yaitu 325,688 unit tetapi harga jual produknya paling tinggi yaitu $7,54/unit. Dengan kebijakan EPQ, ukuran lot yang diperoleh adalah 6.673,339 unit dengan harga jual produk $6,15/unit. Sedangkan dengan menggunakan kebijakan ukuran lot gabungan diperoleh harga jual produk $6,24/unit dan ukuran lot 2.393,417 unit. d. Pengembangan
model
Banerjee
(1986)
dengan
penambahan
biaya
perbaikan dan restorasi dari model Prasetyo dan Fauza (2006) menghasilkan total biaya gabungan terendah jika menggunakan kebijakan ukuran lot gabungan. e. Meskipun pada masing-masing model penelitian kebijakan ukuran lot yang digunakan berbeda dan menghasilkan nilai harga jual produk dan ukuran lot yang berbeda pula, pemasok tetap mencapai target keuntungan yang telah ditetapkan yaitu $1,5/unit. f.
Berdasarkan hasil uji analisis sensitivitas, solusi optimal sensitif terhadap perubahan parameter jumlah permintaan produk per periode (D) dan relatif
54
tidak sensitif terhadap nilai parameter setup pemasok (S2) dan biaya inventori pemasok (h2). 9.2. Saran Model pada penelitian kali ini masih digunakan banyak asumsi dan belum melibatkan biaya-biaya yang relevan. Maka pengembangan model dengan biayabiaya yang relevan yang sesuai dengan kenyataan dan disertai implementasi dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
55
DAFTAR PUSTAKA Aditomo, G. S. (2012). Model biaya persediaan gabungan untuk penentuan harga jual produk. Skripsi. Jurusan Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Bahagia, S. N. (2003). Sistem Inventori. Departemen Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung. Banerjee, A. (1986). A supplier’s pricing model under a customer's economic purchasing
policy.
Omega,
14(5),
409–414.
doi:10.1016/0305-
0483(86)90082-4 Banerjee, A. (2005). Concurrent pricing and lot sizing for make-to-order contract production. International Journal of Production Economics, 93-94, 189– 195. doi:10.1016/j.ijpe.2004.06.017 Besterfield, D. H. (2001). Quality control (6th ed.). New Jersey, MA: Prentice Hall. Bintoro, A. G. (2010). Penentuan ukuran lot ekonomis gabungan produsen dan distributor untuk produk dengan garansi. Jurnal Teknologi Industri, Vol. XIII, No. 2, 165-167. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Chapra, S. C. & Chanale, R. P. (2006). Numerical Methods for Engineers (5th ed.). New York, MA: McGraw-Hill. Chen, J. M. & Chen, L. T. (2005). Pricing and production lot-size/scheduling with finite capacity for a deteriorating item over a finite horizon. Computers & Operations
Research,
32(11),
2801–2819.
doi:10.1016/j.cor.2004.04.005 Goyal, S. K., Huang, C. K., & Chen, K. C. (2003). A simple integrated production policy of an imperfect item for vendor and buyer. The International Journal of Advanced Manufacturing Technology: Production Planning & Control, 14 (7) 596–602. doi:10.1080/09537280310001626188 Hax, A. C. & Candea, D. (1984). Production and inventory management. New Jersey, MA: Prentice Hall. Indrapriyatna, A. S., Suprayogi, Iskandar B. P., & Halim, A. H. (2007). Model penjadwalan batch pada satu mesin yang mengalami deteriorasi untuk minimasi total ongkos biaya simpan dan biaya kualitas. Journal of
56
Institute of Research and Community Outreach, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Petra. ISSN: 14112485 Irawan, D., Prassetiyo, H., & Desrianty, A. (2013). Model optimisasi lot produksi pada sistem produksi yang mengalami deteriorasi dengan kriteria minimasi total ongkos. Jurnal Online Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional, Bandung. Reka Integra ISSN: 2338-5081 Kadarisman & Astri M. (2007). Model optimisasi untuk lot produksi pada sistem produksi yang tidak sempurna dengan kriteria minimisasi total ongkos. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri, ITENAS, Bandung. Kim, T., Hong, Y., & Young, S. (2006). Joint economic procurement — production – delivery policy for multiple items in a single-manufacturer, multipleretailer system. International Journal of Production Economics, 103, 199–208. doi:10.1016/j.ijpe.2005.06.005 Lee, W. (2005). A joint economic lot size model for raw material ordering, manufacturing setup, and finished goods delivering, 33, 163–174. doi:10.1016/j.omega.2004.03.013 Lin, H. D., Chiu, Y. P., & Ting, C. K. (2008). A note on optimal replenishment policy for imperfect quality EMQ model with rework and backlogging. Computers & Mathematics with Applications Jornal, 56(11), 2819–2824. doi:10.1016/j.camwa.2008.07.009 Muller, M. (2003). Essentials of inventory management. AMACOM, USA. Moustafa, M. S., Maksoud, E. Y. A., & Sadek, S. (2004). Optimal major and minimal maintenance policies for deteriorating systems. Reliability Engineering
&
System
Safety,
83(3),
363–368.
