BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Industri kreatif saat ini terus berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan yang terus meningkat. Penciptaan hasil karya dalam industri kreatif tentunya terkait dengan pihak-pihak yang bekerja dalam proses produksi. Dalam hal ini, sounds atau suara, yang merupakan salah satu faktor dalam pesan, juga harus diolah secara maksimal untuk mendukung sebuah hasil karya yang berkualitas. Di setiap hasil produksi kreatif yang diedarkan di tengah kehidupan masyarakat melalui media elektronik baik itu media visual ataupun audio, disertai oleh sound yang diolah sedemikian rupa untuk mendukung tujuan dari produksi tersebut dilakukan. Tujuan yang dimaksud tersebut yang paling umum adalah untuk menarik perhatian dan membuat suatu suasana pada hasil karya tersebut, karena sebuah karya, walaupun karya tersebut adalah karya visual, bila tidak didukung dengan suara yang berkualitas dan menunjang hasil karya tersebut, dapat menurunan kualitas dari keseluruhan hasil karya kreatif tersebut. Sound Engineer merupakan posisi yang dapat menjawab bagaimana sebuah suara dapat diolah dan menjadi faktor yang sangat penting dalam hasil sebuah karya. Keberadaan Sound Engineer di tengah industri kreatif menegaskan bahwa tidak hanya gambar yang membuat sebuah hasil produksi berkualitas, namun juga suara. Berbagai industri kreatif menggunakan Sound Engineer untuk menciptakan suara yang bersih dari gangguan atu noise dan dapat memberikan ciri khas bagi
hasil produksi visual, ataupun untuk menciptakan hasil produksi audio yang berkualitas. Secara umum dapat dijelaskan bahwa hal yang dilakukan oleh Sound Engineer di industri kreatif adalah membuat dan mengolah sound sehingga dapat digunakan sesuai tujuan. Mereka mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan permintaan dari perusahaan ataupun pihak lain yang meminta, turut memberikan ide, menyocokan dengan konsep, dan tentunya melakukan proses perekaman hingga proses sound editing. Seluruh proses pengerjaan tersebut hanya dapat dilakukan oleh Sound Engineer. Begitu banyak detail yang harus diperhatikan dalam memproduksi suatu karya suara, terutama bila karya tersebut akan diedarkan ke masyarakat luas. Pilihan untuk menggunakan teknologi recording dan sound editig seringkali menjadi pilihan, terutama agar dapat menghasilkan suara yang berkualitas, yang bersih dari gangguan. Hal-hal seperti itu tidak hanya dibutuhkan radio, suara yang berkualitas juga diperlukan bagi media massa lainnya seperti televisi, film layar lebar, lagu yang dihasilkan oleh musisi, yang penting untuk memiliki kualitas suara yang baik agar tujuan penyampaian pesan yang terkandung di dalamnya dapat tersampaikan dengan baik. Keberhasilan Sound Engineer dalam pekerjaannya terkait dengan faktor kualitas hasil poduksi yang dikerjakannya, apakah hasil produksi tersebut diakui kualitasnya oleh berbagai pihak yang terkait, perusahaan, ataupun industri kreatif yang jumlahnya semakin meningkat saat ini. Hasil produksi tersebut kemudian juga akan beredar di masyarakat, karena itu tanggapan masyarakat juga
mempengaruhi apakah Sound Engineer sudah berhasil dalam memberikan yang terbaik dalam karya nya. Terkait dengan hal tersebut, penulis merasa bahwa kurangnya bahasan, informasi, ataupun penelitian tentang Sond Engineer yang beredar di masyarakat saat ini. Pekerjaan dan tugas-tugas seorang Sound Engineer yang mempengaruhi banyak dari hasil sebuah karya masih jarang diketahui, padahal hal tersebut dapat memberikan pandangan tersendiri dan sebuah wawasan yang menarik bagi pemerhati dunia infomasi, media, dann hiburan. Dengan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengangkat pekerjaan Sound Engineer ini sebagai hal yang dibahas secara lengkap dalam skripsi. Skripsi yang berjudul Peran Sound Engineer dalam Meningkatkan Kualitas Produksi di Rumah Produksi Suara “Basment (Music and Recording Studio)” secara spesifik akan menjelaskan bagaimana sebenarnya pekerjaan seorang Sound Engineer sehingga dapat menghasilkan karya suara yang berkualitas yang layak diedarkan secara luas.
