1
Bab 1
Bagaimana Menerima Baptisan Roh Kudus
Karunia Kristus yang terbesar bagi para pengikutnya adalah kepenuhan Roh Kudus yang penuh kuasa. Sementara Dia berdiri dengan sekumpulan muridmurid_nya di Bukit Zaitun, tepat sebelum kenaikkan-Nya ke Surga, kata-kataNya adalah, “Nantikanlah Janji Bapa ‘yang’ Dia katakan, ‘telah engkau dengar dari padaKu. Bahwa Yohanes akan (Kisah Rasul 1:4-5) Setelah menyampaikan perkataan ini, Tuhan terangkat ke Surga, dan murudmuridNya kembali ke Yerusalem. Mereka naik ke kamar loteng atas seperti yang telah diperintahkan Yesus kepada mereka, dan di sana mereka menantikan Roh Kudus yang mulia itu. Mereka meluangkan sepuluh hari dalam doa dan penyembahan. Kemudian, tiba-tiba Roh Kudus turun ke atas mereka. Dia datang dalam bentuk lidah-lidah api dan hembusan angin kencang. KehadiranNya memenuhi rumah tempat mereka menanti dan mempercayai, dan mereka semua mulai berkata-kata dalam bahasa lidah seperti yang diberikan oleh Roh untuk mereka ucapkan. Karunia luar biasa yang mereka terima ini merevolusi hidup mereka dan membuat mereka berapi-api bagi Allah. Sekalipun mereka adalah orang awam biasa yang tidak terpelajar, mereka berangkat dan memberitakan pesan yang mengubahkan kehidupan banyak orang. (Kisah Rasul 4:13). Bagaimanakah sebetulnya sifat dari Baptisan Roh Kudus? Apakah alasannya yang bisa menyebabkan orang rindu untuk menerimanya? Apa yang akan dikerjakan oleh Baptisan Roh itu untuknya? Dalam halaman-halaman berikutnya, kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, memberikan anda alasan mengapa setiap orang Kristen harus menerima Baptisan Roh Kudus yang sangat luar biasa ini.
2
1. Kalau Kristus Dan Para Rasul Memerlukan Baptisan Roh Kudus, Maka Kitapun Memerlukannya Juga. Kristus, Putera Allah, turun dari Surga. Karena Dia telah mengosongkan diriNya dari kemuliaanNya dan menjadi manusia, Dia menundukkan diri kepada kelemahan manusia (Ibrani 5:7-9). Dalam perananNya sebagai Anak manusia, Ia perlu dibaptis oleh Roh Kudus. Karena itu, sebelum tindakan pertama dalam pelayanannya di hadapan publik mulai, Dia menerima Roh Kudus ketika Dia dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan (Matius 3:16). Kedua belas Rasul menerima Baptisan Roh Kudus di kamar loteng. Perempuan yang mengikuti Yesus menerima Roh Kudus (Kisah Rasul 1:14). Maria, ibu Yesus, yang oleh Roh Kudus mengandung Sang Jurus Selamat, menerima Roh Kudus. Saudara-saudara Kristus kandung juga menerima baptisan yang mulia ini. Masing-masing 120 orang dalam kamar loteng atas menerima Roh Kudus. Masing-masing 3000 orang yang mendengar Petrus berkotbah pada hari Pentakosta, diberikan janji akan karunia Roh Kudus (Kisah Rasul 2:37-39). Kalau semua orang-orang ini memerlukan baptisan Roh Kudus, maka anda dan saya pun memerlukan berkat ini juga.
2. Roh Kudus Memberikan Kuasa Untuk Bersaksi “Tetapi engkau akan menerima kuasa (Kisah Rasul 1:8). Hal pertama yang dipikirkan seseorang dalam mencapai kehidupan Kekristenan yang berkemenangan adalah perlunya kuasa. Kita memerlukan kuasa untuk bisa bersaksi secara efektif kepada orang lain dan menjalani fungsi utama kita sebagai orang Kristen. Tujuan Baptisan Roh Kudus adalah untuk memberikan kuasaNya kepada kita. Bukti yang paling menakjubkan akan kebenaran Kekristenan terletak dalam kehidupan dan kesaksian keduabelas murid. Sekumpulan nelayan sederhana yang menurut standar pemimpin agama pada zaman itu “tidak tahu apa-apa dan tidak terpelajar” (Kisah Rasul 4:13), mampu maju melawan perlawanan yang paling hebat sekalipun, dan bersama dengan Allah, menghadirkan kegerakan religious yang paling dashyat di sepanjang sejarah.
3. Roh Kudus Memberikan Kuasa Untuk Menjalani Kehidupan Kudus. “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam
3
Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatanperbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.” (Roma 8:1,2,13). Di sini kita diberitahu bahwa Roh Kudus memerdekakan kita dari hukum dosa dan maut. Tanpa Roh, segala usaha manusia untuk menjalani kehidupan kudus adalah sia-sia dan percuma. Ia tidak akan mampu menjalani hidup yang berkemenangan dengan kekuatannya sendiri. Ia akan gagal, lagi dan lagi, seperti yang digambarkan oleh Paulus dalam pengalaman dirinya sendiri dalam Roma 7. Memang kebenaran manusia sendiri adalah seperti kain yang kotor dalam pandangan Allah. Sekarang setiap orang Kristen memiliki Roh Kristus – sampai pada suatu taraf tertentu – kalau tidak, dia sama sekali bukanlah pengikut Kritus (Roma 8:9). Namun, pengalaman seperti yang diterima pada Hari Pentakosta mewakili sebuah takaran yang lebih penuh akan Roh Kudus. Dia menyertai orang percaya, tetapi sekarang Dia ada di dalam orang percaya. Roh Kuduslah yang memberi manusia kuasa untuk menjalani kehidupan yang kudus.
4. Roh Kudus Adalah Penghibur Yang Akan Tinggal Untuk Selamanya “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,” (Yohanes 14:16) Roh Kudus adalah Penghibur yang telah datang untuk tinggal di dalam kita untuk selamanya. Alangkah luar biasanya pemikiran ini! Roh Kudus yang penuh kemuliaan ini, yang bergerak di atas kegelapan menjelang fajar pada waktu Penciptaan dan yang membuat terang bercahaya, datang untuk tinggal, bukan untuk satu hari, satu bulan atau satu tahun, tetapi untuk selamanya! Sejuta tahun mulai dari sekarang juga, Dia masih akan menyertai kita untuk menuntun, menghibur kita, dan memberikan kita persekutuan yang kekal dengan Allah. Segala berkat materi maknanya akan pudar jika dibandingkan dengan Penghibur yang luar biasa ini! Kenikmatan dunia ini hanya bisa memberi kepuasan sementara saja, tetapi kehadiran Roh Kudus yang berdiam membuat segala kenikmatan duniawi tidak ada artinya jika dibandingkan! Kepenuhan Roh Kudus yang penuh kemuliaan adalah satu-satunya perkara yang dapat sepenuhnya memuaskan roh manusia. Manusia dijadikan sedemikian rupa untuk tidak bisa lengkap hanya dengan dirinya sendiri. Dalam jiwanya, ada sebuah kehampaan rohani. Jika belum diduduki oleh Allah, pada akhirnya akan dipenuhi dengan yang jahat (Lukas 11:24-26).
4
5. Roh Kudus Akan Menghidupkan Tubuh Kita Yang Fana “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” (Roma 8:11). Kita tahu bahwa kesembuhan Ilahi bisa dikerjakan oleh kuasa Roh. “Kuasa Tuhan hadir untuk menyembuhkan” Tujuan kuasa Allah lebih dari sekedar kesembuhan. Di dalamnya termasuk kesehatan Ilahi seperti yang dinyatakan oleh 3 Yohanes 2:“Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.” Rasul itu juga menambahkan bahwa Roh yang sama yang telah membangkitkan Kristus dari kematian telah diberikan kepada orang percaya untuk menghidupkan tubuhnya yang fana. Dalam hal ini, perhatikanlah Rasul itu tidak berbicara mengenai kebangkitan yang akan datang nanti, dia sedang berbicara mengenai menghidupkan tubuh jasmani. Sebagaimana yang ditunjukkan dalam konteks ini, dia sedang menguraikan tentang kehidupan yang kita hidupi saat ini. Masa kebangkitan belum lagi tiba, tetapi sementara ini, Roh akan menghidupkan tubuh jasmani kita, supaya kita beroleh kekuatan yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang telah menjadi panggilan Allah bagi kita,
6. Roh Kudus Akan Menuntun Kita Ke Dalam Seluruh Kebenaran “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” (Yohanes 16:12-13). Sejumlah denominasi yang menyangkal pengalaman Baptisan Roh Kudus telah bergeser kepada rasionalisme dan ketidakpercayaan. Mereka juga menyangkal kelahiran oleh anak dara, tanda-tanda mujizat, dan pengalaman kelahiran baru. Kesalahan-kesalahan ini tidak mengganggu mereka yang telah mengalami pengalaman Pentakosta. Barangsiapa yang telah menerima Baptisan Roh Kudus dalam hati nuraninya akan mengetahui Alkitab adalah Firman Allah! Tentu saja seorang percaya akan menerima Roh Kudus dan masih dapat berbuat salah. Dia masih mungkin berbuat salah, karena Allah tidak pernah mencabut kehendak bebas manusia (1Timotius 1:19-20, 2 Timotius 2:17-18), tetapi jika atau kalau dia menyerahkan dirinya kepada pimpinan Roh, Roh Tuhan akan menjaga dia dari kesalahan fatal.
