BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Penelitian mengenai reaksi pasar modal akibat adanya peristiwa politik setelah reformasi semakin banyak, dikarenakan penelitian tersebut dapat menjadi informasi yang relevan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal dan bagi dunia akademis untuk menambah pengetahuan tentang pasar modal. Investor berinvestasi di pasar modal bertujuan untuk memperoleh untung yaitu berupa return dan untuk menjaga aset dari dampak nilai waktu uang (time value of money) akibat adanya inflasi. Pasar modal merupakan tempat yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan jangka panjangnya. Oleh karena itu, diharapkan pasar modal dapat menjadi tempat bertemunya antara pemberi pinjaman dan peminjam sehingga keduanya saling menguntungkan (Hartono, 2010a). Investor dapat pula mendapat kerugian apabila salah dalam melakukan investasi karena kurang memperoleh informasi yang relevan. Apabila investor akan mengurangi resiko kerugian di pasar modal maka dapat membentuk portofolio, namun dalam pembentukannya perlu dilakukan manajemen potofolio yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu planning, execution, dan feedback. Dalam tahapan planning, investor harus memperhatikan kondisi–kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi pasar modal, seperti ekonomi, sosial, politikal, dan sektor industri. Faktor ekonomi yang perlu diperhatikan adalah suku bunga pasar dan 16
inflasi. Dari segi politikal seperti peristiwa pemilihan umum presiden maupun legislatif dan peristiwa lain yang relevan (Hartono, 2010a, hal. 620-632). Pemilihan umum baik presiden maupun legislatif merupakan suatu proses pergantian susunan anggota di lembaga eksekutif dan legislatif, kedua lembaga tersebut merupakan lembaga yang menentukan atau membuat kebijakan termasuk kebijakan ekonomi. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kebijakan. Li dan Born (2006), menyatakan bahwa terdapat perbedaan kebijakan ekonomi yang cukup signifikan di Amerika Serikat antara dua partai politik besar yaitu Republik dan Demokrat, sehingga menyebabkan arah kebijakan ekonomi pun berbeda dan akhirnya return yang diperoleh investor akan berbeda. Homaifar et al (1998), membuktikan bahwa kemenangan dari partai republik meningkatkan harga saham pada industri pertahanan (defence industry) karena visi dan misi partai republik lebih kuat ke arah pertahanan dibandingkan dengan partai demokrat. Penelitian tersebut dilakukan pada pemilu presiden Amerika Serikat pada tahun 1964 sampai 1984. Pemilu presiden di Indonesia pada tahun 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 berbeda dari pemilu tahun sebelumnya, hanya terdapat dua pasang calon presiden dan wakil presiden, sedangkan pada tahun 2009 terdapat tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden (www.kpu.go.id). Tahun 2004 terdapat lima pasangan calon presiden dan wakil presiden, dikarenakan pada putaran pertama belum ada yang mendapatkan suara lebih dari 50%, maka dilanjutkan pemilu presiden putaran kedua yang diikuti oleh pasangan Susilo 17
Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri-Ahmad Hasyim Muzadi yang pada saat pemilu putaran pertama memperoleh suara teratas. Akhirnya pada pemilu putaran kedua, pasangan Susilo Bambang YudhoyonoJusuf Kalla menjadi pemenang pemilu presiden tahun 2004 tersebut (www.kompas.com). Pada pemilu presiden tahun 2014, pasca pemilihan presiden berlangsung, terdapat saling klaim kemenangan baik kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla maupun kubu Prabowo Subianto-Hatta Radjasa. Bentuk saling klaim kemenangan tersebut ditunjukkan pada hasil hitung cepat (quick-count) yang berbeda-beda antar lembaga survei, masing-masing kubu mendeklarasikan kemenangan.
