BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang Pendidikan Tinggi S1 Keperawatan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perawat yang di sebut profesional (Nursalam, 2007). Pendidikan keperawatan ini sangat berperan dalam membina sikap, pandangan dan kemampuan profesional lulusannya. Sikap dan kemampuan profesional lulusan ditumbuhkan dan dibina sepanjang proses pendidikannya melalui berbagai bentuk pengalaman belajar, antara lain melalui pengalaman belajar praktik (PBP). Pengalaman belajar praktikum (PBP) merupakan proses pembelajaran di laboratorium dalam rangka memperkuat teori-teori atau pengalaman yang didapatkan dengan cara pengalaman belajar lain. (Nursalam, Effendi, 2007). Salah satu bentuk pengalaman belajar praktikum (PBP) yang
perlu mendapat perhatian
dalam pengembangan dan pembinaan pendidikan keperawatan yang merupakan bentuk pengalaman belajar utama dalam melaksanakan adaptasi professional yaitu pengalaman yang didapat melalui pembelajaran klinik. Pembelajaran di lingkungan klinik memiliki banyak keunggulan karena fokus pembelajaran dan pengajaran langsung melibatkan klien secara langsung dan menjadi “jantung” dari pendidikan keperawatan. Ini berarti pengalaman belajar klinik sangat penting bagi calon perawat (peserta didik). Peserta didik di harapkan setelah melalui proses pembelajaran klinik mampu mengambil suatu keputusan klinik yang merupakan penerapan terintegrasi dengan kemampuan penalaran ilmiah dan etik dengan bertolak dari masalah-masalah nyata dalam bidang keperawatan (Nursalam, Effendi, 2007). Terkait penjelasan tersebut hal ini sangat sulit dipenuhi sebab setiap mahasiswa memiliki cara belajar sendiri terhadap pembelajaran yang mereka peroleh, tergantung dari karir yang dipilih, seperti
yang dijelaskan oleh Emilia 1
(2008)
Mahasiswa
2
menggunakan cara belajar yang berbeda tergantung dari karir yang dipilihnya. Pemilihan karir menurut Yunitasari (2006) merupakan cara, usaha seseorang untuk mengambil satu diantara banyak jabatan, pekerjaan yang memberikan harapan sesuai yang diinginkan. Perawat profesional harus memiliki motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan pemilihan karir profesional yang mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap atas karirnya (Kusnanto, 2004, dalam Sagala, 2009). Peningkatan pelayanan keperawatan yang berkualitas sangat terkait dengan karir keperawatan, sebab dapat meningkatkan komitmen profesional dan motivasi perawat. Motivasi adalah suatu proses atau keadaan yang membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku manusia untuk mencapai tujuan atau cita-citanya (Pujadi, 2007, dalam Sagala, 2009). Pencapaian prestasi belajar sangat diperlukan motivasi (Sagala, 2009). Motivasi terhadap penentuan pilihan karir akan mendorong mahasiswa untuk mengembangkan konsep diri dan identitas dirinya sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab atas karir yang dipilihnya (Oktaviani, 2006). Pilihan karir membentuk gaya belajar melalui kebiasaan yang diperoleh dalam pelatihan dan melalui tekanan normatif yang membentuk individu menjadi seorang profesional yang kompeten (Kolb, 1984). Menciptakan perawat yang profesinal yang kompeten Muchlasin (2004) dalam Rizani (2006) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor lingkungan yang menentukannya dalam pembelajaran klinik. Faktor lingkungan tersebut meliputi kepemimpinan, supervisi, koordinasi, peraturan, sarana dan prasarana, insentif serta keadaan lingkungan kerja. Keadaan lingkungan praktek yang diperoleh mahasiswa tentang sarana dan prasarana, keterampilan klinik, pembimbing klinik, metode pembelajaran klinik, memberikan persepsi sendiri bagi mahasiswa, seperti
3