5
7. Roh Kudus Akan Menolong Kita Berdoa Secara Supranatural “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” (Roma8:26) Kita tidak perlu dibaptis dalam Roh Kudus untuk bisa berdoa. Karena Allah begitu murah hati dalam kuasaNya yang menginsafkan akan menolong bahkan orang berdosa untuk berdoa seperti pemungut cukai itu (Lukas18:9-14). Seperti yang sudah kita lihat, seorang petobat baru memiliki suatu takaran Roh dan akan mampu menerima banyak jawaban doa. Namun demikian, ada sesuatu yang jauh lebih dalam yang bisa dialami oleh seseorang dengan Roh. Ketika kepenuhan Baptisan dalam Roh datang, dan kita berserah kepadanya, kita akan menemukan Roh Allah di dalam kita akan bersyafaat, menolong kita untuk berdoa dan mendapatkan jawaban bahkan untuk masalah yang paling sukar sekalipun. Seperti yang dinyatakan dalam ayat tersebut di atas, tidak satupun di antara kita tahu bagaimana seharusnya kita berdoa, tetapi jika diijinkan, Roh Allah akan “bersyafaat bagi kita dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan.” Rasul Paulus menyatakan kepada kita bahwa dia kadang-kadang berdoa dengan Roh dan ada kalanya dia berdoa dengan pengertiannya sendiri (1 Korintus 14:14-15).
8. Apakah Baptisan Roh Kudus Itu Terjadi Pada Waktu Pertobatan? Memang benar sebaiknya tidak ada penundaan antara pertobatan dan menerima Roh Kudus jika ada iman, jika seseorang mengetahui apa yang Alkitab ajarkan dan jikalau ada kelaparan yang sesungguhnya bagi Allah. Catatan mengenai Kornelius menerima Baptisan Roh Kudus di rumahnya merupakan contoh yang bagus (Kisah Rasul 10:44-48). Banyak persiapan rohani yang telah terjadi di rumah tersebut, termasuk doa dan puasa. Hasilnya adalah orang-orang ini dipenuhi dengan Roh, bahkan Petrus ketika dia berkotbah. Biasanya ada jangka waktu, betapapun singkatnya, antara pekerjaan Roh sebagai hasil dari keselamatan dan yang dari kepenuhan Roh Kudus.
I. Kristus Mengajar Bahwa Orang Percaya Harus Meminta Roh Kudus. Ini Merupakan Pengalaman Selanjutnya Untuk Menjadi Anak Allah. “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anakanakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada
6
mereka yang meminta kepada-Nya.” (Lukas 11:13) Di sini Yesus sedang berbicara mengenai bapa dan anak. Dia berkata bahwa bahkan sebagai orang tua yang memberi makan kepada anak-anak mereka, Allah juga memiliki pemberian (karunia) yang baik untuk diberikan kepada anak-anakNya. Karunia yang terbesar adalah Roh Kudus. Cara yang biasa untuk menerima Roh Kudus adalah untuk meminta Dia untuk masuk. Setiap anak Allah menerima suatu takaran Roh pada waktu pertobatan. “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” (Roma 8:9). Akan tetapi ini masih belum kepenuhannya. Setelah kebangkitan, Kristus berkata kepada murid-muridNya, “Terimalah Roh Kudus.” Pastinya mereka telah menerima suatu takaran Roh, tetapi masih belum baptisan yang penuh, sebab hal tersebut tidak diberikan sampai pada hari Pentakosta (Kisah Rasul 2:4). Pengalaman yang diterima pada waktu Pentakosta merupakan “sungai air kehidupan” yang diutarakan oleh Yesus dalam Yohanes 7:37-39. “Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.” (Yohanes 7:37-39).
II. Pada Waktu Mengucapkan Selamat Tinggal, Kristus Menyampaikan Kepada Murid-Muridnya Untuk “Menantikan Janji Yang Dari Bapa.” Murid-murid adalah orang-orang yang telah menerima keselamatan. Ketika ketujuh puluh murid kembali dengan sukacita karena mereka telah mengusir roh jahat, Yesus menyatakan kepada mereka untuk tidak bersukacita mengenai kuasa tersebut, melainkan bersukacita karena nama mereka tercatat di Surga (Lukas 10:20). Namun, belum satupun dari murid-muridNya yang mengalami Baptisan Roh Kudus pada waktu itu. Yesus berkata, “Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kataNya -- “telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” (Kisah Rasul 1:45). Sudah jelas Baptisan dalam Roh Kudus adalah sesuatu yang terjadi menyusul setelah keselamatan. Kitab Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa dalam gereja Apostolik, Baptisan Roh Kudus biasanya mengikuti setelah pertobatan.
7
III. Filipus, Seorang Penginjil Yang Berangkat Ke Samaria Dan Memberitakan Kristus Kepada Orang-Orang. Dia sangat sukses, dan ada banyak pertobatan dan kesembuhan. Filipus mengadakan baptisan air, dan sejumlah besar orang-orang dibaptis. Para petobat ini sekarang telah menerima keselamatan, orang percaya yang telah lahir baru, sebab seperti yang dideklarasikan oleh Yesus dalam Amanat Agung, “barangsiapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan.” Mereka telah selamat, tetapi perhatikan: Orang-orang Samaria masih belum menerima Baptisan Roh Kudus, (baca: Kisah Rasul 8:14-17). Kita diberitahu bahwa Roh Kudus masih belum turun kepada salah seorang pun dari mreka. Petrus dan Yohanes, yang memiliki pelayanan Roh yang khusus, kemudian berangkat ke Samaria dan berdoa bersama dengan mereka yang telah diselamatkan dalam pemberitaan Injil itu. Mereka menumpangkan tangan atas orang-orang tersebut, dan mereka menerima Roh Kudus. Dari pernyataan fakta yang sederhana itu, sudah jelas bahwa kepenuhan Roh Kudus adalah sebuah pengalaman biasanya terjadi setelah pertobatan.
IV. Paulus Menerima Roh Setelah Pertobatan Pengalaman Paulus sangat penting. Dia menerima suatu pertobatan yang menakjubkan di perjalanan menuju Damsyik (Kisah Rasul 9:8-17). Namun dia belum menerima Roh Kudus pada waktu itu. Hal ini terjadi tiga hari kemudian ketika seorang murid yang bernama Ananias datang ke tempat dia tinggal. Ananias tidak hanya berdoa bagi kesembuhan Paulus, tetapi juga untuk kepenuhan Roh Kudus. Pada hari itu Paulus menerima keduanya. Jadi kita melihat bukti demi bukti bahwa pengalaman menerima Roh Kudus terjadi setelah pertobatan.
V. Paulus mengajarkan bahwa Baptisan Roh Kudus mengikuti pertobatan Ketika Paulus datang ke Efesus, dia bertemu dengan beberapa murid. Pertanyaannya yang pertama adalah,”Sudahkah engkau menerima Roh Kudus sejak engkau percaya?” Tiap terjemahan menunjukkan bahwa Paulus tahu yaitu bahwa Roh Kudus tidak otomatis turun atas seseorang pada waktu ia percaya. Jikalau demikian, Paulus tidak akan pernah mengajukan pertanyaan yang demikian. Ketika Rasul itu mengetahui bahwa mereka belum menerima Roh Kudus, dia menyampaikan kepada mereka apa yang diajarkan Yohanes mengenai pengalaman tersebut dan menumpangkan tangan atas mereka, dan mereka menerima.
8
Tentu saja, seperti yang sudah kami sampaikan, setiap orang yang bertobat kepada Kristus telah menerima Roh Kudus dalam suatu takaran tertentu (1 Korintus 12:3, Roma 8:9). Tuhan menegaskan perbedaan antara kehadiran Roh Kudus dalam keselamatan dan apa yang setelah itu akan diterima muridmuridNya, ketika Dia berkata, “sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:17) Yang berikutnya adalah sungai kehidupan yang Dia sampaikan dalam Yohanes 7: 37-38, yang akan diterima oleh mereka yang telah dipenuhi oleh Roh Kudus.
9
Bab 2
Berbicara Dalam Bahasa Lidah Apakah bukti pertama akan menerima Roh Kudus? Singkatnya, kita akan menerima kejadian-kejadian yang dicatat dalam Kitab Kisah Para Rasul dari orang-orang yang menerima Baptisan Roh Kudus. Firman Tuhan menyatakan dengan tegas bahwa bukti awal setelah menerima Baptisan Roh Kudus adalah berbicara dalam bahasa baru. 1.Kisah Rasul 2:4 berkata, “Maka penuhlah mereka [(120 orang Kristen termasuk ibu Yesus sendiri dan saudara-saudaraNya (Kisah Rasul 1:14)] dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” 2. Kisah Rasul 8:17 menunjukkan fakta bahwa Simon “melihat” bahwa mereka menerima Roh Kudus. Dibandingkan dengan ayat-ayat lainnya, satusatunya kesimpulan yang logis adalah dia melihat orang-orang mulai berkata-kata dengan bahasa baru pada waktu tangan diletakkan atas mereka. 3. Kisah Rasul 9:17 menyatakan kepada kita bahwa tangan diletakkan atas Paulus supaya dia menerima Roh Kudus. Kita tahu bahwa dia berbicara dalam bahasa roh, karena dia berkata, “Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.” (1 Korintus 14:18) 4. Kisah Rasul 10:46, berbicara mengenai orang-orang Kafir yang menerima Roh Kudus, menyatakan bahwa Petrus, “mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa roh.” 5. Kisah Rasul 19:6 menunjukkan kepada kita bahwa ketika Paulus menumpangkan tangan atas orang-orang Efesus untuk menerima Roh Kudus, “mereka berkata-kata dengan bahasa roh dan bernubuat.” Pertanyaannya bukan apakah orang-orang percaya akan berbahasa roh ketika mereka menerima Baptisan Roh, karena hal ini sudah jelas merupakan pola Alkitab. Pertanyaannya adalah, mengapa orang-orang percaya, ketika mereka menerima pengalaman ini, berbicara dalam bahasa-bahasa lain? Apakah tujuan Ilahi dari manifestasi ini?