Lembaga
survei
yang
menyatakan
kubu
Prabowo-Hatta
mengungguli pasangan Jokowi-Jusuf Kalla antara lain Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Jaringan Survei Indonesia (JSI), dan Lembaga Survei Nasional (LSN). Kemenangan hasil quickcount tersebut disambut gembira oleh Asosiasi Dosen Indonesia sebagai relawan dari kubu Prabowo (www.antaranews.com). Berdasarkan pemilu presiden tahun 2004, hasil dari quick-count memiliki tingakt akurasi yang cukup tinggi dan dapat digunakan untuk mengetahui siapa presiden terpilih tanpa harus menunggu keputusan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU)1. Pemilu presiden tahun 2014, dengan hasil quick-count yang berbeda-beda serta selisih dari hasil quick-count
tersebut hanya sekitar satu
sampai lima persen, sulit bagi masyarakat termasuk investor untuk dapat menebak atau mengetahui siapa presiden terpilih pada tahun 2014, sehingga keputusan 1
Selanjutnya akan digunakan kata KPU untuk menggantikan Komisi Pemilihan Umum
18
resmi KPU dinanti oleh masyarakat terutama investor sebagai input informasi yang akan digunakan untuk analisis pasar modal kedepannya. Keputusan resmi dari KPU mengenai siapa presiden yang terpilih akan dinanti-nanti oleh investor. KPU akhirya mengumumkan presiden dan wakil presiden terpilih yaitu Joko Widodo-Jusuf Kalla pada tanggal 22 Juli 2014, tetapi setelah itu masih terdapat gejolak lagi yaitu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa menolak hasil tersebut dan akhirnya berlanjut menggugat hasil pemilu presiden tersebut dengan melaporkan ke Mahkamah Konstitusi (MK)2. Pada saat Prabowo menolak hasil pemilu presiden tersebut, pasar langsung shock dan IHSG masuk zona merah (www.kompas.com). Investor domestik dan lokal merasa khawatir akan stabilitas politik di dalam negeri. Pada saat sidang sengketa hasil pemilu presiden 2014, terjadi demo disertai aksi kekerasan di luar gedung MK dan aksi demo tersebut juga mengakibatkan polisi dan pendemo bentrok dan terdapat korban luka-luka. Keputusan MK mengenai sengketa hasil pemilu presiden adalah satu-satunya keputusan yang dapat menganulir keputusan KPU mengenai hasil pemilu presiden. Setelah menanti keputusan resmi dari KPU, sekarang investor menanti keputusan MK. Investor membutuhkan informasi yang relevan terkait dengan decision making dalam berinvestasi, semakin banyak informasi yang dikumpulkan oleh investor, maka resiko rugi dalam berinvestasi semakin kecil. Menurut
2
Selanjutnya akan digunakan kata MK untuk menggantikan Mahkamah Konstitusi
19
Hartono (2010a), informasi yang relevan dengan pasar modal masuk dalam pembahasan dalam Efficient Market Hypothesis, bentuk efisiensi pasar dapat dilihat dari dua segi yaitu dari segi ketersediaan informasi di pasar yang dapat diakses semua orang dan kecanggihan pelaku pasar dalam melakukan analisis terhadap informasi yang tersedia di pasar. Fama (1970), membagi bentuk pasar efisien kedalam tiga bentuk yaitu efisiensi pasar bentuk lemah, efisiensi pasar bentuk setengah kuat, dan efisiensi pasar bentuk kuat. Investor mengambil langkah yang preventif dalam menghadapi peristiwa pemilu. Investor yang mengetahui informasi yang relevan akan memperoleh abnormal return apabila pasar tidak efisien, sedangkan yang tidak mengetahui informasi tersebut akan memperoleh abnormal loss. Apabila suatu peristiwa memiliki kandungan informasi, maka pasar akan bereaksi dan terdapat abnormal return. Penelitian untuk mengamati akibat dari suatu pengumuman atau event terhadap harga saham di pasar modal digunakan event study (Tandelilin, 2001). Pasar modal di Indonesia termasuk dalam semi strong-form efficiency, sehingga untuk mengujinya banyak yang menggunakan event study (Strong 2001:213). Penelitian dengan event study pernah dilakukan oleh Andreas et al (2010), meneliti efek dari pemilu presiden di U.S. selama delapan kali pemilu (19802008) terhadap stock price performance pada delapan industri, menemukan bahwa, (1) tidak ada pola yang konsiten untuk industry return di setiap industri apabila demokrat ataupun partai demokrat yang menang, (2) keunggulan kandidat presiden dari partai demokrat baik sebelum maupun sesudah pemilu lebih 20
direspon negatif oleh pasar, (3) pergantian presiden dari partai demokrat ke partai Republik dan begitu pula sebaliknya, lebih memberikan efek yang lebih kuat terhadap stock market daripada pergantian presiden dengan partai yang sama. Di Indonesia penelitian mengenai dampak peristiwa politik terhadap aktivitas perdagangan di pasar modal dilakukan oleh Suryawijaya dan Setiawan (1998), menemukan bahwa peristiwa politik dalam negeri memiliki dampak terhadap harga saham yang tercermin adanya abnormal return negatif yang terjadi pada event period selama tiga hari serta terdapat perbedaan yang signifikan aktivitas rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah peristiwa politik tanggal 27 Juli 1996. Penelitian lain pernah dilakukan oleh Kristiana dan Suranta (2005), bahwa pemilu legislatif dan pemilu presiden tahun 2004 menghasilkan abnormal return bagi investor yang berarti bahwa peristiwa tersebut memiliki kandungan informasi. Dari uraian tersebut maka peneliti ingin menguji serangkaian peristiwa politik diatas mulai dari pengumuman resmi hasil pemilihan umum presiden 2014 oleh KPU sampai dengan pengumuman keputusan sidang sengketa hasil pemilihan umum presiden tahun 2014 oleh Mahkamah Konstitusi. Dua peristiwa diatas merupakan peristiwa yang perlu untuk diteliti pengaruhnya terhadap pasar modal di Indonesia karena peristiwa tersebut saling berkaitan dan di Indonesia belum pernah terjadi peristiwa tersebut yaitu pemilihan umum yang hanya diikuti dua calon pasangan presiden dan wakil presiden serta penolakan hasil pemilu presiden yang kemudian digugat di Mahkamah Konstitusi.
