Penentuan Harga Transfer
BAB 11 PENENTUAN HARGA TRANSPER (TRANSFER PRICING) 1. Pendahuluan Adanay banyak landasan literatur mengenai model hara transfer namun sedkit sekali dari model tersebut yang digunakan dalam kehidupan nyata. Meskipun model model tersebut tidak secara langsung dipakai dalam aktiivitas dunia usaha namun berguna dalam konseptualisasi sistem harga transfer. Model-model ini dibagi menjadi tiga jenis, R. Anthony and Vijai Govindaran (2011): Pertama Model Ekonomi. Model ini dikemukan oleh Jack Hirschleifer dalam sebuah artikel tahun 1956 yang sering disebutkan juga Model Klasik yang mengasumsikan bahwa harga transfer akan dipengaruhi oleh staf pusat dan menyangkal pentingnya negosiasi diantara unit –unit usaha. Kedua Model Program Linier adalah model yang berdasarkan pendekatan biaya kesempatan (Opportunity Cost), model ini juga mengkombinasikan hambatan hambatan kapasitas serta model ini dapat menghitung polla produksi optimal, sehingga model program Linier menghitung nilai yang menunjukan kontribusi laba dari setiap sumber daya yang langka yang dikenal dengan istilah harga bayangan. Ketiga Model Nilai Shapley, Model ini dikembangkan pada tahun 1953 oleh L.S. Shapley sebagai metode pembagian laba dari koalisiperusahaan atau individu dari bebarapa ianggota individu sesuai dengan proprosi kontribusi masing–masing. Model-model tersebut diatas kurang popouler dan tidak pleksibel dalam praktek bisnis . Dengan semakin komplek lingkungan afiliasi perusahaan maupun divisi usaha serta diferensiasi bisnis maka pengelolaan unit–unit bisnis cenderung kearah desentralisasi. Latar belakang timbulnya penentuan harga transfer dapat dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis dan perlunya integrasi manejemen usaha. Masalah penentuan harga transfer terjadi dalam perusahan yang organisasinya disusun menurut Pusat-pusat laba dan antar pusat laba tersebut terjadilah transfer berupa barang dan jasa. Jika suatu kesatuan usaha (entity) dibagi dalam banyak/segmen dengan manajer-manajer yang mempunyai tanggung jawab maka area divisi/segmen tersebut disebut Pusat Tanggung jawab (Renponsilibity Center) yang terdiri dari : Harga transfer merupakan harga yang dibebankan oleh satu sub-unit untuk suatu produk atau jasa yang dipasok ke subunit yang lain diorganisasi yang sama. Harga transfer berusaha untuk mencapai (a) kesesuain tujuan, (b) usaha manajemen, (c) evaluasi kinerja subunit, dan (d) otonomi subunit (jika diinginkan) 1). Pusat Biaya/Pusat Pengeluaran (Cost Center/Expenses Center) Adalah merupakan suatu segmen organisasi perusahan yang bertugas
172
Penentuan Harga Transfer
hanya mengawasi / tugas kontrol atas biaya / pengeluaran saja. Suatu divisi dalam suatu industri disebut pusat biaya jika manajer di divisi itu hanya bertanggung jawab mengontrol / mengendalikan biaya saja dan tidak terhadap pendapatan. 2). Pusat Laba /Pusat Pendapatan ( Profit Center) Adalah merupakan suatu segmen perusahaan yang melakukan kontrol / pengendalian biaya dan pendapatan. Dengan demikian laba bersih dan marjin kontribusi bisa dihitung dan dipergunakan untuk profit center. 3). Pusat Investasi (Investment Center) Adalah Segmen yang mengendalikan bukan hanya pendapatan dan biaya saja tetapi termasuk juga mengendalikan dana investasi/Capital Budgeting. Dengan demikian selain laba bersih, marjin kontribusi juga dihitung laba pada pusat-pusat investasi. Dalam arti sempit harga transfer merupakan harga barang jasa yang ditransfer antar pusat laba dalam perusahaan yang sama. Karena kinerja manajer pusat laba diukur bersarkan laba yang diperolehnya,maka setiap tranfer barang/jasa anter pusat laba selalu diperhitungkan keuntungan. Dalam arti luas harga tranfer meliputi harga pokok barang / jasa yang ditransfer antar pusat tanggung jawab (responsibility center) dalam perusahaan. Dengan demikian pengertian harga transper ini meliputi semua bentuk alokasi biaya dari departemen pembantu dan departemen produksi dan harga jual produk/jasa yang ditranfer antar pusat laba. (Secaral rinci dakan diuraikan dalam bab Akuntansi Pertanggung jawaban). 