BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan dapat menjadi pelopor pengelolaan keuangan secara syariah. Hal ini dapat terlihat potensi yang ada di Indonesia seperti jumlah penduduk muslim terbesar, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, serta sumber daya alam yang melimpah. Berdasarkan penilaian Global Islamic Financing Report (GIFR) 2011 Indonesia menduduki peringkat keempat yang memilki potensi dan pengembangan perekonomian syariah dibawah Iran, Malaysia, dan Saudi Arabia. Selain itu Indonesia juga di proyeksikan menduduki
peringkat
pertama
berdasarkan
pada
aset
keuangan
syariah,jumlah perbankan syariah, dan pertumbuhan sukuk yang terus meningkat.Saat ini perkembangan syariah di Indonesia berbeda dengan negara-negara islam lainya seperti Malaysia,Iran, dan Arab yang bertumpu pada sektor keuangan serta dominannya peran pemerintah, dimana Indonesia didasarkan pada Market Driven dan dorongan Bottom Up yang bertumpu pada sektor Riil. Selain itu di Indonesia kewenangan untuk mengeluarkan kebijakan keuangan syariah terpusat pada Dewan Syariah Nasional (DSN) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang merupakan institusi independen. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang pelaksanaanya berdasarkan hukum Islam. Pembentukan sistem ini
1
berdasarkan adanya larangan dalam agama islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman ( riba ), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha – usaha dengan kategori dilarang (haram). Pada sistem perbankan konvensional tidak mampu menjamin hal-hal tersebut dalam investasinya, seperti misalnya usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain. Bank Syariah bisa berkembang cepat dan diterima oleh masyarakat Indonesia karena penduduk Indonesia sebagian besar (90%) beragama Islam dan di dalam Islam ada larangan tentang riba. Al Qur‟an menurunkan larangan riba dalam beberapa tahap : Pertama : Surat (30) Ar Rum ayat 39 Firman Allah SWT :
wamaa aataytum min riban liyarbuwa fii amwaali alnnaasi falaa yarbuu 'inda allaahi wamaa aataytum min zakaatin turiiduuna wajha allaahi faulaa-ika humu almudh'ifuuna “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
2
orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya). “(QS. Ar-Rum/30: 19) Berdasarkan surat Ar-Rum/30:19 diatas, bahwa riba yang diambil tidak akan menambah pada sisi Allah, melainkan hanya zakat yang mampu menambah pahala bagi setiap hambanya. Kedua : Surat (4) An Nisa‟ ayat 160-161 Firman Allah SWT:
fabizhulmin
mina
alladziina
haaduu
harramnaa
'alayhim
thayyibaatin uhillat lahum wabishaddihim 'an sabiili allaahi katsiiraan
wa-akhdzihimu alrribaa waqad nuhuu 'anhu wa-aklihim amwaala alnnaasi bialbaathili wa-a'tadnaa lilkaafiriina minhum 'adzaaban aliimaan “Maka
disebabkan
kedzaliman
orang-orang
Yahudi,
kami
haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi manusia dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah
3
menyediakan orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An-Nisa‟/4: 160-161) Didalam (QS. An-Nisa‟/4: 160-161) telah jelas bahwa orang-orang yang memakan harta dengan cara yang bathil salah satunya dengan memakan riba, maka telah disediakan siksa yang pedih bagi orang-orang kafir tersebut. Ketiga : Surat (3) Ali Imran ayat 130 Firman Allah SWT:
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa ta/kuluu alrribaa adh'aafan mudaa'afatan waittaquu allaaha la'allakum tuflihuuna “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan.” (QS. Ali-‟Imran/3: 130) Dalam (QS. Ali-‟Imran/3: 130) Allah telah berfirman bahwa bagi kaum beriman jangan pernah memakan riba agar memperoleh keberuntungan di dunia maupun di akhirat.