21
Semakin penting peran pasar modal di suatu negara, maka akan semakin sensitif pula pasar modal tersebut dengan peristiwa disekitarnya (Suryawijaya dan Setiawan, 1998). Selain itu, peristiwa tersebut berhubungan secara tidak langsung dengan arah kebijakan ekonomi nasional serta regulasi pada pasar modal, sehingga investor memantau peristiwa tersebut karena peristiwa tersebut akan berpengaruh terhadap iklim investasi di Indonesia walaupun secara tidak langsung. Oleh karena itu, investor akan bereaksi sebagai bentuk dari adanya kandungan informasi peristiwa tersebut. Persitiwa pertama pada penelitian ini yaitu pemilu presiden tahun 2014 yang diikuti oleh dua pasangan calon, baru terjadi pada tahun 2014, sehingga investor menyoroti gaya kepemiminan dan track record dari kedua calon pemimpin tersebut. Pemilu presiden periode sebelumnya diikuti lebih dari dua pasangan calon presiden dan wakil presiden serta masyarakat bisa menduga pemenang pemilu presiden tersebut lewat quick count dari berbagai media massa secara cepat. Untuk pemilu presiden tahun 2014 ini, masyarakat harus menunggu pengumuman resmi dari KPU untuk mengetahui hasil pemilihan umum presiden 2014, dikarenakan quick count pada saat itu yang tidak konsisten hasilnya. Peristiwa kedua yaitu pengumuman keputusan hasil sidang sengketa pemilu presiden tahun 2014 oleh Mahkamah konstitusi. Penelitian mengenai sengketa hasil pemilu presiden belum pernah dilakukan di Indonesia, padahal dari berbagai media massa menyatakan pasar modal bereaksi atas adanya gugatan terhadap hasil pemilu presiden 2014.
22
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris bahwa peristiwa politik yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar tidak hanya terkait dengan peristiwa politik seperti reshuffle kabinet dan pergantian kepemimpinan, namun juga pada peristiwa politik seperti gugatan hasil pemilu presiden. Apabila terbukti terdapat reaksi pasar terhadap peristiwa ini maka penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan oleh investor dalam berinvestasi. Penelitian ini menggunakan dua event tersebut dengan metode event study. Penelitian dilakukan untuk menguji apakah pemilu pesiden 2014 yang berbeda dari tahun 2004 dan 2009 yaitu hanya diikuti dua pasang calon dan adanya gugatan hasil pilpres akan memberikan dampak terhadap harga saham yang dicerminkan oleh adanya abnormal return apabila peristiwa tersebut memiliki kandungan informasi. 1.2 RUMUSAN MASALAH Pada penjelasan bagian sebelumnya bahwa pasar modal dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan politik, maka peristiwa bersejarah di Indonesia yaitu pemilihan umum presiden tahun 2014 dan pengumuman sidang MK mengenai sengketa pilpres tahun 2014 tersebut adalah peristiwa politik yang sangat menentukan arah kebijakan salah satunya di bidang ekonomi. Oleh karena itu, investor menggunakan atau memanfaatkan peristiwa tersebut sebagai informasi dalam memutuskan untuk berinvestasi. Apabila investor menganggap peristiwa tersebut memiliki kandungan informasi maka akan terjadi abnormal return dan apabila peristiwa tersebut tidak relevan atau tidak memiliki kandungan informasi
23
maka pasar tidak akan merespon. Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah untuk penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat reaksi pasar yang signifikan di Bursa Efek Indonesia pada pengumuman resmi hasil Pemilihan Umum Presiden tahun 2014 oleh KPU? 2. Apakah terdapat perbedaan reaksi pasar di Bursa Efek Indonesia antara sebelum dan sesudah pengumuman resmi hasil Pemilihan Umum Presiden tahun 2014 oleh KPU? 3. Apakah terdapat perbedaan reaksi pasar di Bursa Efek Indonesia antara sebelum dan sesudah pengumuman keputusan sidang MK sengketa hasil pilpres 2014? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat reaksi pasar di Bursa Efek Indonesia pada pengumuman resmi hasil Pemilihan Umum Presiden tahun 2014 oleh KPU. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan reaksi pasar di Bursa Efek Indonesia antara sebelum dan sesudah pengumuman resmi hasil Pemilihan Umum Presiden tahun 2014 oleh KPU. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan reaksi pasar di Bursa Efek Indonesia antara sebelum dan sesudah pengumuman keputusan sidang MK sengketa hasil pilpres 2014.