2. Masalah yang harus diperhitungkan penentuan Harga transfer. Karena setiap divisi yang dibentuk perusahaan diukur kinerjanya aas dasar laba yang diperoleh masing-masing, maka dua hal yang selalu dibahas dan disepakati antar divisi yaitu antara divisi yang menyerahkan dan divisi yang menerima produk / jasa di perusahan (antara divisi penjual dan divisi pembeli) adalah: Pertama: Dasar penetuan harga transfer dan Kedua: Besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Dasar Penentuan Harga transfer 2.1 Dasar Penentuan Harga Transfer Dasar dalam penentuan harga transfer yang dapat dan biasa dipergunakan adalah : (i) Berdasarkan harga pasar (Market Price –Minus ) (ii) Berdasarkan biaya atau harga pokok (Cost-Based Transfer Pricing ) (iii) Berdasarkan Harga yang dinegosiasikan/yang disepakati Penentuan harga transfer secara rinci diklasifikasikan a. Harga transfer atas dasar harga Pasar dan Harga transfer dasar Biaya b. Biaya dapat dipisahkan antara biaya penuh sesungguhnya dan biaya penuh standar.
173
Penentuan Harga Transfer
c. Biaya penuh sesungguhnya maupun standar dapat dilakukan dengan pendekatan Obsorption Costing,direct costing dan Activity-Based-Costing. Perbandingan penetapan Harga transfer dapat diikhtisarkan sebagai berikut : Kriteria
Berdasarkan Pasar
Berdasarkan biaya
Dinegosiasikan
Mencapai Ya, ketika pasar Sering tapi tidak selalu kesesuaian tujuan kompetitif congruencer
Ya
Bermanfaat untuk mengavaluasi kinerja subunit
Ya, tetapi harga transfer dipengaruhi oleh kekuatan tawar menawar dari divisi yang membeli dan menjual
Ya, ketika pasar Sulit, kecuali harga kompetitif transfer melampaui biaya penuh dan bahkan pendapat itu bersifat subjektif
Ya Memotifasi usaha manajemen
Ya, ketika didasarkan Ya pada biaya yang dianggarkan; lebih sedikit insetif untuk mengendalikan biaya jika transfer didasarkan pada biaya aktual
Mempertahankan otonomi subunit
Ya ketika pasar Tidak karena kompetitif didasarkan pada aturan
Ya, karena harga didasarkan pada negosiasi antar subunit
Faktor lain
Pasar mungkin tidak ada, atau pasar mungkin tidak sempurna atau tertekan
Tawar menawar dan negosiasi memerlukan waktu dan mungkin perlu ditinjau secara berulang kali ketika kondisi berubah
Bermanfaat untuk menentukan biaya penuh dari produk dan jaasa; mudah untuk diimplementasikan
174
Penentuan Harga Transfer
2.2. Ilustrasi Penetapan Harga Transfer (Adaptasi dari: Charles T.Horngren) Harga kontrak perbarel minyak mentah yang dipasok di Prabumulih = $ 12
Divisi Transportasi Biaya variabel per barel minyak mentah $1 Biaya tetap per barel minyak mentah $3 Biaya penuh per barel minyak mentah $4
Barel minyak mentah yang ditransfer
Harga pasar per barel minyak mentah yang dipasok ke Penyulingan Plaju = $ 21
Divisi Penyulingan Biaya variabel per barel bensin $ 8 Biaya tetap per barel bensin $ 6 Biaya penuh per barel bensin $ 14
Harga pasar per barel bensin yang dijual kepihak eksternal = $ 58
