BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan alternatif sumber pembiayaan bagi perusahaan
selain perbankan untuk perkembangan suatu perusahaan. Bagi perusahaan yang berkembang pesat dan membutuhkan dana yang besar untuk melakukan perluasan
terhadap
usahanya
sehingga
perusahaan
tersebut
melakukan
penghimpunan dana dari masyarakat melalui penerbitan saham. Proses penawaran sebagian saham perusahaan kepada masyarakat untuk pertama kali melalui busra efek disebut dengan initial public offering (IPO) atau penawaran perdana. Perusahaan yang telah melakukan IPO biasa disebut perusahaan yang telah go public. Dengan melakukan IPO maka perusahaan tersebut dapat menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya dana itu digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan dalam hal pendanaan, kegiatan operasional, ekspansi serta memperbaiki struktur modal perusahaan saat ini (Husnan, 2001 dalam Benny, 2006). Ketika perusahaan melakukan IPO, investor potensial hanya mengandalkan informasi dari prospektus. Menurut Rao (1993) dalam Teoh et al.(1998a) tidak terdapat media lain yang menyediakan informasi perusahaan yang sedang melakukan IPO, kecuali prospektus yang disyaratkan pengawas pasar modal. Kelangkaan informasi perusahaan sebelum IPO, memaksa investor potensial hanya mengandalkan prospektus sebagai sumber informasi mengenai perusahaan, yang hanya menyediakan laporan keuangan tiga tahun sebelum IPO. Kondisi ini
memberikan kesempatan bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba supaya meningkatkan kemakmurannya, yaitu mengharapkan harga saham akan tinggi pada saat IPO. Beberapa penelitian sebelumnya telah melakukan studi manajemen laba sebelum IPO. Friedlan (1994) menemukan bukti bahwa perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat menaikkan laba akuntansi periode satu tahun sebelum IPO. Jain dan Kini (1944) menyatakan bahwa terdapat penurunan kinerja operasional perusahaan setelah IPO. Penurunan tersebut menunjukkan indikasi telah terjadi manajemen laba menjelang IPO. Hal ini dilakukan dengan cara menggeser pendapatan periode yang akan datang ke periode sekarang atau menggeser biaya periode sekarang ke periode yang akan datang, sehingga laba periode sekarang dilaporkan tinggi. Teoh et al. (1998a) menemukan ada perusahaan yang berperilaku agresif (menaikkan laba) dan ada yang berperilaku konservatif ketika menyusun laporan keuangan satu periode sebelum IPO. Penelitian yang dilakukan Sutanto (2000), Gumanti (2001), Syaiful (2002), dan Raharjono (2005) membuktikan manajemen laba menjelang IPO juga terjadi di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Gumanti (2000) dan Syaiful (2002) menyimpulkan bahwa manajemen melakukan manajemen laba periode dua tahun menjelang IPO dan tidak terdapat indikasi manajemen laba periode satu tahun menjelang IPO. Sedangkan Raharjono (2005) menemukan bahwa manajemen laba terjadi pada periode satu tahun menjelang IPO. Istilah earnings management atau manajemen laba mungkin tidak terlalu asing bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi, baik praktisi maupun
akademisi. Istilah tersebut mulai menarik perhatian para peneliti, khususnya peneliti akuntansi, karena sering dihubungkan dengan perilaku manajer atau para pembuat laporan keuangan. Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan untuk dapat mengambil keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah pemilik perusahaan, kreditur, bankir, investor, dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berada. Penyusunan laporan keuangan pada dasarnya bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak ketiga yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Apabila kita bicara tentang manajemen laba, bahasan kita tidak akan terlepas dari suatu teori baru di akuntansi, yaitu teori akuntansi positif atau positive accounting theory. Mungkin dapat dikatakan bahwa salah satu pioner teori akuntansi positif adalah Watts dan Zimmerman (1986) mengungkapkan pengaruh dari variabel-variabel ekonomi terhadap motivasi manajer untuk memilih suatu metode akuntansi. Mereka menegaskan bahwa teori akuntansi positif mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangannya, sebab teori ini dapat memberikan pedoman kepada para pembuat keputusan kebijakan akuntansi dalam melakukan perkiraan-perkiraan atau penjelasan-penjelasan akan konsekuensi dari keputusan tersebut. Dari sekian banyak penelitian, yang berbasis pada teori akuntansi positif, salah satunya yang diteliti dan menarik perhatian adalah penelitian tentang manajemen laba.
Salah satu motivasi untuk melakukan earnings management adalah ketika suatu perusahaan melaksanakan IPO (initial public offering). IPO (initial public offering) atau penawaran perdana saham merupakan saat yang terpenting yang dilakukan suatu perusahaan privat untuk memperoleh dana tambahan yang digunakan untuk pembiayaan dan ekspansi perusahaan. Perusahaan terdorong melakukan earnings management diantaranya karena perusahaan berusaha untuk meningkatkan penjualan saham, menurunkan tingkat pajak, mendongkrak penjualan saham, mendapatkan bonus, memindahkan besarnya denda dan menghindari sanksi Bank Indonesia (Surifah, 2001). Beberapa penelitian di Indonesia yang digunakan untuk melihat indikasi praktek manajemen laba (Surifah, 2001). Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat indikasi manajemen laba yang lebih tinggi pada perusahaan yang menderita kerugian. Penelitian Gumanti (2000) hasilnya menunjukkan bahwa manajemen laba terbukti dilakukan dua tahun sebelum IPO dan mengalami penurunan setelah IPO. Melihat fenomena manajemen laba ini, penulis sangat tertarik untuk meneliti ulang penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan terhadap perusahaan go public di Indonesia. Atas dasar tersebut di atas, maka penulis berminat untuk melakukan penelitian dengan judul : “Earnings Management dalam Initial Public offering (Studi Pada Perusahaan yang terdaftar di BEI Tahun 2006 Sampai Dengan Tahun 2010)”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada perbedaan manajemen laba sebelum dan saat penawaran perdana saham. 2. Apakah ada perbedaan manajemen laba sebelum dan sesudah penawaran perdana saham.
1.3 TujuanPenelitian Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empiris perbedaan manajemen laba sebelum, saat dan sesudah penawaran perdana saham pada perusahaan yang go public di BEI.
1.4 Kegunaan Penelitian Dengan memperhatikan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat bagi berbagai pihak, yaitu : 1. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan, pengetahuan dan pemahaman khususnya mengenai earnings management dan penawaran perdana saham. 2. Bagi Perusahaan Go Public
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai earnings management dalam kaitannya dengan Initial Public Offering, sehingga perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghindari terjadinya pelanggaran terhadap standar akuntansi keuangan. 3. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai praktek earnings management dalam kaitannya dengan IPO, sehingga investor dapat melakukan analisis secara cermat dan mengambil keputusan yang tepat berkaitan dengan keputusan investasi. 4. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi bahan referensi khususnya mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini, dan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian dan analisis berikutnya.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti, penulis melakukan penelitian melalui situs website: www.idx.co.id di Pojok Bursa Universitas Widyatama yang berlokasi di Jalan Cikutra No. 204A Bandung. Adapun waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan Maret 2013.