1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama komprehensif yang mengatur semua aspek kehidupan manusia. Inti dari ajaran Islam adalah tauhid, sehingga Hasan alBanna (2001) menjelaskan bahwa Islam adalah aqidah dan ibadah, negara dan kewarganegaraan, toleransi dan kekuatan, moral dan material, peradaban dan perundang-undangan. Keberagamaan seseorang dapat memberikan pengaruh pada perilaku dan nilai untuk banyak hal dalam kehidupannya (Assadi, 2003). Sehingga kepribadian dan sistem kehidupan seorang muslim dipengaruhi oleh ajaran Islam. Salah satu sistem kehidupan yang diatur adalah sistem ekonomi, dimana Allah Swt berfirman:
“ Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kau lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dibumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qasas (28):77). Berdasarkan ayat tersebut, Allah Swt memberikan perintah untuk mengabdikan diri dalam beribadah kepada-Nya pada aktivitas untuk mendapatkan pahala di akhirat tanpa melupakan kehidupan di dunia, seperti memenuhi kebutuhan hidup dirinya, keluarga maupun orang lain dengan cara yang benar. Dalam hal ini Rasulullah Saw pernah bersabda, “Kamu
Universitas Indonesia
2
lebih baik meninggalkan anak keturunanmu kaya daripada miskin dan bergantung kepada belas kasih orang lain.” (HR. Bukhari Muslim). Hadits ini memberikan motivasi yang sangat kuat bahwa seorang muslim harus memperhatikan kesejahteraan diri dan keluarganya. Salah satu cara dalam meningkatkan kualitas hidup adalah mewarisi harta untuk keluarga dengan cara menabung, karena sesungguhnya menabung merupakan fitrah manusia, dimana Allah Swt berfirman:
“Katakanlah (Muhammad), “sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya (perbendaharaan) itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan manusia itu sangat kikir.” (QS. Al Isra (17):100). 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, Islam memberikan perhatian yang cukup besar dalam melakukan peningkatan kualitas hidup manusia dari segi materi. Sehingga sangat penting bagi seorang muslim untuk dapat mewarisi keluarganya dengan melakukan kegiatan yang produktif dan bermanfaat. Menabung adalah salah satu anjuran Islam dalam melakukan perencanaan ekonomi, seseorang yang tidak menabung akan menghadapi kesulitan ekonomi yang tidak terduga di masa yang akan datang. (Majid, 2001). Oleh karena itu, Allah Swt meminta umatnya untuk tidak melakukan pemborosan dan bersikap kikir, seperti ayat dibawah ini:
Universitas Indonesia
3
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al Isra (17):29).
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Isra (17):27). “...makan dan minumlah kamu, dan janganlah berlebih-lebihan...”. (QS. Al A’raf (7):31). “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir...” (QS. Al Furqan (25):67). Manusia hendaknya memperhatikan kehidupan masa depannya, seperti firman Allah Swt di bawah ini:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr (59):18) Berdasarkan ayat-ayat yang telah dikemukakan, menabung adalah salah satu anjuran dalam mengendalikan diri untuk tidak boros dan tidak kikir serta memperhatikan kehidupan manusia di masa yang akan datang. Rasulullah Saw dalam haditsnya mengingatkan umatnya agar menabung. “...Rasulullah Saw pernah membeli kurma dari Bani Nadhir dan menyimpannya untuk perbekalan setahun untuk keluarga...” (HR. Bukhari).
