BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Kelompok Bermain dan Taman Kanak merupakan pendidikan non – formal
untuk anak usia dini. Secara tidak langsung Kelompok Bermain dan TK membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Fasilitas yang lengkap dapat membantu mengembangkan daya pikir anak, selain itu secara tidak langsung fasilitas – fasilitas tersebut membantu anak menemukan bakat dan kemampuan mereka semenjak dini. Perancangan interior di dalam ruang sangat berpengaruh untuk kecerdasan anak, karena anak belajar melalui apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Element interior seperti ceiling, floor dan wall sangat berperan aktif dalam mengembangkan daya imajinativ dan kreatif mereka. Semua itu dibantu dengan desain ruangan yang yang penuh warna, gambar dan bentuk. Warna primer, merupakan warna yang paling mudah anak – anak kenal. Selain itu bentuk – bentuk geometris membantu anak belajar mengenal bentuk yang ada disekitar mereka. Gambar – gambar yang mudah dikenal atau famillyar dengan anak – anak memberikan mereka imajinasi terhadap apa yang ada disekitar mereka. Oleh karena itu, perancangan interior pada Kelompok Bermain dan taman kanak – kanak sangat penting. Selain untuk menarik siswa/i yang akan belajar disekolah tersebut juga dapat membantu meningkatkan kecerdasan, daya pikir kreatif dan imajinatif anak. 5.2
Saran Dalam perancangan interior Kelompok Bermain dan taman kanak – kanak
tidak hanya agar sekolah dapat menarik minat orangtua untuk mendaftarkan anak – anak mereka ke sekolah tersebut. Tetapi, bagaimana perancangan interior tersebut agar menyenangkan, nyaman dan aman untuk anak – anak. Segala
faktor
disekeliling anak harus diperhatikan, mulai dari pemilihan material untuk floor, ceiling dan wall yang tidak berbahaya bagi kesehatan mereka juga pemilihan
113
114
furniture yang tidak bersudut sehingga tidak melukai anak. Sirkulasi ruang yang baik, pencahayaan yang cukup juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesahatan dan keamanan anak. Selain itu perhatikan juga warna – warna yang digunakan, sesuaikan dengan psikologis anak pada usia mereka. Pemilihan bentuk yang simple dan tidak terlalu rumit juga dapat membantu anak dalam belajar.
115
REFERENSI Ernest Neufert. (1991). Data Arsitek. (edisi 33). Jakarta: Erlangga Julius Panero. (2003). Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakara Drs. H. Abu Ahmadi. (2004). Psikologi Belajar.(edisi revisi). Jakarta: Rieneka Cipta Dra. Sulasmi Darma. (1989). Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni & Desain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Garis-Garis Besar Program Pengebangan. (1986). Kurikulum Taman Kanak – Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Atik Bintoro. (2009). Material Teknik Sebagai Bahan Desain Struktur. Jakarta: Masma Dr. Kartini Kartono. (1992). Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. (2011). Juknis Penyelenggaraan TK. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini. (2012). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Formal-non Formal. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Rob Krier. (2001). Komposisi Arsitektur. Jakarta: Erlangga Materi pembelajaran PBB. (2011). Komponen Interior Bangunan. (week 2). Jakarta: Slide Binus Maya Wira Swasti. (2012). Warna Interior. Jakarta: Griya Kreasi Astri Rahmasari. (2009). Tempat Penitipan Anak dan Prasekolah. Skripsi S1. Universitas Kesenian Jakarta. Ayu Sawitri. (2002). Taman Kanak – Kanak Montesori. Skripsi S1. Universitas Kesenian Jakarta.
116
Dewi Sartika. (2012). Perancangan Interior Tempat Penitipan Anak dan Kelompok Bermain. Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara. Wawan Junaidi. 2011. Definisi Pendidikan Jasmani. (02-24-13) http:// [ wawanjunaidi.blogspot.com/2011/12/definisi-pendidikan-jasmani.html] Universitas Negeri Yogyakarta. 2013. Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta. (02-21-13). http:// [staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Muthmainnah/Pengembangan%20Daya %20Pikir%20dan%20Daya%20Cipta.pdf] Paud Anak Ceria Berbasis Lingkungan. 2011. Model – Model Pembelajaraan di Taman Kanak – Kanak. (03-08-13). http:// [paudanakceria.wordpress.com/2011/02/17/model-%E2%80%93-modelpembelajaran-di-taman-kanak-kanak/] •
Kutipan Langsung
Santrock (1998): Pemikiran praoperasional juga mencangkup transisi dari penggunaan simbol- simbol primitive kepada yang lebih maju.
Heterington & Parke (1979):Secara garis besarnya pemikiran praoperasional dapat dibagi ke dalam dua subtahap, yaitu subtahap prakonseptual dan subtahap pemikiran intuitif .
Seifert & Hoffnung (1994) :Singkatnya, komunikasi memungkinkan individu untuk belajar dari simbol – simbol yang diperoleh dari pengalaman orang lain.
Elkind (1976) : Pertanyaan – pertanyaan member petunjuk akan perkembangan mental mereka dengan mencerminkan rasa keingintahuan intelektual, serta menandai munculnya minat anak – anak akan penalaran Heterington & Parke (1979): mendefinisikan permainan sebagai “A nonserious amd self-contained activity engaged in for the sheer satisfaction it brings”.
117
Roidjakkers (1984): mengatakan bahwa metode belajar harus mampu mendorong proses pertumbuhan pola laku ,membina kebiasaan dan mengembangkan kemahiran untuk penyesuaian dalam interaksi proses pembelajaran. Briggs (1977): mengatakan bahwa yang dimaksud metode belajar suatu cara penyampaian pelajaran yang melibatkan sistem pengajaran berupa seperangkat komponen-komponen terdiri dari bahan pengajaran, tes, siswa dan guru yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Imelda S ( 2000:38): Anak lebih banyak menghabiskan waktunya di lantai, mulai dari berjalan, duduk, tiduran, berlari, melompat, mengobrol bersama teman – temannya, bermain maupun mengerjakan keterampilan.