BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),instrument derivative, maupun instrument lainya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1). Industri barang konsumsi merupakan suatu cabang perusahaan Manufaktur yang mempunyai peran aktif dalam pasar modal dimana pada awal tahun 2011 sektor barang konsumsi mengalami kenaikan 41,93%,dibandingkan sektor lainya. Kenaikan tajam indeks sektoral tersebut banyak didukung oleh kenaikan emitenemiten yang tergabung didalamnya, antara lain Sektor Barang Konsumsi yang terdiri dari 33 emiten. Beberapa nama emiten yang cukup dikenal dan disinyalir ikut mendongkrak kinerja indeks sektoral ini secara signifikan antara lain PT Gudang Garam tbk (GGRM), PT Unilever Indonesia tbk (UNVR), PT indofood Sukses Makmur tbk (INDF), PT Kalbe Farma tbk (KLBF), PT HM Sampoerna tbk (HMSP), dan PT Mayora Indah tbk (MYOR). Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sumber daya alam sehingga banyak komoditi yang dapat diproduksi. Hal ini juga didukung dengan sumber daya manusia yang jumlahnnya cukup besar dan memyebabkan di Indonesia banyak perusahaan yang berkembang disektor Industri Barang konsumsi.Oleh sebab itu investasi pada Industri Barang konsumsi merupakan investasi yang cukup menjanjikan di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan Barang industri konsumsi yang dikatakan memiliki prospek yang baik dan memiliki peluang terus berkembang, tidak didukung oleh jumlah perusahaan yang yang membagikan deviden setiap tahunya, hal tersebut dapat dilihat pada Bursa Efek Indonesia dimana jumlah perusahaan yang membagikan deviden kas hanya 10 perusahaan saja
dari 33 Industri barang konsumsi
khususnya periode 2004 sampai 2010.hal itu sangat kecil dibandingkan jumlah seluruh Industri Barang Konsumsi yang ada di BEI. Padahal dividen merupakan pendapatan bagi investor yang dibagikan perusahaan diperoleh dari laba perusahaan dan dividen juga mencerminkan tentang kinerja perusahaan. Investor menginvestasikan dananya dengan tujuan mecari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadapa harga belinya (capital gain). Pembayaran deviden tunai membatu mengurangi ketidak pastian investor dalam aktivitas investasinya di perusahaan Investor dan manajemen perusahaan lebih menekankan pada preferensi jangka panjang. Investor mengharapkan untuk mendapatkan tingkat kembalian (retur) dan berupa deviden (capital gain) tidak didasarkan pada kebijakan manajemen (intern) perusahaan, tetapi didasarkan pada hasil kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang dipublikasikan. Kebijakan yang ditempuh oleh manajemen perusahaan bagi investor tidak terlalu penting untuk dipertimbangkan, bagi investor yang terpenting adalah melihat bagaimana perkembangan perusahaan terutama dari
Universitas Sumatera Utara
kinerja
keuangan perusahaannya yang terliahat dari laporan keuangan
perusahaan. Sebagaimana hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variabelvariabel yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen terdiri dari: profitabilitas, stabilitas dividen dan earning, likuiditas, investasi dan pembiayaan. Sementara berdasarkan laporan keuangan variabel-variabel tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) profitabilitas (diukur dengan laba bersih setelah pajak), (2) likuiditas (diukur dari cash ratio dan current ratio), (3) investasi (diukur dari jumlah dana yang ditanamkan pada aktiva tetap operasi), dan (4) pembiayaan (terutama dana yang diperoleh dari hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek) yang diukur dengan rasio leverage. Sementara earning dapat dilihat dari earning per share (EPS), sedangkan deviden (terutama cash dividend) merupakan tujuan yang diinginkan oleh investor dalam rangka memperoleh pendapatan dalam bentuk deviden dari hasil investasinya. Perusahaan
yang
menunjukkan
kendala
pembayaran
(kekurangan
likuiditas) mengarahkan manajemen untuk membatasi pertumbuhan deviden. Hasil penelitian tersebut masih menunjukkan hasil yang kontradiktif, sehingga perlu dilakukan penelitian hubungan antara ROI dengan deviden serta hubungan antara cash ratio dan current ratio dengan deviden. Terlebih hasil penelitian terdahulu, pengujiannya tidak didasarkan dari kinerja keuangan perusahaan, tetapi lebih ditekankan pada respon (tanggapan) manajemen dalam kebijakan deviden. Berdasarkan pertimbangan dan tujuan investasi dari investor, maka perlu dilakukan perluasan penelitian untuk mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
terhadap deviden (pendapatan dividen per lembar saham) berdasarkan informasi keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan, dan bukan didasarkan pada kebijakan yang ditempuh oleh manajemen perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dan untuk mengetahui lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi deviden kas, oleh sebab itu penulis mengambil judul : “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi kebijakan Deviden Kas pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia ”.
1.2. Perumusan Masalah Sebagaimana diuraikan dimuka, bahwa yang terpenting bagi investor adalah memperoleh tingkat kembalian (return) dari hasil investasinya baik berupa deviden kas maupun capital gain. Berdasarkan analisis laporan keuangan dan indentifikasi sementara yang telah diuraikan di muka, maka variabel-variabel yang mungkin berpengaruh terhadap deviden kas perlembar saham adalah: (1) earning per share (EPS), (2) return on investment (ROI), (3) cash ratio, (4) current ratio, (5) debt tototal asset (DTA) Berdasarkan uraian tersebut, maka pertanyaan penelitian terdiri dari: Apakah pengaruh EPS, ROI, Cash Ratio, Current Ratio, DTA secara simultan dan parsial terhadap Deviden Kas pada Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang dibuat maka tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor-faktor EPS, ROI, Cash Ratio, Current Ratio, DTA secara individual (parsial) dan bersama-sama (simultan) terhadap Deviden Kas pada Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Secara terperinci manfaat penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, pengembangan wawasan dan pola pikir penelitian. 2. Bagi perusahan (emiten) Dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan kebijakan deviden.. Faktorfaktor tersebut diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan besarnya dividen
yang
dibayarkan terutama dalam bentuk deviden kas bagi Sektor Industri Barang Konsumsi yang sahamnya terdaftar dan aktif diperdagangan di Bursa Efek Indonesia 2004 - 2010.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Investor Sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal (khususnya instrument saham). Dengan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembayaran deviden per lembar saham di harapkan investor dapat melakukan prediksi deviden (terutama deviden kas) yang akan diterima oleh para pemegang saham biasa. 4. Bagi Pihak Lain Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi bagi penelitian lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara