BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah penduduk. Permasalahannya yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang makin meningkat, persebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas penduduk yang masih rendah. Salah satu usaha untuk menekan pertumbuhan penduduk adalah dengan jalan mengurangi jumlah kelahiran.1 Penduduk Indonesia sebelum tahun 1960-an berada di peringkat keenam setelah Cina, India, USSR, Amerika Serikat, dan Jepang. Namun setelah 1960-an Indonesia naik ke peringkat yang kelima menggeser posisi Jepang. Pergeseran ini terutama
disebabkan
oleh
belum
berhasilnya
Indonesia
menurunkan
laju
pertumbuhan penduduk, sementara Jepang telah berhasil.2 Untuk mengendalikan pertumbuhan yang semakin meningkat, di Indonesia dilaksanakan Program Kependudukan Keluarga Berencana yang operasionalnya dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN); dimulai pada tahun 1970 berdasarkan struktur organisasi yang ditetapkan dengan Keppes No. 8/1970. adapun yang menjadi sasaran dalam Pelaksanaan Program Kependudukan Keluarga Berencana adalah mereka yang tergolong pada Pasangan Usia Subur (PUS).3 Pada tahun 2003 di Indonesia, jumlah PUS sebanyak 5.918.271 pasang. Dari jumlah ini sebanyak 11,72 % (693.469 peserta) merupakan peserta KB baru dan sebanyak 77,80 % (4.604.160 peserta) merupakan akseptor KB aktif. Menurut SDKI
Universitas Sumatera Utara
2002-2003 kontrasepsi yang banyak digunakan adalah metode suntikan (49,1 %), pil (23,3 %), IUD/spiral (10,9 %), implant (7,6 %), MOW (6,5 %), kondom (1,6 %), dan MOP (0,7 persen).2 Tahun 2007 peserta KB mencapai 5,6 juta , diikuti peningkatan pada tahun 2008 menjadi 6,5 juta akseptor, dan diperkirakan tahun 2009 akseptor mampu mencapai angka 7 juta orang.5 Pada tahun 2007 di Sumut, jumlah PUS 1.964.236 pasang. Dari jumlah ini 63,64 % (1.250.028 peserta) merupakan peserta KB aktif dan sebanyak 12,49 % (245.271 peserta) merupakan peserta KB baru. Berdasarkan peserta KB aktif, kontrasepsi yang banyak digunakan adalah pil (35,64 %), suntikan (33,39 %), kondom (14.18 %), IUD/spiral (10.82 %), MOW (4,48 %), dan MOP (1,49 %). Berdasarkan peserta KB baru, kontrasepsi yang banyak digunakan adalah suntikan (39,99 %), pil (37,38 %). 6 Pada tahun 2009 di kota Siantar , jumlah PUS 34.183 pasang. Proporsi penggunaan kontrasepsi 17,62 % (7.322 peserta) merupakan peserta KB baru dan sebanyak 56,00 % (23.272 peserta) merupakan peserta KB aktif. Berdasarkan peserta KB aktif , kontrasepsi yang digunakan adalah suntik (29,90 %), pil (25,14 %), IUD/spiral (11,60 %), MOP/MOW (13,75 %), implant (11.06 %) dan kondom (8,51 %). Berdasarkan peserta KB baru, kontrasepsi yang digunakan adalah suntik (33,95 %), pil (31,31 %), IUD/spiral (5,14 %), MOP/MOW (15,43 %), implant (5,31 %) dan kondom (9,68 %).7 Pada Tahun 2008 Di Kecamatan Siantar Marihat, jumlah PUS 2.810 pasang , dengan peserta KB baru 15,72% (575 peserta) dan peserta KB aktif 56,93 % (2.235 peserta). Berdasarkan peserta KB aktif , kontrasepsi yang digunakan adalah pil (25,43
Universitas Sumatera Utara
%), suntik (29,62 %), IUD/spiral (5,00 %), MOP/MOW(9,00 %), implant (15,87 %) dan kondom (15,00 %). Berdasarkan peserta KB baru, kontrasepsi yang digunakan adalah pil (25,33 %), suntik (35,06 %), IUD/spiral (0,67 %), kondom (2,48 %), implant (0,22 %) dan MOP/MOW (0,00 persen).7 Dari data PLKB / Pengelola KB Kelurahan Suka Raja Tahun 2010 tercatat sebanyak 364 PUS, dengan Peserta KB Aktif sebanyak 59,34 % (216 peserta). Sedangkan menurut Estándar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Penggunaan KB Aktif Minimal 70 % dari Pasangan Usia Subur. Berdasarkan peserta KB aktif, kontrasepsi adalah pil (23,14 %), suntik (41,66 %), Implant (12,96 %), IUD/spiral (2,77 %), kondom (6,94 %) MOP/MOW (4,62%) dan metode alamiah (7,87 %).8 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa dari peserta KB aktif dan KB baru, penggunaan Kontrasepsi Hormonal yang terdiri dari Pil, Suntik dan Implant di Indonesia yaitu 80 % dan di kelurahan Suka Raja yaitu 77,76 %. Penggunaan KB Hormonal memiliki persentase yang tinggi. Sedangkan yang diharapkan adalah penggunaan alat kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi yaitu kontrasepsi sterilisasi yang terdiri dari MOP (sterilisasi pria) dan MOW (sterilisasi wanita) dimana tingkat keberhasilannya 99 % dan keuntungannya adalah tidak adanya mortalitas/kematian. Kontrasepsi Permanen sangat kecil mempengaruhi morbiditas/ komplikasi penyakit lain, pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit, tidak menggangu hubungan seksual, tidak harus selalu diingat-ingat dalam menggunakan atau mengkonsumsinya, tidak harus selalu ada persediaan di rumah dan sifatnya permanen.9
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan penggunaan alat kontrasepsi hormonal bukan kontrasepsi mantap dan mempengaruhi kesehatan dan aksepstor sering lupa mengkonsumsi. Untuk itu perlu diketahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal pada PUS di Suka Raja Kecamatan Siantar Marihat.
1.2 Perumusan Masalah Belum diketahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal pada Akseptor KB di Kelurahan Suka Raja Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2010
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal pada akseptor KB di Kelurahan Suka Raja Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi hormonal pada akseptor KB di Kelurahan Suka Raja Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2010. b. Untuk mengetahui hubungan karakteristik host (umur, pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan, jumlah anak ) dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal pada akseptor KB di Kelurahan Suka Raja Kecamatan Sianta Marihat Marelan Tahun 2010. c. Untuk mengetahui hubungan karakteristik environment (Ketersediaan Pelayanan KB, Keterjangkauan biaya Pelayanan KB ) dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal pada akseptor KB di Kelurahan Suka Raja Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2010. d. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal pada aksptor KB di Kelurahan Suka Raja Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2010.
1.4 Manfaat Penelitian a. Sebagai bahan masukan bagi Program Penyuluhan Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB) dalam peningkatan pelayanan KB di Kelurahan Suka Raja . b. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan FKM-USU Medan dan penelitian yang sejenis berikutnya
Universitas Sumatera Utara