24
1.4 MANFAT PENELITIAN Peneliti berharap penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi: 1. Dunia akademik Penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai respon pasar modal di Indonesia akibat adanya peristiwa politik yaitu pemilihan umum presiden serta keputusan MK mengenai hasil sengketa pemilihan umum presiden. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi bagi dunia pendidikan di Indonesia tentang peristiwa yang mempengaruhi pergerakan harga saham. 2. Investor Penelitian ini dapat menjadi bukti empiris bagi investor tentang pengaruh pemilihan umum presiden dan hasil keputusan MK mengenai hasil sengketa pemilu presiden terhadap pasar modal di Indonesia, sehingga investor kedepannya dapat melakukan antisipasi dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai pertimbangan dalam memutuskan untuk berinvestasi. 3. Penelitian selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan untuk rujukan atau pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai reaksi pasar modal terhadap peristiwa politik khususnya pemilihan umum. 1.5 BATASAN PENELITIAN Penelitian ini tidak mempertimbangkan peristiwa-peristiwa lain pada periode penelitian, tetapi hanya menguji peristiwa pemilihan umum presiden 2014 dan
25
keputusan MK mengenai sengketa hasil pemilu presiden 2014. Sampel yang digunakan yaitu LQ 45 karena pasar modal Indonesia masih termasuk dalam kategori thin market. 1.6 SISTEMATIKA PENELITIAN Sistematika penelitian ini terdiri dari 5 bab sebagai berikut: 1. BAB I: PENDAHULUAN Menjelaskan menganai latar belakang dilaksanakannya penelitian ini, rumusan masalah yang menjadi bahasan, batasan masalah dalam penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi berbagai pihak dan sistematika penulisan. 2. BAB II: LANDASAN TEORI Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teori mengenai efisiensi pasar, pengujian efisiensi pasar secara informasi,event study, return yang mencakup abnormal return, expected return, average abnormal return, dan cumulative average abnormal return, serta penelitian terdahulu yang akan digunakan sebagai acuan. Teori diperoleh dari berbagai buku dan jurnal nasional maupun internasional. Dengan adanya landasan teori, maka diharapkan penelitian ini mempunyai reliablitas dan validitas. 3. BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ketiga ini menjelaskan mengenai langkah-langkah teknis penelitian ini dilakukan. Bab ini akan menguraikan tentang jenis penelitian, jenis data dan cara pengumpulan data, sumber data, alat yang digunakan untuk analisis data yang dikumpulkan tersebut.
26
4. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan berisi analisis dan pembahasan mengenai hasil penelitian yang dilakukan di bab sebelumnya. Bab ini memaparkan beberapa hal penting yang terkait dengan topik penelitian dengan cara yang dihasilkan dari bab tiga. 5. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari pembahasan di bab sebelumnya dengan pertimbangan teori yang dijelaskan di bab dua. Dijelaskan pula keterbatasan dalam penelitian ini dan saran untuk penelitian selanjutnya serta daftar pustaka yang dijadikan referensi pada penelitian ini.
27