BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Public Relations (PR) sudah sangat berkembang pada jaman sekarang. Pada dasarnya setiap individu dapat menjadi PR bagi dirinya sendiri maupun perusahaan. Dewasa ini, hampir setiap perusahaan memiliki divisi PR tersendiri. Fungsi PR untuk mendapat serta menjaga citra dan reputasi baik perusahaan mulai dirasakan penting, terutama karena persaingan bisnis yang semakin ketat. Kualitas sebuah produk dan jasa kini tidak lagi menjadi jaminan utama untuk memenangi persaingan bisnis, tetapi citra dan reputasi baik menjadi pertimbangan publik dalam menentukan pilihan. Dalam kaitannya dengan citra dan reputasi, Institute of Public Relations (UK) mendefinisikan PR sebagai berikut. (Laksamana, 2010:2) “Public Relations is about reputation – the result of what you do, what you say and what others say about you… Public Relations practice is the discipline which looks after reputation with the aim of earning understanding and support and influencing opinion and behavior.”
Dari definisi di atas, disebutkan dengan jelas bahwa reputasi yang baik akan didapatkan jika ada saling pengertian, dukungan, dan bisa mempengaruhi pendapat serta perilaku publiknya.
1
Media memiliki peran penting dalam kinerja PR. Dalam upaya mendapatkan reputasi yang baik, seorang PR dapat memanfaatkan media untuk berkomunikasi dengan publiknya, menambahkan kredibilitas pada isi pesan yang disampaikan melalui media (Davis, 2007:13). Media yang baik menurut McQuail secara umum memiliki lima karakteristik (Oliver, 2007:96): a. Media, secara kolektif, adalah sumber informasi yang utama b. Media menyediakan tempat bagi isu public untuk dibahas, diperdebatkan, dijelaskan dalam bentuk yang bermacam-macam c. Media yang ‘mengatakan bagaimana’ tentang adat istiadat kontemporer, perubahan nilai, dan pengaruh kebudayaan. Dalam hal ini, media sebagai gambaran umum dari realitas sosial yang ada d. Media sebagai sistem penyampaian utama dalam memproyeksikan sebuah gambar yang menghibur dan bersifat informasi, meningkatkan ketenaran dan sebagainya e. Media merepresentasikan sesuatu yang dianggap ‘normal’. Dengan kata lain, media menjadi tolak ukur berhubungan dengan sikap dan perilaku yang dianggap ‘bisa diterima’ di masyarakat
Salah satu jenis media yang banyak digunakan PR dan mencakup kelima hal di atas adalah internet. Internet dapat dikatakan sudah menjadi salah satu kebutuhan publik. Selain digunakan untuk menyebarkan informasi, komunikasi dan interaksi sosial dapat terjalin berkat kehadiran internet
2
dengan tidak terhambat perbedaan jarak serta waktu. Sebagai wadah untuk menampung proses komunikasi dan interaksi sosial tersebut, dikenal istilah social media (media social). Social media, yang terkadang diidentifikasikan dengan Web 2.0, merupakan istilah payung yang mengacu pada media baru yang menggunakan teknologi dalam menciptakan interaksi sosial melalui kata-kata atau materi visual. (Lattimore, dkk., 2010:207) Sifat kolaboratif atau suasana berbagi informasi yang terjadi di antara penggunanya menjadi ciri khas dari media sosial. Informasi yang disampaikan melalui media sosial ini bisa berbentuk grafik, teks, foto, audio, dan video. Contoh social media yang banyak dikenal antara lain YouTube (berbagi video dan jejaring sosial), Facebook (jejaring sosial), Flickr (berbagi foto), Google (jejaring sosial dan mesin pencari), dan MySpace (jejaring sosial). Facebook adalah salah satu social media yang cukup banyak dikenal, didirikan tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg dan teman-temannya. Nama Facebook sendiri diambil dari buku tahunan yang diberikan salah satu administrasi universitas di Amerika untuk membantu para mahasiswa mengenal satu sama lain. Pada awalnya, keanggotaan Facebook terbatas untuk kalangan mahasiswa Harvard. Karena dianggap menarik dan cukup memudahkan dalam proses pertemanan, keanggotaan Facebook kemudian diperluas penggunaannya ke universitas lain, demikian seterusnya hingga terbuka untuk seluruh masyarakat dunia. Saat ini, keanggotaan Facebook sudah terbuka untuk seluruh masyarakat di dunia dengan batas umur minimal
3
13 tahun. Melalui Facebook, dalam buku karangan ASPIKOM (2011:164) publik diberikan kemudahan untuk menyebarkan pesan berupa tulisan, gambar, suara, dan video secara bersamaan kepada sejumlah orang dengan feedback langsung berupa komentar. Media sosial sebagai sarana informasi dan komunikasi dengan publik juga dimanfaatkan oleh institusi pendidikan. Universitas Multimedia Nusantara (UMN) sebagai salah satu institusi pendidikan juga menggunakan media sosial, khususnya Facebook. UMN membuat sebuah wadah komunikasi dan interaksi dalam Facebook bernama UMN Frenzy. Menurut Pak Johan Setiawan, pendiri UMN Frenzy, Facebook menjadi pilihan karena sudah sangat dikenal publik dan menjadi sarana yang dapat menampung komunikasi dan interaksi pihak organisasi dengan publiknya. Sejauh ini, UMN Frenzy membangun komunikasi dan interaksi dengan publik melalui penyebaran informasi kegiatan yang berkaitan dengan UMN, memberikan kesempatan bagi publiknya untuk memberikan komentar, dan juga kesempatan untuk menginformasikan atau menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan UMN. Karena belum memiliki divisi PR, apa yang dilakukan UMN Frenzy dapat menjadi sarana dalam menjalankan fungsi PR. Selanjutnya, fungsi PR yang dijalankan melalui UMN Frenzy tersebut selain sebagai alat komunikasi dan interaksi, bertujuan untuk mendapatkan citra dan reputasi baik, pengertian informasi, dukungan, dan bisa mempengaruhi perilaku publiknya.
4
UMN Frenzy sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara UMN dan publiknya, dalam kegiatannya mengambil alih fungsi PR akan berpengaruh pada citra dan reputasi. Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk menganalisis evektivitas UMN Frenzy, yang kemudian dibuat dalam sebuah karya ilmiah dengan berjudul “Persepsi Mahasiswa terhadap Efektivitas Media Sosial dalam Menjalankan Fungsi Public Relations (Studi Deskriptif Facebook UMN Frenzy)”.
1.2. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang permasalahan yang sudah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah yang ingin diteliti yaitu seberapa tinggi persepsi positif mahasiswa terhadap efektivitas UMN Frenzy sebagai fungsi PR di UMN?
1.3. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang sudah disebutkan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi persepsi positif mahasiswa terhadap efektivitas UMN Frenzy sebagai fungsi PR di UMN.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Signifikansi Akademis Sebagai salah satu sumbangan penelitian mengenai media sosial khususnya Facebook yang dikaitkan dengan kegiatan PR di ranah
5
pendidikan, dalam hal ini perguruan tinggi. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam penelitian komunikasi selanjutnya, lebih khusus lagi untuk bidang PR. 1.4.2. Signifikansi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perguruan tinggi atau institusi pendidikan lainnya dalam meningkatkan kinerja PR serta penggunaan media sosial (Facebook).
6