4
Keempat : Surat (2) Al Baqarah ayat 275-279 Firman Allah SWT :
alladziina ya/kuluuna alrribaa laa yaquumuuna illaa kamaa yaquumu alladzii yatakhabbathuhu alsysyaythaanu mina almassi dzaalika bi-annahum qaaluu innamaa albay'u mitslu alrribaa wa-ahalla allaahu albay'a waharrama alrribaa faman jaa-ahu maw'izhatun min rabbihi faintahaa falahu maa salafa wa-amruhu ilaa allaahi waman 'aada faulaaika ash-haabu alnnaari hum fiihaa khaaliduuna “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli
dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di 5
dalamnya” Berdasarkan surat Al Baqarah ayat 275-279, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, karena orang yang mengambil riba seperti orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Dosa riba dalam Islam, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “ Satu dirham dari riba yang dimakan oleh seseorang dan ia tahu itu (riba), maka lebih besar disisi Allah daripada berzina tiga puluh enam kali “(HR. Imam Ahmad dan Ath Thabrani dishahihkan oleh syaikh Al Al Bani didalam shahihul jami‟) Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “ Riba itu memiliki tujuh puluhan pintu, yang paling ringan adalah seperti seseorang yang menggauli ibunya sendiri “ (Hadist ini dishahihkan syaikh Al Al Bani di shahihul jami‟). Adapun dampak negatif riba diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Diantara dampak inflator yang diakibatkan oleh bunga sebagai biaya uang. 2. Hutang, rendahnya tingkat pendapatan dari seorang peminjam dan tingginya biaya bunga, maka akan menjadikan peminjam tidak bisa keluar dari ketergantungan, terlebih lagi apabila bunga atas hutang tersebut dibungakan 3.
Riba merupakan pendapatan yang didapat dengan tidak adil. Para
6
pengambil riba menggunakan uangnya untuk memerintah orang lain agar berusaha mengembalikan, misalnya 25% lebih tinggi dari jumlah yang dipinjamnya Pada awalnya eksistensi perbankan syariah dalam sistem perbankan nasional didasari oleh kesadaran & kebutuhan Umat Islam yang ingin menjalankan aktifitas ekonomi sesuai tuntutan agama serta mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat luas dan sejak saat itu mulailah berdiri Bank Syariah di Indonesia yang ditandai dengan berdirinya : (1) Tahun 1998; UU No.10/98; Perbankan Syariah, Bank Konvesional diperbolehkan membuka Cabang Syariah. (2) Tepatnya pada tanggal 29 April 2000 BNI Syariah membuka 5 kantor cabang syariah sekaligus di kota-kota potensial, yakni : Yogyakarta , Malang , Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin . (3) Pada bulan Agustus dan September 2004, BNI Syariah membuka layanan BNI Syariah Prima di Jakarta dan Surabaya . Layanan ini diperuntukan untuk individu yang membutuhkan layanan perbankan yang lebih personal dalam suasana yang nyaman. Selaku regulator, Bank Indonesia memberikan perhatian yang serius dan bersungguh – sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi oleh keyakinan bahwa perbankan syariah dapat membawa “ maslahat” bagi peningkatan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. 7
Pertama, bank syariah dekat dengan sector riil karena produk yang ditawarkan,
khususnya
dalam
pembiayaan,
yakni
menggunakan
underlying transaksi di sector riil yang dampaknya lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua, tidak terdapat produk – produk yang bersifat spekulatif ( gharar )sehingga mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan global. Secara makro, perbankan syariah mampu memberikan daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional. Ketiga, sistem bagi hasil ( profit-loss sharing ) yang menjadi ruh perbangkan syariah akan membawa manfaat yang lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan, pengusaha selaku debitur maupun pihak bank selaku pengelola dana. Sampai dengan Oktober 2013, perbankan syariah telah mempunyai jaringan sebanyak 11 Bank Umum Syariah ( BUS ),23 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 160 BPRS, dengan total jaringan kantor mencapai 2925 kantor yang tersebar di hampir seluruh indonesia (Tabel 1.1) Akselerasi pertumbuhan perbankan syariah yang lebih tinggi dari pertumbuhan perbankan nasional berhasil meningkatkan porsi perbankan syariah dalam perbankan nasional menjadi 4,0%. Jika tren pertumbuhan yang tinggi
industry perbankan syariah tersebut dapat dipertahankan,
maka porsi perbanka syariah diperkirakan dapat mencapai 15%-20% dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.
