BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah, dengan luas wilayah 2.138 kilometer persegi, yang terbagi menjadi 24 kecamatan. Selain kabupaten ini dikenal sebagai kawasan industri, juga dikenal sebagai suatu daerah yang mempunyai beberapa lokasi wisata alam serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya adalah wisata pantai Widara Payung yang terletak di Kecamatan Binangun. Pantai Widara Payung merupakan objek wisata pantai dengan luas sekitar 500 hektar terletak di Desa Widara Payung Kecamatan Binangun atau terletak ± 35 km arah timur dari Kota Cilacap. Kondisi pantainya sangat landai dengan dipagari pohon kelapa sehingga menjadikan pantai sejuk (Dinas Pariwisata Kabupaten Cilacap, 2007). Fasilitas-fasilitas yang terdapat di pantai Widara Payung antara lain, kios (33 kios), masjid (1 buah), warung tenda, kolam renang dan pemandian, jalan yang beraspal, shelter (tempat berteduh), gardu pandang, tempat parkir (belum tertata), dan kesenian daerah. Akan tetapi, fasilitas-fasilitas yang ada masih sangat kurang dan keadaannya kurang baik. Semua itu diakibatkan gelombang tsunami yang melanda pantai tersebut pada tanggal 17 Juli 2006, dan pantai tersebut merupakan daerah yang mengalami kerusakan yang paling parah di kabupaten Cilacap. Fasilitas yang ada di wisata pantai
1
Widara Payung yang mengalami kerusakan baru diperbaiki apa adanya (Dinas Pariwisata Kabupaten Cilacap, 2007).
Gambar.1.1.a. Fasilitas ( kios ) Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2007
Gambar.1.1.b. Fasilitas (pemandian umum) Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2007
Gambar.1.1.c. fasilitas (warung) Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2007
2
Gambar.1.1.d. Fasilitas (kolam renang) Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2007
Gambar.1.1.e. Fasilitas (masjid) Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2007
Menurut pengamatan dan hasil wawancara dengan warga sekitar pengunjung pantai Widara Payung tiap harinya berubah-ubah. Untuk harihari biasa (senin-jumat) pengunjung yang datang mencapai + 120 orang perhari. Dan untuk hari sabtu-minggu pengunjung yang datang sekitar + 200 per-hari bahkan lebih. Pengunjung lebih senang datang pada pagi dan sore hari pada saat matahari terbit dan terbenam, karena pemandangannya yang indah. Walaupun demikian, pada siang hari masih ditemui pengunjung walaupun tidak seramai pagi dan siang hari. Pengunjung pantai Widara
3
Payung akan ramai pada saat liburan baik libur hari raya maupun libur sekolah hingga mencapai ribuan orang per-hari bahkan dapat mencapai puluhan ribu pengunjung terutama pada liburan Idul Fitri. Pengunjung pantai Widara Payung tidak hanya pengunjung dari daerah Cilacap saja, tetapi juga dari daerah-daerah luar Cilacap. Selain pengunjungnya yang banyak kawasan wisata pantai Widara Payung ini juga berpotensi untuk selancar air. Hal ini dinyatakan oleh organisasi Selancar Internasional, mengingat gelombang laut yang relatif besar. Tabel 1 Jumlah Pengunjung Pantai Widara Payung Tahun 2001 2002 2003 2004 2005
Pengunjung Domestik
Pengunjung Mancanegara 13666 11493 30 12722 35 44088 56584 Sumber: Dinas Pariwisata Cilacap, 2006
Dari tabel jumlah pengunjung pantai Widara Payung di atas, dapat disimpulkan bahwa tiap tahun pengunjungnya semakin banyak walaupun di tahun 2002 mengalami penurunan, akan tetapi untuk tahun-tahun selanjutanya jumlah pengunjung semakin meningkat. Dan pada tahun 2002 serta 2003 terdapat pengunjung dari mancanegara, semua itu disebabkan karena pada tahun tersebut diadakan acara khusus yaitu kegiatan dari organisasi selancar internasional, yang secara langsung datang untuk mengadakan penelitian apakah pantai tersebut layak untuk selancar air. Dengan keadaan yang seperti itu, yaitu pengunjung yang semakin meningkat tiap tahunnya, dapat membuktikan bahwa kawasan wisata tersebut
4
mempunyai potensi untuk berkembang menjadi salah satu kawasan wisata pantai di Kabupaten Cilacap yang banyak diminati oleh banyak pengunjung. Melihat potensi yang dimiliki oleh pantai tersebut, pihak Dinas Pariwisata dan Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap merencanakan untuk mengembangkan kawasan ini dengan memfasilitasi kawasan tersebut antara lain dengan lapangan voli pantai, kios-kios, water boom, taman hiburan anak-anak dan fasilitas-fasilitas lain yang menunjang wisata pantai (http___www.jawatengah.go.id).