Harga transfer tersebut akan bervariasi bergantung pada metode penetapan harga yang digunakan.Bila dari ilustrasi diatas harga transfer dari divisitranportasi ke divisi Penyulingan dalam ketiga metode penetapan harga transfer adalah : 1. Harga transfer berdasarkan pasar sebesar $ 21 per-barel minyak mentah didasarkan pada harga pasar kompetitif di Pelaju palembang. 2. Harga transfer berdasarkan biaya pada, MISALKAN 110% biaya penuh, dimana biaya penuh merupakan biaya dari minyak mentah yang dibeli ditambah biaya variabel dan biaya tetap divisi transportasi: 1,10 x ($12+ $1+ $ 3) = $ 17,60. 3. Harga transfer yang dinegosiasikan sebesar $ 19,25 per-barel minyak mentah yang berada diantaraharga transfer berdasarkan pasar dan harga transfer berdasarkan biaya. Harga transfer menciptakan laba untuk divisi penjualan dan biayayang berhubungan dengan divisi pembelian yang hilang ketika hasildivisi digabungkan secara keseluruhan didalam PT Pertamina Plaju. Dari ilustrasi tambahan diatas berarti total laba operasi PT Pertamina Pelaju dari pembelian,pengangkutan dan penyulingan bila diasumsikan jumlah minyak ditransfer 100 barel dan penjualan 50 barel bensin maka akan internal yang digunakan sebagaiman diiliustrasikan selanjut ini:
175
Penentuan Harga Transfer
PT Pertamina Pelaju Data Produksi dan Penjualan Barel minyak yang ditransfer = 100 Barel bensin yang dijual = 50 Keterangan
Transfer Internal pada harga Pasar $21 per barel
Divisi Transportasi Pendapatan $21, $17,60, $19,25 x 100 barel minyak mentah $2.100 Biaya Biaya pembelian minyak mentah, $12 x 100 barel minyak mentah 1.200 Biaya variable divisi, $1 x 100 barel minyak mentah 100 Biaya tetap divisi, $3 x 100 barel minyak mentah 300 Total biaya divisi 1.600 Laba operasi divisi $ 500 Divisi Penyulingan Pendapatan, $58 x 50 barel bensin Biaya Biaya angkut , $21, $17,60, $19,25 x 100 barel minyak mentah Biaya variable divisi, $8 x 50 barel bensin Biaya tetap divisi, $6 x 50 barel bensin Total biaya divisi Laba Operasi divisi Laba Operasi kedua divisi
Laba Operasi
Transfer Internal Transfer pada 110% Internal pada biaya penuh = harga Negosiasi $17,60 per barel Pasar $19,25 per barel
$1.760
1.200]
$.1.925
1.200
100
100
300 1.600 $ 160
300 1.600 $ 325
$2.900
$2.900
$2.900
2.100
1.760
1.925
400
400
400
300 2.800 $ 100
300 2.460 $ 440
300 2.625 $ 275
$ 600
$ 600
$ 600
= Pendapatan – biaya minyak mentah yang dibeli – biaya transportasi – biaya penyulingan
176
Penentuan Harga Transfer
= ($58 x 50 barel bensin ) – ($12 x 100 barel minyak mentah - $4 x 100 barel minyak mentah - $14 x 50 barel bensin) = $2.900 - $1.200 - $400 - $700 = $600 2.2. Besarnya Laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Dua faktor yang harus dipertimbangkan dan disepakati antara penjual dan pembeli produk/jasa dalam menentukan laba yang diperhitungkan harga transfer adalah : a. Dasar yang digunakan untuk menentukan laba b. Besarnya Laba yang diperhitungkan. Prosentase tertentu dari Aktiva yang dipergunakan untuk memproduksi produk.Jika laba ditentukan dengan persen tertentu dari biaya penuh,harga transfer yang dihasilkan Dasarnya digunakan dapat mempergunakan persen tertentu dari Total biaya atau tidak memperhitungkan modal yang dibutuhkan dalam memproduksi produk transfer. Aktiva penuh dasar yang baik dalam menghitung laba dalam harga transfer,namun banyak masalah yang timbul dalam menentukan Investement Based 2.3. Dasar Penentan Harga trasfer Dalam menyusun Kebijakan peenetapan harga transfer pandangan dari divisi penjual/yang menyerahkan dan divisi pembeli/pemakai harus dipertimbangkan Pendekatan biaya yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut adalah pendekatan biaya peluang (Opportunity Cost-approach) yaitu dengan cara mengidentifikasi harga minimum yang ingin diterima DIVISI PENJUAL dan harga maksimum yang menguntungkan dibayar/dibebankan oleh DIVISI PEMBELI. Harga–harga minimum dan maksimum tersebut sesuai dengan