10
Mengapa Berbahasa Roh Itu Penting Telah dikatakan bahwa sekalipun berbahasa roh itu Alkitabiah, hal ini tidaklah begitu penting. Kita sepakat bahwa jika sekedar bahasa roh yang akan diterima seseorang, maka pengalaman itu akan sedikit sekali maknanya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Paulus dalam 1 Korintus 13:1, “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.” Namun demikian, jika berbahas roh didahului atau disertai dengan datangnya Roh Kudus, maka hal ini merupakan hal yang sangat dashyat dan berharga. Kepenuhan Roh Kudus, ditambah dengan berbahasa roh, bukan merupakan sesuatu yang tidak berarti. Ini merupakan pengalaman yang penuh kemuliaan dan memuaskan yang dapat membangun dan memperkaya orang-orang percaya seumur hidupnya. Dalam bab ini, kita akan memperhatikan sejumlah tujuan orang percaya yang berkata-kata dengan bahasa roh. Kita hanya bisa membahas hal ini secara singkat. 1.Berbicara Dalam Bahasa Lidah Adalah “Istirahat” Dan “Penyegaran” Yang Dijanjikan Tuhan. “Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini Dia yang telah berfirman kepada mereka: “Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!” Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.” Yesaya 28:11-12) Roh Tuhan pastinya telah menyampaikan sesuatu yang sangat penting sekali ketika Dia berkata, “Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!” Sangat jelas ini merupakan referensi dari ayat sebelumnya, dan kata, “inilah,” mengacu kepada logat ganjil dan bahasa asing, yang mewakili “berbicara dalam bahasa lidah.” Namun, berbicara dalam bahasa lidah sendiri bukanlah mengapa ada “peristirahatan” dan “penyegaran.” Anda mengalami “peristirahatan” dan “penyegaran” karena Hadirat Roh Kudus di dalam diri anda dan berbicara melalui anda. Manifestasi ini dan Hadirat Roh Kudus yang sebenarnya menjadi berkat luar biasa, “peristirahatan” yang luar biasa dan “penyegaran” yang luar biasa. Ini merupakan bukti lain bahwa kepenuhan Roh Kudus disertai dengan berbahasa roh, karena yang berikutnya tidak mungkin “menyegarkan” jika tidak disertai dengan Hadirat Roh. Itulah sebabnya Petrus, pada hari Pentakosta dengan segera, ketika Gereja Mula-mula berada dalam aliran pengalaman Pentakosta yang dashyat itu, menyerukan kepada orang-orang Yahudi untuk bertobat dan menerima berkat dalam “waktu penyegaran…dari hadirat Tuhan.” “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,” (Kisah
11
Rasul 3:19) Biarlah jangan ada seorangpun yang mengecilkan pentingnya pengalaman berkata-kata dalam bahasa roh, sebab hal ini mengindikasikan Hadirat Roh Kudus, yang telah datang untuk membuat tempat kediamanNya di hidup orangorang percaya.
2. Dalam Amanat Agung, Kristus Berkata Bahwa OrangOrang Percaya Pasti Akan Berkata-Kata Dalam Bahasa Lidah. “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,” (Markus 16:15-17). Salah satu perikop yang paling penting dalam Alkitab adalah Markus 16. Perkataan Yesus kepada Gereja menyampaikan Amanat Agung. Ini adalah salah satu pesan-pesan terakhir dari Tuhan kita Yesus sebelum Dia kembali ke Surga. Pentingnya perkataan-perkataan ini telah secara umum diakui oleh Gereja sampai berabad-abad kemudian. Mari kita perhatikan dengan singkat beberapa keistimewaan dari Amanat Agung ini. Pertama, Gereja akan pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil kepada segala makhluk. Sekalipun sayangnya Gereja telah ketinggalan jauh di belakang dalam melaksanakan perintah ini, namun tetap saja hal ini secara umum mengakui penting dan perlunya menggenapi hal ini secepat mungkin. Berikutnya, Yesus memerintahkan Gereja untuk memuridkan segala bangsa – yaitu mereka yang mempercayai Injil akan menyelamatkan dan mereka yang menolaknya akan terhilang. Sejauh ini, Gereja Evangelical setuju dengan rencana atau panggilan Tuhan, tetapi ini bukanlah satu-satunya Amanat Agung. Pada waktu yang bersamaan, Kristus menyampaikan tentang tanda-tanda tertentu yang akan menunjukkan orang-orang percaya yang sesungguhnya. Beberapa di antaranya telah disebutkan dalam ayat 17, “mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,” Kesembuhan orang sakit dan mengusir setan adalah tanda yang akan mengikuti orang-orang percaya. Kita juga melihat “mereka akan berkata-kata dengan bahasa yang baru” termasuk di dalamnya. Karena Kristus menyertakan berkata-kata dengan bahasa roh dalam Amanat Agung-Nya, maka dengan tegas hal ini memerlukan perhatian terhadap pentingnya tanda tersebut.
12
3. Barangsiapa Yang Berkata-Kata Dengan Bahasa Roh “Berbicara Kepada Allah.” Dalam ayat ini Paulus menyatakan bahwa seseorang yang berkata-kata dengan bahasa roh itu sedang berbicara kepada Allah! Banyak orang heran dan bertanya-tanya tujuan Allah untuk berbicara dalam bahasa lidah. Ini adalah salah satu alasan, yang cukup, kalaupun hanya satu. Dia yang berkata-kata dengan bahasa roh sedang berkata-kata kepada Allah!
4. Orang Percaya Yang Berbahasa Roh Membangun Dirinya Sendiri “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.” (1 Korintus 14:4) Ini adalah salah satu pernyataan ini biasanya tidak dimengerti oleh manusia lahiriah. Dia mendengar seseorang berbahasa roh, dan dia tidak bisa melihat berkat apapun di dalamnya. Hal ini tidak mengherankan, karena Rasul Paulus menyatakan bahwa berkata-kata dengan bahasa lidah tujuannya memang bukan untuk membangun orang yang mendengar. Untuk alasan inilah, Paulus mengajarkan berbahasa roh di pertemuan jemaat tidak disarankan kecuali ada yang menafsirkannya (1 Korintus 14:6). Faktanya adalah berkata-kata dengan bahasa roh sejak awal tidak didisain untuk membangun pendengar, kecuali di kesempatan tertentu, Berkata-kata dengan bahasa lidah merupakan olah raga rohani yang didisain untuk membangun orang yang mengucapkannya. Paulus berkata, “Barangsiapa yang berkata-kata dengan bahasa roh ia membangun dirinya sendiri” (Ayat 4). Bahwa rasul itu tulus dalam pernyataan ini tercermin dalam kalimat berikut, “Aku bersyukur kepada Allah bahwa aku berbahasa roh lebih dari kalian semua.” Pada dasarnya sampai seseorang berbahasa roh, dia tidak akan dapat mengerti bagaimana hal ini dapat menjadi berkat bagi dirinya atau bagaimana ia dapat dibangun olehnya. Sekali ia menerima Roh Kudus, dia akan menemukan pengalaman yang mengandung berkat-berkat rohani yang melimpah di dalamnya. Ini merupakan pengalaman rohani yang tidak akan pernah dia lupakan.
5. Seseorang Bisa Berdoa Di Dalam Roh Melalui Bahasa Roh “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang
13
menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.” Roma8:26-27) Dalam ayat-ayat tersebut di atas, Rasul Paulus menyatakan kepada kita bahwa tidak satupun dari kita yang mengerti bagaimana seharusnya kita berdoa. Namun demikian, kita memiliki sahabat yang penuh kuasa di dalam Roh Allah, Yang kalau diijinkan, pasti akan bersyafaat “bagi kita dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” Selain itu, Roh Allah selalu mengetahui pikiran Allah, sehingga Dia akan senantiasa berdoa sesuai dengan kehendak Allah. Bukanlah suatu kebetulan bahwa janji yang luar biasa dalam Roma 8:28 mengikuti janji yang ditemukan dalam Roma 8:26. Janji ini berbicara mengenai Roh Kudus sebagai pendoa syafaat di dalam kita. Dengan Roh Kudus yang berdoa melaui kita, segala sesuatu akan tunduk untuk berkerja demi kebaikan kita. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)
6. Bahasa Roh Adalah Sebuah Karunia Bagi Gereja/Jemaat Selain dari penggunaan bahasa roh untuk pribadi, yang lainnya adalah tujuan bahasa roh di dalam gereja, walaupun tidak semua orang percaya yang memanifestasikan karunia itu di tempat umum. Sebelum bisa dipergunakan di tengah umum, bahasa roh haruslah lebih dahulu dipergunakan secara pribadi. Karunia Roh Kudus memang sangat diperlukan. Kita tidak boleh membiarkan karunia ini berhenti bekerja di dalam Gereja, walaupun karunia ini harus dikerjakan sesuai dengan tuntunan yang diuraikan dalam 1 Korintus 14. Manifestasi karunia ini membantu meneguhkan umat-umat Allah dan membimbing mereka dalam mempersiapkan diri menyambut kedatangan Kristus.