yang dijelskan oleh Kinichi & Kreitner (2003) dalam simbolon (2008) persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Menurut Stephen P & Robbins (2005) dalam Simbolon (2008) persepsi sebagai suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan atau menginterpretasikan kesan-kesan indera agar memberikan makna bagi lingkungannya. Persepsi mahasiswa yang baik terhadap pengajaran klinik akan menghasilkan pencapaian dan penguasaan kompetensi yang optimal (Alimul, 2001, dalam Subidyo, 2004). Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) adalah salah satu universitas di Jawa Tengah yang memiliki fakultas ilmu keperawatan dan kesehatan. Berbagai program studi telah dibuka pada fakultas ilmu keperawatan dan kesehatan, salah satunya adalah program studi S1 Keperawatan. Program studi S1 Keperawatan unimus bertujuan mendidik mahasiswa melalui proses belajar mengajar untuk menyelesaikan kurikulum tertentu sehingga mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai kompetensi NERS professional (http://pmb.unimus.ac.id/). Berbagai metode pembelajaran telah diterapkan untuk menciptakan mahasiswa yang kompeten sesuai tujuan yang dijelaskan. Metode tersebut meliputi pembelajaran teori, praktik laboratorium dan praktik klinik di Rumah Sakit dan Puskesmas yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa semester VIII. Studi pendahuluan dengan metode wawancara pada 20 mahasiswa program studi S1 keperawatan reguler semester VIII UNIMUS tehadap pembelajaran klinik yang dialami saat praktek di rumah sakit, 15% mengatakan kurang memperoleh pengalaman klinik karena keterbatasan kasus
(pasien),
10%
mengatakan
keterbatasan
kasus
tidak
menghalanginya untuk belajar, selama dia mau berusaha belajar, 20% mengatakan pada saat praktik klinik (KGD 2) di ruang ICU syringe pump
4
tidak ada sehingga mahasiswa kurang memperoleh pembelajaran klinik, 20% mengatakan masih belum berani melakukan tindakan keperawatan langsung pada pasien sehingga, setiap akan melakukan tindakan keperawatan selalu meminta untuk di bimbing, 10% mengatakan sering melakukan tindakan keperawatan sendiri seperti pemasangan infus, 10% mengatakan pembimbing klinik sibuk dengan pekerjaannya dan jarang membimbing
sehingga,
mahasiswa
kesulitan
memenuhi
tarjet
pembelajaran, 15% mengatakan jika pembimbing sibuk mahasiswa selalu meminta staf perawat atau teman sejawat yang sudah bisa melakukan tindakan keperawatan untuk mengajarinya. Berdasarkan fenomena tersebut tergambar masih banyak mahasiswa belum memperoleh pembelajaran klinik dengan optimal. Hal ini bisa berpengaruh terhadap kualitas lulusan S1 keperawatan, ini perlu ditanggulangi dengan mengetahui karakteristik mahasiswa seperti pilihan karir mahasiswa dan persepsi mahasiswa terhadap proses pembelajaran yang mereka alami akan lebih mudah menentukan metode pembelajaran pra klinik yang lebih efektif dan kondusi, untuk itu perlu dilakukan penelitian hubungan pilihan karir mahasiswa dengan persepsi terhadap proses pembelajaran klinik pada mahasiswa semester VI S1 Universitas Muhammadiyah Semarang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan permasalahan apakah ada hubungan pilihan karir mahasiswa dengan persepsi terhadap proses pembelajaran klinik pada mahasiswa semester VI S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang
C. Tujuan 1. Tujuan umum
5
Mengetahui hubungan pilihan karir mahasiswa dengan persepsi terhadap proses pembelajaran klinik pada mahasiswa semester VI S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. 2.
Tujuan khusus a. Mengidentifikasi pilihan karir. b. Mengidentifikasi
persepsi
mahasiswa
terhadap
proses
pembelajaran klinik c. Menganalisis hubungan pilihan karir dengan persepsi terhadap proses pembelajaran klinik
D. Manfaat 1. Mahasiswa Memberikan informasi tentang proses pembelajaran klinik Khususnya manfaat dari pembelajaran klinik sendiri 2. Institasi Pendidikan Bahan masukan dan acuan bagi institusi pendidikan, dalam menentukan metode pembelajaran pra klinik yang efektif dan kondusi. 3. Rumah Sakit Bahan kebijakan untuk mempersiapkan kebutuhan para mahasiswa S1 keperawatan yang akan melakukan praktik klinik. 4. Peneliti 5. Meningkatkan pengetahuan lebih dalam lagi tentang praktik klinik keperawatan. 6. Peneliti lain Bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian- penelitian lebih lanjut dengan variabel yang belum di teliti.
E. Bidang Ilmu Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah IKD dan Ilmu Pendidikan Keperawatan.