biaya peluang (opportunity cost) transfer internal yakni harga transfer minimal divisi penjual dan harga transfrer minimal divisi pembeli (i) Harga transfer minimum adalah :harga transfer yang akan membuat keadaan dvisi penjual tidak menjadi lebih buruk/ divisi merugi jika barang dijual pada divisi internal dari pada dijual kepada pihak luar yang sering disebut batas bawah (floor) dari rentang penawaran. (ii) Harga transfer maksimum adalah : harga transfer yang akan membuat keadaan divisi pembeli tidak menjadi lebih buruk/laba divisi menurun jika suatu input /suku cadang/barang dibeli dari divisi internal dibandingkan bila dibeli dari eksternal,yang sering disebut batas atas (ceiling0 dari rentang penawaran.. (i). Penentuan Harga Transfer dengan Harga pasar. Pada umum Harga transfer yang ditentukan oleh harga pasar ,maka Harga pasar tersebut harus dikurangi (Market Price—minus): a. Potongan volume : Berupa penghematan biaya pada divisi penjual karena besarnya volume yang diproduksi, dimana dengan membeli dari luar keasempatan/ opportunity tersebut hilang. Oleh karena itu potongan volume dikurangi dari
177
Penentuan Harga Transfer
b.
c.
harga pasar dalam penentuan harga transfer. Didalam transfer produk divisi tidak mengeluarkan biaya: promosi, iklan, komisi penjualan dan biaya penagihan. Oleh karena itu biaya-biaya tersebut harus dikurangi dari harga pasar dalam penentuan harga transfer. Jika transfer produk langsung dari divisi produksi maka biaya pergudangan tidak diperhitungkan dalam harga transfer.
Penentuan harga transfer dgn Market-price-minus Harga pasar 100 % Dikurangi: Potongan Volume 1% Biaya Penjualan 12 % Komosi Penjualan 2% Biaya Penagihan 0,5 % Biaya Pergudangan 5,5 % Jumlah Pengurangan 21,0 % Kebaikan dari metode ini karena harga pasar merupakan opportunity Cost sehingga dapat dijadikan alat ukur yang baik bagi kinerja divisi pembeli dan divisi penjual perusahan. Kelemahan antara lain tidak semua produk punya harga pasar,biasanya divisi penjual sudah punya pasar pasti dengan harga yang telah disepakati serta harga pasar sering berbeda dengan harda dalam price list. (ii). Penenrtuan Harga transfer atas dasar Biaya (Cost –Based Transfer Pricing) Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dalam penentuan harga transfer atas dasar biaya adalah : a. Tanggung jawab masing-masing divisi yang terlibat harus dipisahkan, bila divisi penjual tidak efesien maka penentuan harga transfer harus dikeluarkan/tidak boleh dialihkan ke divisi pembeli melalaui harga transfer. b. Penentuan harga transfer harus mendorong divisi penjual untuk melakukan perbaikan,meningkatkan produktivitas dan efesiensi kerja. c. Harus ada aturan yang baku dan fairness antara divisi penjual dan pembeli dalam penetuan harga transfer. Dalam Cost-based transfer pricing harus mengguna konsep biaya penuh / obsoption costing dan harga transfer dapat dihitung dengan tiga pendekatan: a) Pendekatan:Full costing Rumus: Harga Transfer = Biaya Obsorpsi/penuh + Laba Harga Transfer = (Biaya Produksi + Biaya Non Produksi) + Laba Bahan Baku Biaya Administrasi Persen tertentu Tenaga kerja Biaya umum (%) dari Total FOH Pabrik Biaya Pemasaran Aktiva
178
Penentuan Harga Transfer
Masalah yang muncul ketika biaya penuh ditambah mark-up bila digunakan sebagai harga transfer adalah bila biaya penuh ditambah mark-up mungkin mengarah pada keputusan sub-optimal karena hal tersebut menyebabkan divisi yang membeli akan memandang biaya tetap dan mark-up dari divisi yang menjual sebagai biaya variabel. Karena Divisi yang membeli mungkin akan membeli produk dari luar/pemasok dengan harga yang lebih murah, sehingga ada penghematan.