14
Bab 3
Bagaimana Caranya Menerima Roh Kudus Dalam bab pertama, kami menyebutkan bahwa Rasul Paulus berkata kepada orang-orang di Efesus, “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus sejak engkau percaya?” Orang-orang Samaria menerima setelah mereka percaya dan dibaptis. Paulus menerima Kristus dalam perjalanan menuju Damsyik dan dipenuhi Roh tiga hari kemudian. Tidak diragukan lagi bahwa Baptisan Roh Kudus memang dimaksudkan secara khusus bagi orang percaya, mereka yang telah bertobat dan mengambil Kristus sebagai Juru Selamat, bahkan sementara Petrus berkotbah pada hari Pentakosta. “Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masingmasing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” (Kisah Rasul 2:38-39). Janji baptisan ini tidak hanya bagi mereka dan anak-anak mereka, tetapi juga bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.Di sinilah pertanyaan yang penting itu muncul. Apakah seseorang setelah dia diselamatkan harus mencapai suatu tingkat kekudusan tertentu atau sejumlah perbuatan baik sebelum dia bisa menerima Roh Kudus? Sejumlah orang beranggapan bahwa secara lahiriah seseorang harus berubah sesuai dengan sejumlah nilai standar tertentu yang semena-mena dan berubah-ubah telah ditetapkan sehingga ia bisa dipenuhi oleh Roh Kudus. Faktanya adalah seseorang menerima Roh Kudus bukan karena dia memiliki pencapaian rohani yang luar biasa. Dengan menyampaikan bahwa seseorang harus mencapai standar tertentu bisa menyebabkan orang itu menarik diri dari sumber yang olehnya dia bisa menjalani hidup yang berkemenangan. Juga kita harus sangat berhati-hati dalam menilai orang lain, karena mereka mungkin masih belum memiliki pengertian yang sama seperti yang kita miliki dalam segala hal. Sekali lagi, kita tidak boleh lupa bahwa seorang yang muda usia Kekristenannya tidak akan bisa berkembang terlalu jauh dengan cara memperbaiki atau bergumul untuk melawan cobaan si jahat, berharap menjadi cukup baik dengan kekuatan mereka sendiri. Mereka harus menyerahkan diri mereka sepenuhnya kepada Tuhan, dan mempercayai Dia untuk bekerja di dalam mereka oleh RohNya halhal yang mreka sendiri tidak sanggup mengerjakannya, sebab segala upaya kita hanyalah akan menghasilkan pekerjaan daging (Galatia 5:19-21). Kegagalan dalam memahami hal ini telah menyebabkan ribuan orang tidak bisa menerima kepenuhan Roh. Mereka memiliki perasaan jauh dalam lubuk hati
15
mereka bahwa mereka belum cukup mencapai ukuran kekudusan atau kerohanian untuk menerima Roh Kudus. Kebenarannya adalah bahwa Roh Kudus adalah sebuah pemberian/karunia, dan jika kita berusaha demi memperolehnya, maka ini bukanlah sebuah karunia/ pemberian. Kristus menyimpulkan hal ini ketika Dia berkata dalam Lukas 11:13, “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anakanakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya!” Kadang-kadang keinginan terlalu berhati-hati atau bersikap teliti sebenarnya dapat menyebabkan sejumlah orang terhalang untuk menerima. Mereka ingin sungguh –sungguh sepenuhnya yakin bahwa mereka sudah cukup kudus, dan perasaan ini tidak hanya bisa tetapi inilah yang memang yang menghalangi iman mereka. Allah berkata Dia akan “mencurahkan RohNya atas segala makhluk,” bukan hanya atas mereka yang sempurna. Allah memberikan Roh Kudus kepada umatNya pada hari Pentakosta. Bagian-Nya dalam hal ini sudah selesai. Roh Kudus siap datang atas setiap bejana yang akan menerima Dia. Dia datang bukan karena kita telah tiba dalam suatu pencapaian yang tinggi. Dia masuk karena Dia ingin menyediakan kita jalan yang olehnya kita bisa terus maju lebih lagi menuju panggilan dan sasaran kita yang lebih tinggi.
Persiapan Untuk Menerima Roh Kudus Namun, apa yang sudah kami katakan ini bukan berarti lalu persiapan untuk bisa menerima Roh Kudus tidak lagi dibutuhkan. Berasumsi merupakan kesalahan yang sama parahnya dengan kesalahan lain. Ada persyaratan di balik setiap janji di dalam Alkitab untuk bisa digenapi. Ada persyaratan untuk menerima keselamatan, untuk menerima kesembuhan, dan ada persyaratan untuk menerima Baptisan Roh Kudus. Apa saja persyaratannya? Ada prisip dasar yang berlaku dalam menerima janji berkat Allah apapun. Satu hal, kita tidak boleh menganggap remeh Allah kita. Roh Kudus diberikan kepada mereka yang di dalam hatinya mengasihi Allah lebih dari segala apapun juga di dunia ini. Allah tidak bisa menempati kedudukan yang nomor dua dalam kehidupan seseorang. Sangat penting bagi seorang kandidat baptisan Roh Kudus untuk menerima sejumlah instruksi mengenai tujuan Roh Kudus dalam hidupnya. Petobat baru selalu memerlukan pengajaran. Kalau memberi instruksi kepada orang yang mau menerima keselamatan dan kesembuhan dianggap penting, maka mereka yang rindu menerima Roh Kudus juga memerlukan instruksi juga.
16
Menghasilkan Buah Pertobatan Mereka yang sepernuhnya rindu menerima Roh Kudus harus sepenuhnya bertobat dari dosa mereka. Petrus berkata kepada orang-orang dalam kotbahnya di hari Pentakosta. “Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masingmasing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kisah Rasul 2:38). Orang-orang mungkin tidak memiliki kemenangan atas seluruh kebiasaan buruk mereka, tetapi mereka bisa menghentikan kesukaan mereka atasnya. Dalam hati masing-masing orang, dia bisa berpaling dari apa yang dia tahu adalah jahat. Barangsiapa yang masih mengasihi dunia ini masih belum siap untuk menerima Roh Kudus; sebaliknya, dia harus menjadi kandidat untuk pertobatan. Yohanes Pembaptis memberitakan baptisan pertobatan dan menyatakan kepada orang-orang untuk mempersiapkan diri bagi Dia yang akan datang pada waktu itu, yaitu Dia yang akan membaptis mereka dalam Roh dan api. “Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.” (Lukas 3:16) Yohanes kemudian lebih lanjut lagi memberikan instruksi kepada orangorang, mendemonstrasikan jalan menuju pertobatan. Dia menyampaikan kepada mereka untuk membagikan berkat-berkat materi kepada orang miskin (Lukas 3:11). Dia mengharuskan para pemungut cukai menghentikan cara kerja mereka yang licik dan “jangan mengambil lebih dari yang diwajibkan bagimu.” (Ayat 13). Dia memerintahkan para prajurit untuk “Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu.”
Mempersiapkan Jalan Tuhan Yohanes malahan menyampaikan lebih jauh lagi. “seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” (Lukas 3:4). Ada yang namanya mempersiapkan jalan bagi TUhan. Untuk melakukan hal ini, seseorang harus rela mempersiapkan hatinya. Allah berkata kepada Raja Yosafat, “Namun masih terdapat hal-hal yang baik padamu, karena engkau menghapuskan tiang-tiang berhala dari negeri ini dan mencari Allah dengan tekun.” (2 Tawarikh 19:3) Sangatlah penting bahwa Yohanes Pembaptis, yang adalah seorang pengkhobah pertama mengenai Baptisan Roh Kudus, menekankan dengan keras bahwa orang-orang harus mempersiapkan jalan mereka di hadapan Tuhan. Manusia tidak bisa mengubah sifat mereka sendiri, tetapi mereka bisa bertobat
17
dari dosa-dosanya. Ini bukanlah hanya sekedar mampu menjadikan diri anda lebih baik; tetapi hal yang penting adalah bahwa ada kerinduan yang lebih dalam untuk mendekat kepada Allah. Yakobus berkata, “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!” (Yakobus 4:8). Allah sedang mencari orang-ornag yang sungguh-sungguh menginginkan Dia, bukan hanya berkat-berkat-Nya saja.
Menerima Roh Kudus Degan Instan Tentu saja kita tahu dan mengajar bahwa orang-orang bisa dan pasti bisa langsung menerima Roh Kudus dengan instan. Ketika hati mereka siap, berkatpun bisa datang tanpa tertunda. Demikianlah yang terjadi sewaktu kebangunan rohani yang terjadi pada zaman Hizkiah. “Hizkia dan seluruh rakyat bersukacita akan apa yang telah ditetapkan Allah bagi bangsa itu, karena hal itu terjadi dengan tak disangka-sangka.” (2 Tawarikh 29:36). Ini adalah rencana Allah, jika ada hati yang lapar, untuk menerima langsung. Ketika Paulus bertobat di perjalanan menuju Damsyik, dia diijinkan untuk menjalani tiga hari tiga malam dalam doa. Itu merupakan saat-saat untuk menyelidiki hati dan mempersiapkan kesanggupannya untuk menjalani kehidupan baru yang ada di hadapannya. Ketika Tuhan memerintahkan Ananias untuk pergi dan menumpangkan tangan atasnya, inilah alasan yang Tuhan berikan yaitu supaya ia boleh menerima Roh Kudus, “Lihat, dia sedang berdoa.” Ketika tangannya diletakkan atas Paulus, dia menerima Roh Kudus saat itu juga. Ketika malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Kornelius untuk memberikan kepadanya instruksi mengenai jalan untuk menghampiri Allah, dia berkata, “Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.”(Kisah Rasul 10:4). Kornelius telah mempersiapkan hatinya, dan ketika firman diberitakan, Roh Kudus turun atas seisi rumah tangganya. Sangatlah penting jiwa manusia yang terbuka untuk menerima Roh Kudus sebelum perhatiannya terfokus atas berkata-kata dengan bahasa roh.