1.2
Ruang Lingkup Penelitian skripsi ini adalah penelitian tentang peran seorang Sound Engineer di Basement Sound Production House dalam memproduksi karya suara sebelum karya tersebut dipublikasikan oleh media massa, serta pengaruh kinerja Sound Engineer tersebut terhadap perusahaan yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan karya suara adalah suara yang telah diolah dengan suatu tujuan dan menghasilkan suara yang lebih baik. Hasil karya yang dimaksud dapat berupa jingle, voice over, iklan, musik, dan lagu.
Oleh karena peran sound engineer terhadap kualitas produksi di rumah produksi suara Basement erat dengan proses kegiatan kerja nya, maka di dalam skripsi ini selain pembahasan mengenai peran tersebut juga akan dibahas mengenai salah satu unsur persan yaitu sound (suara) dan pengolahannya yang menggunakan teknologi recording dan sound editing, serta permasalahan yang ada dalam kasus masalah bunyi, suara, dan konsep-konsepnya.
1.3
Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Berdasarkan latar belakang yang telah dituliskan sebelumnya, maka tujuan dari skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.
Menjelaskan secara mendalam tentang peran dan pekerjaan seorang Sound Engineer
2.
Mengetahui aplikasi dan efektivitas penggunaan teknologi yang digunakan oleh Sound Engineer dalam menjalankan tugasnya
3.
Menunjukkan hasil kualitas produksi yang dihasilkan oleh kinerja Sound Engineer di Basement (Music and Recording Studio) Sound Production House
1.3.2 Manfaat Manfaat dari penyusunan skripsi ini terbagi dua, yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis. 1.
Manfaat praktis: Skripsi ini dapat memberikan informasi tetang bagaimana cara kerja seorang Sound Engineer serta menambah informasi tentang teknologi yang
bersangkutan dengan hal tersebut yaitu recording dan sound editing. Skripsi ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi pembaca yang berkegiatan di bidang broadcasting khususnya bagi pemerhati kualitas suatu sound, dan sedikit-banyak dapat memberikan informasi edukatif tentang praktis menghasilkan sounds yang baik dalam penyajian informasi. 2.
Manfaat teoritis: Skripsi dan penelitian ini diharapkan dapat menambah pemikiran tentang teori pengharapan (Expectancy Theory) oleh Victor Vroom yang dalam hal ini meneliti pengharapan Sound Engineer dalam pekerjannya yaitu menghasilkan sound yang berkualitas, serta tentna didukung oleh informasi tentang Recording and Mixing Theory. Demikian juga dengan teori-teori lainnya dalam skripsi ini yang berkaitan dengan sounds sebagai komponen sebuah pesan yang diharapkan juga dapat memberikan manfaat pembaca dapat lebih mendalami makna dari teori tersebut dan pengaplikasiannya.
1.4
Metodologi 1.4.1
Pendekatan Penelitian
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam pembuatan skripsi ini. Riset kualiatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, sehingga bila data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Dalam metode kualitatif, yang paling ditekankan adalah kualitas atau kedalaman persoalan dibahas, bukan kuantitas atau banyaknya data. (Kriyantono, 2006).
Untuk melihat bagaimana peran Sound Engineer secara mendalam, penulis menggunanakan jenis metode studi kasus dan memilih penelitian studi kasus yang bersifat deskriptif. Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data yang bisa digunakan utuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa secara sistematis. Oleh karena dalam penelitian ini memerlukan berbagai macam instrumen pengumpulan data, periset dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dan yang lainnya. (Kriyantono, 2006) Bersumber dari buku yang sama, bahwa dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian, periset bertujuan memberikan uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. Untuk penelitian studi kasus ini, penulis
meneliti
peran
seorang
Sound
Engineer
menggunakan
metode
pengumpulan data wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi literatur, lalu menguraikannya secara deskriptif, yang merupakan deskripsi detail mengenai topik yang diteliti.