ILUSTRASI-XI-2 PT Indo Global Mandiri memiliki Divisi Work Shop sebagai profit center dan divisi Teknik produksi sebagai pembeli intern. Divisi Work Shop memproduksi spare part A yang dijual keluar dan untuk pemakaian (divisi Teknik). Kedua Divisi sedang memperimbangkan penentuan harga transfer Spare part–A tahun anggaran 2011. Dasar perhitungan Anggaran bahwa tingkat produksi beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 12.000 unit. Estimate perhitungan harga pokok produksi dan Non produksi untuk anggaran 2011 adalah : Biaya Produksi Rp 2.400.000.000 Biaya Adm dan umum Rp 600.000.000 Biaya Penjualan Rp 240.000.000 Total Biaya Rp 3.240.000.000 Total Aktiva pada awal tahun anggaran 2011 diproyeksikan sebesar Rp 10 Milyar. Laba yang diharapkan ditetapkan dengan ROI 20%. Diminta : Harga trnsfer Spare part –A yang dihitung dengan Cost Pendekatan Full costing. Jawab : Perhitungan Mark-Up: Biaya Adm dan umum Rp 600.000.000 Biaya Penjualan Rp 240.000.000 Laba yang diharapkan 20% x Rp 10 Milyar Rp 2.000.000.000 Jumlah Rp 2.840.000.000 Biaya Produksi Rp 2.400.000.000 Mark-Up 118,3% Perhitungan Harga Transfer Biaya Produksi Rp 2.400.000.000 Mark-Up 118% x Rp 2.400.000.000 Rp 2.840.000.000 Harga Jual Divisi Work shop Rp 5.240.000.000 Volume Spare part yang ditransfer 12.000 unit Harga Transfer per-unit Rp 436,667
179
Penentuan Harga Transfer
b) Pendekatan Direct Costing /Variable Costing Rumus: Harga Transfer = Biaya Obsorpsi / penuh + Harga Transfer = (Biaya Varibel + Biaya tetap) + Bahan Baku Biaya FOH tetap Tenaga kerja Biaya umum tetap FOH Pabrik Vaiabel Biaya Adm tetap Adm. Variabel Penjualan tetap Umum Variabel Penjualan variabel -
Laba Laba Persen tertentu (%) dari Total Aktiv (Aktiva tetap dan Lancar)
ILUSTRASI-XI-3 PT Indo Global Mandiri memiliki Divisi Work Shop sebagai profit center dan divisi Teknik produksi sebagai pembeli intern.Divisi Work Shop memproduksi spare part A yang dijual keluar dan untuk pemakaian (divisi Teknik). Kedua Divisi sedang memperimbangkan penentuan harga transfer Spare part–A tahun anggaran 2011. Dasar perhitungan Anggaran bahwa tingkat produksi beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 12.000 unit. Estimate perhitungan Biaya pendekatan variable costing sebesar Rp. 3.240.000.000 sebagai berikut: Biaya Variabel: Biaya Produksi Variabel Biaya Adm dan umum Variabel Biaya Penjualan Variabel Total Biaya Variabel Biaya Tetap : Biaya Produksi Tetap Biaya Adm dan umum tetap Biaya Penjualan Tetap Total Biaya Tetap Total Biaya penuh
Rp. 1.800.000.000 Rp. 120.000.000 Rp. 60.000.000 Rp 1.980.000.000
Rp Rp Rp
600.000.000 480.000.000 180.000.000 Rp 1.260.000.000 Rp 3.240.000.000
Total Aktiva pada awal tahun anggaran 2011 diproyeksikan sebesar Rp 10. Milyar. Laba yang diharapkan ditetapkan dengan ROI 20%. Diminta : Harga trnsfer Spare part –A yang dihitung dengan Cost-Based Transfer Pricing dengan pendekatan variabel Costing Jawab : XI-3 Perhitungan Mark-Up: Biaya Tetap Rp 1.260.000.000 Laba yang diharapkan 20% x Rp 10 milyar Rp 2.000.000.000 Jumlah Rp 3.260.000.000
180
Penentuan Harga Transfer
Biaya Variabel Mark-Up Perhitungan Harga Jual: Biaya Variabel Mark-Up 165 % x Rp 1.980.000.000 Volume Produk Harga Jual Per-unit
Rp 1.980.000.000 165 % Rp 1.980.000.000 Rp 3.267.000.000 Rp 5.247.000.000 12.000 unit Rp. 437,250
(iii) Penetuan harga transfer berdasarkan Harga yang dinegosiasikan/yang disepakati Harga transfer yang disepakati / dinegosiasikan seringkali digunakan ketika harga pasar tidak menentu dan berubah-ubah secara konstan.Harga transfer yang dinegosiasikan merupakan hasil dari proses penawaran antara unit yang membeli (yang menerima) dan unit yang menjual (menyerahkan). Dengan demikian harga transfer yang dinegosiasikan menggambarkan rentang dimana dua divisi menegosiasikan harga transfer jika terdapat kapasitas yang tidak terpakai.