Perbedaan Antara Pengalaman Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru Sekarang baiklah kita mempertimbangkan dua perbedaan utama antara pengalaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam hal menerima Roh Kudus. Yang pertama disebutkan oleh Kristus dalam Yohanes 14:16-17: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
18
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” Dari ayat ini, kita bisa melihat bahwa murid-murid memiliki Roh sebelum Pentakosta. Yohanes 20:22 mendeklarasikan bahwa Yesus “Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.””. Tidak diragukan lagi, sebelum peristiwa ini, mereka telah memiliki Roh Kudus dalam takaran tertentu. Namun, masih belum takaran yang penuh. Roh Kudus ada menyertai mereka, tetapi pada hari Pentakosta, Dia datang dan tinggal di dalam mereka. Ketika Dia datang, sifatnya bukan hanya sementara seperti yang terjadi pada zaman Perjanjian Lama, tidak juga hanya sampai kematian, tetapi untuk selamanya!
Perbedaan Lainnya – Berkata-Kata Di Dalam Bahasa Lain Perbedaan penting lainnya antara menerima Roh Kudus di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah berkata-kata di dalam bahasa lain. Pengalaman yang terakhir ini secara khusus diperuntukkan bagi orang-orang kudus Perjanjian Baru. Yesaya telah melihatnya dari jauh dan mendeklarasikannya sebagai sesuatu yang sangat luar biasa. Kami mengutip perkataannya lagi. “Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini Dia yang telah berfirman kepada mereka: “Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!” Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.” (Yesaya 28:11-12) Di sini nabi Yesaya sudah dari jauh melihat berkata-kata dengan bahasa lidah yang akan mengikuti baptisan dan yang akan menjadi “penyegaran” yang akan memberikan “tempat istirahat bagi yang lelah.” Bahasa ini menunjukkan kepada kita bahwa ini adalah sesuatu yang sungguh penting. Berkata-kata dengan bahasa lain bukan saja merupakan tanda, ataupun sesuatu yang sekedar ditambahkan kepada baptisan; bahasa ini merupakan bagian yang esensial dari Baptisan Roh Kudus. Seseorang mungkin saja menerima Roh seperti di dalam Perjanjian Lama tanpa berbicara di dalam bahasa roh, tetapi artinya dia belum menerima baptisan yang penuh. Sebenarnya ada dua fase yang penting dalam baptisan Roh Kudus.
Bagian Yang San gat Penting Banyak individu yang telah menerima pengurapan Roh yang luar biasa, tetapi meskipun demikian kalau mereka masih belum s e p e n u h n y a
19
ditenggelamkan, yang mereka perlukan hanyalah sejumlah instruksi untuk menundukkan lidah mereka. Sering kali terjadi, ketika instruksi yang baik diberikan, dalam waktu beberapa menit saja orang-orang ini meluap dengan bahasa yang sangat jelas, sekalipun mereka telah begitu lama menantikan baptisan ini selama bertahun-tahun. Namun demikian, instruksi yang sama bagi seorang petobat baru yang sangat terbatas pengertiannya mengenai kehendak Allah untuk kehidupannya mungkin saja lebih memilih untuk memperoleh kereta sebelum kudanya. Sangat penting membuat hal ini menjadi nyata bagi petobat baru. Dia harus mengetahui makna dari baptisan dan harusnya mengembangkan sebuah kelaparan yang sesungguhnya dalam hatinya untuk hal ini, sebelum dia didorong terlalu cepat. Seperti Paulus, ketika kita menangkap sekilas gambaran Surga, maka seperti pepatah berkata,” Perkara duniawi anehnya akan pudar, di dalam terang kemuliaan dan anugerahNya”. Barulah kita akan siap untuk baptisan. Memang benar, ketika kita siap, tidak perlu ada penglihatan (Habakuk 2:3). Sebagaimana dengan segala berkat rohani, sangat penting hati kita dipersiapkan untuk menerima pengalaman ini.
Kesimpulan 1.Allah tidak terbatas dengan waktu dan tempat atau oleh metode apapun juga ketika Dia mencurahkan Roh-Nya. Penumpangan tangan ternyata merupakan metode yang paling umum di zaman para Rasul. Demikian juga, dalam masa Perjanjian Lama, metode yang sama dipergunakan. Musa menumpangkan tangan atas Yosua supaya dia menerima Roh Kudus (Ulangan 34:9). 2.Doa dan menyelidiki hati dianggap sebagai langkah-langkah penting sebelum menerima Roh Kudus. Ke 120 murid “semua terus…di dalam doa dan permohonan” (Kisah Rasul 1:14). Para Rasul berdoa bagi orang-orang Samaria sebelum menumpangkan tangan atas mereka (Kisah Rasul 8:15). Doa dan puasa yang dikerjakan Kornelius naik seperti sebuah menara peringatan bagi Allah sebelum akhirnya malaikat diutus untuk memberi instruksi, yang olehnya kemudian Roh Kudus turun ke atas seisi rumah tangganya (Kisah Rasul 10:2-4). 3. Kami tidak mengabaikan fakta bahwa banyak yang menerima sangat sedikit instruksi khususnya di hari-hari terakhir ini. Namun, kami diberitahu untuk “tidak sembarang menumpangkan atas siapapun”. Orang yang munafik seperti Simon, tukang tenung, seharusnya bisa dikenali dan dihapuskan atau kalau tidak dituntun kepada pertobatan, sebelum tangan diletakkan atas mereka (Kisah Rasul 8:18-24). 4. Ketika persyaratan rohani yang sederhana dan alkitabiah telah dipenuhi, boleh dilakukan penumpangan tangan atas orang yang akan menerima baptisan ini dan mereka akan bisa menerimanya saat itu juga. 5. Sebagai pemikiran terakhir, sejumlah orang telah berbahasa lidah dan menerima pengurapan Roh Kudus yang relatif ringan. Alasannya mungkin karena iman mereka lemah, atau mungkin saja karena mereka tidak memiliki
20
kelaparan yang mendalam di dalam hati mereka untuk Roh Kudus. Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” (Matius 5:6). Kalau hati kita lapar akan kepenuhan Allah, pasti akan mkita pasti akan dipuaskan.
21
Bab 4
Berdoa Dengan Roh Oleh David J.Du Plessis – Dikutip Dari Roh Memimpin Aku Pergi “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru” (Yesaya 40:31). “Menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- “telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” (Kisah Rasul 1:4-5). “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” (Roma 8:26) “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.” (1 Korintus 14:2). “Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.”( 1 Korintus 14:14-15) “Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.” (1 Korintus 14:5). “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.” (1 Korintus 14:4) “Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.” (1 Korintus 14:12) “Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.” (1 Korintus 14:19) “Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.” (1 Korintus 14:18). Ya bahkan sepuluh ribu kata-kata. Bagaimana mungkin seseorang membangun Jemaat/Gereja kecuali dia sendiri telah dibangun? Sudah jelas, Paulus mengetahui rahasia “membangun
22
dirinya” dengan berbahasa roh. Inilah sebabnya dia bisa membangun Jemaat dengan pewahyuan, dengan pengetahuan, dengan nubuatan dan pengajaran (1 Korintus 14:6). Dia berkata: “Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi.” (Kisah Rasul 22:17). Inilah sungguh-sungguh dimaksud berdoa di dalam Roh. Petrus juga berdoa di dalam Roh. “kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa.” (Kisah Rasul 10:9). “Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi.” (Kisah Rasul 11:5). Itulah awal permulaan Gereja/Jemaat orang Kafir (di luar Yahudi). Ini merupakan langkah pertama terhadap misi Kekristenan. Berdoa dalam Roh ini juga yang membawa Petrus pada ketaatan terhadap Amanat Agung: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Matius 28:19). Sampai dia berdoa di dalam Roh di atas rumah di Yope, dia telah memberitakan Injil “kepada orang Yahudi saja” (Kisah Rasul 11:19). Dari ayat firman di atas, sudah menjadi jelas bagi anda bahwa kebutuhan yang sangat besar untuk berdoa dan bernyanyi dan menyembah di dalam Roh telah terpenuhi ketika engkau berbicara, menyanyi atau berdoa dengan bahasa roh. Inilah yang sebenarnya disebut berdoa di dalam Roh.“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yohanes 4:23) “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkatakata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” (Yohanes 16:13-14) Apakah anda rindu memuliakan Kristus? Apakah anda rindu mengenal pikiran Kristus? Apakah engkau rindu untuk mengetahui perkara-perkara yang akan datang? Maka, ijinkanlah Roh Kudus melakukan jalanNya dan ijinkan Dia berdoa dalam diri anda dan melalui anda dalam berbagai “bahasa asing,” sebab anda selalu berkata-kata dan berdoa dengan bahasa roh “seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” (Kisah Rasul 2:4).
Pengakuan Yang Sungguh-Sungguh Hamba Tuhan, misionaris, dan lainnya telah datang kepadaku dan menyampaikan sesuatu seperti: “Dulu sekali aku telah menerima baptisan Roh Kudus. Waktu itu aku berbicara dalam bahasa roh hanya sedikit, hanya sebagai tanda saja.” (1 Korintus 1:22), tapi setelah itu tidak lagi. Sekarang aku tidak mengalami manifestasi Roh yang lebih dalam lagi. Aku belum mengenal kepenuhan yang meluap-luap yang seharusnya aku alami. Apakah ini disebabkan karena aku tidak terus berdoa dalam bahasa roh?”
