BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan yang terjadi antar perusahaan
semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk selalu dapat memuaskan keinginan konsumen dengan terus melakukan pengembangan dan inovasi terhadap bisnisnya. Tak heran jika perkembangan dunia industri kian tahun kian meningkat jumlahnya. Didukung dengan terus meningkatnya sektor perindustrian terutama pada sektor perdagangan, tentu saja para pebisnis tidak mau kehilangan kesempatan emasnya untuk membuat bisnis baru ataupun meluaskan bisnis yang telah ada sebelumnya. Para wirausaha biasa menyebutnya sebagai peluang bisnis. Seperti yang diketahui, banyak sekali industri yang dapat dimasuki oleh para wirausaha ini. Salah satu industri yang menarik untuk dimasuki ialah industri ban. Industri ban merupakan salah satu sektor industri yang paling mantap posisinya di Indonesia. Industri yang bergerak sebagai industri pendukung otomotif ini semakin tahun semakin melebarkan sayapnya. Mengingat tingkat penjualan mobil yang terus meningkat, industri ban pun terkena imbasnya. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), angka penjualan mobil meningkat sebesar 135.598 unit dalam kurun waktu tiga bulan, atau naik 60,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007 lalu yang hanya 84.337 unit (www.republika.co.id). Bahkan, pada tujuh bulan pertama 2008 penjualan mobil di Indonesia telah mencapai sekitar 353.000 unit atau sekitar 81% dari total penjualan mobil tahun lalu yang mencapai sekitar 434.000 unit. Tak heran jika penjualan mobil di dalam negeri diproyeksikan akan menembus angka sekitar 570.000 unit pada tahun ini dan melampaui penjualan tertinggi yang pernah dicapai Indonesia pada tahun 2005 yaitu sekitar 534.000 unit (www.inilah.com).
2
Dengan adanya peningkatan penjualan kendaraan bermotor yang cukup signifikan ini, juga diikuti oleh industri pendukung otomotif seperti ban. Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI), hingga kuartal pertama 2008, total penjualan ban mobil baik di pasar domestik maupun ekspor mencapai 11,12 juta unit atau mengalami kenaikan sebesar 6,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya 10,44 juta unit (www.republika.co.id). Dapat dikatakan bahwa peluang dalam bisnis ini cukup besar karena pertambahan mobil pribadi dan niaga bertambah lebih cepat dari yang tidak berjalan. Selain itu, penggunaan ban menjadi bagian penting yang tak terelakkan. Ban bukan hanya sematamata pelengkap memaksimalkan fungsi roda, tetapi juga bagian penting untuk kelengkapan kebutuhan keamanan dan kenyamanan berkendara. Ban memainkan peranan penting pada kendaraan jika dibandingkan dengan suku cadang yang lain. Fungsinya di kendaraan tidak bisa digantikan untuk mendapatkan kesempurnaan dalam pemakaian. Secara garis besar terdapat empat fungsi utama ban, dimana ban dapat menyangga beban kendaraan, meneruskan gaya gerak dan pengereman ke permukaan jalan, meredam getaran atau kejutan dari permukaan jalan, serta dapat meneruskan fungsi steer dan mengontrol arah kendaraan. Dengan tingkat kepentingan konsumen yang tinggi akan ban dan dapat dikatakan tidak ada barang lain yang dapat menggantikan fungsi ban, tak heran jika banyak masyarakat yang mengambil kesempatan untuk menjalankan bisnis ini. Namun, iklim usaha menjual ban dan jasa yang menyertainya ini kebanyakan berasal dari usaha keluarga yang turun temurun dan unsur persaudaraan. Dengan kondisi persaingan yang cukup ketat dan tentu saja membutuhkan modal yang besar, diperlukan juga pengetahuan yang cukup luas, sehingga agak sulit bagi pendatang baru untuk menjalankan usaha ini. Terlebih lagi ditambah derasnya impor ban asal dari China dan India yang mulai marak sejak Juli 2008 sehingga membuat penjualan ban produksi dalam negeri anjlok 10%. Ketua Asosiasi Produsen Ban Indonesia (APBI), Aziz Pane juga mengatakan
3
bahwa industri nasional merasa terganggu karena harga ban asal China dan India lebih murah 10% - 30% dari produk dalam negeri. Produk yang berasal dari China dan India lebih murah karena ban tersebut tidak menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Bahkan, banyak yang telah kadaluarsa, sehingga dapat membahayakan pengguna karena mudah meletus (www.kontan.co.id). Melihat tingginya tingkat persaingan yang terjadi, tak heran jika relatif jarang ada orang yang tiba-tiba ingin membuka toko ban. Pemain-pemain terkenal seperti Nawilis, Guna Ban, Permaisuri, Aneka Ban, dan lainnya umumnya bukan pemain baru dalam bisnis ini. Mereka sudah bermain puluhan tahun dalam bidang ini. Salah satunya yang terkenal ialah Sumber Makmur Ban. PT. Sumber Makmur (atau lebih dikenal dengan Sumber Makmur Ban) merupakan salah satu perusahaan yang berperan sebagai agen dalam melakukan penjualan serta bengkel ban dan velg mobil. PT. Sumber Makmur yang telah memulai operasinya sejak tahun 1986 merupakan salah satu authorized dealer