Selain karena potensi yang dimiliki dan bencana alam yang melanda kawasan wisata pantai Widara Payung yang menjadi alasan pengembangan, tetapi juga terdapat permasalahan lain, antara lain banyaknya sampah yang berserakan karena tidak ada perencanaan khusus mengenai penanganan sampah sehingga sampah-sampah yang ada membuat kawasan wisata tersebut kurang menarik, dan sampah-sampah tersebut dapat menyebabkan polusi. Selain itu, adanya pengikisan tanah (pasir) atau biasa disebut dengan erosi terutama untuk tempat yang dibangun bangunan karena setiap pembangunan selalu ada penebangan pohon padahal pohon sangat penting untuk mencegah erosi. Selain itu juga tidak adanya pelindung pantai atau pemecah ombak. Dan tidak adanya pemecah ombak dan tanaman yang ditebang menyebabkan kawasan wisata pantai Widara Payung menjadi rusak parah akibat terjangan gelombang tsunami, setidaknya dengan adanya pelestarian terhadap pohon/tanaman dapat meminimalkan kerusakan pada saat tsunami.
5
Dari permasalahan-permasalahan tadi dapat diketahui bahwa perencanaan yang yang sesuai untuk pengembangan di wisata tersebut adalah dengan konsep perancangan eko-arsitektur sebagai acuan desain. Karena
eko-arsitektur
merupakan
pembangunan
secara
holistis
(berhubungan dengan sistem keseluruhan), yang memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan), sebagai proses dan kerjasama antara manusia dan alam sekitarnya. Di mana peran manusia sangat penting untuk mendukungnya. Dalam konsep perancangan eko-arsitektur hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Iklim dan cuaca dari keadaan lingkungan sekitar, yang dapat menentukan bentuk dan orientasi bangunan, struktur bangunan, pemilihan material/bahan bangunan yang cocok, pemilihan vegetasi yang sesuai dengan lingkungan tersebut.
Permasalahan yang terdapat di lingkungan tersebut, yang dapat menentukan cara-cara mengatasi masalah tersebut, misalnya masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan karena polusi udara dan sampah dapat ditanggulangi dengan penanaman pohon yang dapat berfungsi untuk mengurangi debu dan bau. Sehingga setelah mengetahui tentang perancangan eko-arsitektur
dapat ditaraik kesimpulan bahwa dalam menanggulangi masalah-masalah yang terjadi di kawasan wisata pantai Widara Payung, dapat diselesaikan dengan cara mengatasi permasalahan pembuangan sampah dengan cara penbuangan sampah secara terkontrol, dan pembakaran sampah. Misalnya dengan membuat tempat sampah di setiap titik yang banyak dikunjungi oleh
6
pengunjung, selain kesadaran dari pengunjungnya sendiri dan juga pengolahan sampah yang ada misalnya dengan mendaur ulang sampah yang ada. Dan untuk menanggulangi erosi dan meminimalkan tsunami dilakukan dengan
penanaman
pohon
yang
dapat
menahan
erosi
dan
juga
mempertahankan tanaman yang sudah ada seperti dasar perancangan yang digunakan yaitu eko arsitektur, serta membuat bangunan pelindung pantai. Penanaman pohon harus di tanam beselang-seling karena dengan pohon yang berselang-seling dapat mengatasi dan memecah terjangan ombak, sehingga banggunan-bangunan yang ada tidak rusak apabila pantai mengalami gelombang pasang. Selain itu, untuk bangunan-bangunannya juga dilakukan secara ekologis, yaitu dengan cara pemilihan material bahan, struktur yang sesuai dengan kawasan tersebut, misalnya bahan bangunan yang sesuai dan mudah didapatkan dan mudah perawatannya yaitu kayu, bambu dan beton,dan untuk strukturnya rangka kayu dan pondasi umpak, karena sifat dari kayu yang tidak berkarat apabila terkena air laut, dan sebagainya. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana mengembangkan kawasan wisata pantai Widara Payung, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, dengan mengembangkan potensi yang ada, dan memperbaiki serta menambah fasilitas-fasilitas pendukung, dengan menggunakan eko-arsitektur sebagai acuan desain. 1.3 Tujuan Mengembangkan kawasan wisata pantai Widara Payung, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, dengan mengembangkan potensi yang ada, dan
7
memperbaiki
serta
menambah
fasilitas-fasilitas
pendukung,
dengan
menggunakan eko-arsitektur sebagai acuan desain. 1.4 Sasaran -
Melakukan studi tentang pengembangan wisata pantai.
-
Melakukan studi tentang Kabupaten Cilacap.
-
Melakukan studi tentang kegiatan-kegiatan di wisata pantai.
-
Melakukan studi tentang fasilitas-fasilitas di wisata pantai.