ILUSTRASI-XI-4 (HARGA TRANSFER YANG DINEGOSIASIKAN) PT Indo Global Mandiri Mempunyai suatu divisi (Divisi X) memerlukan 5.000 unit suku cadang khusus yang dibuat menurut pesanan.Divisi Y pada perusahaan terebut mampu membuat Suku cadang tersebut. Menurut perhitungan divisi Y biaya variabel untuk membuat suku cadang per-unit Rp 8.000 dimana untuk memproduksi suku cadang khusustersebut divisi Y mengurangi produksi A sebanyak 3.500 unit.Produk A dijual Rp 45.000 dengan biaya varibel per-unit Rp 25.000. Diminta : Hitunglah harga Transfer dan buat analisa Jawab :XI- 4 RUMUS = Harga Transfer = Biaya Variabel per-unit + Marjin kontribusi yang hilang dalam penjualan kepihak luar Marjin Kontriibusi yang hilang : Harga Produk A Rp 45.000 Biaya Variabel Rp 25.000 Rp 20.000 Produk A yang dihentikan 3.500 unit Marjin kontribusi yang hilang (3.500 unit x Rp 20.000) = Rp 70.000.000 Rumus
Harga transfer per-unit = Rp 8.000 + Rp 14.000 = Rp 22.000 Dengan demikian Harga Transfer ini adalah harga minimal (Tidak boleh < Rp. 22.000)
181
Penentuan Harga Transfer
LATIHAN MANDIRI XI.TEORI 1. Harga yang dipakai untuk mentransfer barang dan jasa antar divisi dan dari unit afiliasi yang satu keunit yang lain disebut Transfer Pricing. B/S 2. Yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan transfer pricing hanya perhitung biaya dengan pendekatan Activity Based Costing ( ABC –Costing ) B/S 3. Yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan Transfer Pricing adalah hanya konsep biaya penuh (Full Costing ): B/S 4. Penentuan Harga Transfer menurut full costing mencakup Obsorption Costing,direct costing/variable costing Dan Activity Based costing : B/S 5. Dalam penentuan Harga transfer oleh harga pasar ,maka Harga pasar tersebut harus dikurangi (Market Price—minus )dengan potongan volume (Rabat),biaya promosi ,komisi penjualan dan biaya penagiahan serta biaya pergudangan 6. Hal-hal yang harusdipertimbangkan dalam Penenrtuan Harga transfer atas dasar Biaya (Cost –Based Transfer Pricing) adalah: a. Tanggung jawab masing-masing divisi yang terlibat harus dipisahkan ,bila divisi penjual tidak efesien maka penentuan harga transfer harus dikeluarkan/tidak boleh dialihkan ke divisi pembeli melalaui harga transfer. b. Penentuan harga transfer harus mendorong divisi penjual untuk melakukan perbaikan, meningkatkan produktivitas dan efesiensi kerja. c. Harus ada aturan yang baku dan fairness antara divisi penjual dan pembeli dalam penetuan harga transfer. d. Semuanya benar
XI.2. Problem (Adaptasi dari :Charles T.Horngren Halaman 392) 1. PT Indo Global Mandiri (PT IGM) merupakan perusahaan yang sangat terdesentralisasi. Setiap manajer divisi memiliki otoritas penuh untuk keputusan pengambilan sumber dari luar dan keputusan penjualan. Divisi mesin dari PT IGM telah menjadi pemasok utama dari 2.000 poros mesin yang diperlukan Divisi Traktor setiap tahun. Akan tetapi, Divisi Traktor baru saja mengumumkan rencananya membeli semua