Tabel.1 Perkembangan Kelembagaan dan Kinerja Perbankan Syariah Indonesia
8
Indikator BUS UUS BPRS Jaringan Kantor Aset (Milliar) DPK ( Milliar) PYD (Milliar)
2008 5 27 131 1069 51,249 37,828 39,455
2009 6 25 138 1258 68,212 53,522 48,473
2010 11 23 150 1763 100,258 77,64 70,19
2011 11 24 155 2101 148,987 117,51 105,331
2012 11 24 155 2380 149,321 116,871 106,532
2013* 11 23 160 2925 213,75 174,43 180,3
*Posisi Bulan Oct 2013 (Sumber Bank Indonesia)
Persaingan yang terjadi dalam perbankan syariah tidak hanya terjadi pada bank-bank nasional saja, namun bank-bank asing pun saat ini telah memasuki pada konsep syariah. Sehingga, bank-bank syariah nasional yang ada harus lebih inovatif terhadap produk-produk yang ditawarkan kepada nasabah jika ingin tetap bertahan ditengah munculnya para pesaing baru. PT. BNI Syariah didirikan untuk menjawab tantangan akan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap perbankan yang bernuansa Islami. Dengan demikian masyarakat Indonesia dapat menabung dengan tenang dan tidak ada kekhawatiran akan adanya Riba. Dibandingkan dengan
para
pesaingnya, PT BNI Syariah
mempunyai pangsa pasar di Indonesia yang lebih besar dari pesaing. PT. BNI Syariah dalam bidang perbankan syariah selalu menjaga dan meningkatkan posisi tersebut. Secara nasional PT. BNI Syariah mempunyai struktur organisasi yang modern dan didukung oleh staf yang berkualitas. Keunggulan bidang teknologi perbankan yang sangat canggih telah menjadikan PT BNI Syariah sebagai perusahaan perbankan yang kuat yang akan mampu menghadapi setiap tantangan yang semakin
9
kompleks setiap tahunnya. Sebagai bagian dari perbankan nasional, PT. BNI Syariah tetap mengedepankan pengalaman dan kerja sama jangka panjang dengan para nasabah di Indonesia dan terus selalu berusaha untuk menjadi leader dalam menghasilkan produk-produk perbankan syariah. Hal ini di lakukan dengan memproduksi dan memasarkan aneka produk perbankan syariah baik produk pembiayaan maupun penyimpanan dana serta terus memberikan Service Excelent terhadap nasabah. Salah satu jenis pembiayaan yang dimiliki BNI Syariah yakni adanya fasilitas pemberian Griya iB Hasanah (Pembiayaan Kepemilikan Rumah) dimana saat ini kemampuan masyarakat di Indonesia untuk membeli rumah secara tunai masih kecil, namun permintaan untuk memiliki rumah semakin besar. Berdasarkan pernyataan Ketua Umum Persatuan Perusahaan Perumahan Indonesia (REI) Eddy Hussy, pertumbuhan bisnis property di Tahun 2014 terus tumbuh meski hanya sebesar 10%, karena salah satu faktor penyebabnya adalah tahun politik. Oleh karena itu, PT. BNI Syariah memberikan kemudahan untuk memiliki rumah dengan fasilitas pembiayaan tersebut pada masyarakat luas yang berlandaskan syariat islam dimana saat ini masih banyak masyarakat yang menggunakan perbankan konvensional. Dalam mengambil kebijakan strategis setiap bank syariah perlu menganalisis lingkungan baik berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Hal ini dilakukan agar dapat menentukan peluang maupun ancaman terhadap bank syariah. Dari hasil analisis tersebut perusahaan
10
dapat mendiagnosis lingkungan dan mampu mengambil kebijakan strategis berdasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Setelah mengamati beberapa masalah-masalah yang ada diatas serta didasari juga berbagai pertimbangan maka dalam penulisan ilmiah ini
penulis
mengambil
judul,
Strategi
Pemasaran
“Pembiayaan
Kepemilikan Rumah Bank Syariah” Studi Kasus PT BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dinyatakan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana strategi pemasaran pembiayaan kepemilikan rumah Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa dalam menghadapi persaingan bisnis perbankan?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
Untuk mengetahui dan menganalisis strategi
pemasaran Pembiayaan Kepemilikan Rumah oleh Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa di Surabaya.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai 11
pihak
terutama
pada
manajemen
Bank
BNI
Syariah
Surabaya
Dharmawangsa. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Bagi Penulis Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dalam memahami berbagai strategi pemasaran yang digunakan khususnya pada Bank Syariah. b. Bagi Kalangan akademik / STIESIA Hasil penelitian mampu digunakan oleh mahasiswa untuk dikembangkan lebih lanjut atau sebagai bahan acuan penelitian mengenai strategi pemasaran berbasis Bank Syariah. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi BNI Syariah Pihak manajemen mampu memanfaatkan hasil penelitian sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, serta mendapatkan strategi yang cocok bagi kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
b. Bagi Investor Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. 12
1.5.
Ruang Lingkup Penelitian Pada tulisan ini, penulis hanya membahas bagaimana Strategi Pemasaran “Pembiayaan Kepemilikan Rumah” yang ada di BNI Syariah Surabaya Dharmawangsa.
13