Universitas Indonesia
4
“Simpanlah sebagian dari pada harta kamu untuk kebaikan masa depanmu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” (HR. Bukhari). Berdasarkan dalil-dali Al Quran dan Hadits diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa
Islam
sangat
menganjurkan
umatnya
untuk
memperhatikan masa depannya, dan menabung adalah salah satu upaya untuk mewujudkannya, akan tetapi tidak berarti Islam membenarkan umatnya untuk berlaku kikir dan membiarkan harta itu tidak produktif. Harta yang ditimbun tanpa digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat hanya akan memperburuk sistem perekonomian yang ada. Umat Islam merupakan umat yang berpotensi untuk menabung, hal ini disebabkan karena Islam mengenal konsep halal dan haram. Sehingga dalam memenuhi kebutuhannya, konsumsi seorang muslim lebih sedikit jika dibandingkan dengan non-muslim. Salah satu tujuan konsep halal dan haram dalam menggunakan barang dan jasa, menurut Akram Khan (1983) adalah sebagai pendorong untuk meminimumkan jumlah harta yang dibelanjakan sehingga mampu memaksimumkan harta yang akan ditabung (Majid, 2001). Pendapat Sadeq (1992) menyatakan bahwa potensi menabung dalam Islam bukan hanya sekedar konsep halal dan haram, namun merupakan kewajiban umat Islam untuk menggunakan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara optimum dan keharusan memobilisasi tabungan secara produktif. Hal ini dapat dilakukan dengan meleburkan tabungan sehingga dapat disalurkan untuk didistribusikan dalam sektor yang menghasilkan keuntungan juga antara faktor penting yang mendorong umat Islam untuk menabung. (Majid, 2001). Tingkat tabungan juga merupakan salah satu indikator majunya sebuah negara, menurut Majid (2001), sejak lebih 1400 tahun lalu, ekonomi Islam melihat tabungan sebagai salah satu faktor dominan dalam pembangunan ekonomi. Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, dimana 80% didalamnya adalah beragama Islam. Akan tetapi faktanya, jumlah tabungan masyarakat di Indonesia masih sedikit. Hal ini dapat diamati pada pendapatan yang menjadi sumber dana seseorang menabung. Rendahnya pendapatan dapat berakibat pada rendahnya daya beli
Universitas Indonesia
5
dan tabungan seseorang, menurut data dari Bank Dunia, orang-orang miskin mencapai 37,2 juta jiwa dengan standar pendapatan US$1.50 per hari, jika standar tersebut di naikkan menjadi US$1.80 per hari maka jumlahnya bertambah menjadi 64,7 juta jiwa
(Litbang Gema Pembebasan, 2007).
Walaupun kondisi ini yang terjadi, namun masyarakat memiliki sifat konsumtif yang tinggi, dimana kenaikan harga-harga bukan menjadi pengendalian dirinya untuk menahan keinginan namun sibuk mencari hutang untuk memenuhinya, sehingga tingkat tabungan masyarakat menjadi rendah (Soegito- Ketua BPS). Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat tabungan masyarakat yang menjadi salah satu penghambat dalam perkembangan perekonomian di Indonesia. Masalah ini terkait dengan bagaimana seseorang melakukan aktivitas menabung, sehingga peneliti tertarik untuk melihat lebih dalam mengenai perilaku menabung seorang muslim, adapun faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh yaitu pendapatan, konsumsi, Religius Commitment, Usia, Status pernikahan, dan jenis kelamin. Sehingga timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Apakah
perilaku
menabung
seorang
muslim
dipengaruhi
oleh
pendapatan, konsumsi, religious commitment, usia, status pernikahan dan jenis kelamin? b.
I.3
Apakah motif utama seorang muslim dalam menabung?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui besarnya pengaruh tingkat pendapatan, konsumsi, religius commitment, usia, marital status dan jenis kelamin terhadap perilaku menabung seorang muslim secara statistik. b. Mengetahui motif yang menjadi pilihan utama dalam kegiatan menabung seorang muslim.
Universitas Indonesia
6
I.4
Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian tesis ini adalah sebagai berikut: a. Tesis ini hanya membahas perilaku menabung, dimana responden merupakan seorang muslim yang telah berpenghasilan. b. Variabel-variabel yang berhubungan atau berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menabung seorang muslim dibatasi dalam 7 (tujuh) faktor, yaitu: konsumsi, pendapatan, Religious Commitment, usia, status pernikahan, jenis kelamin dan motif. c. Variabel perilaku menabung akan diukur dengan besarnya seorang muslim menabung dalam setiap bulannya, sehingga parameter ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu: •
Kategori 1: ≤ Rp. 300.000,- per bulan
•
Kategori 2: Rp. 300.001,- - Rp. 800.000,- per bulan
•
Kategori 3: ≥ Rp. 800.001,- per bulan
d. Variabel
Religius
Commitment
diukur
melalui
kehadiran
atau
keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan religius; Arti penting nilai religius dibandingkan nilai materi; pendapatan bahwa negara akan lebih baik bila orang-orangnya lebih religius; kebiasaan untuk selalu melakukan kewajiban religius, (Tjahjono, 2007). e. Dalam membahas motif seorang muslim dalam menabung akan dibagi menjadi 4 motif dalam menabung, yaitu motif daur hidup, motif berjagajaga, motif warisan dan motif ibadah, dimana 4 motif ini akan terurai menjadi 12 item pertanyaan yang masing-masing item adalah kelompok dari 4 motif tersebut.