poros mesinnya ditahun mendatang dari dua pemasok eksternal dengan harga $200 per poros mesin. Divisi mesin Pillercat belum lama ini meningkatkan harga jualnya untuk tahun yang akan datang menjadi $220 per unit (dari $200 per unit ditahun ini). Tuan BAGUS manajer Divisi Mesin, kenaikan harga sebesar 10% merupakan hal yang wajar. Hal tersebut diperoleh dari beban penyusutan yang lebih tinggi dari beberapa peralatan khusus yang baru, yang digunakan untuk membuat poros mesin dan kenaikan dalam biaya tenaga kerja. Tuan Bagus ingin agar presiden direktur dari PT IGM untuk memaksa Divisi Traktor untuk membeli semua poros mesinnya dari Divisi Mesin dengan harga $220. Tabel berikut meringkas data kunci. A B 1. Jumlah poros mesin yang dibeli oleh Divisi Traktor 2.000 2. Harga pasar per poros mesin dari pemasok eksternal $200
182
Penentuan Harga Transfer
A 3. Biaya Variabel per poros mesin di Divisi Mesin 4. Biaya tetap per poros mesin di Divisi Mesin
B $190 $20
DIMINTA (1). Hitung keuntungan atau kerugian dalam istilah laba operasi tahunan untuk PT IGM secara keseluruhan jika Divisi Traktor membeli poros mesin secara internal dari Divisi Mesin dibawah setiap kasus berikut: A. Divisi Mesin tidak memiliki alternatif penggunaan lain untuk fasilitas yang digunakan untuk membuat poros mesin. B. Divisi Mesin dapat mengunakan fasilitas untuk operasi produksi lainnya, dimana akan menghasilkan penghematan operasi tunai tahunan sebesar $29.00. C. Divisi mesin tidak memiliki alternatif penggunaan lain untuk fasilitasnya, dan pemasok eksternal menurunkan harganya menjadi $185 per poros mesin. (2). Sebagai presiden direktur dari PT IGM bagaimana Anda akan merespon permintaan tuan Bagus bahwa Anda memaksa Divisi Traktor untuk membeli semua poros mesinnya dari Divisi Mesin?Apakah respon Anda akan berbeda berdasarkan Tiga kasus yang digambarkan dipertanyaan 1?Jelaskan JAWABAN : X.2.1 (1). Perhitungan untuk Divisi Traktor membeli poros mesin secara internal untuk satu tahun pada kasus a, b, c. A
1 2 3 4 5
Jumlah poros mesin yang dibeli oleh Divisi Traktor Harga pasar per poros mesin dari pemasok eksternal Biaya Inkremental per poros mesin di Divisi Mesin Biaya oportunitas Divisi mesin memasok poros Mesin ke Divisi Traktor
6 7 8 9 10 11 12 13
Total biaya pembelian jika membeli dari pemasok Eksternal (2.000 poros x $200, $200, $185 per poros) Biaya Inkremental karena membeli dari Divisi Mesin (2.000 poros x $190 per poros ) Total biaya oportunitas di Divisi mesin Total biaya relevan Keuntungan (kerugian) laba operasi tahunan untuk Pillercat karena membeli dari Divisi Mesin
B a 2.000 $ 200 $ 190 -
C Kasus b 2.000 $ 200 $ 190 $ 29.00
D C 2.000 $ 185 $ 190 -
$400.000
$400.000
$370.000
380.000 380.000
380.000 29.00 409.000
380.000 380.000
$20.000
$(9.000)
$(10.000)
183
Penentuan Harga Transfer
Pedoman umum yang diperkenalkan dibab ini sebagai langkah pertama dalam menetapkan harga transfer dapat digunakan untuk menjelaskan alternatif.