1.4.2
Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis penelitian, maka data yang penuli kumpulkan adalah data kualitatif yang merupakan data yang berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat narasi-narasi. Data ini berhubungan dengan kategorisasi dan karakteristik. Berdasarkan sumbernya, data kualitatif dikelompokkan menjadi data historis, data teks, data kasus, dan data pengalaman individu. (Kriyantono, 2006)
Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data pengalaman individu dan data hasil observasi penulis sebagai data kualitatif nya. Dari data kualittif tersebut dapat diketahui data tentang motif menjadi seorang pekerja, dalam hal ini adalah Sound Engineer, lalu kebiasaannya dalam melakukan pekerjaan, kebiasaan para pelanggan, bagaimana perasaannya mengenai pekerjaan tersebut, bagaimana proses pekerjaan tersebut dan hal-hal yang harus dilalui termasuk faktor luar yang dapat mempengaruhi hasil karya, hingga berbagi saran, pendapat, dan definisidefinisi menyangkut pekerjaan tersebut menurut pengalamannya. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang digunakan dalam mengumpulkan data. Berdasarkan penjabaran tentang data pengalaman individu sebelumnya, maka metode penelitian yang digunakan penelitian kualitatif ini adalah melalui wawancara mendalam (depth interview) yang dilakukan kepada Sound Engineer dari rumah produksi suara Basement yang bernama Kharisma, diiringi dengan melakukan observasi di tempat yang sama dengan unit analisis nya adalah organsasi tersebut dan melihat cara organisasi tersebut (khususnya depatemen kerja Sound Engineerng) beraktivitas, serta melakukan studi literatur terhadap hal terkait dengan objek penelitian. Metode pengumpulan data yang penulis lakukan secara lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut: 1. Wawancara mendalam (depth interview) Merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam. Wawancara mendalam ini biasanya dikombinasikan dengan observasi partisipan. (Kriyantono, 2006) Untuk mendapatkan wawancara yang
mendalam, wawancara dibiarkan berjalan informal sehingga informal dapat dengan bebas memberikan jawaban. Kriyantono dalam bukunya juga mengatakan bahwa sebuah metode wawancara memiliki karakteristik untuk digolongkan menjadi wawancara mendalam. Karakteristik dari wawancara mendalam tersebut dan diterapkan dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Menggunakan subjek yang sedikit atau bahkan satu atau dua orang saja. Di dalam penelitian skripsi ini hanya menggunakan satu subjek yaitu Sound Engineer dari rumah produksi suara Basement. b. Menyediakan latar belakang secara detail mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu. Dari wawancara ini terelaborasi elemen dalam jawaban, yaitu opini, nilai-nilai (values), motivasi, pengalamanpengalaan, maupun perasaan informan. c. Wawancara mendalam memperhatikan pesan verbal dan nonverbal yang diberikan oleh informan. Saat melakukan penelitian, selain mempehatikan, merekam, dan mencatat jawaban verbal yang diberikan oleh Kharisma, penulis juga memperhatikan respons nonverbal yang muncul, seperti saat informan memberikan isyarat tidak nyaman setelah mengutarakan jawaban yang berarti pesan yang sempat terucap harus di off-record. Off-record permintaan untukk tidak memasukkan pesan yang terucap namun karena alasan tertentu, tidak diinginkan oleh informan untuk direkam atau disebarluaskan. d. Wawancara mendalam biasanya dilakukan dalam waktu yang lama dan berkali-kali. Bahkan bila perlu pewawancara turut melibatkan diri secara
dekat untuk mengetahui pola keseharian informan. Dalam hal ini, penulis berada di unit kerja yang sama dengan informan selama kurang lebih dua bulan. Selama rentan waktu itu, penulis melakukan penelitian, wawancara, dan observasi terhadap informan dan aktivitas yang dilakukannya di dalam perusahaan. e. Wawancara mendalam sangat dipengaruhi oleh iklim wawancara atau keakraban antara pewawancara dengan informan, sehingga wawancara dapat berlangsung terus. Dalam hal keakraban, penulis menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan informan sehingga bila penulis ingin mendapatkan jawaban yang lebih lengkap atas pertanyaan yang sama, penulis dapat mengajukan pertanyaan kembali. Hal ini juga berguna untuk menguji keyakinan informan dalam menjawab pertanyaan. 2. Observasi Metode observasi dalam hal ini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung (tanpa mediator) suatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan oleh objek tersebut. (Kriyantono, 2006) Dijelaskan juga oleh Rachmat Kriyantono dalam bukunya, bahwa dalam riset dikenal dua jenis metode observasi yaitu observasi non-partisipan dan partisipan. Berikut merupakan sebuah gambar yang dapat membantu memahami jenis observasi:
Overt 1
2
Participant
Observer 3
4
Covert Gambar 1.4.2.1 Jenis-Jenis Observasi (Wimmer and Dominic, 2000) a. Kuadran 1 disebut peneliti yang tampak (Overt-Observer). Penelitian ini menrupakan jenis observasi dimana peneliti hanya sebagai pengamat (Observer) dan kehadiran serta maksudnya dikethui oleh yang diteliti. b. Kuadran 2
disebut partisipan yang tampak. (Overt-Participant) karena
peneliti tidak hanya mengamati namun juga berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti. Jenis penelitian inilah yang penulis gunakan. c. Kuadran 3 berisikan situasi dimana peneliti terbatas sebagai Observer namu subjek yang diteliti tidak menyadari bahwa sedang diteliti (covert/tertutup) d. Kuadran 4 peneliti berperan sebagai partisipan namun subjek yang diteliti juga tidak menyadari bahwa sedang diteliti.
Berdasarkan gambar dan penjelasan dari tabel tersebut maka dapat diperjelas bahwa observasi partisipan merupakan metode observasi dimana peneliti juga menjadi partisipan yang ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh yang diteliti, dan kehadirannya dapat diketahui atau tidak. Sedangkan
observasi non-partisipan adalah metode observasi yang perisetnya hanya melakukan observasi danpa melakukan kativitas yang dilakukan oleh yang diteliti, baik kehadirannya diketahui ataupun tidak. Berdasarkan definisi tersebut, observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipan dengan masuk ke dalam lingkungan kerja subjek penelitian yaitu Sound Engineer di rumah produksi suara Basement, dan melakukan aktivitas yang serupa sehingga dapat merasakan langsung profesi yang diteliti. Penulis memilih untuk melakukan penelitian yang tampak (overt) karena penulis juga perlu melakukan metode wawancara mendalam, informan yang diteliti sadar akan adanya penelitian yang sedang berlangsung. Tindakan yang dilakukan dalam observasi dan wawancara mendalam dibedakan dalam tabel berikut (Berger, 2000 dalam Kriyantono, 2006) : Dimensi
Wawancara
Observasi
Waktu
lampau dan sekarang
Sekarang dan sedang berlangsung
(past and present)
(present and in progress)
Jenis
Sikap (attitudes), motivasi
Tindakan (actions), perilaku
Data
(motivation), dan
(behavior), interaksi (interactions),
pernyataan verbal
percakapan (conversation), konteks (context)
Metode
Bertanya (asking),
Mengamati (seeing), dan
mendengar (hearing), dan
mendengarkan (hearing)
memeriksa (probing) Tabel 1.4.2.3 Perbedaan Wawancara dan Observasi oleh Berger
Metode pengambilan data lainnya adalah studi literatur, yang merupakan studi pencarian data di berbagai sumber untuk mendukung penelitian atau memperkuat pernyataan informan. Studi literatur bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendukung konsep penelitian serta dapat memberikan latar belakang terhadap permasalahan yang diteliti. Penulis melakukan studi literatur dengan mencari data di berbagai sumber buku dan sumber tertulis lainnya, serta menggunakan jaringan internet untuk memperoleh data dari berbagai situs yang ada.
1.4.3
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam metode observasi adalah dengan membuat kategori-kategori tertentu dengan Filling System (Wimmer & Dominic): Tindakan (actions), perilaku (behavior), interaksi (interactions), percakapan (conversation). Setelah itu penulis memperkuat hasil tersebut dengan hasil analisis data wawancara mendalam dan bantuan dari teori yang didapat dari studi literatur. Metode analisis data wawancara mendalam yang dilakukan oleh penulis adalah membuat pengkodingan (analisis) hasil wawancara. Pengkodingan tediri atas tiga tahapan, yaitu: 1.