23
Terus terang, memang itulah penyebabnya. Anda telah mengabaikan rahasia doa dan menyembah di dalam Roh. Anda telah berdoa “dengan akal budi” dan intelektual anda telah begitu aktif, tetapi roh anda telah kelaparan karena anda gagal berdoa “dengan roh”. Sungguh sangat membangun untuk berdoa dan bernyanyi “dengan roh” di saat teduh pribadi anda. Ya, bahkan anda bisa berdoa dalam bahasa roh kepada Allah (1 Korintus 14:28). Anda telah gagal membangun diri anda, dan sekarang anda merasa tidak mungkin untuk bisa membangun Jemaat dengan “tafsiran bahasa roh” seperti yang anda rindukan, juga dengan nubuatan dan manifestasi Roh lainnya. Bukankah ini telah menjadi kenyataan umum yang diterima bahwa bahasa roh dianggap sebagai karunia yang paling kecil dari semua karunia?” Ya, mungkin saja. Betapa lebih lagi anda harusnya memulai dari manifestasi ini? Sekali anda melakukannya, yang lain akan mengikuti. Berdoa dengan bahasa roh akan membangun anda sehingga anda akan segera mampu membangun Jemaat. Dia harus membangun anda dulu, barulah kemudian Jemaat melalui anda.
Sebuah Peringatan Serius Apakah semuanya adalah nabi? (1 Korintus 12:29). Tentu saja tidak. Tetapi, “Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan.” (1 Korintus 14:31). (lihat juga ayat 24 – jika semuanya bernubuat) “Apakah semuanya berbahasa roh?” (1 Korintus 12:30). Tidak, tidak di dalam gereja, tetapi Rasul itu mencatat: “Aku berharap engkau semua berbahasa roh” (1 Korintus 14:5). “Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.” (ayat 18). “Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, (ayat 23). Semua boleh berbahasa roh dalam saat teduh pribadi mereka, tetapi hanya dua atau tiga di dalam gereja (1 Korintus 14:27). “Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.” (1 Korintus 12:31) – bukan karunia yang lebih unggul. Tidak ada cara lain untuk bisa membangun Jemaat, tetapi dengan manifestasi karunia melalui berbagai-bagai anggota dalam tubuh bagi perkumpulan orang kudus. Orang-orang percaya yang berkumpul harus “merindukan” bahwa Roh akan memanifestasikan karunia yang terbaik. Roh yang satu dan sama mengerjakan semuanya ini, membagi-bagikannya kepada masing-masing orang seperti yang Dia kehendaki (1 Korintus 12:11). “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.” (1 Korintus 13:1). Karena, ada orang yang berkata untuk menjauh dari bahasa roh. Apakah memang begitu? “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
24
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.” (ayat 3) . Karena itu apa artinya kita harus menjauh dari tindakan kebaikan dan badan amal? Oh tentu tidak, justru itulah yang membuktikan kasih Kristus dalam diri kita. Jika demikian mengapa berkeberatan dengan karunia lidah? Bagaimana kalau anda berkata-kata dengan karunia lidah dan bahasa malaikat dan memiliki kasih? Maka anda akan menjadi alat yang menyuarakan Tuhan. Karunia lidah adalah milik anda, jika anda adalah milik Kristus dan mengasihi Dia dengan segenap hatimu dan segenap pikiranmu (Matius 22:37). Engkau juga harus mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri (ayat39). “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.” (1 Yohanes 3:16).“Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh.” (1 Korintus 14:39). “Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: “Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka.” (Yudas 1:17-18). “Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.” (Yudas 1:16). Ini adalah mereka yang memisahkan diri, sensual [atau kedagingan, 1 Korintus 2:14], Akan tetapi kamu, saudarasaudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.” (Yudas 17-20). “dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putusputusnya untuk segala orang Kudus,” (Efesus 6:18). “Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.” (Roma 8:27) Saya menyarankan agar semua hamba Tuhan, misionaris dan semua anggota jemaat sungguh-sungguh mencari suatu perjumpaan dengan Kristus, sang Pembaptis yang penuh kuasa, untuk Baptisan di dalam Roh Kudus (Matius 3:11 dan Kisah Rasul 1:5). Maka, ketika anda mulai berkata-kata dengan bahasa lain, sebagaimana yang diberikan oleh Roh untuk diucapkan (Kisah Rasul 2:4), teruslah menyembah Dia di dalam Roh dan kebenaran, sehingga anda bisa dibangun sampai kehidupan dan pelayanan anda sepenuhnya dipersembahkan untuk membangun Jemaat/Gereja. Janganlah berhenti berdoa dengan karunia lidah. Jangalah melarang berdoa dengan karunia lidah.
25
Bab 5
Roh Memimpin Aku Pergi Menurut ayat yang kita baca dalam Kisah Rasul, sangat jelas dari awal permulaannya, yang memotivasi Gereja adalah Roh Kudus. Dalam gerakanNya yang berkuasa penuh dan tidak dapat ditebak, Roh Kudus memberi tuntunan yang berbeda untuk setiap keadaan. Gereja Mula-mula, dalam ketaatan mutlak kepada-Nya mengikuti setiap petunjuk-Nya. Kita mendapati Filipus, salah satu diaken, yang terpencar dengan anggota-anggota Jemaat lainnya, berkotbah di Samaria. Orang yang ditunjuk untuk mengurus keuangan sekarang tiba-tiba menjadi penggerak kebangunan rohani. Atau mungkin kita menyebutnya seorang misionari? Dalam Kitab Kisah Para Rasul, kita temukan bahwa mereka semua “pergi ke mana-mana untuk memberitakan Injil.” Ini adalah satu hal yang tidak satupun orang gagal melakukannya. Tidak ada pertanyaan mengenai pentahbisan di sini. Pertanyaan yang ada hanyalah mengenai dipenuhi dengan Roh dan menemukan kesempatan untuk bersaksi. “Tapi,” ada yang bilang, “mereka mengalami aniaya.” Ya, dan seorang pemimpin agama yang terkenal, Saulus dari Tarsus, adalah kepala dari penganiayaan ini. “Dia membinasakan gereja,” tetapi semakin dia menganiaya mereka, semakin mereka memperluas gerakan mereka, dan Gereja bertumbuh, oleh kuasa Roh Kudus. Dia tidak dapat menghentikan Gereja, tetapi Tuhan dengan segera menghentikan dia. Saya yakin mereka telah berdoa untuk kelepasan dari penindas yang kejam ini. Suatu hari nanti, ketika kita berjalan di jalanan emas, saya ingin bertanya kepada orang-orang kudus itu bagaimana mereka mendoakannya. Mungkin saja yang ada dalam pikiran mereka waktu itu Tuhan akan membiarkan Saulus mati. Menurut saya hampir tidak mungkin mereka mendoakan pertobatannya, karena ketika hal itu terjadi, mereka tidak mempercayainya, dan selama bertahun-tahun dia tidak diterima. Saulus adalah pemimpin dari rombongan yang merajam Stefanus. Ini adalah diaken lainnya yang telah menjadi seorang pengkotbah yang dashyat, bukan karena dipilih atau ditunjuk oleh Gereja, tetapi karena pelayanan yang diberikan Kristus kepadanya dan untuk hal itulah Allah menempatkan dia dalam Gereja. Stefanus dengan setia mengikuti Tuhannya dan berdoa, “Bapa ampunilah mereka.” Allah menjawab doa ini. Dia mengampuni Saulus dari Tarsus dan menempatkan atasnya beban pelayanan yang telah dikerjakan oleh Stefanus. Namun, untuk bisa melakukannya, Tuhan menangkapnya di tengah perjalanan menuju Damsyik. “Manusia lama”, Saulus dari Tarsus mati, dan sebuah “ciptaan baru,” Rasul Paulus, dilahirkan dari Roh. Di bawah pelayanan seorang murid yang rendah hati dan hampir tidak terkenal di Damsyik, Paulus menerima Roh Kudus. Dia tidak lagi memberi perintah.