I.5
Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa didalam sistem Islam, umatnya sangat dianjurkan untuk dapat menyimpan hartanya untuk hari esok baik
Universitas Indonesia
7
kepentingan ukhrawi maupun duniawi. Seperti yang telah diketahui pada umumnya, bahwa pendapatan yang diterima seseorang akan menjadi pengeluaran yang bisa berbentuk konsumsi dan tabungan (baik simpanan untuk dunia maupun akhirat). Variabel pendapatan dan konsumsi merupakan variabel yang cukup signifikan berpengaruh pada besar kecilnya tabungan seseorang. Salah satu kondisi peilaku yang membedakan antara muslim dan non-muslim dalam ekonomi terletak pada konsumsi. Seorang muslim dalam hal ini memiliki konsep halal dan haram, serta larangan untuk memiliki sifat berlebihlebihan, sehingga secara teori berdasarkan teori Keynes, alokasi pengeluaran pendapatan untuk menabung seorang muslim lebih tinggi jika dibandingkan dengan non-muslim. Penelitian terdahulu pernah dilakukan Nazir dkk (2002), mengenai perilaku menabung seorang muslim, perilaku ini dipengaruhi oleh kekonsistenan beribadah, konsumsi dan pendapatan. Dimana objek penelitiannya adalah mahasiswa IIUM (International Islamic University Malaysia). Selain itu, penelitian Horioka dan Watanabe (1997), meneliti tentang pengaruh pendapatan terhadap motif menabung pada rumah tangga di Jepang. Motif pada penelitian ini dibagi menjadi 3 motif yaitu motif daur hidup, motif berjaga-jaga, motif warisan. Sehingga berdasarkan penelitian sebelumnya, maka penelitian yang akan disusun saat ini berkaitan dengan analisa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menabung seorang muslim. Di duga terdapat 6 faktor yang mempengaruhi perilaku menabung, yaitu pendapatan, konsumsi, religious commitment, usia, status pernikahan dan jenis kelamin, sehingga dapat digambarkan kerangka pemikiran berikut dalam menjawab permasalahan.
Universitas Indonesia
8
Bagan 1.1. Kerangka Pemikiran
Konsumsi Pendapatan Religious Commitment
Usia
Perilaku Menabung seorang muslim
Status Pernikahan Jenis Kelamin
Motif
Spesifikasi Model Seperti yang telah dipaparkan oleh Al-Haq (1993), perilaku menabung seorang muslim ditentukan oleh pertimbangan pendapatan dan konsumsi juga kekonsistenan dalam beribadah seseorang. Hal ini akan kembali dianalisa, dengan tambahan beberapa variabel. Secara spesifik, model ini menjadikan perilaku menabung sebagai variabel dependen, sedangkan konsumsi, pendapatan, religious commitment, dan faktor-faktor demographi seperti usia, status pernikahan dan jenis kelamin sebagai variabel independen, berikut akan dijelaskan secara mendetail setiap variabelnya.
Perilaku Menabung Perilaku menabung dalam penelitian ini adalah kegiatan menabung seseorang dari pendapatan dikurangi konsumsi (Pembelian sandang, pangan dan papan) dan pengeluaran dijalan Allah Swt (zakat, Infaq, dan sedekah). Dimana perilaku menabung akan diukur dalam besarnya seseorang menabung setiap bulannya, sehingga dibagi dalam 3 kategori, yaitu: •
Kategori 1: ≤ Rp. 300.000,- per bulan
Universitas Indonesia
9
•
Kategori 2: Rp. 300.001,- - Rp. 800.000,- per bulan
•
Kategori 3: ≥ Rp. 800.001,- per bulan
Pendapatan Pendapatan yang diterima oleh seseorang, dimana sumbernya bisa berupa beasiswa untuk mahasiswa, uang saku dari orang tua, atau gaji bulanan yang didapatnya dari suatu usaha.
Konsumsi Konsumsi dalam penelitian ini adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya didunia, seperti membeli pakaian, makanan, dan tempat tinggal. Akan tetapi konsumsi tersebut disesuaikan dengan syariah dalam Islam. Dalam penelitian ini, konsumsi untuk dijalan Allah Swt seperti pembayaran zakat, infaq dan sedekah, merupakan simpanan untuk kehidupan diakhirat (Kahn, 1983), oleh karena itu pengeluaran ini diluar variabel konsumsi.