Pengkodingan Terbuka (Open Coding) Dalam tahap ini tidak hanya sekedar membuat transkrip wawancara dengan meringkas hasil wawancara, melainkan mulai menemukan kata kunci dengan metode reduksi data. Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak perlu. (Patilima, 2005)
2.
Pengkodingan Terporos (Axial Coding) Merupakan pembuatan prosedur penempatan data kembali dengan cara membuat kaitan antar kategori dari hasil wawancara dengan menggunakan kata kunci yang sudah dipilih sesuai topik oleh penulis. Dalam pembuatan kategori, kategori mencangkup semua transkrip wawancara dan tidak ada tumpang tindih antar kategori
3.
Pengkodean Terpilih (Selective Coding) Dalam pengkodingan ini dilakukan penyederhanaan data dengan menggabungkan semua kategori sehingga menghasilkan suatu tema yang menyimpulkan tujuan dari penelitian ini.
1.4.4
Validitas Data
Untuk melakukan metode analisis data yang membandingkan, mencocokkan, atau menguatkan metode satu dan lainnya, penulis menggunakan Analisis Triangulasi, yang melakukan analisis jawaban wawancara mendalam informan dengan meneliti kebenarannya dengan sumber data yang lainnya. Bersumber kepada buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Dwidjowinoto dalam Kriyantono, 2006:72), berikut adalah analisis triangulasi yang dilakukan penulis dalam penelitian ini: 1.
Triangulasi Sumber Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Dalam hal ini peneliti membandingkan dan menggabungkan hasil wawancara mendalam yang
dilakukan
kepada
Sound
Engineer
dan
Owner
Basement,
serta
mengaitkannya dengan hasil observasi. 2.
Triangulasi Teori Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Dalam landasan teori, penulis menjabarkan lebih dari satu teori yang dipergunakan untuk mendukung penelitian ini.
1.5
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari 5 bab, yang masing-masing dari bab tersebut merupakan tahapan-tahapan dari penjabaran yang sistematik dari penulisan skripsi ini. Secara garis besar, isi dari kelima bab tersebut adalah sebagai berikut: 1. BAB 1 PENDAHULUAN Berisikan latar belakang permasalahan yang diangkat oleh skripsi ini, lalu ruang lingkup, yang berupa batasan dari sistem yang dibahas dalam skripsi, lalu ada tujuan dan manfaat, terdapat juga hipotesis yang merupakan dugaan jawaban dari permasalahan yang dibahas, dilanjutkan dengan metodologi penelitian yang berisikan keterangan perumusan objek penelitian, metode pengumpulan data, serta metode cara menganalisis permasalahan, dan yang terakhir adalah sistematika penulisan. 2. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini berisikan teori-teori umum dan khusus yang digunakan untuk menyelaraskan data yang didapat dalam penelitian. Terdapat teori ilmu komunikasi, teori kualitatif, dan teori komunikasi massa sebagai teori-teori umum yang digunakan dalam skripsi ini. Sebagai teori khusus, terdapat teori nilai pengharapan (expectancy values theory) dan model analisis semiotik.
3. BAB 3 OBJEK PENELITIAN Bab 3 merupakan bagian pembahasan objek penelitian. Bab ini merupakan uraian dan penjelasan lengkap dari metodologi penelitian yang ditulis sebelumnya pada bab 1, juga disertai informasi tentang perusahaan tempat pengambilan data dilakukan. Maka outline yang terdapat dalam bab 3 adalah struktur organisasi perusahaan, prosedur yang berlaku, metode pengumpulan data, permasalahan yang ada, dan alternatif penjelasan masalah. 4. BAB 4 PEMBAHASAN Bab 4 berisikan hasil penelitian yang merupakan pemecahan masalah dari analisis permasalahan pada objek yang diteliti. Dalam bab ini terdapat penyajian data penelitian, pengolahan terhadap data yang terkumpul, dan penjelasan hasil penelitian.
5. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir adalah bab 5 yang bersikan kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis dari penyusunan skripsi ini.