26
Sekarang dia menjalani perintah dari Roh Kudus. Dia bahkan tidak bisa kembali untuk mengunjungi orang-orang yang bertobat dalam pelayannya di tempattempat yang telah dia layani dengan sukses. Mengapa tidak? Dia “dilarang oleh Roh Kudus,” dan ketika dia memutuskan untuk memilih arahan lain, “Roh Kudus tidak mengijinkan mereka.” Roh Kuduslah yang mengatur strategi di gereja. Dia ingin menjangkau seluruh dunia. Dia bergerak atas segala makhluk. Dia mencari orang yang mau berserah kepada-Nya, sehingga Dia dapat mamnifestasikan DiriNya melalui mereka dan oleh pekerjaan-pekerjaan dan mujizat yang dashyat akan membawa laki-laki dan perempuan kepada Kristus. Kita berpikir mengenai Roh di dunia ini. Kita telah melihat perubahan besar yang Dia kerjakan dengan mendobrak pembatas antara Yahudi dan orang-orang Kafir di rumah Kornelius. Sekarang, kita telah tiba saatnya Dia mendobrak pembatas antar daerah geografis. Injil harus diberitakan di luar batasan Asia. Paulus mendengar apa yang sekarang dikenal sebagai panggilan orang Makedonia. Inilah yang mengubah arah pelayanannya dan juga arah tujuan Gereja Kristen. Dalam hal ini, bahkan mengubah haluan sejarah. Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa Gereja bergerak di mana-mana, atau dapat dikatakan Roh Kudus bergerak melalui Gereja. Ketika komunitas yang penuh dengan Roh Kudus bergerak dan bertindak, barulah ini yang namanya misi dan seluruh Gereja. Paulus dan Silas datang ke Eropa oleh pewahyuan Roh. Belum ada gereja di sana. Mereka bahkan tidak dapat menemukan orang Makedonia itu. Mereka tidak membuang waktu mencari orang tersebut. Mereka langsung berkotbah ke perkumpulan yang pertama mereka jumpai di tepi sungai. Dengan segera mereka ditangkap dan dibuang di penjaradengan punggung yang dipukuli. Dapat saya bayangkan Silas bertanya kepada Paulus apakah ia benar-benar mendapat penglihatan yang benar dari Roh. Apakah ia sungguh yakin bahwa Allah memang telah membawa mereka kemari? Biar saya pastikan bagi anda bahwa tuntunan oleh Roh tidak pernah menjamin kita akan lepas dari cobaan dan kesukaran. Dia tidak pernah membuat kita berputar balik; tetapi membawa kita tepat di tengahtengahnya untuk melewatinya. Dari pada mengeluh atau mempertanyakan tuntunan atau hikmat Allah, kedua tawanan ini berperilaku seperti orang bebas dan mulai menyanyi di tengah malam. Mereka menyanyi sehingga terjadi gempa bumi. Pintu-pintu penjarapun terbuka. Kepala penjara dan seisi rumahnya diselamatkan. Betapa bekerja bersama dengan Allah sangat menggetarkan jiwa! Pada generasi itu, ketika semua ini terjadi, saat itu sedang terjadi kemunduran moral di mana-mana. Setiap peraturan dari hukum moral dilanggar. Tingkat kesadaran hati nurani mereka sangat rendah. Di dalam dunia yang demikian, Gereja Kristus lahir. Namun, murid-murid tidak memiliki kekayaan, kedudukan social, tidak memiliki pangkat, tidak ada bantuan pemerintah dan tidak ada pertolongan dari lembaga manapun yang telah mapan. Mereka sendiri adalah kaum yang diremehkan dan lemah, tanpa pengaruh, tanpa kemampuan, tanpa pendidikan. Mereka bahkan tidak memiliki rumah ibadah satupun. Penguasa, adat istiadat dan masyarakat umum semua menentang
27
mereka. Mereka dicela, dicaci maki, dianiaya dan dapat berakibat penjara dan kematian, tetapi orang-orang Kristen pada zaman itu memiliki kuasa Roh Kudus yang tinggal dalam diri mereka. Dengan perlengkapan yang unik ini, mereka menghadapi dunia yang bermusuhan dan segala kekuatan kuasa kegelapan yang ganas. Mereka menaklukkan, dan dalam waktu 70 tahun, menurut perkiraan yang paling kecil, ada setengah juta pengikut Yesus Kristus. Dengan kata lain, dengan kuasa Roh Kudus atas Gereja, Gereja mengalami pertambahan jemaat lebih dari emat ribu kali lipat dalam waktu 60 tahun. Banyak cerita yang hampir serupa, seperti yang tertulis dalam Kisah Rasul, bisa ditulis mengenai Pergerakan Pentakosta di abad ke 20. Sebagai contoh, ijinkan saya menceritakan tentang negara yang baru-baru ini saya kunjungi. Di Brazil, Amerika Selatan, ada satu gerakan Pentakosta terbesar di dunia. Ini dimulai sekitar 50 tahun yang lalu ketika dua orang Amerika keturunan Skandinavia merasa terpanggil ke Brazil. Tidak ada badan misi yang mengutus mereka. Mereka berangkat dengan iman yang buta – sangat bodoh menurut ukuran standar zaman sekarang – tetapi mereka hanya terus memberitakan Yesus, sang Juru selamat, Penyembuh, Pembaptis yang dashyat dan Raja yang akan segara datang. Tidak lama kemudian mujizat kesembuhan pun terjadi. Ini menyebabkan banyak orang-orang Brazil bertobat. Kemudian, para petobat baru mulai memberitakan dan berdoa bagi yang lainnya. Lebih banyak mujizat mengikutinya, dengan cepat Injil menjangkau daerah pedalaman sampai ke seluruh negeri, gereja-gereja pun didirikan. Sekarang, ada kegerakan dengan sekitar 1500 gereja dan sebuah komunitas sekitar seperempatjuta. Namun demikian, saya harus menjelaskan, bahwa ini bukanlah satu-satunya pekerjaan Pentakosta yang dikerjakan di Brazil. Hampir pada waktu yang bersamaan ketika saudara-saudara dari Skandinavia datang ke sana, seorang Amerika keturunan Italia dari Chicago juga mendengar panggilan itu. Dia berangkat sendirian dan tidak mengetahui apa-apa tentang lainnya. Dia mulai dengan satu jiwa, kemudian satu keluarga dan kemudian satu jemaat. Sekarang, ada sekita 1500 gereja dengan masyarakat yang berjumlah sekitar seperempat juta. (Angka terakhir mencatat bahwa di sana terdapat lebih dari 2000.000 orang Pentakosta di Brazil). Kegerakan Pentakosta zaman modern lainnya yang juga luar biasa ditemukan di Italia. Banyak yang beranggapan bahwa ini merupakan tempat terakhir yang memungkinkan berdirinya sebuah gereja Pentakosta yang kuat. Selama salah satu kunjungan saya ke Roma, saya berbicara dengan para pemimpin gereja Waldensia. Mereka menyampaikan bahwa mereka telah sibuk bekerja di Italia selama berabad-abad dan hanya sedikit sekali mengalami kemajuan. Mereka menyebutkan bahwa dalam empat puluh tahun Pergerakan Pentakosta telah bertumbuh lebih dari Gereja Waldensia dalam empat abad terakhir. Saya mendapat kesempatan istimewa untuk menikmati beberapa pengalaman yang sangat menakjubkan di Italia selama hari-hari waktu penganiayaan masih terjadi. Saya melihat mereka menyembah di ruang bawah tanah yang gelap dan
28
kotor yang penuh sesak. Setelah Perang Dunia II, ratusan sidang jemaat kecil menjamur di seluruh negeri. Akhirnya di bawah undang-undang yang baru, pengadilan memberikan sebuah pengakuan dan kebebasan bagi Pergerakan ini. Sekarang ada sekolah Alkitab yang bagus dan banyak gereja dengan bangunan yang bagus didirikan. Saya harus membawa perhatian anda kepada sebuah fakta yang sangat menonjol mengenai pekerjaan di Italia. Mereka tidak pernah mengadakan kebaktian besar-besaran. Sebab hal ini dilarang undang-undang. Bahkan banyak yang dipenjara karena mengadakan pertemuan di rumah mereka. Sebenarnya, pekerjaan ini tumbuh dengan subur karena orang-orang bersaksi secara pribadi, dengan pendekatan satu orang bersaksi kepada seorang lainnya. Di sini sekali lagi, adalah bukti bahwa Roh Kudus tidak pernah harus menggunakan metode atau prinsip penginjilan yang sama. Ketika Dia bekerja, metode apapun akan berhasil karena ini bukanlah mengenai tehnik, tetapi kuasa Roh yang menjamin kesuksesan. Ketika saya berpikir mengenai hal ini, saya tidak bisa setuju dengan pendapat yang menyatakan bahwa Gereja di Cina dan negara lain di balik “tirai” telah lenyap. Dulu suatu kali di daratan Cina, gelombang kuasa Roh Kudus yang dashyat bermanifestasi di bagian Utara, Selatan dan Tengah negeri Cina. Selama bertahun-tahun, satu daerah bahkan tidak mengetahui apa yang terjadi di bagian daerah lainnya dari Negara luas yang penduduknya berjumlah ratusan juta. Mereka mungkin saja bergerak di bawah tanah seperti di zaman katakomba (bangunan bawah tanah), tetapi apakah Gereja terhapuskan? Tidak, saya tidak bisa mempercayai hal itu. Pintu alam maut tidak akan bisa menguasainya. Roh Kudus sedang bekerja, bahkan di tempat di mana setiap misionari telah disingkirkan. Penganiayaan tidak akan menghentikan kebangunan rohani. Sebaliknya aniaya kerap kali menghidupkan Gereja. Sekarang mari kita arahkan perhatian kita ke Kongo di Afrika Tengah. Pada tahun 1914, dua orang dari Inggris, William Burton dan James Salter, merasa terpanggil ke negara ini. Mereka harus mempelajari bahasa dari anakanak karena orang-orang dewasa lari melihat orang kulit putih. Dari sejak awal, mereka membuka sekolah-sekolah, yang masih tidak biasa pada zaman itu. Masih sangat sedikit misionaris yang peduli akan program pendidikan. Zaman sekarang sungguh berbeda, dan sekolah ada di mana-mana. Di Kongo, sekolah-sekolah pertama terbukti merupakan strategi Roh Kudus lainnya. Dia mengetahui segala kesudahan dari sejak awal, dan Dia merencanakan sesuai dengan itu. Dalam tahun-tahun terakhir ini, suatu kebangunan rohani yang besar dan belum pernah terjadi sebelumnya tiba-tiba berkobar. Ya, sekarang kita memiliki kebangunan-kebangunan rohani di atas gerakan Pentakosta, dan pergerakan ini sungguh-sungguh luar biasa. Kegerakan baru di Kongo dimulai suatu hari di sebuah sekolah di mana gurunya sedang berusaha menjelaskan kasih Allah kepada anak-anak. Roh Kudus bergerak. Guru itu diliputi oleh kasih Allah dan mulai menangis. Tiba-tiba, mereka menyadari bahwa orangtua mereka, yang