1
A Kasus
2 3 4
a b c
B Biaya Inkremental per unit yang muncul saat transfer $190 $190 $190
C D Biaya Oportunitas per unit ke Divisi Pemasok + $0 + $14,50 + $0
E F Harga Transfer
G Harga pasar eksternal
= $190 = $204,50 = $190.00
$200 $200 $185
Biaya oportunitas per unit = Total Biaya oportunitas + Jumlah poros mesin = $14,50 Membandingkan harga transfer dengan harga pasar eksternal, Divisi Traktor akan memaksimalkan laba operasi tahunan dari PT IGM secara keseluruhan dengan membeli dari Divisi Mesin dikasus a dan dengan membeli dari pemasok eksternal dikasus b dan c. (2). PT IGM merupakan perusahaan yang sangat terdesentralisasi. Jika tidak terdapat transfer yang dipaksakan, Divisi traktor akan menggunakan pemasok ekstrenal, keputusan yang akan menjadi kepentingan terbaik perusahaan secara keseluruhan dalam kasus b dan c dari pertanyaan 1 tapi bukan dalam kasus a. Misalkan dalam kasus a, Divisi mesin menolak untuk memenuhi harga $200. Keputusan ini berarti bahwa perusahaan akan menderita kerugian $20.000 dalam jangka pendek. Apakah sebaiknya manajem,en puncak turut campur dan memaksa tranfer pada $ 200?.Campur tangan ini akan memotong filosofi desentralisasi. Banyak manajemen puncak tidak tidak akan turut campur karena mereka akan memandang $20.00, sebagai biaya yang tidak terhindarkan dari keputusan suboptimal yang dapat muncul pada desentralisasi. Akan tetapi berapa tinggi biaya ini sebelum godaan untuk turut campur menjadi tidak tertahankan? $30.00? $40.00?.Setiap campur tangan manajemen puncak dengan pengambilan keputusan tingkat yang lebih rendah akan memperlemah desentralisasi. Tentu saja, manajemen PT IGM kadang-kadang mungkin turut campur untuk mencegah kesalahan yang menelan banyak biaya. Akan tetapi membiarkan campur tangan dan pembatasan akan mengacaukan operasi usaha PT IGM . 3.
Koperasi Universitas IGM bergerak dalam desain dan produksi perkakas roll, dan mesin-mesin khusus. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan meliputi penggilingan mesin, tukang las Hidrolik, penekan bor, penekan hidrolik, dan perlengkapan pemanasan (Oven). Karena persaingan yang ketat dari barang impor Koperasi UIGM memilki kelebihan kapasitas yang besar, dan pada tahun yang lalu telah mem-PHK 100 karyawan.
184
Penentuan Harga Transfer
Harga produk, Koperasi UIGM memperkirakan biaya desain produk dan mark – up naik sebesar 40 persen. Biaya diperkirakan sebagai berikut: (i) Biaya desain : Berdasarkan jam rekayasa estimasi tarif Rp.80 per jam (ii) Bahan : Perkiraan biaya aktual bahan. (iii) Tenaga kerja : Perkiraan biaya tenaga kerja langsung aktual (iv) Penyusutan Peralatan : Pabrik berdasarkan tarif overhead yang telah ditentukan untuk setiap jenis peralatan. Untuk setiap jenis peralatan, perusahaan membagi estimasi penyusutan tahunan dalam jam kerja tahunan dengan estimasi penggunaan sebagai berikut : Jenis peralatan Penggilingan Pengelasan Bor tekan Penekan Hidrolik Oven /Pemanasan
Depresiasi tahunan Rp. 12.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Rp 8.000.000 Rp 10.000.000
Jam kerja tahunan 4.000 8.000 5.000 4.000 4.000
(v). Biaya pabrikasi lainnya diperkirakan sebagai Rp100 per jam tenaga kerja langsung overhead (diluar depresiasi). Preston Company memesan mesin peralatan dalam jumlah besar dengan harga beli Rp 100.000 per-unit. Koperasi Universitas IGM menetapkan harga jual kepada Preston co dengan perkiraan kalkulasi biaya sbb: Bahan Rp 50.000 Tenaga kerja langsung 28 Jam x Rp 50 Rp 1.400 15 Jam x Rp 36 Rp 540 25 Jam x Rp 60 Rp 1.500 Waktu desain 18 Jam Waktu penggilingan 9.0 Jam Waktu pengelasan 5.0 Jam Waktu penekanan bor 7.0 Jam Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam Waktu Pemanasan 2.0 Jam Biaya Overhead lainnya : .............. Total Biaya Perkiraan : .............. Mark Up 40% : .............. Tawaran Harga : .............. Diminta: a. Perkiraan total biaya dan penetapan harga dengan Mark- up 40 persen b. Preston Company telah memberitahukan kepada Pengurus Koperasi UIGM, ia akan menggunakan pemasok lain jika harga tawaran lebih dari Rp 100.000. Buatlah analisa apakah pesanan dari Preston Co diterima.
185