Religious Commitment Merupakan tinggi rendahnya komitmen religius yang terdiri atas pandangan, sikap dan perilaku religius menurut diri sendiri. Religious commitment ini diukur dari kehadiran atau keterlibatan dalam kegiatankegiatan religius; Arti penting nilai religius dibandingkan dengan nilai materi; pendapat bahwa negara akan lebih baik bila orang-orangnya lebih religius; kebiasaan untuk selalu melakukan kewajiban religius, (Tjahjono, 2007).
Usia, Status pernikahan dan Jenis kelamin Faktor ini memberikan informasi karakteristik responden yang akan diteliti dalam beberapa penelitian diindikasikan bahwa faktor ini dapat mempengaruhi perilaku menabung seseorang.
Universitas Indonesia
10
Motif Menabung Motif menabung yang dilakukan seseorang terbagi menjadi 4 bagian yaitu, motif daur hidup, motif berjaga-jaga, motif warisan dan motif ibadah.
I.6
Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dan penelitian terdahulu yang akan dipaparkan pada bab II, maka dalam pembuatan hipotesis ini mengacu pada teori dan studi empiris Abdullah dan Majid (2002), bahwa selain pendapatan dan konsumsi terdapat faktor komitmen beragama (religious commitment) yang mempengaruhi perilaku menabung pada seorang muslim. Selain itu, Horioka dan Watanabe (1997), meneliti bahwa motif menabung seseorang dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraannya (secara materil), dimana motif ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu motif daur hidup, motif berjaga-jaga, motif warisan. Sehingga berdasarkan teoriteori tersebut diatas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: Hipotesis Ho : Konsumsi, pendapatan, Religious commitment, materialism, usia, marital status dan jenis kelamin tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku menabung. H1 : Konsumsi, pendapatan, Religius commitment, materialism, usia, marital status dan jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap perilaku menabung.
I.7
Metode Penelitian Untuk
menjawab
permasalahan
penelitian,
maka
digunakan
pendekatan kuantitatif yang diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, untuk penyusunan model ekonometri. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data primer melalui kuesioner dari responden yang
Universitas Indonesia
11
dipilih secara random pada beberapa orang muslim yang memiliki pendapatan. Analisis data jawaban responden secara deskriptif dan dengan uji hipotesis. Digunakan model ekonometri dengan menggunakan model multinomial logit dan uji wald (untuk mengukur tingkat signifikansi setiap variabel bebas terhadap variabel terikat), dengan dibantu oleh software spss ver.15., maka model yang akan digunakan adalah sebagai berikut: ln(p1/p0) = Z1 = a1+γ11I+γ12C+ γ 13AGE1+ γ 14AGE2+ γ 15MARSTAT+ γ 16SEX+ γ 17RC+ γ 18M ln(p2/p0) = Z2 = a2+γ21I+γ22C+ γ 23AGE1+ γ 24AGE2+γ 25MARSTAT+ γ 26SEX+ γ 27RC+ γ 28M Untuk rumus 1 kategori besarnya menabung dengan kriteria kurang dari atau sama dengan Rp.300.000,- per bulan, rumus 2 besarnya menabung antara Rp.300.001,- sampai dengan Rp.800.000,- per bulan. Dimana sebagai pembanding dalam perilaku menabung adalah menabung lebih dari Rp.800.000,- per bulan dalam bentuk apapun. Adapun variabel I adalah pendapatan, C adalah konsumsi, AGE adalah Usia, MARSTAT adalah status pernikahan, SEX adalah jenis kelamin, RC adalah Religious Commiment dan M adalah motif.
I.8
Sistematika Penulisan Dalam tesis ini terdiri dari 5 bab, dimana sistematika penulisan setiap bab akan diuraikan sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan, pada bab ini akan dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, kerangka pemikiran, hipoitesis, metode penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab 2 Teori Penunjang, akan dijelaskan teori yang berkaitan dengan masalah perilaku menabung, pendapatan, perilaku konsumsi, religious commitment. Serta pemaparan penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam pembuatan tesis.
Universitas Indonesia
12
Bab 3 Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh penulis dalam melakukan dan menganalisis data serta menjawab pertanyaan penelitian. Bab 4 Analisis dan Pembahasan, mengggambarkan hasil dari pengumpulan data, dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bab 5 Kesimpulan dan Saran, merupakan kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan, serta saran penelitian.
Universitas Indonesia