29
mereka kasihi, belum mengenal akan kasih Allah. Mereka berlari dari sekolah dan memohon kepada orang-orang yang mereka kasihi untuk menerima Yesus, Putera Allah, yang mengasihi mereka dan telah mati bagi mereka. Apa yang gagal dikerjakan oleh para misionaris dengan kotbah, anak-anak telah berhasil mengerjakannya lewat bersaksi. Kebangunan rohani ini menyebar dari sekolah sampai ke dalam rimba belantara. Pada perhitungan terakhir, saya mendengar bahwa 506 gereja baru telah dibuka dalam 18 bulan terakhir. Dari mana 506 gembala bisa ditemukan dalam waktu sesingkat itu? Roh Kudus telah mengurus semuanya ini ketika Dia memimpin para misionaris itu untuk merintis dengan sekolah-sekolah. Buku pelajaran utama di seluruh sekolah itu adalah Alkitab. Sekarang angkatan murid yang pertama telah bertumbuh dewasa dan menikah, dan ada tempat bagi pelayanan mereka. Kesaksian ini datang dari Kongo, tetapi setiap negara memiliki kisah tersendiri untuk diceritakan. Di dalam seluruh perjalanan saya, belum pernah ditemukan metode yang universal, sebuah tehnik umum atau sebuah system yang diakui yang olehnya Roh Kudus bekerja. Dia memiliki beraneka ragam cara yang gemilang, tetapi hanya ada satu aturan yang harus diingat – selalu ijinkan Dia melakukannya. Biarkan Roh Kudus memanifestasikan karuniaNya. Berjilid-jilid buku akan diperlukan untuk merekam banyak peristiwa awal mula pencurahan Pentakosta atas orang-orang Kristen yang berdoa di daerah Asia. Kisah Pandita Ramabai di India pastinya sudah banyak didengar orang sekarang. Ada ribuan jiwa di India sekarang dari Utara ke Selatan dan di Srilanka yang menikmati pengalaman Pentakosta, dan pergerakan ini boleh dikatakan banyak terjadi di kalangan penduduk asli atau pribumi. Di awal abad ini, sebuah keluarga berangkat dari Belanda ke Indonesia, dan segera suatu pekerjaan yang penuh kemuliaan itu berdiri. Yang lainnya datang dari Amerika, dan pelayanan mereka sangat berhasil dalam mendirikan banyak gerejagereja Kristen yang baru. Pada saat itu, kebangunan rohani menyebar hampir di semua pulau-pulau yang besar, dan pekerjaan itu pada akhirnya telah dikerjakan oleh penduduk asli. Pada saat ini, hampir setiap gereja Kristen di Indonesia menikmati pencurahan Pentakosta. Berita mengenai Baptisan Roh Kudus dibawa oleh penduduk asli dan orang-orang luar negeri ke setiap penjuru Negara-negara Asia. Tibet dan negara-negara yang berbatasan dengan Cina sangat berkobarkobar. Lalu, kita harus juga mengakui kepulauan Pasifik dan bersukacita dalam kebangunan rohani yang penuh kemuliaan di Filipina dan Malaysia. Sungguh, kegerakan Pentakosta abad ke 20 ini telah menyebar ke seluruh benua dan telah mencapai hampir semua pulau-pulau. Sebagai kesimpulan, biarkan saya menyatakan bahwa tidak ada yang labih penting selain dari pengenalan akan Roh Kudus, yaitu sebanding dengan apa yang digambarkan pada lembaran-lembaran Perjanjian Baru, yang bisa memenuhi janji-janji Tuhan mengenai Penghibur yang kedatanganNya adalah untuk membuat kepergianNya jauh lebih berguna. Dia berkata kepada murid-muridNya: “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi,
30
Penghibur itu tidak akan datang kepadamu.” Pada hari Pentakosta, Penghibur itu datang dan mengerjakan hal-hal yang memang telah Yesus katakan. Murid-murid mengerti bahwa Tuhan telah dipermuliakan, dan sesuai Yohanes 7:37-38; aliran sungai kehidupan akan mengalir dari kedalaman diri mereka. Mereka masih tetap biasa dalam sifat-sifat manusiawi mereka. Mereka masih memiliki kelemahankelemahan manusia, tetapi meskipun demikian, terdapat suatu perpaduan yang terus menerus antara yang supranatural dan natural. Ada sebuah lingkaran kemenangan mengenai segalanya sekalipun di tengah penganiayaan yang pahit. Allah ada menyertai mereka. Allah ada di dalam mereka. Sungguh, sang Penghibur telah datang. Kebalikan dari semua ini adalah kesamaran yang telah menyebar hampir di seluruh doktrin modern dan pengalaman Roh Kudus di kalangan orang Kristen. Dalam keadaan lain, hampir tidak mungkin Baptisan Roh Kudus disangkal entah sebagai sebuah krisis rohani bagi orang percaya atau kalau tidak disimpan sebagai berkat yang bisa diterima hanya cukup dengan iman saja, yang bersamaan dengan itu disertai peringatan terhadap perilaku emosional. Perkara-perkara yang benar nyata dan menawan telah disampaikan dan ditulis oleh para pemimpin Kristen zaman ini, tetapi ketika yang menjadi masalah utama adalah anggota-anggota gereja yang tidak memiliki kuasa, maka akan sangat sedikit yang bisa dicapai sampai anggota-anggotanya benar-benar dihidupkan dulu. Yang kita perlukan adalah setiap jemaat yang sungguh-sungguh telah menerima keselamatan, diikuti oleh setiap jemaat yang dibaptis Roh Kudus, yang akan menghasilkan setiap jemaat yang menginjil yang kembali akan menjungkirbalikkan dunia.
Langlah-Langkah Penting Untuk Menerima Keselamatan 1.MENGAKUI: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23).” Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!”(Lukas 18:13. Di bawah penerangan firman, engkau harus menyatakan bahwa engkau orang berdosa. 2. BERTOBAT : “… Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.”(Lukas 13:3). “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan…”(Kisah Rasul 3:19). Engkau harus melihat buruknya dosa dan kemudian bertobat dari segala perbuatan itu. 3.PENGAKUAN DOSA : “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes1:9). “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”(Roma 10:10). Akuilah dosamu kepada Allah.
4.MENINGGALKAN: “Baiklah orang fasik meninggalkanjalannya, dan
31
orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” (Yesaya 55:7). Menyesal karena dosa tidaklah cukup. Kita harus mau mengakhirinya sekali untuk selamanya. 5.PERCAYA : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16). “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma10:9). Percaya dalam pekerjaan Kristus di salib sudah genap. 6.MENERIMA : “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” (Yohanes 1:11-12). Kristus harus diterima secara pribadi masuk ke dalam hati dengan iman, kalau engkau rindu memiliki pengalaman Lahir Baru ini. (Full Gospel Businessman International). Jika engkau rindu menerima Yesus Kristus ke dalam jiwa dan kehidupanmu, mari berdoa: Bapa di Surga, Dan Bapa, tunjukkan kepadaku Aku bersyukur Engkau mengasihi aku. selangkah demi selangkah rencana yang Aku minta PuteraMu Yesus Kristus, sudah Engkau buat untuk hidupku. mari masuk dalam hidupku. Aku memberi hidup dan diriku Aku tahu aku telah berdosa dan kepadaMu. melakukan perbuatan yang tidak Aku menyembah dan memujiMu, berkenan di hadapanMu. pencipta dan Tuhanku. Aku minta ampunilah segala dosaAku akan terus bersyukur untuk dosaku dan tahirkanlah hidupku. pengorbanan PuteraMu di kayu salib Tolong aku untuk mengikut Engkau dan sehingga aku bisa beroleh hidup yang ajaranMu. kekal dengan Engkau. Lindungi aku dari Setan dan Iblis. Tolong aku untuk memenangkan orang Ajari aku untuk mengutamakan Engkau lain kepada Kristus. dalam seluruh pikiran dan tindakanku. Aku menantikan kembalinya Kristus Tolong aku mengasihi sesamu seperti untuk membawa aku ke Surga. Engkau telah mengasihi aku. Datanglah segera Tuhan Yesus, Amin.
Bagaimana Caranya Menerima Baptisan Roh Kudus 1. Anda harus lahir baru. Ini artinya meminta Yesus mengampuni dosa-dosa anda dan kemudian menerima pengampunan Allah, dengan mengetahui, “ Karena
32
semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” dan “Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.” (Roma 3:23 dan 10:13). 2. Kalau saat ini anda sudah menerima Kristus menjadi Juruselamat, Roh Kudus hidup di dalam anda. Yohanes 14:7; 1 Korintus 3:16; 6:19 3. Roh Kudus adalah seorang Pribadi dan akan berbicara sendiri jika anda mengijinkan Dia melakukannya. 4. Roh Kudus akan memakai bibir, lidah dan suara anda jika anda mengijinkan Dia–sama seperti waktu anda berkata-kata dengan bahasa Indonesia. 5. Ketika anda dipenuhi dengan Roh Kudus, dengan iman anda harus mulai untuk melakukan pengucapan. Kisah Rsul 2:4 berkata,”Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” 6. Menerima Kristus menjadi Juruselamat memerlukan suatu tindakan iman. Kesembuhan adalah hasil dari suatu tindakan iman. Berbahasa roh adalah suatu tindakan iman. 7. Ketika dengan iman anda mulai berbahasa roh, Roh Kudus akan memberi ucapan–kata-kata untuk diucapkan. Di situlah yang supranatural terlibat. 8. Setiap orang percaya diperintahkan untuk “penuh dengan Roh,” Efesus 5:18, bahkan juga ibu Yesus, Maria, dan saudara-saudara kandung Yesus. Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas (Matius 13:55), (Kisah Rasul 1:14) dan murid-muridNya menerima (Kisah Rasul 2:4). Menerima Roh Kudus adalah suatu keharusan.
9. Relaks. “Inilah tempat perhentian…”Yesaya 26:12
10. Roh Kudus adalah sebuah karunia. Kisah Rasul 8:20,2:38,39; 11:17; Lukas 11:13. Anda tidak mengemis atau bekerja demi menerima karunia. Anda tinggal menerimanya saja. 11. Mulailah hari anda setiap hari dengan berdoa dalam Roh untuk membangun diri anda–hal ini sama halnya dengan mengisi batere rohani anda. 1 Korintus 14:4,18 12. Terimalah sekarang, dengan menyembah Yesus dalam hatimu dan memperkatakan dengan iman di dalam bahasa-bahasa yang asing sebagaimana yang diberikan oleh Roh Kudus kepada anda untuk mengatakannya.
33
34