BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap orang. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan pada masyarakat Amerika, ditemukan bahwa hampir setiap orang di benua itu menghabiskan waktunya antara 67 jam per minggu untuk menonton televisi. Waktu yang paling tinggi terserap pada musim dingin. Sementara di Indonesia pemakaian TV meningkat pada waktu libur, bisa melebihi 8 jam per hari (Cangara, 2006). Di Indonesia TV pertama kali dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asean IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia, yang disingkat TVRI, dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga sekarang. Selama tahun 1962-1963
TVRI
berada
di
udara
rata-rata
satu
jam
dengan
segala
kesederhanaannya. TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan pada saat itu, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah sekitar 210 juta jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Banyaknya stasiun televisi tidak dipungkiri menyebabkan terjadinya persaingan di antara stasiun televisi dan praktisi penyiaran itu sendiri. Mereka berlomba-lomba untuk membuat atau membeli serta menyiarkan program-program terbaik yang diinginkan penonton, baik program program hiburan maupun informasi. Bagi stasiun televisi swasta, program adalah hidup matinya televisi. Melalui program mereka
1
2 ditonton dan dikenal penontonnya. Keinginan semua stasiun televisi swasta untuk mendapatkan jumlah penonton sebanyak- banyaknya menyebabkan kompetisi atau persaingan antar stasiun televisi, terutama stasiun televisi swasta nasional, menjadi amat ketat. Mereka akan selalu berbuat apa saja untuk menghasilkan produksi program terbaik dan menyiarkannya di waktu yang terbaik pula bagi mereka. (Irawan, 2011) Didukung dengan keefektifannya, televisi menyampaikan pesannya melalu komunikasi satu arah dan televisi sebagai media massa memiliki proses komunikasi berjalan satu arah. Setiap stasiun televisi berlomba-lomba membuat acara yang berbeda untuk menarik dan merebut hati masyarakat umumnya dan pemirsa pada khususnya. Khalayak yang menyaksikan acara televisi juga menyesuaikan dengan apa yang diperlukan oleh khalayak tersebut. Tanggal 24 Agustus 1989 sebuah catatan penting digoreskan dalam lembaran sejarah pertelevisian Indonesia, stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, RCTI, mulai mengudara secarqca terrestrial di Jakarta. Menayangkan berbagai program acara hiburan, informasi dan berita yang dikemas dengan menarik. RCTI tumbuh dengan cepat menjadi agen perubahan dan pembaharu dalam dinamika sosial masyarakat di Indonesia. Saat ini RCTI merupakan stasiun televisi yang memiliki jangkauan terluas di Indonesia, melalui 48 stasiun relaynya program-program RCTI disaksikan oleh lebih dari 190,4 juta pemirsa yang tersebar di 478 kota di seluruh Nusantara, atau kira-kira 80,1% dari jumlah penduduk Indonesia. Kondisi demografi ini disertai rancangan program-program menarik diikuti rating yang bagus, menarik minat pengiklan untuk menayangkan promo mereka di RCTI.
3 Seiring dengan berkembangnya program di acara televisi-televisi swasta, tidak jarang program yang sukses tersebut diikuti oleh stasiun TV lain. Ada juga suatu acara yang sukses di negara asalnya sehingga dibuat versi negara lain, yang dinamakan franchise. Dalam hal ini RCTI mengikuti tren franchise tersebut dengan menyiarkan Asia’s Next Top Model. Asia’s Next Top Model adalah reality show televisi yang menampilkan sejumlah wanita yang bersaing untuk menjadi model asia papan atas dan juga kesempatan untuk memulai karier mereka di industri permodelan. Acara ini diadopsi dari versi Amerika, yang dimana adalah versi orisinilnya yaitu America’s Next Top Model. America’s Next Top Model pertama kali tayang pada tanggal 20 Mei 2003 di salah satu jaringan televisi terkemuka di Amerika, dan menjadi salah satu acara yang mempunyai rating tertinggi saat itu. Acara ini dirancang oleh seorang presenter talkshow yang juga seorang model Tyra Banks, yang juga berperan sebagai pembawa acara, juri utama, dan eksekutif produser. Banyaknya ajang pencarian bakat yang ditayangkan di televisi memotivasi masyarakat untuk mengembangkan bakatnya dalam bidangnya masing-masing. Salah satunya adalah dibidang modeling. Berkembangnya dunia permodelan di Indonesia ditandai dengan semakin banyaknya sekolah model dan agensi-agensi permodelan. Disamping itu, karir dibidang permodelan saat ini bisa dibilang menjanjikan dan berkembang cukup pesat. Menjamurnya sekolah permodelan dan agensi-agensi model dipengaruhi oleh minat masyarakat untuk menjadi model. Hal ini bisa dikatakan karena masyarakat melihat semakin banyaknya tayangan reality show yang mengubah mimpi seseorang menjadi kenyataan. Begitu juga mimpi menjadi seorang model. Salah satu tayangan yang dapat menginspirasi masyarakat adalah tayangan Asia’s Next Top Model.