atau TOMO (Toko Model) dari PT. Bridgestone Tire Indonesia yang meluncurkan merek ban yang cukup terkenal, Bridgestone. Meskipun ia merupakan Toko Model dari Bridgestone, koleksi ban merek lainnya pun cukup lengkap, seperti Goodyear, Dunlop, GT Radial, Achilles, Accelera, Toyo, Firenza, Michelin, Continental, Yokohama, dan lain sebagainya. Selain menjual produk ban dan velg, Sumber Makmur Ban juga melakukan pelayanan jasa berupa bengkel ban. Konsumen PT. Sumber Makmur kebanyakan perorangan, namun tak sedikit pula perusahaan-perusahaan, bengkel-bengkel, serta toko yang melakukan kerja sama dengannya. Seperti yang diketahui, tingkat persaingan dalam usaha ban dan velg ini cukup tinggi. Mudahnya pelanggan untuk berpindah merek karena memang ban merupakan produk standar dan tidak terdiferensiasi, terdapatnya sejumlah besar pemasok, serta hambatan untuk meninggalkan pasar yang tinggi turut meningkatkan persaingan yang ada. Sebut saja CK Motor Sport, Velindo Ban, Tetap Jaya Ban, Warna Warni Ban, Tifa Ban, Century Ban yang
4
merupakan sebagian kecil pesaing yang dihadapi oleh Sumber Makmur Ban. Namun, dengan kualitas produk dan jasa yang baik, harga yang bersaing, serta kesetiaan konsumen membuat Sumber Makmur tetap menjadi yang terdepan. Seiring dengan perkembangan zaman yang menginginkan segala sesuatunya praktis dan ekonomis, setiap pebisnis pasti ingin meluaskan usahanya. Tak ayal seperti yang akan dilakukan oleh PT. Sumber Makmur. Saat ini, PT. Sumber Makmur yang berlokasi di Daan Mogot sudah berencana untuk menambah satu cabangnya lagi di Jalan Panjang. Di Daan Mogot, PT. Sumber Makmur merupakan toko model Bridgestone, namun untuk di Jalan Panjang ini tidak dapat menggunakan Bridgestone lagi sebagai toko modelnya. Hal tersebut dikarenakan peraturan yang dikeluarkan oleh Bridgestone dimana tidak diperbolehkan untuk membuat toko model sesama Bridgestone dengan jarak yang berdekatan (sekitar 3 hingga 4 kilometer). Mengingat adanya toko model Bridgestone di sekitar lokasi barunya, seperti Warna Warni Ban yang berjarak 150 meter dan W&W Ban yang berjarak 500 meter, tentunya membuat Sumber Makmur Ban tidak dapat menggunakan Bridgestone lagi sebagai toko modelnya seperti halnya di Daan Mogot. Melihat masalah yang terjadi, penulis ingin membantu perusahaan dalam menganalisis pangsa pasar dari masing-masing merek ban sehingga dapat diketahui sebaiknya perusahaan menggunakan toko model apa, yang tentu saja akan berdampak pada peluang usaha yang dapat dicapai perusahaan. Dengan mengangkat judul “Markov Chains untuk Menganalisis Peluang Usaha (Studi Kasus : PT. Sumber Makmur)” diharapkan penulis dapat memberikan rekomendasi yang tepat kepada perusahaan sebaiknya menggunakan toko model apa, dilihat dari segi pangsa pasar dan kualitas produk yang dihasilkan oleh merek ban lainnya.
5
1.2
Identifikasi Masalah Mengacu pada latar belakang yang disampaikan di atas, penulis mengidentifikasi
permasalahan sebagai berikut : •
Bagaimana kondisi pasar industri ban saat ini ?
•
Berdasarkan analisis pangsa pasar dengan menggunakan Markov Chains, bagaimana peluang bisnis perusahaan ?
•
Bagaimana rekomendasi bagi perusahaan dilihat dari pangsa pasar pada kondisi ekuilibrium ?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : -
Menganalisa kondisi pangsa pasar dari industri ban (T-1).
-
Menganalisa peluang bisnis perusahaan dilihat dari analisis pangsa pasar (T-2).
-
Dapat
memberikan
rekomendasi
yang
terbaik
bagi
perusahaan
dalam
memperluas usahanya (T-3).
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah : •
Bagi PT. Sumber Makmur : 1. Memberikan gambaran bagi perusahaan akan kondisi pasar yang sedang terjadi dalam industri ban. 2. Memberikan
gambaran
akan
peluang
bisnis
yang
dapat
dilakukan
perusahaan berdasarkan analisis perkiraan pangsa pasar. 3. Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dengan memberikan gambaran prediksi sebaiknya menggunakan toko model yang mana dilihat dari segi pangsa pasar.
6
4. Sebagai sumber informasi untuk menentukan strategi jangka panjang perusahaan.
•
Bagi Penulis, memberikan pemahaman dan wawasan baru mengenai pengaruh pangsa pasar terhadap peluang dari bisnis yang akan dijalankan dengan menggunakan teknik analisis Markov.
•
Bagi mahasiswa dan pembaca : 1. Memberikan pemahaman dan wawasan baru mengenai konsep analisis pangsa pasar untuk mengetahui peluang bisnis. 2. Sebagai informasi tambahan untuk masyarakat mengenai pangsa pasar industri ban. 3. Sebagai acuan dan bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.
•
Bagi pendidikan : 1. Untuk mengetahui pendekatan yang cocok dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 2. Sebagai
sumber
pembelajaran
untuk
menghitung
peluang
usaha
berdasarkan pangsa pasar. 3. Dapat memberikan suatu kontribusi yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta penerapan yang lebih tepat guna untuk pengembangan dunia usaha.