-
Melakukan studi tentang bangunan-bangunan pinggir pantai.
-
Melakukan studi tentang perancangan arsitektur yang menggunakan ekoarsitektur sebagai acuan desain.
1.5 Lingkup -
Pengembangan wisata pantai meliputi potensi-potensi yang dimiliki oleh pantai tersebut.
-
Kabupaten Cilacap meliputi letak atau lokasi, batas-batas, luas dari pantai Widara Payung.
-
Bangunan-bangunan di pinggir pantai dibatasi bahan bangunan, struktur, bentuk atap.
-
Perancangan arsitektur yang menggunakan eko-arsitektur sebagai acuan desain dibatasi oleh bentuk bangunan yang sesuai dengan hal-hal yang harus diperhatikan dalam perancangan eko-arsitektur.
1.6 Metode 1. Metode Mencari Data -
Wawancara, ditujukan pada Kantor Dinas Pariwisata, BAPPEDA, pengelola pantai Widara Payung, di Kabupaten Cilacap, untuk
8
memperoleh data mengenai fasilitas-fasilitas apa saja yang harus/akan dibangun pada wisata pantai Widara Payung, dan data-data yang berhubungan dengan pariwisata Kabupaten Cilacap -
Kuesioner, diberikan pada para pengunjung wisata pantai Widara Payung, untuk mengetahui fasilitas apa saja yang diingginkan oleh pengunjung pantai Widara Payung.
-
Observasi, pengamatan langsung pada hal-hal yang terdapat di pantai Widara Payung, dan pantai-pantai lain, untuk mendapatkan ukuran untuk pembuatan peta wisata pantai Widara Payung, dan mengetahui fasilitas apa saja yang harus ada dan usaha untuk menanggulangi permasalahan yang ada di wisata tersebut.
-
Studi pustaka/literatur, mempelajari buku-buku tentang pengembangan wisata pantai, fasilitas dan kegiatan di wisata pantai, serta buku mengenai eko-arsitektur.
-
Studi banding, melihat langsung wisata pantai yang lain, misalnya seperti pantai-pantai di Bali maupun di Kabupaten Cilacap serta dari pustaka, untuk mendapatkan cara-cara pengembangan wisata pantai dan fasilitas-fasilitas yang harus ada di wisata pantai.
2. Metode Menganalisis Data -
Kuantitatif Berdasarkan jumlah pengunjung setiap harina, untuk hari senin-jumat pengunjung yang datang mencapai + 80 orang per-hari, untuk hari sabtu-minggu pengunjung yang datang sekitar + 200 per-hari bahkan lebih. Dan kebanyakan pengunjungnya adalah anak-anak muda,
9
sehingga dalam perancangan desain, dan harga tiketnya disesuaikan dengan anak muda. -
Kualitatif Berdasarkan hasil penelitian di lapangan kegiatan-kegiatan yang banyak dilakukan di pantai Widara Payung adalah bersantai, berenang, sehingga harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung, sedangkan fasilitas-fasilitas yang tedapat di sana kurang memadai dan harus diperbaiki.
1.7 Metode Pengembangan Pengembangan wisata pantai Widara Payung, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap dilakukan dengan cara menggunakan dasar perancangan eko-arsitektur. Yaitu dengan menerapkan hal-hal yang merupakan dasar-dasar dari eko-arsitektur seperti pengaruh iklim, cuaca, alam, lingkungan, dan halhal lain yang dapat mempengaruhi bentuk/desain bangunan yang ada di wisata pantai. Misalnya pemilihan bahan yang sesuai pada bangunan pesisir pantai, bentuk bangunan yang ada harus mempunyai keselarasan dengan alam.
1.8 Sistematika Penulisan Bab 1. PENDAHULUAN Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode, dan sistematika penulisan. Bab 2. TINJAUAN KAWASAN WISATA PANTAI WIDARA PAYUNG
10
Mengungkapkan potensi dan kondisi arsitektural di wisata pantai Widara Payung. Bab 3. TINJAUAN TEORITIS PENGEMBANGAN WISATA PANTAI DAN EKO-ARSITEKTUR SEBAGAI ACUAN DESAIN Mengungkapkan design requirement pengembangan wisata pantai. Seperti pembagian ruang pada fasilitas-fasilitas yang ada di wisata pantai, misalnya pembagian ruang pada restoran/rumah makan, serta mengungkapkan
prinsip-prinsip
dan
dasar-dasar
eko-arsitektur
terhadap desain bangunan di pesisir pantai. Bab 4. ANALISIS MENUJU KONSEP PENGEMBANGAN WISATA PANTAI WIDARA PAYUNG Mengungkapkan
proses
untuk
menemukan
ide-ide
konsep
pengembangan melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan pada wisata pantai Widara Payung. Bab 5. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WISATA PANTAI Mengungkapkan konsep-konsep yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural.
11