doi:10.1016/j.ress.2003.10.011 Porteus, E.L. (1986). Optimal lot sizing, process quality improvement, and setup cost reduction. Operations Research, Vol.34, pp.137-144 Pibernik, R., Zhang, Y., Kerschbaum, F., & Schröpfer, A. (2011). Secure collaborative supply chain planning and inverse optimization – The JELS model. European Journal of Operational Research, 208(1), 75–85. doi:10.1016/j.ejor.2010.08.018
57
Prasetyo, H. & Fauza, G. (2006). Simultaneous pricing and lot sizing for a deteriorating process. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 5, p.1-6 Rezaei, J. (2008). A deterministic, multi-item inventory model with supplier selection and imperfect quality. Applied Mathematical Modelling Journal, 32, 2106–2116. doi:10.1016/j.apm.2007.07.009 Ristono, A. (2009). Manajemen Persediaan (1st ed.). Graha Ilmu, Yogyakarta Rossenblatt, M. J., & Lee, H. L. (1986). Economic production cycles with imperfect production process. IIE Transaction, Vol.18, pp.48-55 Sajadieh, M. S., Thorstenson, A., & Akbari, M. R. (2010). An integrated vendor – buyer model with stock-dependent demand. Transportation Research Part E, 46(6), 963–974. doi:10.1016/j.tre.2010.01.007 Santiyasa, I. W. (2011). Algoritma newton-raphson dengan fungsi non-linear. Universitas Udayana, Bali. Sarmah, S. P., Acharya, D., & Goyal, S. K. (2006). Buyer vendor coordination models
in
supply
chain
management,
175,
1–15.
doi:10.1016/j.ejor.2005.08.006 Siajadi, H., Raafat N. I., Lochert, P. B. (2006). Joint economic lot size in distribution system with multiple shipment policy, International Journal of Production Economics, 102, 302–316. doi:10.1016/j.ijvpe.2005.04.003 Silver, E. A., Peyke, D. F., & Peterson R. (1998). Inventory management and production scheduling (3rd ed.). New York, MA: John Willey and Sons. Silver, E. A. & Peterson R. (1985). Decision system for inventory management and production planning (2nd ed.). New York, MA: Willey. Sim, S. H. & Endrenyi, J. (1993). A failure-repair model with minimal and major maintenance. IEEE Transact Reliab, pp.42:134–9 Sucky, E. (2005). Inventory management in supply chains : A bargaining problem, International Journal of Production Economics. 94, 253–262. doi:10.1016/j.ijpe.2004.06.025 Tersine, R. J. (1994). Principles of inventory and materials management (4th ed.). New Jersey, MA: Prentice Hall.
58
Tseng, S. T. (1996). Optimal preventive maintenance policy for deterioration production system. IIE Transaction, Vol. 28, p. 687-694 Wang, C. H. & Sheu, S. H. (2003). Optimal lot sizing for products sold under freerepair warranty, European Journal of Operation Research 149, 131–141. doi:10.1016/S0377-2217(02)00429-0
59
60
61
62
63
64
65
66