4 Penulis melihat banyaknya ketertarikan dalam berkembangnya karir di dunia permodelan, yang didukung oleh acara-acara pencarian bakat salah satunya Asia’s Next Top Model. Asia’s Next Top Model putaran pertama dianggap sebagai salah satu acara televisi yang memotivasi para peminat dunia permodelan di Indonesia. Karena Asia’s Next Top Model satu-satunya ajang pencarian bakat yang dapat diikuti oleh peminat pada bidang permodelan di Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana dampak tayangan Asia’s Next Top Model di stasiun televisi RCTI pada minat untuk menjadi model siswa sekolah model OQ Jakarta. Oleh karena itu, skripsi ini mengambil judul : “PENGARUH TAYANGAN ASIA’S NEXT TOP MODEL DI RCTI TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI MODEL (STUDI KASUS PADA SISWA OQ MODELING SCHOOL)”.
1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini teridentifikasi beberapa masalah yang akan dibahas oleh peneliti, masalah-masalah yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Hubungan antara tayangan Asia’s Next Top Model terhadap minat untuk menjadi model siswa OQ Modeling School Jakarta. 2. Pengaruh tayangan Asia’s Next Top Model terhadap minat untuk menjadi model siswa OQ Modeling School.
1.3 Rumusan Masalah Dalam memberi batasan pada masalah ini, penulis akan mengemukakan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang di atas, yaitu sebagai berikut :
5 1. Adakah hubungan antara tayangan Asia’s Next Top Model terhadap minat menjadi model pada siswa OQ Modeling School Jakarta? 2. Adakah pengaruh tayangan Asia’s Next Top Model terhadap minat menjadi model pada siswa OQ Modeling School?
1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adakah hubungan antara tayangan Asia’s Next Top Model terhadap minat menjadi model pada siswa OQ Modeling School Jakarta. 2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan Asia’s Next Top Model terhadap minat menjadi model pada siswa OQ Modeling School.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu komunikasi massa dan dapat membuktikan bahwa terdapat kesejajaran ilmu yang dipelajari dengan praktek yang dilakukan di dunia nyata. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan masukan untuk RCTI dalam mengemas suatu program sehingga
dapat meningkatkan
kemampuan dalam memahami dan mencapai target audiens untuk program Asia’s Next Top Model.
6 3. Manfaat Sosial Penelitian ini diharapkan memberi informasi kepada masyarakat yang tertarik dengan program Asia’s Next Top Model dan memiliki minat untuk menjadi model.
1.5 Sistematika Penulisan Agar tulisan ini lebih mudah dipahami, penulis membagi tulisan ini menjadi beberapa bab. Sistematika penulisan ini sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis, dan sistematika penelitian. BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini menguraikan teori komunikasi yang digunakan, mulai dari teori umum hingga teori khusus yang menunjang dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode apa saja yang digunakan dalam penelitian ini, mulai dari metode pengumpulan data, hingga metode analisis data. BAB 4 HASIL PENELITIAN Bab ini berisi laporan penulis mengenai obyek penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan atas hasil yang didapat dari penelitian ini. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Berisi hasil yang berhasil diselesaikan sesuai ruang lingkup batasan masalah dan saran terhadap masalah yang belum terselesaikan sebagai pengembangan dan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan.